Sistem Informasi Simpan Pinjam Koperasi

(1)

INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan

Program Studi Strata 1

Disusun oleh :

MUFID HADI M

1.05.03.270

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

i

SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM KOPERASI WAHANA RAHARJA PADA PT. DIRGANTARA INDONESIA

MUFID. HADI. M NIM : 1.05.03.270

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Skripsi pada tanggal : ______________________

Menyetujui, Pembimbing

Novrini Hasti S.Si, MT NIP : 4127.70.26.017

Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Prof. Dr. Ir. Ukun Satraprawira, M.Sc NIP : 4127.70.006

Ketua Jurusan Manajemen Informatika

Dadang Munandar, SE, M.Si NIP : 4127.70.26.019


(3)

iii

bernaung di bawah PT DI dan memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat pasti akan sangat membutuhkan suatu sistem informasi simpan pinjam yang baik. Hal tersebut dirasakan pula oleh koperasi ini yang jumlah anggotanya terus meningkat sehingga dalam melakukan kegiatan operasionalnya sering mengalami kendala dalam proses pendaftaran anggota, data simpanan, data peminjaman yang masih dilakukan kedalam buku besar, format atau daftar isian, sehingga memerlukan waktu yang lama dalam pengerjaannya. Proses pencarian data yang dilakukan pun cukup sulit karena harus mencari data yang disimpan dalam dokumen atau arsip, sehingga laporan yang harus diberikan kepada pimpinan bisa sangat lambat.

Metodologi yang digunakan dalam sistem pengolahan data yaitu teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi serta studi dokumentasi, sedangkan Metode Pengembangan Sistem yang digunakan adalah paradigma SDLC (System Development LifeCycle). Dimana dalam pembuatan program ini dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Alat bantu dalam Perancangan Sistem yang digunakan adalah dengan Bagan Alur Dokumen, Diagram Konteks, Diagram Alur Data, Kamus Data, ERD (Entity Relationship Diagram) dan Normalisasi. Adapun perangkat lunak pendukung yang digunakan yaitu Borland Delphi versi 7.0 dan Microsoft SQL Server 7.

Dari hasil penelitian ini telah diterapkan aplikasi sistem informasi simpan pinjam yang terintegrasi menggunakan basis data yang berbasis client-server ini, maka masalah pencatatan-pencatatan data transaksi tidak lagi dilakukan secara terpisah karena menggunakan database yang digunakan bersama-sama. Serta dengan diterapkannya sistem informasi simpan pinjam yang baru maka kinerja data simpanan dan pinjaman dapat ditingkatkan, dan tidak memerlukan banyak waktu dalam pembuatan laporan simpan pinjam.

Kata Kunci : Sistem Informasi Simpan Pinjam , Paradigma SDLC (System Development LifeCycle) , Menggunakan Basis Data.


(4)

iv

under PT DI and has a very important role in fostering and developing the economic potential of the people would be desperately needed an information system that both savings and loans.It is felt also by the number of cooperative members is increasing so that in conducting its operations often experience obstacles in the process of registration of members, savings data, borrowing data have been made into a big book, format or questionnaire, so it takes a long time in the process. Search process the data was quite difficult to do because they have to find the data stored in documents or archives, so that the report should be given to the head can be very slow.

The methodology used in the data processing system of data collection techniques such as interviews, observation and documentation study, while the system development method used is SDLC paradigm (System Development Lifecycle). Where in making this program can mean to construct a new system to replace the old system as a whole or improve existing systems. Aid in system by which design is the Document Flow Chart, Context Diagram, Data Flow Diagram, Data Dictionary, ERD( Entity Relationtship Diagram ) Normalization. The super software used is Borland Dhelpi Version 7.0 and Microsoft Sql Server 7.0.

From the results of this research has been applied to applications of information systems, integrated savings and loans using a database based on client-server, then the problem of recording the transaction data-recording is no longer done separately for using a database that is shared. And the application og information system is a new savings and loan so the performance saving and loan data can be improved, and does not require a lot of time in the making and savings and loan reporting.

Keywords: Savings and Loan Information System, SDLC paradigm ( System Development Lifecycle ), Using Database.


(5)

viii

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR SIMBOL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 3

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Kegunaan Penelitian ... 4

1.4.1. Kegunaan Praktis ………... 4

1.4.2. Kegunaan Akademis ………..…... 4

1.5. Batasan Masalah …... 5


(6)

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1. Konsep Dasar Sistem ... 7

2.1.1. Karakteristik Sistem ... 7

2.1.2. Antarmuka Subsistem... 8

2.1.3. Kedudukan Sistem Informasi Sebagai Sistem ... 11

2.2. Konsep Dasar Informasi ... 12

2.2.1. Siklus Informasi ... 13

2.2.2. Kualitas Informasi ... 14

2.2.3. Nilai Informasi ... 15

2.2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi... 16

2.2.5 Komponen Sistem Informasi ... 16

2.3. Sistem Informasi Simpan Pinjam... 18

2.4 Perangkat Lunak Pendukung ... 20

2.4.1 Database SQL Server ... 20

2.4.2 Sekilas Tentang Dhelpi ... 21

2.5. Jaringan Komputer………. ... 25

2.5.1 Jenis – Jenis Jaringan Komputer... 25 2.5.2 Topologi Jaringan……….

2.5.3 Pengertian Client Server……… 27 31


(7)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 33

3.1. Objek Penelitian ………... 33

3.3.1. Sejarah Singkat Perusahaan ……….. 33

3.3.2. Visi dan Misi Perusahaan ...……….. 35

3.3.3. Struktur Organisasi Perusahaan ………..……….. 35

3.3.4. Deskripsi Tugas …………..………... 37

3.2. Metode Penelitian ... 38

3.2.1. Desain Penelitain ………... 38

3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ………... 38

3.2.2.1. Sumber Data Primer ……… 39

3.2.2.2. Sumber Data Sekunder ……… 39

3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem ………. 40

3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem ………. 40

3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem ………... 41

3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan ……… 42

3.2.4 Pengujian Software ... 45

BAB IV ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN ... 48

4.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan ... 48

4.1.1. Analisis Dokumen ... 48

4.1.2. Analisis Prosedur Yang Sedang Berjalan ... 51

4.1.2.1. Flow Map ... 55

4.1.2.2. Diagram Kontek ... 62


(8)

4.1.3. Evaluasi Sistem Yang Sedang Berjalan ... 65

4.2. Perancangan Sistem ... 67

4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem ... 67

4.2.2. Gambaran Umum Sistem Yang Diusulkan ... 69

4.2.3. Perancangan Prosedur Yang Diusulkan ... 69

4.2.3.1. Flow Map………. 75

4.2.3.2. Diagram Konteks………. 82

4.2.3.3. Data Flow Diagram………. 82

4.2.3.4. Kamus Data………. 85

4.2.4. Perancangan Basis Data ………... 86

4.2.4.1. Normalisasi ... 86

4.2.4.2. Relasi Tabel ... 89

4.2.4.3. Entity Relationship Diagram ... 89

4.2.4.4. Struktur File ... 90

4.2.4.5. Kodifikasi …... 92

4.2.5. Perancangan Antarmuka ………... 93

4.2.5.1.Struktur Menu ... 94

4.2.5.2.Perancangan Input ... 94

4.2.5.3.Perancangan Output ... 98

4.2.5.4.Perancangan Arsitektur Jaringan ... 101

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 102

5.1. Implementasi Sistem ………... 102


(9)

5.1.2. Implementasi Perangkat Lunak …………... 103

5.1.3. Implementasi Perangkat Keras …………... 103

5.1.4. Implementasi Basis Data …………... 104

5.1.5. Implementasi Antar Muka ..………... 107

5.1.6. Implementasi Instalasi Program …... 108

5.1.7. Penggunaan Program …………... 111

5.1.8. Pengujian …………... 119

5.2.1. Rencana Pengujian …………... 120

5.2.2. Kasus dan Hasil Pengujian …………... 120

5.2.2.1. Pengujian Login ………... 120

5.2.2.2. Pengujian Pengisian Data ………... 121

5.2.3. Kesimpulan Hasil Pengujian …………... 124

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 125

6.1. Kesimpulan ... 125

6.2. Saran ... 126

DAFTAR PUSTAKA ... 127


(10)

xiii

Gambar 2.1. Antarmuka Subsistem……… 9

Gambar 2.2. Model Antarmuka Antara Dua Buah Sistem……….. 10

Gambar 2.3. Contoh Antarmuka Pada Sistem Batch (telah disederhanakan)………. 10

Gambar 2.4. Siklus Informasi………. 14

Gambar 2.5. Pilar Kualitas Informasi……….. 15

Gambar 2.6. Blok Sistem Informasi Yang Berinteraksi……….. 17

Gambar 2.7. Main Windows……… 22

Gambar 2.8. Form……… 22

Gambar 2.9. Component Pallete………... Gambar 2.10 Object Inspector………. 22 23 Gambar 2.11. Code Editor……… Gambar 2.12. Code Explorer……….... 23 24 Gambar 2.13 Local Area Network ( LAN )……….. 26

Gambar 2.14 Topologi Star……….. Gambar 2.15 Topologi Bus……….. Gambar 2.16 Topologi Ring………. Gambar 2.17 Client Server………... 28 29 30 30 Gambar 3.1. Struktur Organisasi Koperasi ” Wahana Raharja ”... 36


(11)

Gambar 4.1. Flowmap sistem informasi Pembuatan Rekening yang

berjalan... 56 Gambar 4.2. Flowmap sistem informasi Penyetoran Tabungan yang

Berjalan... 57 Gambar 4.3. Flowmap sistem informasi Penarikan Tabungan yang

berjalan... 58 Gambar 4.4. Flowmap sistem informasi Permohonan Kredit yang berjalan...

Gambar 4.5 Flowmap sistem informasi Permohonan Kredit yang berjalan

59

( Lanjutan )... Gambar 4.5. Flowmap sistem informasi Sistem Pembayaran Kredit yang

berjalan... 60 61

Gambar 4.6. Diagram Konteks sistem informasi Simpan Pinjam yang

berjalan... 62 Gambar 4.8. DFD level 1.0 sistem informasi Simpan Pinjam yang

berjalan... 63 Gambar 4.9. DFD level 2 proses 1.0 sistem informasi Simpan Pinjam

yang berjalan... 63 Gambar 4.10. DFD level 2 proses 2.0 sistem informasi Simpan Pinjam ...

yang berjalan.

64

Gambar 4.11. DFD level 2 proses 3.0 sistem informasi Simpan Pinjam yang berjalan...

64 Gambar 4.12. DFD level 2 proses 4.0 sistem informasi Simpan Pinjam ...

yang berjalan

64

Gambar 4.13. DFD level 2 proses 4.0 sistem informasi Simpan Pinjam yang berjalan...


(12)

Gambar 4.14. Flowmap sistem informasi Simpan Pinjam proses

permohonan menjadi anggota yang diusulkan... 75 Gambar 4.15. Flowmap sistem informasi Simpan Pinjam Proses

Penyetoran Tabungan yang diusulkan ... 76 Gambar 4.16. Flowmap sistem informasi Penarikan Tabungan yang ...

diusulkan.

77

Gambar 4.17. Flowmap sistem informasi Permohonan Kredit yang ... diusulkan.

Gambar 4.18. Flowmap sistem informasi Permohonan Kredit yang

Diusulkan ( Lanjutan )... Gambar 4.19. Flowmap sistem informasi Pembayaran Kredit yang... Diusulkan

Gambar 4.20. Diagram Konteks sistem informasi Sistem Informasi

simpan pinjam yang diusulkan...

78

79 80

81 Gambar 4.21. DFD level 1 sistem informasi simpan pinjam yang

Diusulkan...

81 Gambar 4.22. DFD level 2 proses 1.0 sistem informasi Simpan Pinjam ...

yang diusulkan.

Gambar 4.23. DFD level 2 proses 2.0 sistem informasi Simpan Pinjam ... yang diusulkan.

Gambar 4.24. DFD level 2 proses 3.0 sistem informasi Simpan Pinjam yang diusulkan...

Gambar 4.25. DFD level 2 proses 4.0 sistem informasi Simpan Pinjam yang diusulkan...

82

82

83


(13)

Gambar 4.26. DFD level 2 proses 5.0 sistem informasi Simpan Pinjam... yang diusulkan.

84

Gambar 4.27. Relasi Tabel... 88

Gambar 4.28. Entity Relationship Diagram... 89

Gambar 4.29. Struktur Menu... 93

Gambar 4.30. Form Utama……….. 94

Gambar 4.31. Form User / Anggota……… 95

Gambar 4.32. Form Keterangan……….. 95

Gambar 4.33. Form Nasabah………... 96

Gambar 4.34. Form Peminjaman………. 96

Gambar 4.35. Form Tabungan………. 97

Gambar 4.36. Form Cetak Laporan Peminjaman……… 97

Gambar 4.37. Form Cetak Laporan Tabungan……… 97

Gambar 4.38. Buku Pembayaran Peminjaman……… 98

Gambar 4.38. Buku Tabungan Detail………. 98

Gambar 4.39. Laporan Buku Tabungan……….. Gambar 4.39. Laporan Buku Header………... 98 99

Gambar 4.40. Laporan Daftar Anggota………... 99

Gambar 4.41. Laporan Peminjaman……… 100

Gambar 4.42. Laporan Laporan Tabungan……….. 101


(14)

xvii

Tabel 1. Estimasi Jadwal Penyelesaian Penelitian……… 6

Tabel 4.1. Dokumen-dokumen yang digunakan……… 48

Tabel 4.2. SPMA……… 85

Tabel 4.3. File Anggota………. 90

Tabel 4.4. File Pinjaman………. 91

Tabel 4.5. File Pinjaman Detail……….. 91

Tabel 4.6. File Bunga………. 91

Tabel 4.7. File Tabungan……… 92

Tabel 4.8. File Tabungan Detail………. 92

Tabel 4.9. File Kodifikasi……….. 92

Tabel 5.1. Implementasi Antar Muka……… 108

Tabel 5.2. Rencana Pengujian Sistem Informasi Simpan Pinjam…………. 120

Tabel 5.3. Pengujian Login User……….. 120

Tabel 5.4. Pengujian Pengisian Data Nasabah………. 121

Tabel 5.5. Pengujian Pengisian Peminjaman………. 122


(15)

xviii 1. Simbol Flow Map


(16)

Penghubung

Garis Alir

Menunjukkan penghubung ke halaman yang sama

Menunjukkan arus dari proses 8.

Penjelasan 9.

10.

11.

12.

13.

Titik Terminal

Display

Keputusan

Menunjukkan penjelasan dari suatu proses

Menunjukkan awal dan akhir dari suatu proses

Menunjukkan output yang ditampilkan monitor

Menunjukkan suatu penyeleksian kondisi


(17)

2. Simbol Data Flow Diagram

Simbol Nama

Proses

Keterangan

Terminator

Aliran Data

Menunjukkan transformasi dari masukan menjadi keluaran

Menunjukkan penyimpanan data dalam bentuk arsip

Menggambarkan aliran paket data atau informasi

No

1.

2.

3.

4.

5.

Digunakan untuk menggambarkan elemen-elemen yang berhubungan dengan

lingkungan

Penyimpanan Menunjukkan penyimpanan data dalamsebuah database

Penyimpanan

[Sumber : Jogiyanto (2005 : 700)]

3. Simbol Entity Relationship Diagram


(18)

1 1.1. Latar Belakang Masalah

Teknologi informasi saat ini telah banyak membuat perubahan pada cara berpikir manusia. Tanpa teknologi informasi, suatu perusahaan atau instansi tidak dapat menjalankan kegiatan operasional secara optimal, Oleh karena itu, untuk menunjang kegiatan operasional, diperlukan suatu sistem informasi yang baik untuk mendapatkan data yang di perlukan dengan cepat dan akurat.

Banyak instansi perusahaan besar memanfaatkan teknologi informasi sebagai alat bantu dalam menyelesaikan permasalahan yang sering dihadapi. Masalah ini dapat berupa informasi dari data – data lapangan yang kemudian diolah sesuai dengan kebutuhan.

Bagi sebuah koperasi untuk menjalankan kegiatan operasionalnya berupa penerimaan simpanan dan memberikan pinjaman kepada anggotanya. maka, diperlukan suatu sistem tekonolgi informasi yang baik guna mendukung dan memudahkan memperoleh informasi secara efektif dan efisien.

Koperasi “WAHANA RAHARJA” adalah sebuah badan usaha yang bernaung di bawah PT DI dan memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat pasti akan sangat membutuhkan suatu sistem informasi simpan pinjam yang baik. Hal tersebut dirasakan pula oleh koperasi ini yang jumlah anggotanya terus meningkat sehingga dalam melakukan kegiatan operasionalnya sering mengalami kendala dalam proses pendaftaran anggota, data simpanan, data peminjaman yang masih


(19)

dilakukan kedalam buku besar, format atau daftar isian, sehingga memerlukan waktu yang lama dalam pengerjaannya. Proses pencarian data yang dilakukan pun cukup sulit karena harus mencari data yang disimpan dalam dokumen atau arsip, sehingga laporan yang harus diberikan kepada pimpinan bisa sangat lambat.

Untuk itu Koperasi “ Wahana Raharja” harus memiliki strategi yang tepat agar dapat meningkatkan mutu atau kualitas sistem operasionalnya seperti simpan pinjam, dengan membuat sistem informasi simpan pinjam yang baru yang menyangkut tentang kegiatan simpan pinjam seperti pelayanan kepada calon anggota baru dan anggota yang lama. Sistem informasi ini akan dapat meningkatkan kualitas dari sistem simpan pinjam yang sebelumnya, sehingga informasi yang dihasilkan dapat membantu pengurus koperasi dalam mempercepat proses pekerjaan yang menyangkut kegiatan simpan pinjam .

Sistem Informasi simpan pinjam baru di Koperasi “ Wahana Raharja “ yang dibuat ini bertujuan untuk membantu mempermudah proses pengolahan data anggota yang akan melakukan kegiatan simpan dan pinjam tersebut. Maka dengan adanya penelitian pada skripsi ini semoga bisa memperbaiki sistem yang sudah ada di Koperasi “Wahana Raharja” sehingga sistem yang diusulkan dapat diterima dan diterapkan oleh koperasi itu sendiri sehinga akan dapat berkembang lebih baik lagi.

Skripsi ini diberi judul :

SISTEM INFORMASI SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI “ WAHANA RAHARJA” PADAPT DI .


(20)

1.2. Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, identifikasi masalah yang akan menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini, yang menyangkut kekurangan dan kelemahan dari sistem informasi simpan pinjam koperasi Wahana Raharja pada PT DI.

1.2.1 Identifikasi masalah

Pada kenyataannya saat ini banyak hal yang membuat berbagai permasalahan koperasi di PT DI tidak bekerja secara optimal, diantaranya yaitu:

1. Proses pencatatan baik itu data anggota, data simpanan dan data peminjaman memakan waktu yang lama, karena dalam melakukan pencatatan dan pengolahan data yang dilakukan dengan cara ditulis dan diarsipkan dalam buku atau dokumen koperasi bisa memakan waktu hingga ber jam – jam.

2. Sulitnya mengetahui Data Anggota, Data Simpanan, dan Data Peminjaman.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, bagaimana menggunakan Sistem Informasi yang ada pada Koperasi “ Wahana Raharja” . Adapun rumusan masalah tersebut, antara lain :

1. Bagaimana proses yang sedang berjalan yang dapat mendukung pengolahan data simpan pinjam baru di Koperasi “ Wahana Raharja” ? 2. Bagaimana perancangan sistem informasi simpan pinjam baru di Koperasi


(21)

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud

Maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun sistem informasi simpan pinjam baru di Koperasi “ WAHANA RAHARJA” Di PT DI.

1.3.2 Tujuan

Adapun Tujuan dari penulisan tersebut yaitu :

1. Untuk memperkecil kemungkinan hilangnya data dan terjadinya duplikasi data, karena data tidak dicatat lagi di buku tetapi data di simpan dalam sebuah database.

2. Untuk mempermudah melakukan pengolahan data pada Sistem Informasi simpan pinjam baru di Koperasi “ Wahana Raharja “

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian skripsi ini mencakup kegunaan praktis dan akademis 1.4.1 Kegunaan praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai sistem informasi peminjaman yang dilaksanakan perusahaan, serta dapat dijadikan pertimbangan dan perbaikan di masa yang akan datang.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Penelitian ini membuka cakrawala pengetahuan terutama penerapan teori mengenai sistem informasi simpan pinjam yang baik. Selain itu juga untuk memenuhi syarat dalam menempuh


(22)

ujian sidang Strata 1 manajemen Informatika pada Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

2. Bagi Koperasi koperasi ”Wahana Raharja” ini, diharapkan sistem informasi simpan pinjam baru yang telah dibuat dapat menjadi masukan untuk memecahkan masalah tentang simpan pinjam, serta hasil dari masukan tersebut dapat di kembangkan lagi untuk masa yang akan datang.

1.5. Batasan Masalah

Untuk memudahkan dalam pembahasan masalah yang akan dibahas, maka batasan masalahnya adalah :

1. Sistem Informasi yang akan dibangun adalah Sistem Informasi yang hanya mencakup data anggota, data simpanan, data peminjaman, dan data transaksi pembayaran/cicilan saja.

2. Sistem Informasi yang dibangun tidak mencakup data pemasukan biaya, data administrasi dan juga keuangan Koperasi.

3. Tools yang di gunakan adalah Borland Delphi sebagai program aplikasi dalam antar muka dan Microsoft SQL Server sebagai program aplikasi untuk membangun database-nya.

4. Metode aliran yang akan digunakan adalah metode terstruktur, yang terdiri dari Data flow Diagram (DFD), dalam menggambarkan model fungsional dan Entity Relationship Diagram (ERD) untuk menggambarkan model data.


(23)

1.6. Lokasi dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di KOPERASI KELUARGA BESAR DIRGANTARA INDONESIA “ WAHANA RAHARJA ’’ Jl. Padjadjaran No. 175 Bandung 40174, Jawa Barat – Indonesia.

Untuk memperlancar dan mempermudah dalam menyelesaikan tugas akhir ini, sangat dibutuhkan penjadwalan Jadwal Kegiatan Penelitian dan Penyusunan tugas akhir, Tabel 1.1 adalah rencana pengalokasian dan pembagian waktu untuk penyelesaian tugas akhir.

Tabel 1.1

Pengalokasian dan pembagian waktu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2341234

Persiapan 

1.1 Perijinan Penelitian 1.2 Observasi Awal 1.3 Persiapan Proposal 1.4 Pengumpulan Proposal

Pengumpulan Data

2.1 Observasi Penelitian 2.2 Studi Literatur

Pengolahan Data

3.1 Pendefinisian Masalah dan Studi Kelayakan 3.2 Analisis dan Desain

Penyusunan Skripsi

4.1 Pendahuluan 4.2 Landasan Teori

4.3 Objek Penelitian dan Metode 4.4 Analisis Sistem Yang berjalan 4.5 Rancangan Sistem Informasi 4.6 Implementasi

4.7 Kesimpulan dan saran 4.8 Pembuatan Program 4.9 Persiapan Seminar 4.10Seminar

4.11Persiapan Sidang 4.12Sidang

4.13Penyerahan Hasil Skripsi

2 3 4 No 1 Jan Feb Nama Kegiatan Sept Oct Nov Des


(24)

    7 

 

Pada landasan teori akan dijelaskan beberapa teori yang berkaitan dengan

permasalahan yang akan dibahas sebagai dasar terhadap pemahaman sebuah sistem

serta metoda yang dipakai untuk kegiatan pengembangan terhadap sistem itu sendiri.

2.1

Konsep Dasar Sistem

Pendekatan didalam mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok, yaitu yang

menekankan pada prosedurnya dan pada komponen atau elemennya. Pendekatan

sistem yang lebih menekankan pada prosedur didefenisikan oleh

Jogiyanto (2005 : 3). 

sebagai berikut :

“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu

kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu”

.

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya

yang mendefinisikan sistem sebagai

kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi

untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2.1.1.

Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat tertentu. yaitu :

1.

Komponen Sistem

(

Components

). Suatu sistem terdiri dari sejumlah

komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama untuk


(25)

membentuk satu kesatuan.

2.

Batas Sistem

(

Boundary

). Batas sistem merupakan daerah yang membatasi

antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan

luarnya.

3.

Lingkungan Luar Sistem

(

Environments

). Lingkungan luar dari suatu sistem

adalah apapun dari luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

4.

Penghubung Sistem

(

Interface

). Penghubung merupakan media penghubung

antara satu subsistem dengan subsistem yang lain.

5.

Masukan Sistem

(

Input

). Masukan adalah energi yang dimasukkan kedalam

sistem.

6.

Keluaran Sistem

(

Output

). Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

7.

Pengolah Sistem

(

Process

). Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian

pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8.

Sasaran Sistem

(

Objective

) atau

Tujuan

(

Goal

). Suatu sistem pasti

mempunyai tujuan atau sasaran. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali

masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

2.1.2.

Antarmuka Subsistem

Sebagaimana telah diketahui, sebuah sistem umumnya terdiri atas sejumlah

subsistem. Masing-masing subsistem yang memiliki batas tersendiri ini saling

berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama. Abdul Kadir (2003 : 61). Gambar

2.2. memperlihatkan ilustrasi tentang hal ini.


(26)

Gambar 2.1.

Antarmuka Subsistem

.

(Sumber : Kadir (2003 : 62))

Garis-garis yang menghubungkan antar subsistem pada gambar di atas disebut

antarmuka (

interface

) atau penghubung subsistem. Antarmuka subsistem

merupakan hal yang penting, sebab tanpa antarmuka ini sistem hanya berisi

sekumpulan subsistem yang berdiri sendiri dan tidak saling berkaitan. Bayangkan jika

dalam sebuah perusahaan, antara bagian produksi dan bagian teknologi informasi

tidak berhubungan. Barangkali yang terjadi pihak teknologi informasi akan

membangun sistem yang tidak diperuntukkan untuk menangani masalah sekarang

pada bagian produksi, tetapi menangani masalah yang telah berlalu.

Secara prinsip, antarmuka subsistem berupa masukan dan keluaran. Dalam

prakteknya, sebuah subsistem bisa saja hanya memberikan keluaran atau hanya

menerima masukan. Abdul Kadir (2003 : 62). Gambar 2.3. memperlihatkan dua

model hubungan antara dua buah

sistem.


(27)

(a)

Antarmuka bolak-balik

(b)

Antarmuka satu arah

Gambar 2.2.

Model Antarmuka Antara Dua Buah Sistem

.

(Sumber : Kadir (2003 : 62))

Gambar 2.4. memperlihatkan contoh pengolahan secara batch yang

memperlihatkan antarmuka antar subsistem. Abdul Kadir (2003 : 63).

Gambar 2.3.

Contoh Antarmuka Pada Sistem Batch (telah disederhanakan)

.


(28)

Pada prakteknya, sebuah antarmuka tidak sekedar menyatakan aliran data

melainkan juga melaksanakan suatu proses. Dalam sistem informasi, pada dasarnya

antarmuka berfungsi sebagai :

Penapisan

, yakni membuang

derau

atau data yang tak berguna.

Pengkodean / pengdekodean

, yakni mengubah data dari suatu format ke dalam

format yang lain.

Pendeteksian

, yakni melakukan pemeriksaan dan pembetulan

kesalahan-kesalahan terhadap standar atau kekonsistesian.

Penyanggaan

(

buffering

), yakni memungkinkan dua buah sistem bekerja sama

tanpa harus tersinkronisasi secara ketat. Caranya, antarmuka mengumpulkan

data dari satu subsistem dan kemudian memperkenankan subsistem lain

mengambil data tersebut.

Pengamanan

, yakni menolak permintaan yang berasal dari pihak yang tak

berhak terhadap data dan menyediakan mekanisme proteksi terhadap yang

lain.

Pengikhtisaran

, yakni meringkas sejumlah masukan ke dalam bentuk agregat

(ringkasan).

2.1.3.

Kedudukan Sistem Informasi Sebagai Sistem

Berdasarkan penjelasan berbagai klasifikasi, sistem informasi tergolong sebagai.:

1.

Sistem Buatan Manusia

. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang

oleh manusia.


(29)

dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan

keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena sistem

sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka suatu sistem

harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik. Sistem yang baik

harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatif tertutup karena

sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka hanya untuk

pengaruh yang baik saja.

3.

Bersifat Fisik

. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.

4.

Dapat Tergolong Sebagai Sistem Probabilistik Atau Deterministik

(

Tergantung Pada Titik Pandang Untuk Meninjaunya

). Sistem tertentu

(

deterministic system

) beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat

diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti,

sehingga keluaran dari

sistem dapat diramalkan. Sistem tak tentu

(

probabilistic system

) adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat

diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

2.2

Konsep Dasar Informasi

Informasi ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi,

sehingga informasi ini sangat penting di dalam suatu organisasi. Suatu sistem

yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh, kerdil dan akhirnya

berakhir. Apakah sebenarnya informasi itu, sehingga sangat penting artinya bagi

suatu sistem?.


(30)

Informasi (

information

) dapat didefinisikan sebagai berikut. Jogiyanto

(2005 : 8) :

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna

dan lebih berarti bagi yang menerimanya

”.

Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari

bentuk tunggal datum atau data-item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan

suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (

event

) adalah

sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu. Di dalam dunia bisnis,

kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut

dengan transaksi. Misalnya penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi

nilai uang atau nilai piutang dagang. Kesatuan nyata (

fact

dan

entity

) adalah berupa

suatu obyek nyata seperti tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi.

2.2.1.

Siklus Informasi

Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak,

sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk

menghasilkan informasi.

Data yang diolah untuk menghasilkan informasi menggunakan suatu model

proses tertentu. Misalnya data temperatur ruangan yang didapat adalah dalam satuan

derajat fahrenheit dan data ini masih dalam bentuk yang kurang berarti bagi

penerimanya yang terbiasa dengan satuan derajat celcius. Supaya dapat lebih berarti

dan berguna dalam bentuk informasi, maka perlu diolah dengan melalui suatu model

tertentu. Dalam hal ini dipergunakan model matematik yang berupa rumus konversi


(31)

dari satuan derajat fahrenheit menjadi satuan derajat celcius.

Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian

menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan,

yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah

data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat

suatu model dan seterusnya membentuk siklus. Siklus ini oleh John Burch disebut

dengan siklus informasi (

information cycle

). Jogiyanto (2005 : 9). Siklus ini disebut

juga dengan siklus pengolahan data (

data processing cycles

).

Gambar 2.4.

Siklus Informasi

.

(Sumber : Jogiyanto (2005 : 9))

2.2.2.

Kualitas Informasi

Kualitas dari suatu informasi (

quality of information

) tergantung dari tiga hal,

yaitu informasi harus akurat (

accurate

), tepat pada waktunya (

timeliness

) dan relevan

(

relevance

). John Burch dan Gary Grudnitski menggambarkan kualitas dari informasi

dengan bentuk bangunan yang ditunjang oleh 3 buah pilar. Jogiyanto (2005 : 10).


(32)

Gambar 2.5.

Pilar Kualitas Informasi

.

(Sumber : Jogiyanto (2005 : 10))

1.

Akurat

. Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias

atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan

maksudnya.

2.

Tepat Pada Waktunya

. Berarti informasi yang datang pada penerima tidak

boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi.

Karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila

pengambilan keputusan tersebut terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk

organisasi.

3.

Relevan

. Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

2.2.3.

Nilai Informasi

Nilai dari informasi (

value of information

) ditentukan dari dua hal, yaitu

manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila

manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi

perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi


(33)

umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan

sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah yang tertentu

dengan biaya untuk memperolehnya, karena sebagian besar informasi dinikmati tidak

hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan. Lebih lanjut sebagian besar informasi

tidak dapat persis ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat

ditaksir nilai efektivitasnya. Pengukuran nilai informasi biasnya dihubungkan dengan

analisis

cost effectiveness

atau

cost benefit

. Jogiyanto (2005 : 11).

2.2.4

Konsep Dasar Sistem Informasi

Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi (

information system

)

atau disebut juga dengan

processing systems

atau

information processing systems

atau

information-generating systems

. Sistem informasi didefinisikan oleh Robert A.

Leitch dan K. Roscoe Davis sebagai berikut. Jogiyanto (2005 : 11) :

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung

operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu

organisasi

dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang

diperlukan

”.

2.2.5

Komponen Sistem Informasi

John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem

informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok

bangunan (

building block

). Jogiyanto (2005 : 12), yaitu blok masukan (

input

block

), blok model (

model block

), blok keluaran (

output block

), blok teknologi


(34)

(

technology block

), blok basis data (

database block

), dan blok kendali (

controls

block

). Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling

berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai

sasarannya.

Gambar 2.6.

Blok Sistem Informasi Yang Berinteraksi

.

(Sumber : Jogiyanto (2005 : 12))

1.

Blok Masukan

. Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi.

Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang

akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2.

Blok Model

. Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model

matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di

basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang

diinginkan.

3.

Blok Keluaran

. Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan

informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua

tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

4.

Blok Teknologi

. Teknologi merupakan ”kotak alat” (

tool-box

) dalam sistem

informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,


(35)

menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran

dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

5.

Blok Basis Data

. Basis data (

database

) merupakan kumpulan dari data yang

saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras

komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu

disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih

lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa,

supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik

juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpannya. Basis data diakses atau

dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut

dengan DBMS (

Database Management Systems

).

6.

Blok Kendali

. Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti

misalnya bencana alam, api, temperatur air, debu, kecurangan-kecurangan,

kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan,

ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu

dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat

merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-

kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.3.

Sistem Informasi Simpan Pinjam

Dapat disimpulkan bahwa Koperasi Simpan Pinjam (KOSIPA) adalah

komponen – komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk

mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi di


(36)

sebuah koperasi yang modalnya diperoleh dari simpanan pokok dan simpanan

wajib para anggota koperasi. Kemudian modal yang telah terkumpul tersebut

dipinjamkan kepada para anggota koperasi dan terkadang juga dipinjamkan

kepada orang lain yang bukan anggota koperasi yang memerlukan pinjaman

uang, baik untuk keperluan komsumtif maupun untuk modal kerja. Kepada

setiap peminjam, KOSIPA menarik uang administrasi setiap bulan sejumlah

sekian persen dari uang pinjaman.

Koperasi sejenis ini didirikan untuk memberi kesempatan kepada

anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga ringan. Koperasi

simpan pinjam berusaha untuk,

“…mencegah para anggotanya terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada

waktu mereka memerlukan sejumlah uang…dengan jalan menggiatkan

tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang…dengan bunga yang

serendah-rendahnya…”.

Dalam koperasi terdapat simpanan yang di tentukan oleh seluruh

anggota koperasi yang berupa simpanan pokok, simpanan wajib, dan

simpanan sukarela. Di antara simpanan tersebut terdapat nilai nominal yang

kadang bisa berubah setiap tahun nya.

Peminjaman yang dilakukan di koperasi simpan pinjam dilakukan

dengan diadakannya bunga dan denda dalam transaksi peminjaman yang

sudah ditentukan oleh koperasi , sehingga proses melakukan


(37)

pembayaran/cicilan bisa dilakukan dengan baik antara anggota dan pihak

koperasi.

Koperasi Wahana Raharja memiliki 2 jenis permohonan kredit yaitu

KU1 dan KU2 yang menentukan besar dan lama pinjaman. KU1 adalah

permohonan kredit dengan pinjaman sebesar Rp. 2.000.000.00 dan lama

pinjam 12 bulan, sedangkan KU2 adalah permohonan kredit dengan pinjaman

sebesar Rp. 4.000.000.00 dan lama pinjam 24 bulan. Peminjam harus

mengisikan jenis permohonan kredit pada SPK sebelum menyerahkannya

pada bagian administrasi.

2.4

Perangkat Lunak Pendukung

Perangkat lunak pendukung merupakan perangkat lunak yang digunakan

untuk membuat sistem informasi.

2.4.1

Database SQL Server

SQL Server 7 adalah sebuah database relasional yang dirancang untuk

mendukung aplikasi dengan arsitektur client/server, dimana database terdapat pada

computer pusat yang disebut server dan informasi digunakan bersama – sama oleh

beberapa user yang menjalankan aplikasi di dalam komputer lokalnya yang disebut

dengan client. Arsitektur semacam ini memberikan integritas data yang tinggi, karena

semua user bekerja dengan informasi yang sama. Melalui aturan – aturan bisnis,

kendali diterapkan kepada semua user mengenai informasi yang ditambahkan

kedalam database.


(38)

Arsitektur client/server sangat mengurangi lalulintas network, karena ia hanya

memberikan data yang diminta oleh user saja. Database SQL server 7 dibagi kedalam

beberapa komponen logical , seperti tabel, view dan elemen – elemen lain yang

terlihat oleh user. Server SQL bisa mengandung beberapa database yang digunakan

oleh beberapa user, misal sebuah perusahaan bisa memiliki satu database yang

digunakan oleh banyak user tertentu dalam masing – masing departemen.

SQL Server mampu menghasilkan diagram database, diagram ini adalah

representasi grafik dari tabel, indeks, dan view yang disimpan oleh database dan bisa

dimanipulasi dengan teknik drag and drop dan interaksi dengan kotak dialog. Dengan

cara ini beberapa tugas bisa dilakukan tanpa perlu menggunakan Transact SQL

seperti misalnya mengubah karakteristik fisik dari database atau tabel-tabelnya.

2.4.2

Sekilas Tentang Delphi

Delphi adalah software buatan Borland yang sangat populer. Berbeda dengan

software Windows umumnya, delphi bukanlah software aplikasi seperti MS Office

atau permainan game. Delphi adalah sebuah bahasa pemrograman,

Development

Language

, aplikasi untuk membuat aplikasi. Delphi digunakan untuk membangun

aplikasi windows, aplikasi grafis, aplikasi visual, bahkan aplikasi jaringan

(client/server) dan berbasis internet. Saat ini Borland Delphi telah mencapai versi 7

dan banyak digunakan, baik diperusahaan pengembang software maupun oleh para

mahasiswa yang sedang belajar pemrograman.

Borland telah berpengalaman memproduksi perangkat pengembang andal.

Seperti kelompok Turbo yaitu Turbo Basic, Turbo C, Turbo Prolog, Turbo Assembler


(39)

atau Turbo Pascal, juga Visual dBASE, Borland C++, Borland Pascal, maupun

Borland C++.

Objek Pascal yang digunakan pada Delphi adalah pengembangan dari bahasa

Pascal terutama dalam hal OOP (

Object Oriented Programming

). Bahasa Pascal

sendiri mempunyai reputasi bagus di dunia pemrograman. Pascal adalah favorit para

programmer pada zamannya.

Tampilan bidang kerja yang lazim disebut dengan IDE (

Integrated

Development Environment

) yaitu tampilan utama pada pemrograman Borland Delphi.

IDE terdiri dari beberapa jendela yang akan membantu dalam pembuatan program

aplikasi diantaranya yaitu.

1.

Main Windows

Main windows adalah tampilan menu utama pada pemrograman Borland

Delphi dan beberapa dan beberapa

Tool Windows

.

Gambar 2.7. Main Windows


(40)

2.

Form

Form adalah bahan dasar yang akan menjadi jendela aplikasi. Pada form telah

terdapat tiga tombol control yaitu

Minimize, Maximize

atau

Restore

dan

Close.

Gambar 2.8. Form

3.

Component Pallete

Component Pallete

menyediakan berbagai komponen yang bisa di pasangkan

pada form sesuai dengan keperluan

Gambar 2.9. Compenent Pallete

4.

Object Inspector

Object inspector

adalah sarana pengaturan yang dipasangkan pada form atau

form itu sendiri.

Gambar 2.10. Object Inspector

 


(41)

5.

Code Editor

Code editor

adalah tempat dimana menuliskan program dalam bahasa Object

Pascal.

Gambar 2.11.

Code Editor

6.

Code Explorer

Code explorer

digunakan untuk memudahkan navigasi di dalam file unit.

Code explorer

terletak di sebelah kiri

code editor

.

Gambar 2.12. Code Explorer

 


(42)

2.5 Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan

lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui

kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer

dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan

bersama-sama menggunakan

hardware

/

software

yang terhubung dengan jaringan.

Setiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut

node

.

Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan.

Sekumpulan komputer dikatakan terinterkoneksi bila keduanya dapat saling bertukar

informasi. Bentuk koneksinya tidak harus melalui kawat tembaga saja melainkan

dapat menggunakan serat optik, gelombang mikro, atau satelit komunikasi.

2.5.1

Jenis jaringan komputer

Jenis-jenis jaringan komputer ada 3, yaitu :

1.

Local Area Network (LAN)

Local Area Network

(LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah

gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali

digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan

workstation

dalam

kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya

(misalnya printer) dan saling bertukar informasi.


(43)

Gambar 2.13

Local Area Network

(LAN)

Sumber (www.oreilly.com/catalog/ 9780596528249/toc.html)

2.

Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network

(MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang

berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN.

MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga

sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum.

MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan

televisi kabel.

3.

Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network

(WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang

luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan

mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi)

pemakai.


(44)

2.5.2

Topologi jaringan

Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan

komputer lainnya sehingga membentuk jaringan. Cara yang saat ini banyak

digunakan adalah bus, token-ring dan star. Masing-masing topologi ini mempunyai

ciri khas, dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri.

Menurut Zulkifli Amsyah Topologi jaringan adalah cara bagaimana data

diedarkan, atau cara di mana mesin-mesin ditempatkan dan dihubungkan secara fisik

dalam satu jaringan.

1.

Star Network

Pada topologi

star network

atau jaringan bintang hubungan titik ke titik

dibangun antara komputer di lokasi sentral dengan tiap-tiap komputer dan alat media

lain .

Biasanya dua fungsi komputer sentral adalah sebagai alat penghubung

(

switching device

) atau pengontrol dan sebagai sebuah komputer sentral. Sebagai alat

penghubung, pusat menerima pesan dari satu komputer, mengidentifikasikan

tujuannya dalam jaringan, dan menyampaikan pesan ke tujuan tersebut.


(45)

Gambar 2.14 Topologi Star

Sumber (www.geocities.com/fadelku/ network/jaringan.html)

Keuntungan:

1. Paling fleksibel

2. Pemasangan/perubahan stasiun sangat mudah dan tidak mengganggu bagian

jaringan lain

3. Kontrol terpusat

4. Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan

5. Kemudahaan pengelolaan jaringan

Kerugian:

1. Boros kabel

2. Perlu penanganan khusus

3. Kontrol terpusat (HUB) jadi elemen kritis

2.

Bus Network

Pada jaringan komputer ini memiliki konfigurasi yang berbentuk garis. Dalam

jaringan tidak ada induk komputer yang mengontrol jaringan komputer secara

keseluruhan.


(46)

Gambar 2.15 Topologi Bus

Sumber (www.geocities.com/fadelku/ network/jaringan.html)

Topologi bus terlihat pada skema di atas. Terdapat keuntungan dan kerugian

dari tipe ini yaitu:

Keuntungan: Kerugian:

1. Hemat kabel

1. Deteksi dan isolasi kesalahan sangat keciil

2. Layout kabel sederhana

2. Kepadatan lalu lintas

3. Mudah dikembangkan

3. Bila salah satu client rusak, maka jaringgan tidak

bisa berfungsi.

4. Diperlukan repeater untuk jarak jauh

3.

Ring Network

Topologi

Ring Network

atau jaringan cincin adalah suatu konfigurasi dimana

tiap komputer yang ada di jaringan dihubungkan dengan komputer tetangganya atau

komputer lain di sebelahnya. Ini merupakan variasi konfigurasi hubungan multi

(

multidrop

).


(47)

Bila pesan dikirim pada jaringan cincin, itu dimulai dari penentuan alamat

tujuan. Tiap komputer pada hubungan cincin mendengar alamatnya sebelum pesan

disampaikan kekomputer berikutnya.

Kerugian pemakain topologi cincin ini adalah data pada suatu komputer tidak

dapat digunakan, khususnya pada beberapa aplikasi

microcomputer

.

Gambar 2.16 Topologi Ring

Sumber (www.geocities.com/fadelku/ network/jaringan.html)

Keuntungan: Kerugian:

1. Hemat kabel 1. Peka kesalahan

2. Pengembangan jaringan lebih kaku

2.6

Pengertian Client-Server

Pegertian

Client

adalah komputer-komputer yang menerima atau

menggunakan fasilitas yang disediakan oleh

server

.


(48)

Pada mulanya

Client

dirancang untuk menghasilkan kinerja yang lebih besar

dan hanya mengubah sedikit biaya, dengan cara memindahkan sebagian tugas

pemprosesan dari komputer

client

ke komputer

server

.

Pengertian

Server

adalah komputer yang menyediakan fasilitas bagi

komputer-komputer lain didalam jaringan dan server dijaringan tipe

client-server

disebut dengan

Dedicated Server

karena murni berperan sebagai

server

yang

menyediakan fasilitas kepada

workstation

dan server tersebut tidak dapat berperan

sebagai

workstation

. ”

Jadi

Client-Server

adalah suatu bentuk arsitektur dimana

Client

adalah

perangkat yang menerima yang menampilkan antarmuka pemakai dan menjalankan

aplikasi (komputer) dan Server adalah perangkat yang menyediakan dan bertindak

sebagai pengelola aplikasi, data dan keamanannya (

server

atau

mainframe

). ”

Client-Server

biasanya berjalan pada setidaknya dua yang berbeda. Satu

komputer bertindak sebagai

client

dan yang lainnya sebagai

server

, tetapi

Client-Server

juga bisa berada pada satu komputer. Biasanya sebuah

server

melayani

beberapa komputer

client

walaupun mungkin juga hanya melayani 1

client

.


(49)

Gambar 2.17. Client Server

Sumber (www.geocities.com/fadelku/ network/Client server.html

)

Keunggulan :

1.

Kecepatan akses lebih tinggi karena penyediaan fasilitas jaringan dan

pengelolaannya dilakukan secara khusus oleh satu komputer

(server)

yang tidak

dibebani dengan tugas lain seperti

workstation

.

2.

Keamanan dan administrasi jaringan lebih baik, karena terdapat seorang pemakai

yang bertugas sebagai administrator jaringan, yang mengelola administrasi dan

keamanan jaringan.

3.

Backup

data lebih baik, karena pada jaringan

client-server backup

dilakukan

terpusat di server, yang akan mem

backup

seluruh data yang digunakan di dalam

jaringan.

Kelemahan

1.

Biaya operasional relatif lebih mahal

2.

Diperlukan adanya satu komputer khusus berkemapuan baik sebagai server.

3.

Kelangsungan jaringan sangat tergantung pada

server

. Bila

server

mengalami


(50)

33 3.1 Objek Penelitian

Pada bab ini akan menjelaskan beberapa uraian menyangkut Koperasi “Wahana Raharja” yang terdiri dari Sejarah Perusahaan, Visi dan Misi Perusahaan, Struktur Organisasi Perusahaan, dan Deskripsi Tugas.

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Pada tahun 1980 -an PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio atau sekarang telah berubah nama menjadi PT. Dirgantara Indonesia ( PT.DI ) jumlah karyawannya mencapai ± 10.000 Orang. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kegotong royongan diantara para karyawan , misalnya membantu yang sakit, musibah, melahirkan, atau masalah lainnya ditiap departemen bahkan dilingkungan kerja yang paling kecil seperti bagian dibentuk dana kesejahteraan yang pengalokasiannya hampir mirip dengan Koperasi, karena ketika dana mengendap para karyawan dapat meminjam dana tersebut. Dengan menjamurnya pengelolaan keuangan dalam bentuk dana kesejahteraan atau semi Koperasi, manajemen mamandang aktivitas tersebut selain tidak efektif juga akan menggangu aktivitas keseharian karyawan. Oleh karena itu Manajemen dalam hal ini Direktur Utama yang pada waktu itu Prof. DR. Ing. B.J. HABIBIE mengumpulkan seluruh elemen untuk membahas penomena yang berkembang dilingkungan kerja dalam upaya meningkatkan kesejahteraanya.


(51)

Pada tahun 1983 Bapak Habibie telah mengumpulkan Pengurus Dharma Wanita, Pimpinanan Perusahaan dan Perwakilan Karyawan kemudian terbentuklah Panitia Pendirian Koperasi dengan Pimpinan Ketua Dharma Wanita PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio ( Ibu. H. Ainun Habibie, Dr ).

Setelah melalui proses rapat-rapat sampai pada pembuatan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ( AD/ART ) maka pada tanggal 29 April 1983, berdirilah Koperasi dimana pengesahannya atau Badan Hukumnya dikeluarkan oleh Kantor Departemen Koperasi Kotamadya Bandung, pada tanggal 25 Oktober 1983 dengan Badan Hukum No. 7911/BH/KWK-10/I.

Dengan adanya beberapa kali perubahan nama Perusahaan, maka nama Koperasi berubah yang semula Koperasi Keluarga Besar Nurtanio “ Wahana Raharja” berubah nama menjadi Koperasi Keluarga Besar Industri Pesawat Terbang Nusantara “ Wahana Raharja “ atau disingkat KKB PT.IPTN “ Wahana Raharja “ dengan hak Badan Hukum No : 7911 B/BH/KWK-10/III/1995.

Sehubungan adanya perubahan kembali nama Perusahaan dari PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio ( PT IPTN ) menjadi PT. Dirgantara Indonesia ( PT.DI ), maka koperasipun kembali berubah nama dari Koperasi Keluarga Besar PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara “ Wahana Raharja “ menjadi Koperasi Keluarga Besar PT. Dirgantara Indonesia“ Wahana Raharja” atau disingkat menajdi KKB DI “ Wahana Raharja “, dimana kantor KKB DI “ Wahana

Raharja “ yang semula berlokasi di Gedung Pusat Kegiatan Sosial Nusantara ( PKSN ) Jl. Pajajaran 154 dikarenakan adanya kebijakan perusahaan maka

Kantor KKB DI “ Wahana Raharja “ pindah alamat ke Jl. Pajajaran 175 Bandung.


(52)

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Adapun Visi dari Koperasi ini adalah :

“ Dimulai dari anggota dan kembali pada anggota” Misi dari Koperasi Adalah :

a. Bertujuan mengembangkan kesejahteraan anggotanya khususnya para karyawan PT Dirgantara Indonesia itu sendiri.

b. Mempertinggi taraf hidup anggotanya, meningkatkan produksi dan mewujudkan pendapatan yang adil dan kemakmuran yang merata.

3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi adalah tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul dan bekerjasama sesuai dengan kepentingan guna mencapai suatu tujuan dan dapat bermanfaat bagi bersama. Gambaran hubungan yang terjadi salah satunya dapat dilihat pada sebuah struktur organisasi.

Struktur Organisasi Pada Koperasi “ Wahana Raharja ” dapat dilihat pada gambar 3.1 Berikut ini.


(53)

(54)

3.1.4 Deskripsi Tugas

1. KETUA UMUM Tugas Pokok :

Memimpin Koperasi dalam menjalankan usahanya dan bertanggung jawab terhadap seluruh kebijakan yang berkaitan dengan aktivitasnya guna tercapainya tujuan Koperasi.

2. KETUA I ( Bid. Usaha ) Tugas Pokok :

Mengkoordinir departemen usaha dan bertanggung jawab terhadap seluruh kebijakan yang berkaitan dengan aktivitas Usaha guna tercapainya tujuan koperasi.

3. KETUA II ( Bid. Keuangan dan Permodalaan ) Tugas Pokok :

Mengkoordinir dan mengendalikan Departemen Keuangan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kebijakan yang berkaitan dengan aktivitas keuangan guna tercapainya tujuan koperasi.

4. SEKRETARIS Tugas Pokok :

Mengkoordinir Dapertemen Umum dan Organiasi serta Keanggotaan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kebijakan yang berkaitan dengan aktivitasnya guna tercapainya tujuan koperasi.


(55)

5. BENDAHARA Tugas Pokok :

Mengkoordinir dan mengendalikan seluruh transaksi keuangan dan penagihan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kebijakan yang berkaitan dengan aktivitasnya guna tercapainya tujuan Koperasi.

3.2 Metode Penelitian

Pada tahap ini penyusunan menjelaskan tentang teknik-teknik untuk menganalisa dan mendokumentasikan data yang mengalir di dalam sistem tersebut.

3.2.1. Desain Penelitian

Pada tahap ini akan dijelaskan metode dalam mengumpulkan data serta pengolahannya untuk menunjang dalam pembuatan tugas akhir ini.

3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah mencari dan menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder, untuk itu akan dijelaskan secara singkat mengenai pemahaman metode tersebut sebagai berikut ini.


(56)

3.2.2.1. Sumber Data Primer

Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan Skripsi ini pada saat penelitian dicari dari sumber data primer, teknik-teknik yang digunakan adalah sebagai berikut ini.

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang paling umum digunakan. Wawancara merupakan aktifitas pengumpulan data melalui dialog langsung dengan pihak-pihak yang terkait di koperasi Wahana Raharja

2. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung pada proses-proses yang sedang berjalan. Penelitian dilakukan untuk melihat dan menyaksikan suatu kegiatan untuk memperoleh suatu informasi khususnya di divisi kaca pada Koperasi Wahana Raharja tempat melakukan penelitian secara langsung dan mengecek kebenaran data yang diperoleh dengan teknik wawancara.

3.2.2.2. Sumber Data Sekunder

Selain sumber data primer, penyusunan skripsi ini juga mencari dan mengumpulkan data dari sumber sekunder, dibawah ini adalah beberapa teknik yang digunakan dalam mencari dan mengumpulkan data dari sumber sekunder :


(57)

1. Dokumentasi

Teknik ini dilakukan dengan mempelajari material yang menggambarkan sistem yang sedang berjalan. Biasanya dokumen yang diamati berupa form atau laporan. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dengan mempelajari berbagai sumber data-data perusahaan, seperti sumber data dari Admin yaitu : sejarah perusahaan, struktur organisasi, visi dan misi perusahaan, deskripsi tugas, data anggota , data simpanan dan data peminjaman.

3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Metode pendekatan dan pengembangan sistem berisikan beberapa teknik yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini, diantaranya metode pengembangan sistem, metode pendekatan sistem, dan alat bantu analisis dan perancangan, dibawah ini akan diuraikan tentang pemahaman dari metode tersebut.

3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem

Karena banyak terjadi permasalahan-permasalahan di pendekatan klasik, maka kebutuhan akan pendekatan pengembangan sistem yang lebih baik mulai terasa dibutuhkan. Sayangnya sampai sekarang masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa hanya dengan mengikuti tahapan di life cycle tidak akan membuat pengembangan sistem informasi menjadi berhasil. Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan pengembangan sistem yang baru yang dilengkapi dengan beberapa alat dan teknik supaya membuatnya berhasil. Pendekatan ini yang dimulai dari awal tahun 1970 disebut dengan pendekatan terstruktur


(58)

(structure approach). Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik (techniques) yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.

3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem

Metodologi pengembangan sistem yang digunakan adalah Waterfall, dengan tahapan seperti pada gambar 3.2.

Gambar 3.2. Metode Waterfall.

Berikut ini adalah penjelasan dari tahapan-tahapan yang terdapat dalam metode Waterfall :

1. Rekayasa Sistem, merupakan tahap awal dari pembangunan perangkat lunak, yaitu menetapakan segala hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan pelaksanaan pembangunan perangkat lunak dan menentukan apakah sistem benar-benar dibutuhkan.

2. Analisis, merupakan tahap dimana rekayasa perangkat lunak menganalisa hal-hal diperlukan dalam pelaksanaan.


(59)

3. Design, merupakan tahap penterjemah dari keperluan ata data yang telah dianalisa kedalam bentuk yang mudah dimengerti oleh pemakai.

4. Coding, adalah tahap penterjemah data pemecah masalah yang telah dirancang kedalam bahasa pemograman komputer yang telah ditentukan. 5. Testing, merupakan tahap pengujian terhadap perangkat lunak yang telah

selesai dibuat

6. Maintenance, yaitu tahap akhir dimana perangkat lunak yang sudah selesai dan mengalami perubahan atau penambahan sesuai dengan permintaan.

3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan

Untuk merancang suatu sistem diperlukan alat bantu, maka dalam perancangan ini menggunakan alat bantu sebagai berikut ini.

1) Flow Map

Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut juga bagan alir formulir (form flowchart) atau papaerwork flowchart atau flowmap merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya. Bagan alir dokumen ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan yang digunakan di dalam bagan alir sistem.

2) Diagram Kontek

Diagram Kontek adalah diagram tingkat tinggi yang menggambarkan hubungan antar entitas eksternal dengan sistem. Dimana data yang diinputkan oleh bagian komponen eksternal akan diproses


(60)

didalam sistem dan akan menghasilkan laporan yang diinginkan oleh komponen eksternal tersebut.

3) Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang sudah jadi atau sistem yang baru dirancang yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. Disamping itu juga Data Flow Diagram (DFD) dapat menggambarkan arus data yang terstruktur dan jelas dari mulai pengisian data sampai dengan keluarannya.

4) Kamus Data

Kamus data atau Data Dictionary atau disebut juga dengan istilah Systems Data Dictionary adalah katalog fakta tentang data, kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Kamus data dibuat pada tahap analisis sistem dan digunakan baik pada tahap analisis maupun pada tahap perancangan sistem.

5) Perancangan Basis Data

Basis data terdiri dari 2 kata, yaitu basis dan data. Basis dapat diartikan sebagai markas, gudang, tempat berkumpul atau tempat penyimpanan. Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia, barang, hewan, peristiwa, konsep keadaan, dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya. Basis data merupakan himpunan


(61)

kelompok data yang saling berkaitan dan tempat untuk menampung dan mengorganisasikan seluruh data yang ada dalam sistem, sehingga dapat dieksplorasi untuk menyusun informasi-informasi dalam berbagai bentuk.

a. Normalisasi

Normalisasi adalah “peralatan yang dipergunakan untuk melakukan proses pengelompokan data yang menjadi menjadi tabel-tabel yang menunjukan entitas dan relasinya”. Normalisasi merupakan cara pendekatan lain yang dalam membangun desain lojik basis data relasional dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar untuk menghasilkan struktur tabel yang normal.

Secara umum proses normalisasi terdiri dari dalam tahap, yaitu :

1. Tahap tidak normal.

Pada tahap ini, semua data yang ada direkam tanpa format tertentu. Hal tersebut dapat menyebabkan data mengalami duplikasi.

2. Normalisasi tahap 1.

Normalisasi tahap 1 menghilangkan duplikasi data yang terjadi pada tahap tidak normal dengan cara menghapus data-data yang sama.

3. Normalisasi tahap 2.

Tahap normalisasi 3 adalah menentukan kunci dari normalisasi 1 yang akan digunakan sebagai primary key pada


(62)

tabel, membentuk tabel berdasarkan primary key dan mengelompokkan data pada tabel-tabel yang sudah dibentuk. 4. Normalisasi tahap 3.

Pada tahap 3 dilakukan penentuan relasi antar tabel sehingga memungkinkan adanya field kunci sekunder.

5. Bentuk Normal Tahap Kempat ( 4th Normal Form) Bentuk Normal Tahap Kelima ( 5th Normal Form).

Bentuk Normal Tahap Keempat berkaitan dengan sifat ketergantungan banyak nilai pada suatu tabel yang merupakan pengembangan dari ketergantungan fungsional. Bentuk Normal Tahap Kelima berkenaan dengan ketergantungan relasi antar tabel.

b. Tabel Relasi

Relasi tabel merupakan prosedur yang berkaitan dengan pemakai tentang hubungan logika antar data dalam basis dengan menampilkan kedalam bentuk tabel-tabel yang terdiri dari sejumlah barisan dan kolom yang menentukan atribut tertentu.

3.2.4. Pengujian Software

Menurut Adi Nugroho (2005 : 432) suatu sistem / perangkat lunak seharusnya memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :

1. Ketepatan. Tingkat kebebasan sistem dari kesalahan analisis, perancangan, serta implementasi. Ketepatan disini maksudnya adalah sedekat (atau


(63)

sejauh) mana sistem / perangkat lunak yang kita kembangkan memenuhi harapan serta kebutuhan pengguna.

2. Daya Guna. Tingkat kemudahan pengguna untuk belajar serta menggunakan sistem. Sebuah sistem / perangkat lunak seharusnya mencoba memahami karakteristik semua pengguna, baik yang mahir, berkemampuan sedang, maupun yang awam tentang komputer (meski pun seharusnya ia memahami apa yang dapat dilakukan sistem baginya). Karena pengguna bukanlah seorang yang mau belajar tentang komputer melainkan menggunakannya untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu, maka sistem / perangkat lunak seharusnya dikembangkan untuk bisa digunakan oleh semua pengguna dengan berbagai tingkat kemahiran. 3. Efisiensi. Pemakaian minimal dari sumber daya sistem. Sebuah sistem /

perangkat lunak seharusnya meminimalisasi penggunaan memori, penggunaan sumber daya CPU, penggunaan ruang hardisk, dan sebagainya sehingga sistem / perangkat lunak dapat digunakan dalam kondisi / spesifikasi yang tidak terlalu tinggi, yang dapat dipenuhi oleh kebanyakan calon pengguna.

4. Keandalan. Mencakup kemampuan sistem / perangkat lunak untuk menjalankan semua fungsi yang dibutuhkan dan diharapkan.

5. Integritas. Tingkat kemampuan sistem / perangkat lunak dalam mencegah akses yang tidak sah atau tidak pada tempatnya ke program atau data di dalamnya. Yang termasuk dengan integritas adalah menjaga sistem dari akses yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak berhak pada sumber daya yang penting bagi organisasi, seperti misalnya basis data serta


(64)

berkas-berkas (file-file) lain yang penting bagi organisasi dimana sistem / perangkat lunak kita digunakan. Selain itu, integritas juga berarti menjaga konsistensi data saat terjadi manipulasi-manipulasi penambahan, pembaharuan, serta penghapusan data pada basis data.

6. Kemampuan Adaptasi. Bagaimana sistem / perangkat lunak dapat dipakai dalam aplikasi atau lingkungan yang lain dari lingkungan saat sistem / perangkat lunak itu diciptakan. Salah satu kelemahan umum dari pengembang yang tidak berpengalaman adalah merasa cukup puas ketika sistem / perangkat lunak berjalan dengan baik di lingkungannya namun saat diinstal di lingkungan pengguna, sistem / perangkat lunak itu kemudian bermasalah. Hal ini sesungguhnya tidak boleh terjadi.

7. Keakuratan. Tingkat kebebasan sistem / perangkat lunak dari kesalahan-kesalahan (bugs), khususnya ditinjau dari keluaran yang dihasilkan. Keakuratan berbeda dengan ketepatan. Keakuratan menentukan seberapa baik sistem melakukan pekerjaan yang diberikan, tekanannya bukan pada apakah sistem dibuat dengan baik (ketepatan).

8. Kekuatan. Tingkat kemampuan sistem melanjutkan fungsinya bila terdapat masukan yang tidak sah atau kondisi lingkungan yang menekan.


(65)

48 4.1.Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

Pada sub bab ini membahas mengenai hasil analisis sistem yang berjalan di tempat penelitian yang terdiri dari analisis dokumen, analisis prosedur yang sedang berjalan, dan kemudian dilakukan evaluasi terhadap hasil analisis tersebut.

4.1.1. Analisis Dokumen

Analisis dokumen merupakan kegiatan guna menganalisis atau mempelajari dokumen-dokumen yang ada pada sistem, untuk selanjutnya digunakan sebagai acuan pada tahap perancangan atau pengembangan sistem. Dokumen-dokumen yang digunakan pada sistem ini dapat kita lihat sebagai berikut ini (Tabel 4.1).

Tabel 4.1. Dokumen-dokumen yang digunakan.

No Nama

Dokumen Uraian

1 SPMA (Surat Permohonan Menjadi Anggota)

Deskripsi

Fungsi

Sumber :

:

:

Surat Permohonan Untuk Menjadi Anggota Koperasi

Dokumen yang wajib diisi oleh calon nasabah sebelum menjadi anggota koperasi. Staf Administrasi.


(66)

2 Buku Koperasi Deskripsi Fungsi Sumber : : :

Buku Catatan Tabungan.

Sebagai catatan bagi Staf Administrasi mengenai seberapa besar jumlah tabungan yang dimiliki penabung dan sebagai bukti tanda penerimaan dan penarikan tabungan perorangan jika terjadi selisih pendapat mengenai saldo tabungan.

Staf Administrasi. 3 BKA (Buku

Kegiatan Anggota) Deskripsi Fungsi Sumber : : :

Buku kegiatan anggota.

Sebagai bukti bagi penabung mengenai seberapa besar jumlah tabungan yang dimiliki dan sebagai bukti tanda penerimaan dan penarikan tabungan perorangan jika terjadi selisih pendapat mengenai saldo tabungan. Staf Administrasi. 4 Kartu Anggota Deskripsi Fungsi Sumber : : :

Kartu Keanggotaan Koperasi Wahana Raharja.

Sebagai bukti keanggotaan di koperasi wahana raharja.

Staf Administrasi. 5 KSA (Kartu

Simpanan

Deskripsi Fungsi

: :

Kartu Catatan Tabungan.


(67)

Anggota)

Sumber :

mengenai seberapa besar jumlah tabungan yang dimiliki penabung.

Staf Administrasi. 6 SPK (Surat

Permohonan Kredit) Deskripsi Fungsi Sumber : : : Form Peminjaman.

Sebagai alat untuk melakukan peminjaman, pemberitahuan data pribadi, serta sebagai bukti bahwa pinjaman telah disetujui oleh Divisi Anggaran. Staf Administrasi. 10 Bukti Pembayaran Deskripsi Fungsi Sumber : : :

Bukti Pembayaran Pelanggan. Sebagai bukti pembayaran. Staf Administrasi. 11 Buku Piutang Deskripsi Fungsi Sumber : : :

Buku Piutang Nasabah.

Sebagai catatan bagi Staf Administrasi untuk mengetahui sisa masa angsuran dan sebagai bukti tanda pelunasan pinjaman perorangan jika terjadi selisih pendapat mengenai sisa waktu pinjaman. Selain itu buku ini juga mencatat jaminan apa yang diberikan oleh pelanggan.


(68)

4.1.2. Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan

Analisa prosedur ini dilakukan terhadap sistem simpan pinjam yang sedang berjalan, tujuannya yaitu untuk mengetahui lebih jelas bagaimana cara kerja sistem tersebut, yang nantinya akan dijadikan landasan usulan perancangan sistem.

Koperasi Wahana Raharja dalam menjalankan prosedur simpan pinjam mempunyai beberapa kebijakan.

Prosedur permohonan menjadi anggota koperasi adalah :

1. Penabung menyertakan data pribadi baik secara lisan ataupun tertulis kepada Staf Administrasi menggunakan form SPMA (Surat Permohonan Menjadi Anggota) serta menyertakan uang yang harus dibayar berikut kelengkapan persyaratan (simpanan pokok, simpanan wajib, dan biaya lainnya). Staf Administrasi akan memberitahukan mengenai ketentuan tabungan yaitu bunga sebesar 1,75% akan diberikan pada akhir bulan.

2. Jika penabung setuju dengan ketentuan tersebut maka Staf Administrasi akan mengisi buku kegiatan anggota sesuai data pribadi dan tabungan yang diberikan penabung. Bunga akan diberikan pada akhir bulan sesuai dengan lamanya tabungan dibulan tersebut. Sebagai contoh jika penabung menabung tanggal 15 agustus maka bunga dihitung mulai dari 16-31 agustus sehingga penabung hanya mendapat bunga setengah dari yang seharusnya.


(69)

3. Staf Administrasi akan memberikan buku kegiatan anggota tersebut kepada penabung serta mengisi Kartu Simpanan Anggota kemudian peminjam dan Staf Administrasi mengotorisasi kartu tersebut.

4. Perhitungan bunga tidak dicatat setiap akhir bulan melainkan pada saat terjadi transaksi (saat penabung menabung atau menarik tabungannya). Prosedur penyetoran tabungan adalah :

1. Membawa buku kegiatan anggota beserta uang yang akan ditabung dan diberikan kepada Staf Administrasi. Pada proses ini penabung dapat diwakilkan oleh pihak lain.

2. Staf Administrasi melakukan pengecekan terhadap jumlah uang yang disetor dan mengisi Kartu Simpanan Anggota sesuai dengan jumlah uang yang diterima.

3. Staf Administrasi mengupdate buku kegiatan anggota penabung. Buku kegiatan anggota diberi stempel dan dikembalikan lagi kepada pemilik. Terkadang bunga tidak di update, tetapi hanya memasukan jumlah uang yang ditabung pada saat itu.

4. Staf Administrasi mengupdate buku koperasi. Prosedur penarikan tabungan adalah :

1. Memberitahukan kepada Staf Administrasi bahwa akan menarik sejumlah uang dari tabungan. Staf Administrasi akan memberitahukan kapan uang tersebut dapat diambil.

2. Saat penarikan penabung wajib membawa buku kegiatan anggota yang kemudian akan diisi oleh Staf Administrasi. Pada proses penarikan tidak


(1)

102 pesan 

kesalahan  Field  ‘POS  ’  tidak 

diisi.  Klik  tombol  ‘Simpan’.  Data tidak  tersimpan,  program  menampilkan  pesan  kesalahan  Data tidak tersimpan  [  ] Diterima  [  ] Ditolak  Field  ‘Nama  Nasabah’ tidak diisi.  Klik  tombol  ‘Simpan’.  Data tidak  tersimpan,  program  menampilkan  pesan  kesalahan Data tidak tersimpan  [  ] Diterima  [  ] Ditolak 

Field  ‘Alamat’  tidak  diisi.  Klik  tombol  ‘Simpan’.  Data tidak  tersimpan,  program  menampilkan  pesan  kesalahan  Data tidak tersimpan  [  ] Diterima  [  ] Ditolak 

Field  ‘Kota’  tidak  diisi.  Klik  tombol  ‘Simpan’.  Data tidak  tersimpan,  program  menampilkan  pesan  kesalahan  Data tidak tersimpan  [  ] Diterima  [  ] Ditolak 

Field  ‘Kode  Pos’  tidak diisi.  Klik  tombol  ‘Simpan’.  Data tidak  tersimpan,  program  menampilkan  pesan  kesalahan  Data tidak tersimpan [  ] Diterima [  ] Ditolak 

Tabel 5.5. Pengujian Pengisian Peminjaman. Kasus dan Hasil Uji (Data Normal) 

Data Masukan  Yang 

Diharapkan 

Pengamatan Kesimpulan

Semua  field  diisi  dengan benar.  Klik  tombol  ‘Simpan’. 

Data tersimpan  dalam database 

Data  tersimpan  ke  dalam database. 

[  ] Diterima  [  ] Ditolak 

Kasus dan Hasil Uji (Data Salah)


(2)

102 Buku’.  Klik  tombol  ‘Simpan’.  tersimpan,  program  menampilkan  pesan  kesalahan  [  ] Ditolak 

Field ‘Jaminan’ tidak  diisi.  Klik  tombol  ‘Simpan’.  Data tidak  tersimpan,  program  menampilkan  pesan  kesalahan  Data tidak tersimpan  [  ] Diterima  [  ] Ditolak  Field  ‘Total  Peminjaman’  tidak  diisi.  Klik  tombol  ‘Simpan’.  Data tidak  tersimpan,  program  menampilkan  pesan  kesalahan  Data tidak tersimpan  [  ] Diterima  [  ] Ditolak 

Field  ‘Lama  Pinjam’  tidak diisi.  Klik  tombol  ‘Simpan’.  Data tidak  tersimpan,  program  menampilkan  pesan  kesalahan  Data tidak tersimpan [  ] Diterima [  ] Ditolak 

Tabel 5.6. Pengujian Pengisian Tabungan. Kasus dan Hasil Uji (Data Normal) 

Data Masukan  Yang 

Diharapkan 

Pengamatan  Kesimpulan 

Semua  field  diisi  dengan benar.  Klik  tombol  ‘Simpan’. 

Data tersimpan  dalam database 

Data  tersimpan  ke  dalam database. 

[  ] Diterima [  ] Ditolak 

Kasus dan Hasil Uji (Data Salah)  Semua field kosong.  Klik  tombol  ‘Simpan’.  Data tidak  tersimpan,  program  menampilkan  pesan  kesalahan  Data tidak tersimpan  [  ] Diterima  [  ] Ditolak  Field ‘Nasabah’ tidak  diisi.  Klik  tombol  Data tidak  tersimpan,  program  Data tidak tersimpan  [  ] Diterima  [  ] Ditolak 


(3)

102 ‘Simpan’.  menampilkan 

pesan  kesalahan Field  ‘No  account’ 

tidak diisi. 

Klik  tombol  ‘Simpan’. 

Data tidak  tersimpan,  program  menampilkan  pesan 

kesalahan 

Data tidak tersimpan  [  ] Diterima  [  ] Ditolak 

Field  ‘Cash’  tidak  diisi. 

Klik  tombol  ‘Simpan’. 

Data tidak  tersimpan,  program  menampilkan  pesan 

kesalahan 

Data tidak tersimpan [  ] Diterima [  ] Ditolak 

5.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian

Berdasarkan hasil pengujian dengan contoh kasus diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perangkat lunak bebas dari kesalahan dan secara fungsional mengeluarkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.


(4)

125 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab akhir ini penulis akan membuat kesimpulan dan saran yang berdasarkan uraian, pembahasan serta analisis yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya. Kesimpulan dan saran tersebut adalah sebagai berikut.

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan penjelasan yang telah penulis lakukan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan diterapkan aplikasi sistem informasi Simpan Pinjam yang berbasis client-server ini, maka masalah pencatatan-pencatatan data transaksi Nasabah , Tabungan , Dan Peminjaman tidak lagi dilakukan secara terpisah karena menggunakan database yang digunakan bersama-sama. 2. Dengan diterapkannya sistem informasi Simpan Pinjam yang baru maka

kinerja Simpan pinjam dapat ditingkatkan, dan tidak memerlukan banyak waktu dalam pembuatan laporan Data Anggota, Data Simpanan, Data Peminjaman dan Data Pembayaran Kredit.


(5)

126

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran yang diharapkan dapat diterima semua pihak yang bersangkutan, yaitu sebagai berikut :

1. Diharapkan ada pengembangan selanjutnya yang dilakukan dengan menambahkan sistem ini, misalnya pembuatan website sehingga bisa memberikan informasi lebih luas kepada para karyawan PT Dirgantara Indonesia.

2. Pencarian data dapat dilakukan dengan mudah karena disimpan dalam suatu basis data yang dapat diakses melalui program aplikasi yang dibuat. 3. Pada pengembangan sistem yang akan datang, diharapkan sampai pada

tahap pemeliharaan (maintenance) sehingga perangkat lunak yang dihasilkan dapat bekerja lebih baik dengan adanya tahap pemeliharaan tersebut.


(6)

127

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir, Pengenalan Sistem Informasi, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, 2003.

Antony Pranata, 2003, Pemrograman Borland Delphi 6 (Edisi 4), ANDI, Yogyakarta.

Jogiyanto Hartono, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, ANDI, Yogyakarta.