Sistem Informasi Simpan Pinjam Pada Koperasi Karyawan Holindo

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan Program Studi Sistem Informasi Jenjang Sarjana Fakultas Teknik & Ilmu Komputer

SEPTYAN NURCAHYO 1.05.06.264

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

i

dibidang jasa yang termasuk pada jenis koperasi simpan pinjam. Pada sistem yang berjalan petugas koperasi melakukan kegiatan pencatatan data anggota, data simpanan, data pinjaman, data angsuran dan data potongan pada buku besar. Dalam pembuatan laporan petugas mengalami kesulitan untuk memindahkan data transaksi setiap bulannya sehingga memerlukan waktu yang tidak sedikit. Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti bermaksud memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh Koperasi Karyawan Holindo.

Adapun metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan terstruktur yang menggunakan beberapa alat bantu dan teknik pengerjaan, seperti Flowmap, Diagram Konteks, dan Data Flow Diagram(DFD). Model pengembangan yang digunakan adalah model Prototipe. Prototipe merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat suatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai.

Sistem informasi simpan pinjam dibangun sebagai salah satu solusi pemecahan masalah yang dihadapi oleh Koperasi Karyawan Holindo dalam pengolahan data dan pembuatan laporannya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Koperasi Karyawan Holindo dan instansi yang terkait didalamnya.


(3)

ii

officers conducted recording data of member, deposit, loans, installment and its deduction on the ledger. In making the report the officer had difficulties to move the data transaction each month so it took more time. From the results of study conducted, the researcher intended to solve the problems which were faced by the Holindo’s Employees Cooperation.

The approach metode which was used in this study was a structured approach that uses several tools and working techniques, such as Flowmap, Diagram Context and Data Flow Diagrams (DFD). The development model used was the Prototype model. The prototype is a method in the development of systems that use the approach to create a program to quickly and gradually thus it could be evaluated by the user.

The information system of Savings and credits was built as one of the solutions to problems faced by Holindo’s Employees Cooperation in processing data and making the report. The results of this study are expected can be advantageous to the Holindo’s Employees Cooperation and related agencies there in.


(4)

iii Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur bagi Allah SWT, Tuhan yang menguasai segala kekuasaan dan pemiliki segala ilmu. Dengan sifat Maha Pengasih dan Penyayang-Nya memberikan keuasaan, ilmu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Atas Kehendak-Nya jualahAlhamdulillahirabbil‘alaminpenulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Sistem Informasi Simpan Pinjam Pada Koperasi Karyawan Holindo” disusun guna memenuhi syarat kelulusan dalam memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Selama penyusunan skripsi ini, tidak sedikit bimbingan dan bantuan dari semua pihak, maka dengan rasa tulus penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan semangat baik berupa material maupun spiritual.

1. Allah SWT, yang telah memberikan pertolongan, kemudahan dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer Indanesia.

3. Dr. Arry Akhmad Arman selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.


(5)

iv

5. Diana Effendi, ST., MT. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan masukan-masukan berharga kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Wahyuni, S.SI., MT dan Marliana, S.SI., M.SI selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi dan pembuatan program

7. Seluruh dosen pengajar yang telah memberikan ilmu kepada penulis mudah-mudahan ilmu yang diajarkan bermanfaat dan menjadi amal kebaikan.

8. Yang tercinta Bapak dan Ibu serta keluarga, yang selalu memberikan dukungan moral dan materil yang tiada terhingga serta untaian do’a yang tulus ikhlas dan penuh kasih sayang.

9. Seluruh staf PT. Holistic Indonesia, Bapak Jaki terimakasih atas bantuan dan kepercayaan yang diberikan kepada penulis.

10. Bapak Pefa dan teh Wiwid yang telah membantu penulis untuk melakukan penelitian pada Koperasi Karyawan Holindo.

11. Semua teman yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, teman seperjuangan Riyan, Indra, Rumy, Yusep serta teman-teman N.V.G.T.R dan MI-6 tetap berusaha.


(6)

v berharga bagi penulis.

Akhir kata penulis sampaikan bahwa ilmu yang bermanfaat akan menjadi penolong kita diakhirat. Meski jauh dari kesempurnaan, mudah-mudahan skripsi yang penulis susun ini dapat memberikan manfaat bagi diri penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin yaa robbal a’lamin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung, Agustus 2011


(7)

1 1.1. Latar Belakang Penelitian

Sekarang ini teknologi informasi berkembang dengan begitu cepatnya. Dari perangkat keras komputer, perangkat lunak dan teknologi komunikasi yang sering kita pakai. Sebuah organisasi atau perusahaan sangat membutuhkan teknologi informasi ini yang akan digunakan dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi dimasa yang akan datang. Untuk memacu kemajuan di bidang teknologi informasi ini, dituntut adanya suatu informasi yang cepat, tepat, dan akurat. Oleh karena itu, penerapan aplikasi komputer sangat diperlukan untuk mempermudah dan memperlancar proses sistem informasi yang ada sehingga dapat dihasilkan sistem informasi yang saling melengkapi dan juga dapat memudahkan para pengambil keputusan dalam memperoleh informasi secara cepat, tepat, dan akurat.

PT. Holistic Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang kesehatan dan sekaligus sebagai nama grup (Holding) dari semua perusahaan yang ada dalam kepemimpinan DR. Husen Ahmad. Perusahaan ini memiliki berbagai divisi antara lain; Rumah Sakit Holistic, Biomedicine, Indonesia Sehat, Pusdiklat Holistic, Planta Holistic, RS Karomah Holistic, dan Holistic Kampung Organic. Adapun produk-produk yang dijual merupakan obat-obatan, makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh pasien yang diproduksi secara alamiah tanpa proses kimia dengan mengutamakan bahan-bahan herbal atau tanaman herbal.


(8)

Disamping itu PT. Holistic Indonesia juga mempunyai koperasi yang dikelola oleh karyawan PT. Holistic itu sendiri, pada umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi atau SHU (Sisa Hasil Usaha) biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi. Pelayanan yang diberikan antara lain di bidang jasa simpan pinjam dan juga penjualan barang atau waserda (warung serba ada).

Gambar 1.1

Grafik Perolehan Koperasi Karyawan Holindo

Sumber : Koperasi Karyawan Holindo

Dilihat pada gambar 1.1 keuntungan yang diperoleh koperasi selalu mengalami kenaikan terutama dari USP (Usaha Simpan Pinjam), untuk saat ini pengolahan data yang dilakukan dengan menyimpan data anggota dan data transaksi dari transaksi simpanan, transaksi pinjaman dan angsuran yang diarsipkan. Pada proses pembuatan laporan, pegawai mengalami kesulitan karena

0,00 5.000.000,00 10.000.000,00 15.000.000,00 20.000.000,00 25.000.000,00 30.000.000,00 35.000.000,00

2008 2009 2010

Simpan Pinjam Waserda


(9)

harus memindahkan data transaksi satu persatu tiap bulan sehingga memerlukan waktu yang tidak sedikit.

Melihat dari latar belakang diatas, penulis melakukan penelitian dengan tema yang diangkat yaitu ”SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI KARYAWAN HOLINDO”.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang muncul dimana:

1. Sulit mengetahui data simpanan, pinjaman, angsuran dan potongan anggota perbulannya.

2. Proses pembuatan laporan dilakukan dengan mengumpulkan dan menggabungkan data-data dari rekap transaksi tiap bulannya sehingga memerlukan waktu yang tidak sedikit.

3. Kemungkinan terjadi kesalahan saat perekapan data yang harus dilakukan pengecekan secara berulang kali yang mengakibatkan kerugian pada pihak koperasi maupun anggota berupa materi serta kepercayaan kepada koperasi itu sendiri.

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah yang teridentifikasi, antara lain :

1. Bagaimana sistem informasi simpan pinjam yang sedang berjalan pada Koperasi Karyawan Holindo.


(10)

2. Bagaimana perancangan sistem informasi simpan pinjam yang baik dan dapat memberikan informasi secara cepat, tepat dan akurat pada Koperasi Karyawan Holindo.

3. Bagaimana implementasi perancangan sistem informasi ke dalam bahasa pemograman dalam pembuatan aplikasi dan databasenya.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun sistem informasi simpan pinjam yang dapat memberikan informasi secara cepat, tepat dan akurat pada Koperasi Karyawan Holindo.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah hasil akhir yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan.

1. Untuk mengetahui permasalahan sistem informasi simpan pinjam yang sedang berjalan pada Koperasi Karyawan Holindo.

2. Untuk merancang sistem informasi simpan pinjam yang baik dan dapat memberikan informasi secara cepat, tepat dan akurat serta mudah digunakan bagi Koperasi Karyawan Holindo.

3. Untuk mengimplementasikan perancangan sistem informasi kedalam bahasa pemograman sehingga menjadi suatu sistem aplikasi simpan pinjam pada Koperasi Karyawan Holindo.


(11)

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Praktis

Bagi Koperasi Karyawan Holindo dapat memberikan kontribusi yang positif dan dapat menerapkan sistem informasi yang dibuat, dan dapat memudahkan para pengambil keputusan dalam memperoleh informasi perusahaan secara cepat, tepat, dan akurat.

1.4.2. Kegunaan Akademis

Usulan penelitian ini diharapkan berguna bagi perkembangan bidang keilmuan khususnya keilmuan Manajemen Informatika dan juga menjadi bahan kajian serta pengembangan bagi mereka yang melakukan penelitian dengan pembahasan yang sama.

1.5. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar objek penelitian dapat terarah sesuai dengan yang dimaksud.

1. Sistem informasi meliputi input data anggota, proses transaksi (simpanan, pinjaman, angsuran, potongan), laporan (anggota, simpanan, pinjaman dan angsuran).

2. Jenis simpanan : pokok dan wajib 3. Pinjaman berupa uang.

4. Anggota dan petugas Koperasi Karyawan Holindo merupakan karyawan PT. Holistic Indonesia.

5. Jatuh tempo pembayaran sesuai kesepakatan anggota dengan pihak koperasi. 6. Pembayaran dilakukan dengan memotong dari gaji anggotanya.


(12)

7. Data karyawan yang diinputkan merupakan data karyawan yang telah layak untuk menjadi anggota Koperasi Karyawan Holindo.

1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada Koperasi Karyawan Holindo di PT. Holistic Indonesia Jl. Terusan Kapten Halim KM.9, Pondoksalam Purwakarta 41172. Adapun jadwal penelitian akan dilaksanakan mulai bulan Maret 2011 – Juni 2011. Jadwal dan jenis kegiatan akan dilakukan seperti pada tabel berikut :

Tabel 1.1 Tabel Jadwal Penelitian

No Nama Kegiatan

Bulan / Minggu

Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengumpulan data Observasi

Wawancara 2 Analisis sistem

Analisis dokumen sistem

Analisis kebutuhan sistem

3 Perancangan Sistem Perancangan alur sistem

Perancangan program

4 Pembuatan Program Menu program Pengkodean 5 Pengujian Program


(13)

7

2.1. Konsep Dasar Sistem

Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 1) dalam mendefinisikan

sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem yang menekankan

pada prosedur dan elemennya.

a. Pemahaman sistem dengan pendekatan prosedur, yaitu :

Suatu urutan kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul

bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Pemahaman sistem dengan pendekatan komponen/elemen, yaitu :

Kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu sistem dapat terdiri dari

beberapa subsistem.

Dari pemahaman diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem adalah

kumpulan dari komponen atau elemen-elemen atau sub-subsistem yang saling

berkaitan dan bekerja sama melakukan suatu urutan kegiatan yang saling

berhubungan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2.1.1. Karakteristik Sistem

Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 3) suatu sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan, keluaran, pengolahan dan sasaran atau tujuan.


(14)

 Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,

yang artinya saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan.

Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem

atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai karakteristik

dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi

proses sistem secara utuh.

 Batasan Sistem

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem

dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem

ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan dan

menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

 Lingkungan luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem

yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat

menguntungan dan juga merugikan. Lingkungan luar sistem yang

menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus

tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan

harus ditahan dan dikendalikan, jika tidak maka akan mengganggu

kelangsungan hidup dari sistem.

 Penghubung Sistem

Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan


(15)

sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya.

Keluaran dari satu subsistem akan mejadi masukan untuk subsistem

lainnya melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat

berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

 Masukan Sistem

Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat

berupa masukan perawatan dan masukan sinyal maintenence input adalah

energi yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat berjalan. Sinyal input

adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran sistem.

 Keluaran Sistem

Keluaran adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran

yang berguna. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang

lain.

 Pengolahan Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu

sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan

menjadi keluaran.

 Sasaran Sistem

Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, kalau sistem tidak

mempunyai sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan

berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat


(16)

2.1.2. Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan kedalam beberapa sudut pandang,

diantarannya :

a. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem

abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak

tampak secara fisik. Misalnya sistem yang berupa pemikiran-pemikiran

hubungan antara manusia dan tuhan (sistem teologi). Sistem fisik

merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem

operasi, dan sebagainya.

b. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah dan sistem buatan manusia.

Sistem alamiah adalah sistem yang terbentuk atau terjadi secara alamiah

tidak dibuat oleh manusia. Misalnya sistem pergantian siang dan malam.

Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem

yang melibatkan iteraksi manusia dengan mesin disebut human-machine.

c. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan

sistem tak tentu (probabilistic system). Sistem tertentu beroperasi dengan

tingkah laku tertentu yang sudah diprediksi, sehingga keluaran dari sistem

dapat diramalkan. sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang

tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program yang dijalankan.

Sistem tak tentu adalah sistem dengan kondisi masa depannya tidak dapat

diprediksi karena mengandung unsur propabilitas. Misalnya sistem sosial,


(17)

d. Sistem diklasifikasikan sebagai tertutup dan sistem terbuka. Sistem

tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan atau terpengaruh

dengan lingkungan luarnya. Sistem terbuka adalah sistem yang

berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini

menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem yang lain.

2.2. Konsep Dasar Informasi 2.2.1. Pengertian Informasi

Abdul Kadir dalam bukunya yang berjudul Pengenalan Sistem Informasi (2003 : 31), menurut McFadden, dkk mendefinisikan “informasi sebagai data yang telah diperoses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang untuk menggunakan data tersebut”. Menurut Davis “ informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau saat mendatang.”

Berdasarkan pendapat para ahli diatas penulis dapat menyimpulkan

bahwa informasi merupakan data yang telah diolah dan diproses sehingga

menghasilkan nilai baru dari suatu data dan bermanfaat bagi penerimanya dan

juga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat

mendatang.

2.2.2. Siklus Informasi

Gambar 2.1 memperhatikan siklus informasi (Burch dan Grudnitski,

1989), yang menggambarkan pengolahan data menjadi informasi dan pemakai

informasi untuk mengambil keputusan, hingga akhirnya dari tindakan hasil


(18)

Gambar 2.1 Siklus Informasi

Sumber : Abdul Kadir, Pengenalan Sistem Informasi(2003 : 32)

2.2.3. Kualitas Informasi

Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 11) kualitas informasi

(quality of information) sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh beberapa hal

sebagai berikut :

a. Relevan (relevancy), seberapa jauh tingkat relevansi informasi tersebut

terhadap kenyataan kejadian masa lalu, kejadian hari ini, dan kejadian yang

akan datang. Informasi yang berkualitas akan mampu menunjukan benang

merah relevansi kejadian masa lalu, hari ini, dan masa depan sebagi bentuk

aktivitas yang kongkrit dan mampu dilaksanakan , dan dibuktikan oleh

siapa saja.

b. Akurat (accuracy), suatu informasi dikatakan berkualitas jika seluruh


(19)

pesan telah benar / sesuai (Correctness), serta pesan yang disampaikan

sudah lengkap atau hanya sistem yang diinginkan oleh user.

c. Tepat waktu (timeliness), berbagai proses dapat diselesaikan dengan tepat

waktu, laporan-laporan yang dibutuhkan dapat disampaikan tepat waktu.

d. Ekonomis (economy), informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual

tinggi, serta biaya operasional untuk menghasilkan informasi tersebut

minimal, informasi tersebut juga mampu memberikan dampak yang luas

terhadap laju pertumbuhan ekonomi dan teknologi informasi.

e. Efesien (efficiency), informasi yang berkualitas memiliki sintaks ataupun

kalimat yang sederhana, namun mampu memberikan makna dan hasil yang

mendalam.

f. Dapat dipercaya (reliability), informasi tersebut berasal dari sumber yang

dapat dipercaya. Sumber tersebut telah teruji tingkat kejujurannya.

2.2.4. Nilai Informasi

Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif

dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi

tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat

ditaksir nilai efektivitasnya.

2.3. Konsep Dasar Sistem Informasi 2.3.1. Pengertian Sistem Informasi

Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 13) Sistem informasi


(20)

a. Suatu sistem yang dibuat manusia yang terdiri dari

komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu

menyajikan informasi.

b. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan

memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk

mengandalikan organisasi

c. Sekumpulan sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan

kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat

manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan

menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang

diperlukan.

Menurut Abdul Kadir (2003 : 10) Sistem informasi mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi) dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa

sistem informasi adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen

dan prosedur-prosedur yang bekerja sama dalam memproses suatu data untuk

mendapatkan nilai baru demi mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.

2.3.2. Komponen Sistem Informasi

Komponen sistem informasi terdiri dari hardware, software, data,

prosedur dan manusia

1. Hardware, terdiri dari :

a. Peralatan penyimpanan data, Disk merupakan salah satu perangkat


(21)

b. Peralatan input, merupakan alat yang digunakan untuk memasukan

energi kedalam suatu sistem yang dapat berupa signal input.

c. Peralatan output, merupakan suatu alat keluaran / tampilan suatu data

setelah mengalami proses.

d. Peralatan komunikasi data, satu bagian dari ilmu komunikasi yang

mengkhususkan diri pada penyampaian informasi yang berupa teks

dan gambar.

2. Software, sekumpulan dari perintah / fungsi yang ditulis dengan aturan

untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas tertentu

3. Data, merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diperoses

lebih lanjut untuk menghasilkan informasi.

4. Prosedur, dokumentasi prosedur / proses sistem, buku penuntun opersional

(aplikasi) atau teknis. Prosedur menghubungkan berbagai perintah dan

aturan yang akan menentukan rancangan dan penggunaan sistem

informasi.

5. Manusia, mereka yang terlibat dalam kegiatan sistem informasi seperti

operator, pemimpin sistem informasi dan sebagainya.

2.3.3. Kegiatan Sistem Informasi

a. Input

Menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data untuk diproses.

b. Proses

Menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk menghasilkan suatu


(22)

c. Output

Suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses diatas tersebut.

d. Penyimpanan

Suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data.

e. Control

Suatu aktivitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut berjalan

sesuai dengan yang diharapkan

2.4. Metode Pendekatan Sistem Informasi

Pendekatan Sistem adalah upaya untuk melakukan pemecahan masalah

yang dilakukan dengan melihat masalah yang ada secara menyeluruh dan

melakukan analisis secara sistem. Pendekatan sistem diperlukan apabila kita

menghadapi suatu masalah yang kompleks sehingga diperlukan analisa terhadap

permasalahan tadi, untuk memahami hubungan bagian dengan bagian lain dalam

masalah tersebut, serta kaitan antara masalah tersebut dengan masalah lainnya.

Pendekatan sistem dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang

kita terhadap proses sebuah sistem yang merujuk pada pandangan tentang

terjadinya suatu proses yang bersifat masih sangat umum dalam mewadahi,

mengispirasi, dan melatari metode pendekatan dalam cakupan teoritis tertentu.

Didalam melakukan penelitian terdapat beberapa metode pendekatan

namun penulis akan membandingkan antara pendekatan terstruktur dan


(23)

2.4.1. Pendekatan Berorientasi Objek

Pendekatan berorientasi objek merupakan paradigma pemrograman

yang berorientasikan kepada objek. Semua data dan fungsi di dalam

paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek. Bandingkan

dengan logika pemrograman terstruktur. Setiap objek dapat menerima pesan,

memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya. Pengembangan

berorientasi objek berbeda dari pengembangan konvenisonal yang

memandang perangkat lunak sebagai fungsi dan data yang terisolasi.

Pendekatan berorientasi objek berpusat pada objek yang

mengkombinasikan data dan fungsionalitas. Keduanya dilakukan secara

sekaligus, tidak hanya berfokus pada satu kubu saja. Pendekatan berorientasi

objek adalah suatu metoda untuk menggambarkan suatu sistem yang

memperlihatkan semua objek yang ada pada sistem. Model objek juga

memperlihatkan hubungan objek terhadap objek-objek lain, serta menampilkan

atribut serta operasi yang menjadi ciri suatu kelas tertentu untuk kepentingan

pengembangan suatu sistem informasi dan/atau perangkat lunak tertentu.

(http://mrdaniels.wordpress.com/2009/01/31/pendekatan-berorientasi-objek/14 juni 2011)

2.4.2. Pendekatan Terstruktur

Karena banyak terjadi permasalahan-permasalahan di pendekatan

klasik, maka kebutuhan akan pendekatan pengembangan sistem yang lebih

baik mulai terasa dibutuhkan. Sayangnya sampai sekarang masih banyak orang


(24)

saja tidak akan membuat pengembangan sistem informasi menjadi berhasil.

Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan pengembangan sistem yang baru

yang dilengkapi dengan beberapa alat dan teknik supaya membuatnya berhasil.

Pendekatan ini yang dimulai dari awal tahun 1970 disebut dengan

pendekatan terstruktur (structured approach). Pendekatan terstruktur dilengkapi

dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam

pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan

akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.

Dalam melakukan pendekatan sistem terdapat beberapa metodologi.

Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur,

konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan yang digunakan dalam mengembangkan suatu

sistem. Sedangkan metode merupakan suatu cara atau teknik yang sistematik

untuk mengerjakan sesuatu. Metodologi tersebut dapat diklasifikasikan

kedalam tiga kelompok, yaitu :

1. Metodologi pemecahan fungsional (fungtional decomposition

methodoligies). Metodologi yang menekankan pada pemecahan sistem

kedalam sub-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan mudah dipahami,

dirancang dan diterapkan

2. Metodologi berorientesi data (data-oriented methodoligies). Metodologi

ini menekankan pada karakteristik data yang akan diperoses. Metodologi

ini dikelompokan kedalam dua kelas, yaitu :

a. Data-flow oriented methodoligies. Secara umum didasarkan pada


(25)

tingkah laku logika modul tersebut dalam sistem. Secara logika

digambarkan dari arus data dan hubungan antar fungsinya didalam

modul-modul sistem

b. Data-flow structured methodoligies. Metodologi ini menekankan

struktur input dan output sistem. Kemudian akan digunakan sebagai

dasar struktur sistemnya. Hubungan fungsi antar modul atau

elemen-elemen sistem kemudian dijelaskan dari struktur sistem tersebut

3. Prescriptive methodologies. Metodologi ini merupakan metodologi yang

dikembangkan oleh system house dan pabrik-pabrik perangkat lunak dan

tersedia secara komersial dalam paket-paket program.

(http://iaprima.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/5439/D3_3a_Pendekata n.pdf/14juni 2011)

2.4.2.1. Alat dan Teknik Pengembangan Sistem

Untuk melakukan langkah-langkah sesuai dengan metodologi

pengambangan sistem terstruktur, maka dibutuhkan alat-alat dan teknik

untuk melaksanakannnya. Alat-alat metodologi yang digunakan umumnya

berupa gambar, diagram, atau grafik karena mudah dipahami. Dalam hal ini

penulis menggunakan alat-alat sebagai berikut :

1. Flowmap

Flowmap merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara

keseluruhan dari sistem. Bagan flowmapini berfungsi untuk menjelaskan

tentang urutan-urutan dari prosedur yang ada di dalam sistem yang


(26)

yang lainnya. Dalam pembuatan flowmap tidak ada rumus atau kaidah

baku yang bersifat mutlak, karena flowmap merupakan gambaran hasil

pemikiran dalam menganalisa suatu masalah dengan komputer, sehingga

flowmap yang dihasilkan dapat bervariasi antara satu pemrogram dengan

pemrogram lainnya. ( http://www.scribd.com/doc/55468895/Pengertian-Flowmap-dan-lowchart-Beserta-Simbol/14 juni 2011)

2. Diagram Konteks (Context Diagram).

Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 64) Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram koteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan memberikan gambaran tentang keseluruhan sistem.

3. DFD (Data Flow Diagram)

Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 64) Data Flow Diagram

(DFD) merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian

sistem ke modul yang lebih kecil.

4. Kamus Data (Data Dictionary).

Kamus data merupakan katalog fakta tentang data dan

kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan

kamus data, analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir

berisi tentang struktur database.

5. Perancangan Basis Data

a. Normalisasi

Normalisasi adalah proses pengelompokan data kedalam bentuk


(27)

mereka sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk

dimodifikasi. Langkah-langkah pembentukan normalisasi :

1. Bentuk Tidak Normal

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak

ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data

tidak lengkap. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan

keadaan.

2. Bentuk Normal ke Satu (1 NF)

Pada tahapan ini dilakukan penghilangan beberapa group

elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang

berinteraksi diantara setiap baris pada suatu tabel.

3. Bentuk Normal ke Dua (2 NF)

Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal pertama.

Atribut bukan kunci haruslah memiliki ketergantungan

fungsional sepenuhnya terhadap kunci utama / primary key.

4. Bentuk Normal ke Tiga (3 NF)

Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.

Atribut bukan kunci haruslah tidak memiliki ketergantungan

transitif, dengan kata lain suatu atribut bukan kunci tidak boleh

memiliki ketergantungan fungsional terhadap atribut bukan

kunci lainnya.

b. Entity Relationship Diagram(ERD)

Menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin (2005 : 142) ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan


(28)

dalam sistem secara abstrak. Jadi ERD ini berbeda dengan DFD yang merupakan suatu model jaringan fungsi yang akan dilaksanakan oleh sistem, sedangkan ERD merupakan model jaringan data yang menekankan pada struktur-struktur dan

relationship data.

Terdapat beberapa elemen-elemen dalam ERD

1. Entitas, dimana data tersimpan atau dimana terdapat data yang

diberi nama.

2. Relasi, hubungan alamiah yang terjadi antar entitas.

3. Atribut, sifat atau karakteristik dari tiap entitas maupun tiap

relasi.

4. Kardinalitas, jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi

dengan entitas lain. Terdapat 3 macam kardinalitas relasi, yaitu :

1. Satu ke Satu

Hanya mempunyai satu hubungan kejadian antara satu entitas

dengan satu entitas yang lainnya.

2. Satu ke Banyak

Satu entitas dapat hubungan dengan banyak kejadian

terhadap entitas yang lain, tetapi tidak sebaliknya.

Tergantung dari arah mana hubungan tersebut dilihat.

3. Banyak ke Banyak

Setiap entitas dapat behubungan dengan banyak kejadian


(29)

c. Tabel Relasi

Tabel relasi adalah gambaran tentang hubungan yang terjadi antar

tabel-tabel yang akan digunakan dalam program aplikasi pemecahan

dari flat file yang menurut teknik normalisasi sehingga pemecahan

tersebut memiliki sebuah kunci yang menghubungkan relasi datanya.

Dilihat dari penjelasan-penjelasan yang ada dapat disimpulkan perbedaan

antara pendekatan berorientasi objek dengan pendekatan terstruktur adalah :

Pendekatan berorientasi objek merupakan paradigma pemrograman

yang berorientasikan kepada objek. Jadi lebih meperhatikan hubungan objek

terhadap objek-objek yang lain, serta menampilkan atribut serta operasi yang

menjadi ciri suatu kelas tertentu. Setiap objek dapat menerima pesan,

memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya untuk kepentingan

pengembangan suatu sistem informasi dan atau perangkat lunak tertentu.

Sedangkan pendekatan secara terstruktur yang menekankan pada pemecahan

sistem kedalam sub-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan mudah

dipahami, dirancang dan diterapkan. Secara umum didasarkan pada pemecahan

sistem kedalam modul-modul berdasarkan elemen data dan tingkah laku logika

modul tersebut dalam sistem. Secara logika digambarkan dari arus data dan

hubungan antar fungsinya didalam modul-modul sistem dan prosedur-prosedur

yang terjadi. Menekankan pada struktur input dan output sistem. Kemudian

akan digunakan sebagai dasar struktur sistemnya. Hubungan fungsi antar

modul atau elemen-elemen sistem kemudian dijelaskan dari struktur sistem


(30)

2.5. Metode Pengembangan Sistem

Menurut Roger S. Pressman, Ph.D (2002:39) Dalam menyelesaikan masalah suatu rekayasa perangkat lunak harus menggabungkan strategi pengembangan yang melingkupi lapisan proses, metode, dan alat-alat bantu. Strategi ini sering diacukan sebagai model proses atau paradigma rekayasa perangkat lunak. Model proses untuk rekayasa perangkat lunak dipilih berdasarkan sifat aplikasi dan proyeknya, metode dan alat-alat bantu yang dipakai, dan kontrol serta penyampaian yang dibutuhkan. Setiap model memiliki karakterstik masing-masing.

Didalam melakukan penelitian terdapat beberapa model pengembangan

sistem namun penulis akan membandingkan antara model prototipe dan model

Inkremental

2.5.1. Model Prototipe

Menurut Abdul Kadir (2002 : 416) Prototipe merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat suatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai. Prototipe membuat proses pengembangan sistem informasi menjadi lebih cepat dan lebih mudah, terutama pada keadaan kebutuhan pemakai sulit untuk diidentifikasi.

Secara garis besar, sasaran prototipe adalah sebagai berikut

(Lucas,2000) :

1. Mengurangi waktu sebelum pemakai melihat sesuatu yang kongkrit dari

usaha pengembangan sistem.

2. Menyediakan unpan balik yang cepat dari pemakai kepada pengembang.

3. Membantu menggambarkan kebutuhan pemakai dengan kesalahan yang

lebih sedikit.

4. Meningkatkan pemahaman pengembangan dan pemakai terhadap sasaran


(31)

5. Menjadikan keterlibatan pemakai sangat berarti dalam analisi dan desain

sistem.

Gambar 2.2 Mekanisme pengembangan sistem dengan prototipe

Sumber : Abdul Kadir, Pengenalan Sistem Informasi (2003 : 417)

Adapun tahapan-tahapan dari metode prototipe adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai. Pemakai dan pengembang

bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan

semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.

2. Membuat Prototipe. Setelah kebutuhan sistem didapat maka pengembang

mulai membuat prototipe.

3. Menguji Prototipe. Pengujian dilakukan oleh pemakai apakah prototipe

yang dibuat sudah sesuai dengan keinginan pelanggan.

4. Memperbaiki Prototipe. Pengembang melakukan modifikasi sesuai dengan


(32)

5. Mengembangkan Versi Produksi. Pengembang menyelesaikan sistem

sesuai dengan masukan terakhir dari pemakai.

2.5.1.1. Kelebihan dan Kelemahan Prototipe

Kelebihan prototipe :

a. Pendefinisian kebutuhan pemakai menjadi lebih baik karena

keterlibatan pemakai yang intensif.

b. Meningkatkan kepuasan pemakai dan keterlibatan mereka yang sangat

tinggi sehingga sistem memenuhi kebutuhan mereka dengan lebih baik.

c. Mempersingkat waktu pengembangan.

d. Memperkecil kesalahan disebabkan setiap versi prototipe, kesalahan

segera terdeteksi oleh pemakai.

e. Pemakai memiliki kesempatan yang lebih banyak dalam meminta

perubahan-perubahan.

Kelemahan prototipe :

a. Prototipe hanya bisa berhasil jika pemakai bersungguh-sungguh dalam

menyediakan waktu dan pikiran untuk menggarap prototipe.

b. Kemungkinan dokumentasi terabaikan karena pengembang lebih

berkosentrasi pada pengujian dan pembuatan prototipe.

c. Jika terlalu banyak proses pengulangan dalam membuat prototipe, ada

kemungkinan pemakai menjadi jenuh dan memberikan reaksi yang

negatif.

2.5.2. Model Inkremental

Roger S. Pressman, Ph.D (2002 : 45) model inkremental menggabungkan elemen-elemen sekuensial linier (diaplikasikan secara


(33)

berulang) dengan filosofi prototipe iteratif. Model inkremental memakai urutan-urutan linier didalam model yang membingungkan, seiring dengan laju waktu kalender. Setiap urutan linier menghasilkan pertambahan, perangkat lunak “yang bisa disampaikan”[McDE93]. Model proses pertambahan tersebut, seperti model prototipe dan pendekata-pendekatan evolusioner yang lain, bersifat iteratif. Tetapi tidak seperti model prototipe, model inkremental berfokus pada penyampaian produk operasional dalam setiap pertambahannya. Pertambahan awal ada di versi stripped down dari produk akhir, tetapi memberikan kemampuan untuk melayani pemakai dan juga menyediakan platform untuk evaluasi oleh pemakai.

Gambar 2.3 Model Inkremental

Sumber : Roger S. Pressman, Ph.D, Rekayasa Perangkat Lunak(2002 : 46)

Tahapan-tahapan dalam model inkremental :

1. Penentuan kebutuhan atau analisis kebutuhan.

2. Proses spesifikasi dimana menggunakan analisis kebutuhan sebagai

acuannya.

3. Perancangan desain aplikasi.

4. Setelah proses desain selanjutnya melakukan pengkodean.


(34)

2.5.2.1. Kelebihan dan Kelemahan Model Inkremental

(http://www.rinaamalia.com/ambil.php?file=INCREMENTAL_MODEL.pdf/ 16 juni 2011)

Kelebihan model inkremental :

a. Merupakan model dengan manajemen yang sederhana.

b. Pengguna tidak perlu menunggu sampai seluruh sistem dikirim untuk

mengambil keuntungan dari sistem tersebut. Inkremental yang pertama

sudah memenuhi persyaratan meraka yang kritis, sehingga perangkat

lunak dapat segera digunakan.

c. Resiko untuk kegagalan proyek secara keseluruhan lebih rendah,

walaupun masalah masih dapat ditemukan pada beberapa increment.

Kelemahan :

a. Mungkin terjadi kesulitan untuk memetakan kebutuhan pengguna ke

dalam rencana spesifikasi masing-masing hasil increment.

Dilihat dari penjelasan-penjelasan yang ada penulis menyimpulkan perbedaan

antara model prototipe dengan model inkremental adalah :

Kedua model pengembangan sistem memiliki tahapan yang hampir

menyerupai antara model prototipe dan model inkremental, dilihat dari

tahapannya model inkerementel harus menyelesaikan seluruh tahapan dari

analisis sampai pengujian yang ada sebelum dilakukan pertambahan atau

evaluasi oleh pemakai dan saat pertambahan pun harus melakukan tahapan dari

awal analisis sampai akhir pengujian, sedangkan model prototipe tidak harus


(35)

melanjutkan ke tahapan selanjutnya jika sudah dievaluasi oleh pemakai dan

juga pendefinisian kebutuhan pemakai menjadi lebih baik karena keterlibatan

pemakai yang intensif, dengan menggunakan model prototipe dapat

meningkatkan kepuasan pemakai dan keterlibatan mereka yang sangat tinggi

sehingga sistem memenuhi kebutuhan mereka dengan lebih baik. Jadi metode

pengembangan sistem yang dipergunakan oleh penulis adalah model prototipe.

2.6. Pengertian Simpan

Pengertian simpan secara umum yaitu kegiatan memindahkan (barang,

uang, dokumen, dll) ke tempat yang lebih baik atau lebih aman. Pengertian

simpan atau simpanan dalam arti koperasi adalah suatu kegiatan menyimpan uang

dalam bentuk tabungan yang dilakukan anggota secara bejangka dan penarikannya

dilakukan hanya pada waktu tertentu sesuai aturan masing-masing koperasi.

2.7. Pengertian Pinjam

Pengertian pinjam secara umum yaitu sesuatu yang melakukan atau

mengambil (barang, uang, dokumen, dll) dan mengembalikan dalam bentuk yang

sama. Pengertian pinjam dalam arti koperasi yaitu suatu kegiatan meminjam uang

atau barang dengan syarat dan kesepakatan yang telah ditentukan antara peminjam

dan koperasi, dan mengembalikan atau mengansur pinjaman atau melunasi hutang

dalam jangka waktu tertentu disertai pembayaran sejumlah imbalan.

2.8. Pengertian Koperasi

Koperasi adalah jenis badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau


(36)

gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi

menurut UUD 1945 pasal 33 ayat 1 merupakan usaha kekeluargaan dengan tujuan

menyejahterakan anggotanya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi/16 juni 2011)

2.8.1. Jenis-jenis Koperasi

Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi

konsumen, koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan). Koperasi

dapat pula dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya.

a. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang

simpanan dan pinjaman.

b. Koperasi Konsumen adalah koperasi beranggotakan para konsumen

dengan menjalankan kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi.

c. Koperasi Produsen adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil

menengah (UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku

dan penolong untuk anggotanya.

d. Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan

produk/jasa koperasinya atau anggotanya.

e. Koperasi Jasa adalah koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.

f. Koperasi Fungsional adalah koperasi yang berdiri dibawah suatu instansi.

2.9. Pengertian Jaringan Komputer

Abdul Kadir (2003 : 346) Yang disebut jaringan komputer (computer network) atau sering disingkat jaringan saja adalah hubungan dua buah simpul (umumnya berupa komputer) atau lebih yang tujuan utamanya adalah untuk melakukan pertukaran data. Dalam prakteknya, jaringan komputer memungkinkan


(37)

untuk melakukan berbagai perangakat lunak, perangkat keras, bahkan berbagi kekuatan proses.

2.9.1. Jaringan Menurut Rentang Geografis

Ditinjau dari rentang geografis yang mencakup oleh suatu jaringan

biasa dibagi menjadi 3 macam LAN, MAN, dan WAN

1. Local Area Network

LAN adalah jaringan komputer yang mencangkup area dalam satu ruang,

satu gedung, atau beberapa gedung yang berdekatan. Sebagai contoh,

jaringan dalam satu kampus yang terpadu atau di sebuah lokasi perusahaan

tergolong sebagai LAN. LAN umumnya menggunakan media transmisi

berupa kabel. Namun ada juga yang tidak menggunkan kabel atau disebut

wireless LAN atau LAN tanpa kabel. Kecepatan LAN berkisar dari 10

Mbps sampai 1 Gbps.

2. Metropolitan Area Network

MAN adalah jaringan yang mencangkup area satu kota dengan rentan

sekitar 10-45 Km. Jaringan yang menghubungkan bank yang terletak

dalam satu kota atau kampus yang tersebar dalam beberapa lokasi

tergolong termasuk MAN. Jaringan seperti ini umunya menggunakan

media transmisi dengan mikrogelombang atau gelombang radio, Namun

ada juga yang menggunkan jalur sewa (leased line).

3. Wide Area Network

Jaringan yang mencangkup antar kota, antar provinsi, antar Negara, dan

bahkan antar benua disebut dengan WAN. Misalnya, jaringan yang


(38)

2.9.2. Topologi Jaringan

Topologi jaringan menyatakan susunan komputer secara fisik dalam

suatu jaringan. Topologi yang dipilih mempengaruhi kecepatan komunikasi.

2.9.2.1. Jenis-jenis Topologi

1. Topologi Bus

Pada topologi ini semua sentral dihubungkan secara langsung pada

medium transmisi dengan konfigurasi yang disebut Bus. Transmisi sinyal

dari suatu sentral tidak dialirkan secara bersamaan dalam dua arah. Hal ini

berbeda sekali dengan yang terjadi pada topologi jaringan mesh atau

bintang, yang pada kedua sistem tersebut dapat dilakukan komunikasi atau

interkoneksi antar sentral secara bersamaan. Topologi jaringan bus tidak

umum digunakan untuk interkoneksi antar sentral, tetapi biasanya

digunakan pada sistem jaringan komputer.

Gambar 2.4 Topologi Bus

Sumber : http://www.technologybisnis.co.cc/2011/03/macam-topologi-jaringan.html/16 juni 2011


(39)

2. Topologi Cincin (Ring)

Untuk membentuk jaringan cincin, setiap sentral harus dihubungkan

seri satu dengan yang lain dan hubungan ini akan membentuk loop tertutup.

Dalam sistem ini setiap sentral harus dirancang agar dapat berinteraksi

dengan sentral yang berdekatan maupun berjauhan. Dengan demikian

kemampuan melakukan switching ke berbagai arah sentral.

Keuntungan dari topologi jaringan ini antara lain : tingkat kerumitan

jaringan rendah (sederhana), juga bila ada gangguan atau kerusakan pada

suatu sentral maka aliran trafik dapat dilewatkan pada arah lain dalam

sistem. Yang paling banyak digunakan dalam jaringan komputer adalah

jaringan bertipe bus dan pohon (tree), hal ini karena alasan kerumitan,

kemudahan instalasi dan pemeliharaan serta harga yang harus dibayar. Tapi

hanya jaringan bertipe pohon (tree) saja yang diakui kehandalannya karena

putusnya salah satu kabel pada client, tidak akan mempengaruhi hubungan

client yang lain.

Gambar 2.5 Topologi Cincin

Sumber : http://www.technologybisnis.co.cc/2011/03/macam-topologi-jaringan.html/16 juni 2011


(40)

3. Topologi Bintang (Star)

Dalam topologi jaringan bintang, salah satu sentral dibuat sebagai

sentral pusat. Bila dibandingkan dengan sistem mesh, sistem ini mempunyai

tingkat kerumitan jaringan yang lebih sederhana sehingga sistem menjadi

lebih ekonomis, tetapi beban yang dipikul sentral pusat cukup berat. Dengan

demikian kemungkinan tingkat kerusakan atau gangguan dari sentral ini

lebih besar.

Gambar 2.6 Topologi Bintang

Sumber : http://www.technologybisnis.co.cc/2011/03/macam-topologi-jaringan.html/16 juni 2011

4. Topologi Mesh

Topologi mesh memiliki hubungan yang berlebihan antara

peralatan-peralatan yang ada. Susunannya pada setiap peralatan-peralatan yang ada didalam


(41)

Gambar 2.7 Topologi Mesh

Sumber : http://www.technologybisnis.co.cc/2011/03/macam-topologi-jaringan.html/16 juni 2011

5. Topologi pohon (Tree)

Topologi jaringan ini disebut juga sebagai topologi jaringan bertingkat.

Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan

hirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada

lokasi yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin tinggi.

Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan komputer.

Gambar 2.8 Topologi Pohon

Sumber : http://www.technologybisnis.co.cc/2011/03/macam-topologi-jaringan.html/16 juni 2011


(42)

2.9.3. Client-Server

Sistem yang terdiri dari dua komponen (mesin) utama, yaitu clientdan

server. Client adalah yang menjalankan basis data, sedangkan Server yang

menjalankan DBMS dan berisi basis data.

Gambar 2.9Client-Server

Sumber : Fathansyah, Basis Data(2007 : 154)

2.10. Perangkat Lunak Pendukung

Perangkat lunak pendukung adalah perangkat lunak yang digunakan dalam

merancang sistem dari mulai coding sampai implementasinya. Perangkat lunak

pendukung yang digunakan adalah Visual Basic 6.0 dan SQL Server2000 berikut

adalah definisi dari perangkat lunak pendukung tersebut :

2.10.1. Sekilas Tentang Visual Basic 6.0

Visual Basic adalah salah satu development tools untuk membangun

aplikasi dalam lingkungan windows. Dengan pendekatan visual digunakan

untuk merancang user interface dalam bentuk form, sedangkan untuk

kodingnya menggunakan bahasa basic (beginners all purpose symbolic

instruktion code) yang cenderung mudah dipelajari. Umumnya pembuatan


(43)

mengatur property dari tiap objek yang digunakan, kemudian melakukan

pengkodean.

IDE (Integrated Development Environtment) Visual Basic merupakan

Lingkungan Pengembangan Terpadu bagi programmer dalam mengembangkan

aplikasinya, karena dengan menggunakan IDE programmer dapat membuat

User Interface, melakukan koding, melakukan testing dan debugging,

kemudian mengkompilasi program menjadi executable. Visual Basic

merupakan bahasa pemrograman tercepat dan termudah untuk membuat suatu

aplikasi dalam Micosoft Windows.

2.10.2. Sekilas Tentang SQL Server 2000

SQL Server 2000 diluncurkan pada tahun 2000. SQL Server ini

merupakan pengembangan dari versi sebelumnya yaitu SQL Server versi 7.0

yang diluncurkan tahun 1999. Microsoft SQL Server 2000 merupakan salah

satu database relational yang banyak digunakan oleh dunia usaha baik

perusahaan-perusahaan besar maupun menengah. SQL Server 2000 ini

dirancang untuk penggunaan aplikasi dengan arsitektur client-server. Sehingga

dengan menggunakan SQL server memungkinkan pengguna dapat mengolah

data dalam database terpusat atau yang sering disebut sebagai server.

SQL Server 2000 merupakan salah satu produk DBMS (Database

Management System) yang di buat oleh Microsoft SQL Server 2000

menawarkan fitur di dalam mengelola database, ada 2 fitur yang biasa

digunakan untuk mengelola database di dalam SQL Server 2000, yaitu :


(44)

38 3.1. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Koperasi Karyawan Holindo, penulis akan membahas mengenai gambaran umum dan sejarah singkat perusahaan.

3.1.1. Sejarah Singkat Koperasi

Koperasi Karyawan PT. Holistic Indonesia atau yang lebih dikenal dengan nama KOKAHOLINDO didirikan di Purwakarta pada tanggal 24 Februari 2005 yang bertempat di Jl. Terusan Kapten Halim KM.9, Pondoksalam, Purwakarta 41172. Dengan mengacu pada Undang-undang perkoperasian No. 25 tahun 1992, Pada awal pendirian KOKAHOLINDO belum dapat dikatakan sebagai koperasi, sebab hanya berupa kumpulan orang-orang dalam hal ini karyawan PT. Holistic Indonesia yang atas dasar nilai kesetiakawanan berinisiatif saling membantu satu dengan lainnya dalam hal keuangan dengan membentuk suatu wadah perkumpulan yaitu arisan karyawan Holistic.

Sejalan dengan perkembangan dan makin banyaknya kebutuhan untuk dapat dipenuhi maka timbullah ide untuk membentuk suatu wadah yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi karyawan dan kemudian terbentuklah sebuah Koperasi yang beranggotakan karyawan PT. Holistic Indonesia.


(45)

Pada awal berdirinya koperasi ini hanya beranggotakan karyawan PT. Holistic Indonesia saja dan hanya memiliki satu bidang usaha yaitu simpan pinjam yang memberikan pinjaman jangka pendek maupun pinjaman jangka panjang dengan bunga yang cukup ringan. Tetapi seiring perkembangan keanggotaan KOKAHOLINDO sekarang ini meluas menjadi semua karyawan yang bekerja pada PT. Holindo Indonesia, yaitu RS.Holistic, PT. Bio medicine, Planta Holistica, Indonesia Sehat, Yayasan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sain Holistic (PUSDIKLAT), dan Kampoeng Organik. Selanjutnya bidang usaha yang ada dalam KOKAHOLINDO pun ikut bertambah yaitu unit usaha Waserda yang menyediakan kebutuhan sehari-hari / sembako.

3.1.2. Visi dan Misi Koperasi Karyawan Holindo a. Visi Koperasi Karyawan Holindo

Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan karyawan PT. Holistic Indonesia umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945.

b. Misi Koperasi Karyawan Holindo

1. Pengadaan dan penyaluran sembako dan kebutuhan sekunder lainnya untuk kepentingan anggota dan karyawan PT. Holistic Indonesia.

2. Menyelenggarakan unit simpan-pinjam yang akan disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1995.


(46)

3. Menjalankan usaha bidang perdagangan umum termasuk perdagangan interinsuler, leveransir, distributor, supplier, khususnya sebagai supplier pada PT. Holistic Indonesia dan anak-anak perusahaannya

4. Menjalan usaha bidang Pertanian, Peternakan, Tansportasi, bidang Agri-bisnis, Jasa Kontraktor dan jasa-jasa lainnya.

5. Melaksanakan kemitraan, baik dengan pemerintah/BUMN/BUMD, swasta dan koperasi lainnya dalam rangka pengembangan usaha koperasi.

6. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan perkoperasian dalam rangka peningkatan sumber daya manusia.

3.1.3. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI KOPERASI KARYAWAN HOLINDO

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Koperasi Karyawan Holindo Sumber : Koperasi Karyawan Holindo


(47)

3.1.4. Deskripsi Tugas

Deskripsi tugas adalah suatu rincian yang menunjukan posisi, tanggung jawab, wewenang, fungsi dan tugas yang harus dilakukan. Deskripsi tugas perlu dibuat agar masing-masing mengerti tugas dan tanggung jawabnya. Adapun deskripsi tugas pada Koperasi Karyawan Holindo adalah sebagai berikut:

1. Rapat Anggota

Rapat Anggota (RA) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi.

Rapat anggota mempunyai wewenang :

a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

b. Kebijaksanaan Umum dibidang organisasi, manajemen dan usaha Koperasi.

c. Pemilihan/pengangkatan/pemberhentian pengurus dan pengawas. d. Pengesahan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas dalam

pelaksanaan tugasnya, termasuk Laporan Keuangan (Neraca dan Perhitungan Hasil Usaha).

e. Rencana/Program Kerja Koperasi, Rencana Anggaran Belanja dan Pendapatan Koperasi.

f. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU). 2. Pengawas


(48)

a. Melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan dan pengelolaan Koperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.

b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya dan disampaikan kepada Pengurus serta dilaporkan kepada forum Rapat Anggota.

Pengawas mempunyai wewenang :

a. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada Koperasi. b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.

c. Memberikan koreksi, saran dan peringatan kepada Pengurus. 3. Ketua Koperasi

a. Mengolah dan bertanggung jawab jalannya koperasi. b. Menyusun rencana kerja dan RAPB tahunan koperasi. c. Menandatangani surat-surat penting.

d. Memonitori kegiatan koperasi.

e. Menangani segala permasalahan atas pelaksanaan tugas yang dijalankan oleh para pengurus.

4. Sekretaris

a. Mengerjakan pekerjaan yang menyangkut surat-menyurat yang dibutuhkan untuk kegiatan koperasi.

b. Menyusun laporan koperasi untuk kepentingan rapat anggota atau pejabat sesuai ketentuan yang berlaku.


(49)

5. Bendahara

Mengelola segala sesuatu yang berhubungan dengan administrasi keuangan koperasi.

6. Petugas

a. Mengelola administrasi pembukuan simpan pinjam dan waserda. b. Mengatur ketentuan pengolahan simpan pinjam dan waserda. 7. Bag. Personalia

a. Pemberi keputusan layak tidak layaknya seorang karyawan menjadi anggota Koperasi Karyawan Holindo.

b. Menyetujui pinjaman anggota. 8. Bag. Akunting

Melakukan pemotongan terhadap gaji karyawan untuk pembayaran simpanan dan angsuran anggota.

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, atau mencatat data yang diperlukan untuk menyusun suatu karya ilmiah yang kemudian menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang dihadapi sehingga didapat suatu kebenaran data yang diperoleh.

3.2.1. Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.2.1.1. Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang menggunakan metode Penelitian Lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mendatangi


(50)

langsung tempat yang dijadikan objek penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara :

a. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung pada Koperasi Karyawan Holindo

b. Wawancara

Teknik yang dilakukan dengan wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung pada petugas Koperasi Karyawan Holindo dilokasi penelitian untuk meminta penjelasan mengenai masalah yang akan di bahas.

3.2.1.2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder merupakan cara pengumpulan data dengan cara mempelajari data yang telah tersedia atau diberikan oleh pihak yang bersangkutan (pihak koperasi) kepada penulis.

Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder adalah metode dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dari sumber-sumber kebanyakan dari materi sejenis dokumen yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Metode ini digunakan untuk pengumpulan data yang berhubungan dengan form pendaftaran, form permohonan pinjaman, buku besar pinjaman, dan laporan-laporan.


(51)

3.2.2. Metode Pendekatan Dan Pengembangan Sistem 3.2.2.1. Metode Pendekatan Sistem

Metode pendekatan sistem yang digunakan adalah perancangan terstruktur yang memiliki karakteristik berorientasi pada proses atau prosedur dan aliran data dijelaskan pada subbab 2.4.2, adapun alat-alat yang digunakan dalam metode pendekatan sistem adalah : diagram alir (Flowmap), diagram konteks (context diagram), diagram alir data (Data Flow Diagram), kamus data (data dictionary), normalisasi, entity relational diagram(ERD) dan Tabel Relasi dijelaskan pada subbab 2.4.2.1.

3.2.2.2. Alat Bantu Analisis

Adapun alat Bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut dijelaskan pada subbab 2.4.2.1 :

a. Flowmap

Flowmap yang ada di Koperasi Karyawan Holindo terdapat beberapa dokumen yang menunjukan bagaimana cara pendaftaran, simpanan, pinjaman, angsuran, potongan, pengunduran diri anggota dan terdapat beberapa bagian atau divisi yang terlibat dalamnya.

b. Diagram Konteks

Diagram kontek yang terdapat di Koperasi Karyawan Holindo terdapat entitas luar dan entitas dalam. Yang menjadi entitas luar adalah tidak termasuk dalam sistem tetapi dapat memberikan data ke dalam sistem atau menerima data dari sistem, sedangkan entitas didalamnya adalah semua bagian yang terlibat didalam proses pengolahan data simpan pinjam.


(52)

c. Data Flow Diagram

Dalam DFD menjelaskan tentang alur data sistem yang mengalir digambarkan secara lebih rinci dari awal proses pendaftaran, proses simpanan, pinjaman, potongan dan pengunduran diri anggota dalam sistem informasi simpan pinjam pada Koperasi Karyawan Holindo.

d. Kamus Data

Dengan menggunakan kamus data analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir pada sebuah sistem dengan lengkap. Dan dengan menggunakan kamus data bisa terlihat data dari proses suatu ke proses yang lainnya.

3.2.2.3. Alat Bantu Perancangan Basis Data

Adapun alat bantu yang digunakan dalam perancangan basis data adalah sebagai berikut:

a) Normalisasi

Normalisasi adalah proses pengelompokan data kedalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk dimodifikasi. Langkah-langkah pembentukan normalisasi :

1. Bentuk Tidak Normal

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan keadaan.


(53)

2. Bentuk Normal ke Satu (1 NF)

Pada tahapan ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris pada suatu tabel.

3. Bentuk Normal ke Dua (2 NF)

Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal pertama. Atribut bukan kunci haruslah memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya terhadap kunci utama / primary key

4. Bentuk Normal ke Tiga (3 NF)

Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua. Atribut bukan kunci haruslah tidak memiliki ketergantungan transitif, dengan kata lain suatu atribut bukan kunci tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional terhadap atribut bukan kunci lainnya b) Entity Relationship Diagram(ERD)

Dalam sistem informasi simpan pinjam terdapat beberapa entitas dan relasinya diantarannya; karyawan, anggota, simpanan, pinjaman, angsuran dan potongan

c) Tabel Relasi

Didalam perancangan database sistem informasi Koperasi Karyawan Holindo ada enam tabel yang digunakan. Biasanya didalam tabel satu dengan tabel lainnya terdapat nama yang sama untuk menghilangkan group elemen yang berulang-ulang ini disebut relasi antar tabel merupakan pengelompokan data menjadi tabel dan yang menunjukan


(54)

entity dan relasinya yang berfungsi untuk mengakses data item sedemikian rupa sehingga databasetersebut mudah dimodifikasi.

3.2.2.4. Metode Pengembangan Sistem

Metodologi yang digunakan dalam perancangan sistem ini yaitu menggunakan model Prototipe yang telah dijelaskan pada bab 2.5.1

Adapun tahapan-tahapan dari metode prototipe dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi Kebutuhan Pemakai. Pemakai dan pengembang (dalam hal ini penulis dan pihak KOKAHOLINDO) bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.

2. Membuat Prototipe. Pembuatan prototipe simpan pinjam.

3. Menguji Prototipe. Pengujian dilakukan oleh pemakai prototipe simpan pinjam yang dibuat sudah sesuai dengan keinginan pelanggan.

4. Memperbaiki Prototipe. Pengembang melakukan modifikasi sesuai dengan masukan pemakai.

5. Mengembangkan Versi Produksi. Pengembang menyelesaikan sistem informasi simpan pinjam sesuai dengan masukan terakhir dari pemakai. 3.2.3. Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud menemukan kesalahan. Pengujian yang sukses adalah pengujian yang mengungkap semua kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya.


(55)

Dalam pengujian perangkat lunak ada beberapa metode pengujian yang digunakan yaitu pengujian White Boxdan Black Box.

Pengujian white box merupakan metode design tes yang menggunakan struktur kontrol desain prosedur untuk memastikan bahwa operasi internal bekerja sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. Pengujian white box ini dilakukan pada saat perangkat lunak dibangun atau dikembangkan.

Pengujian black boxmerupakan metode pengujian yang berfokus pada persyaratan fungsi perangkat lunak. Dengan metode black box pengujian dilakukan dengan mencari fungsi-fungsi perintah yang tidak benar, menguji kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada tampilan perangkat lunak yang telah dikembangkan. Pengujian ini dilakukan pada saat akhir setelah semua pengembangan perangkat lunak selesai dibangun.

Metode pengujian yang digunakan pada perangkat lunak ini menggunakan metode black box. Tujuannya yaitu memungkinkan dapat mengungkap kelas kesalahan lebih besar dari pada metode white-box.


(56)

BAB IV

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

Analisis terhadap sistem yang sedang berjalan bertujuan untuk mengetahui lebih jelas mengenai cara kerja sistem tersebut dan masalah yang dihadapi sistem untuk dapat dijadikan usulan perancangan sistem. Analisis dilakukan berdasarkan urutan kejadian yang ada dan fungsi pada sub bagian yang terkait, dari urutan tersebut dapat dibuat diagram alir dokumen (flow map), diagram konteks (context diagram), maupun diagram alir data (data flow diagram).

4.1.1. Analisis Dokumen

Analisa dokumen menggambarkan bagaimana dan untuk apa saja dokumen-dokumen digunakan dalam sistem informasi. Untuk itu analisa dokumen merupakan salah satu yang dapat membantu dalam perancangan sistem selanjutnya. Adapaun analisa dokumen dapat dilihat dibawah ini :

1. Nama Dokumen : Formulir pendaftaran

Deskripsi : Formulir yang diisi oleh calon anggota yang berisikan tentang data calon anggota.

Fungsi : Mengetahui data calon anggota Rangkap : Satu

Sumber Data : Calon anggota


(57)

Atribut : Nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, no. tlp, nip, unit kerja, jabatan, status kepegawaian

2. Nama Dokumen : Buku besar anggota Deskripsi : Data keterangan anggota

Fungsi : Mengetahui data semua anggota Rangkap : Satu

Sumber Data : Pegawai koperasi Periode : Setiap ada anggota baru

Atribut : No, tanggal daftar, no.anggota, nama anggota, alamat, unit kerja, no. tlp

3. Nama Dokumen : Buku tabungan

Deskripsi : Data simpanan anggota

Fungsi : Mengetahui simpanan per anggota Rangkap : Satu

Sumber Data : Pegawai koperasi

Periode : Setiap melakukan simpanan

Atribut : Nama, unit kerja, tanggal simpanan, jenis simpanan, debit, kredit, saldo

4. Nama Dokumen : Buku besar simpanan

Deskripsi : Data simpanan semua anggota

Fungsi : Mengetahui data simpanan semua anggota Rangkap : Satu


(58)

Periode : Setiap melakukan simpanan

Atribut : Tanggal simpanan, nama anggota, simpanan pokok, simpanan wajib, total simpanan

5. Nama Dokumen : Formulir permohonan pinjaman Deskripsi : Data permohonan pinjaman

Fungsi : Mengetahui data permohonan pinjaman Rangkap : Satu

Sumber Data : anggota

Periode : Setiap melakukan permohonan pinjaman

Atribut : Nama anggota, unit kerja, jabatan, no. Anggota, status kepegawaian, besar pinjaman, lama angsuran, besar angsuran

6. Nama Dokumen : Buku besar pinjaman

Deskripsi : Data pinjaman dan angsuran anggota

Fungsi : Mengetahui pinjaman dan angsuran anggota Rangkap : Satu

Sumber Data : Pegawai koperasi

Periode : Setiap melakukan pinjaman dan membayar angsuran Atribut : Nama, alamat, tanggal, keterangan, jasa, debet, kredit,

saldo

7. Nama Dokumen : Bukti pinjaman Deskripsi : Data bukti pinjaman


(59)

Rangkap : Satu

Sumber Data : Pegawai koperasi

Periode : Setiap melakukan pinjaman

Atribut : No. Bukti, Tanggal pinjaman, nama, besar pinjaman 8. Nama Dokumen : Daftar potongan

Deskripsi : Data potongan anggota

Fungsi : Mengetahui jumlah uang yang akan dipotong oleh bag.akunting dari gaji anggota untuk membayar simpanan dan angsuran

Rangkap : Dua

Sumber Data : Pegawai koperasi Periode : perbulan

Atribut : no, nama anggota, simpanan pokok, simpanan wajib, jumlah potongan, jasa, angsuran, jumlah USP (unit simpan pinjam), total potongan

9. Nama Dokumen : Laporan simpanan

Deskripsi : Laporan data simpanan anggota

Fungsi : Mengetahui jumlah simpanan anggota perbulan Rangkap : Satu

Sumber Data : Pegawai koperasi Periode : perbulan

Atribut : nama anggota, simpanan pokok, simpanan wajib, total simpanan


(60)

10. Nama Dokumen : Laporan pinjaman

Deskripsi : Laporan data pinjaman anggota

Fungsi : Mengetahui jumlah pinjaman anggota perbulan Rangkap : Satu

Sumber Data : Pegawai koperasi Periode : perbulan

Atribut : nama anggota, besar pinjaman, lama angsuran, besar angsuran, jasa, total pinjaman

11. Nama Dokumen : Laporan angsuran

Deskripsi : Laporan data angsuran anggota

Fungsi : Mengetahui jumlah angsuran anggota perbulan Rangkap : Satu

Sumber Data : Pegawai koperasi Periode : perbulan

Atribut : nama anggota, keterangan, jasa, angsuran, jumlah, total angsuran

4.1.2. Analisis Posedur Yang Sedang Berjalan

Prosedur kegiatan yang di analisis dalam penelitian ini meliputi prosedur pendaftaran, potongan, simpanan, pinjaman, angsuran dan pengunduran diri anggota yang sedang berjalan.

1. Prosedur pendaftaran anggota yang sedang berjalan :

a. Calon anggota mengisi formulir pendaftaran dan menyerahkan persyaratan yang sudah ditentukan ke petugas koperasi.


(61)

b. Petugas menanyakan status kepegawaian calon anggota pada bag.personalia layak atau tidak menjadi anggota koperasi (dalam prosedur ini diasumsikan anggota telah layak dan memenuhi syarat yaitu bekerja dan menjadi karyawan PT. Holistic minimal selama 6 bulan).

c. Petugas mencatat biodata anggota dan membuat buku tabungan untuk anggota.

d. Anggota mendapatkan buku tabungan. 2. Prosedur potongan yang sedang berjalan :

a. Karena pembayaran simpanan dan angsuran anggota dilakukan dengan memotong langsung dari gaji anggota, maka petugas membuat daftar potongan per tanggal 25 yang nantinya diserahkan ke bag.akunting untuk dilakukan pemotongan gaji dari data anggota dan pinjaman

3. Prosedur simpanan yang sedang berjalan :

a. Anggota menyerahkan buku tabungan pada petugas.

b. Sebelumnya petugas telah membuat daftar potongan yang diberikan pada bag.akunting, hari sesudah penyerahan daftar potongan diasumsikan bag.akunting telah melakukan potongan maka petugas mencatat simpanan awal yaitu simpanan pokok sebesar Rp.50.000,- dan simpanan wajib sebesar Rp.15.000,-. Simpanan pokok dilakukan sekali saat menjadi anggota koperasi selanjutnya petugas hanya mencatat simpanan wajib saja.


(62)

d. Petugas membuat laporan bulanan simpanan yang diberikan pada ketua koperasi.

4. Prosedur pinjaman yang sedang berjalan :

a. Anggota mengisi formulir permohonan pinjaman dan ditandatangani oleh pemohon, pimpinan divisi pemohon, bag. Personalia dan diserahkan ke petugas. Anggota dapat melakukan pinjaman dengan syarat uang yang akan dipinjam tidak lebih dari gaji masing-masing anggota dan minimal pinjam Rp. 100.000, setiap melakukan pinjaman akan ditambah dengan bunga atau jasa sebesar 1,6 % dari besar pinjaman.

b. Petugas mencek apakah masih ada sisa pinjaman / angsuran, bila masih ada angsuran maka formulir permohonan pinjaman ditangguhkan sampai sisa pinjaman / angsuran yang lama lunas. Jika tidak kemudian petugas dan anggota menentukan berapa kali angsuran yang akan dibayarkan, lama angsuran disesuaikan dengan kesanggupan anggota membayar maks. 10 x angsuran per bulan dan mencatat data pinjaman pada buku besar pinjaman.

c. Petugas membuat bukti pinjaman lalu diberikan pada anggota.

d. Petugas membuat laporan pinjaman bulanan diserahkan pada ketua koperasi.


(63)

5. Prosedur angsuran yang sedang berjalan

a. Sebelumnya petugas sudah membuat daftar potongan, hari sesudah penyerahan daftar potongan diasumsikan bag.akunting telah melakukan potongan maka petugas melakukan pencatatan angsuran pinjaman. b. Petugas membuat laporan angsuran bulanan di serahkan kepada ketua

koperasi.

6. Prosedur pengunduran diri anggota

a. Anggota yang akan mengundurkan diri harus besar dari tunggakan atau tidak memiliki pembayaran angsuran kepada koperasi, anggota yang telah keluar tidak dapat menjadi anggota kembali.

b. Anggota secara lisan menyampaikan pengunduran diri kepada petugas koperasi.

c. Petugas mencari data anggota pada buku besar anggota dan menoret nama anggota dalam keanggotaannya, kemudian petugas mengurus pengambilan atau mencairkan saldo terakhir yang dimiliki anggota. d. Simpanan diberikan pada anggota dan anggota pun resmi keluar dari

koperasi.

4.1.2.1. FlowmapYang Sedang Berjalan

Flowmap akan memberikan gambaran tentang yang saat ini sedang

berjalan. Dari lama maka akan ditemukan beberapa data dan fakta yang akan dijadikan bahan untuk pengembangan dan penerapan sebuah aplikasi yang diusulkan.


(64)

Gambar 4.1 Flowmap pendaftaran anggota yang sedang berjalan

b. Flowmap potongan yang sedang berjalan


(65)

c. Flowmap simpanan yang sedang berjalan

Gambar 4.3Flowmapsimpanan yang sedang berjalan


(66)

(67)

e. Flowmap pengunduran diri anggota yang sedang berjalan

Gambar 4.5 Flowmap pengunduran diri anggota yang sedang berjalan Keterangan :

F.P : Formulir Pendaftaran A : Buku besar anggota

B : Arsip daftar potongan simpan pinjam C : Buku besar simpanan

F.P.P : Formulir permohonan pinjaman D : Arsip F.P.P ditangguhkan L : Buku besar pinjaman a : konektor data anggota b : konektor data pinjaman c : konektor data simpanan d : konektor data angsuran e : konektor data anggota update


(68)

4.1.2.2. Diagram Konteks Yang Sedang Berjalan

Suatu perancangan proses dalam pembuatan informasi meliputi beberapa kegiatan diantaranya pembuatan diagram konteks. Pendekatan struktur ini menggambarkan secara garis besar atau secara keseluruhan. Pada diagram konteks ini informasi yang dibuat akan menghasilkan informasi yang dibutuhkan dan tujuan yang ingin dihasilkan. Berikut gambaran diagram konteks sistem informasi simpan pinjam yang sedang berjalan

Gambar 4.6 diagram konteks yang sedang berjalan

Gambar 4.6 merupakan diagram konteks dari sistem informasi simpan pinjam yang sedang berjalan dimana entitas luar sistem yaitu anggota, ketua koperasi, bag.akunting. Sedangkan entitas internal sistem yaitu petugas, bag.personalia. Data yang menjadi masukan dalam sistem informasi merupakan data pendaftaran, data buku tabungan, data permohonan pinjaman. Sedangkan informasi yang dihasilkan dari sistem yaitu untuk anggota berupa data buku tabungan, data simpanan, data bukti pinjaman. Untuk bag.akunting yaitu data daftar potongan simpan pinjam. Untuk ketua


(69)

koperasi yaitu data laporan simpanan, data laporan pinjaman, data laporan angsuran .

4.1.2.3. Data Flow Diagram(DFD) Yang Sedang Berjalan

Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi grafik yang

menggambarkan arus data dari suatu sistem. Data Flow Diagram ini merupakan alat bantu dalam berkomunikasi dengan pemakai untuk memahami secara logika tanpa memperhitungkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan.

a. Data Flow Diagram level-1 sistem informasi simpan pinjam yang


(70)

Gambar 4.7 DFD level-1 sistem informasi simpan pinjam yang berjalan b. Data Flow Diagram level-2 proses 1 (pendaftaran) sistem informasi


(71)

Gambar 4.8 DFD level-2 proses 1 pendaftaran anggota yang berjalan

c. Data Flow Diagram level-2 proses 3 (simpanan) sistem informasi

simpan pinjam yang berjalan

Gambar 4.9 DFD level-2 proses 3 simpanan yang berjalan

d. Data Flow Diagram level-2 proses 4 (pinjaman) sistem informasi


(72)

Gambar 4.10 DFD level-2 proses 4 pinjaman yang berjalan

e. Data Flow Diagram level-2 proses 5 (angsuran) sistem informasi

simpan pinjam yang berjalan

Gambar 4.11 DFD level-2 proses 5 angsuran yang berjalan

f. Data Flow Diagram level-2proses 6 (pengunduran diri anggota) sistem


(1)

Tabel 5.30 Pengujian Laporan Simpanan Kasus dan Hasil Uji ( Data Normal )

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Periode simpanan Dapat mencetak

keseluruhan data simpanan anggota sesuai dengan periode simpanan

Data simpanan anggota tercetak sesuai periode simpanan

[x] Diterima [ ] Ditolak

Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah )

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Periode tidak sesuai Mencetak laporan

kosong

Mencetak laporan kosong

[x] Diterima [ ] Ditolak

7. Laporan Pinjaman

Pengujian laporan pinjaman dilakukan guna meyakinkan bahwa proses cetak laporan pinjaman sudah berjalan sesuai dengan kebutuhan sistem secara keseluruhan.

Tabel 5.31 Pengujian Laporan Pinjaman Kasus dan Hasil Uji ( Data Normal )

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Periode pinjaman Dapat mencetak

keseluruhan data pinjaman anggota sesuai dengan periode pinjaman

Data pinjaman anggota tercetak sesuai periode pinjaman

[x] Diterima [ ] Ditolak

Ketetangan pinjaman Dapat mencetak keseluruhan data pinjaman anggota sesuai dengan periode dan keterangan

pinjaman

Data pinjaman anggota tercetak sesuai periode dan keterangan

pinjaman

[x] Diterima [ ] Ditolak

Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah )

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Periode tidak sesuai Mencetak laporan

kosong

Mencetak laporan kosong

[x] Diterima [ ] Ditolak


(2)

175

8. Laporan Angsuran

Pengujian laporan angsuran dilakukan guna meyakinkan bahwa proses cetak laporan angsuran sudah berjalan sesuai dengan kebutuhan sistem secara keseluruhan.

Tabel 5.32 Pengujian Laporan Angsuran Kasus dan Hasil Uji ( Data Normal )

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Periode angsuran Dapat mencetak

keseluruhan data angsuran anggota sesuai dengan periode angsuran

Data angsuran anggota tercetak sesuai periode angsuran

[x] Diterima [ ] Ditolak

Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah )

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Periode tidak sesuai Mencetak laporan

kosong

Mencetak laporan kosong

[x] Diterima [ ] Ditolak

5.2.3. Kesimpulan Hasil Pengujian

Berdasarkan hasil pengujian dengan metode Black Box yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perangkat lunak Sistem Informasi Simpan Pinjam ini bebas dari kesalahan sintaks dan secara fungsional mengeluarkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.


(3)

176 6.1. KESIMPULAN

Dengan dibangunnya sistem informasi simpan pinjam pada Koperasi Karyawan Holindo ini, diharapkan dapat menangani permasalahan yang terjadi bagi instansi dan bagian kerja yang terkait. Dengan permasalahan yang tertangani, setiap informasi yang didapat menjadi lebih cepat, tepat dan akurat agar dimudahkan untuk pengambilan keputusan di masa depan.

Hasil dari analisis dan perancangan sistem informasi ini, dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Proses transaksi simpan pinjam yang dilakukan diantaranya adalah proses pencatatan pendaftaran anggota, pencatatan simpanan, pinjaman, angsuran, pembuatan daftar potongan serta pembuatan laporan.

2. Dengan adanya sistem informasi simpan pinjam dapat membantu proses pencatatan anggota koperasi, proses transaksi simpanan, pinjaman, angsuran, potongan pembuatan laporan anggota, laporan simpanan, laporan pinjaman dan laporan angsuran pinjaman menjadi lebih mudah, cepat dan tepat karena penyimpanan datanya sudah dalam database.

3. Sistem informasi yang dibuat diharapkan dapat memberikan pelayanan yang cepat dan lebih baik kepada anggota koperasi yang melakukan


(4)

177

transaksi simpan pinjam sehingga memberikan kepercayaan, kemudahan dan kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan oleh petugas.

6.2. SARAN

Sistem informasi simpan pinjam pada Koperasi Karyawan Holindo, bukanlah sebuah sistem sempurna yang dapat menangani semua permasalahan yang terjadi. Untuk menjadikan sebuah sistem mempunyai tingkat permasalahan yang sangat kecil, diperlukan pengembangan-pengembangan yang harus diterapkan pada sistem.

Penulis mengajukan beberapa saran bagi pengembang dan pengguna, dengan dibangunnya sistem informasi ini. Adapun saran-saran tersebut adalah :

1. Untuk kedepannya sistem informasi simpan pinjam ini diharapkan ada perhitungan laba-rugi dan pembagian SHU anggota.

2. Dalam tahap penginputan data karyawan diharapkan sebelumnya ada proses pengseleksian data karyawan yang layak dan tidak layaknya oleh Bag. Personalia untuk menjadi anggota koperasi.


(5)

178

Al-Bahra Bin Ladjamudin. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu. Yogyakarta

Roger S. Pressman, Ph.D. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktis (Buku Satu).Andi. Yogyakarta

Fathansyah. 2007. Basis Data.Informatika. Bandung

http://mrdaniels.wordpress.com/2009/01/31/pendekatan-berorientasi-objek/14 juni 2011

http://iaprima.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/5439/D3_3a_Pendekatan.pd f/14 juni 2011

http://www.scribd.com/doc/55468895/Pengertian-Flowmap-dan-lowchart-Beserta-Simbol/14 juni 2011

http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi/16 juni 2011

http://www.technologybisnis.co.cc/2011/03/macam-topologi-jaringan.html/16 juni 2011

http://www.rinaamalia.com/ambil.php?file=INCREMENTAL_MODEL.pdf/16 juni 2011


(6)

BIODATA PENULIS

Nama : Septyan Nurcahyo

Tempat, Tanggal Lahir : Purwakarta, 17 Oktober 1988 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Anak ke- : Dua dari tiga bersaudara

Alamat : Jl. Ipik Gandamanah No.31B RT. 01/01 Rawa Mekar, Purwakarta 41116

Telpon : 085222213111

E-mail : tyan.2@windowslive.com

Pendidikan : 1. 1994-2000 : SDN Ciseureuh II 2. 2000-2003 : SMPN 2 Purwakarta 3. 2003-2006 : SMAN 2 Purwakarta 4. 2006-2011 : Jenjang Studi Strata I (S1)

Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik & Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia