3.2. Analisis Rencana Kinerja 2010 - 2015
3.2.1 Analisis Lingkungan Internal ALI Untuk dapat mendeteksi guna menentukan faktor-faktor penentu, secara internal faktor- faktor tersebut dilihat
melalui pendekatan:
- Kemampuan organisasi - Tugas pokok dan fungsi organisasi
- Kondisi SDM. - Kondisi data, studi dan informasi.
- Kemampuan penguasaan teknologi. - Kemampuan dana
- Etos kerja Dari aspek tersebut di atas faktor-faktor dominan yang menjadi kunci keberhasilan adalah sebagai berikut:
Kekuatan Strength
Merupakan situasi dan kemampuan internal yang bersifat positif yang memungkinkan sebagai pendorong terciptanya Visi dan Misi yaitu :
1.Tersedianya Undang-UndangPeraturan-Peraturan Dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang sumber daya air umum yang menjadi
kewenangan Dinas PSDA telah diatur dengan pengaturan, pembagian tugas, pengalokasian dana berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas. Penyelenggaraan ini dilaksanakan dan dibiayai dari
APBD. Khusus untuk pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu, pembiayaannya dapat pula diperoleh melalui alokasi-alokasi khusus.
2.Tersedianya Peralatan yang Memadai Sebagai sebuah Dinas yang merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah, Dinas PSDA harus memiliki
berbagai kebutuhan peralatan yang diperlukan dalam rangka operasional sehari-hari. Barang milik Daerah tersebut harus dikelola dengan baik dan benar, yang pada gilirannya dapat mewujudkan suatu pelayanan publik
dengan tetap memperhatikan asas-asas sebagai berikut:
a Asas Fungsional, pengelolaan barang dilaksanakan sesuai dengan fungsi wewenang dan tanggung jawab. b Asas Kepastian Hukum, pengelolaannya dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-
undangan.
c Asas Transparansi, pengelolaan barang harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar
d Asas Efisiensi, pengelolaan diarahkan agar dipergunakan sesuai batasan- batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi secara optimal
eAsas Akuntabilitas, setiap kegiatan pengelolaan barang harus dipertanggung jawabkan. f Asas Kepastian Nilai, pengelolaan barang harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang.
Kelemahan Weakness
Merupakan situasi ketidakmampuan internal yang dapat mengakibatkan kegagalan pencapaian Visi dan Misi yaitu:
1.Kompetensi SDM yang Ada Masih Rendah Pada dasarnya secara kuantitas kebutuhan pegawai telah dapat dipenuhi, walaupun demikian kemampuan
SDM Aparatur dalam penguasaan dan pemanfaatan iptek dinilai masih belum memadai untuk meningkatkan secara optimal kinerja dinas. Hal ini ditunjukkan dengan belum efektifnya struktur organisasi, lemahnya sinergi,
belum berkembangnya budaya iptek dan belum optimalnya pemanfaatan sumber daya iptek.
2.Pendataan Belum Akurat Pada dasarnya Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Kabupaten Pesisir Selatan telah memiliki data berupa data
base PSDA, Peta Dasar PSDA dan Sistim Informasi Jaringan Irigasi serta berbagai data-data lainnya. Akan tetapi untuk dapat menjamin ketapatan sasaran atas pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan masih
diperlukan data-data primer maupun sekunder yang dapat memberikan keyakinan bahwa benefitmanfaat maupun dampak yang diharapkan atas pelaksanaan kegiatan akan dapat dipenuhi. Selanjutnya capai-capaian
kegiatan tersebut akan dievaluasi guna merumuskan berbagai perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja dinas.
3.Terbatasnya Dana APBD Walaupun secara bertahap besaran dana APBD yang dapat dialokasikan untuk membiayai belanja langsung
pengadaan barang kebutuhan publik telah dapat dinaikan dari tahun ke tahun akan tetapi jumlah tersebut dirasakan masih belum mencukupi. Langkah-langkah efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan, penajaman
prioritas, upaya mendorong partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam berpartisipasi mutlak diperlukan.
Untuk menentukan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pencapaian kinerja, pendekatan yang dilakukan adalah melalui :
- Kajian terhadap RPJM Nasional RPJM Propinsi
- PendekatanPola Pembangunan yang akan dijalankan. - Permasalahan Infrastruktur Sumber Daya Air
- Pelayanan Minimal. Dari aspek tersebut diperoleh faktor-faktor dominan yang diulas merupakan faktor kunci keberhasilan adalah
sebagai berikut :
Peluang Opportunity
1.Partisipasi Masyarakat dan Dunia Usaha Proses demokrasi telah membuat rakyat makin sadar akan hak dan tanggungjawabnya. Untuk itu partisipasi
masyarakat dalam pengawasan terhadap birokrasi perlu terus dibangun dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang baik. Tingkat partisipasi masyarakat yang rendah akan membuat aparatur tidak
menghasilkan kebijakan pembangunan yang tepat. Kesiapan aparatur dalam mengantisipasi perlu dicermati agar mampu memberikan pelayanan yang dapat memenuhi aspek transparansi, akuntabilitas, dan kualitas yang
prima dari kinerja dinas.
2.Sosial Kontrol Kemajuan dalam berdemokrasi telah mengakibatkan berkembangnya kesadaran terhadap hak-hak masyarakat.
Masyarakat akan semakin aktif berpartisipasi dalam mengambil inisiatif dalam urusan-urusan publik. Kebebasan pers dan media telah jauh berkembang yang antara lain ditandai dengan adanya peran aktif pers dan media
dalam menyuarakan aspirasi masyarakat dan melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pembangunan.
3. Pendidikan dan Pelatihan Pembangunan yang dilaksanakan serta upaya pemeliharaan atas hasil-hasilnya menuntut adanya peningkatan
kemampuan dalam penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam prakteknya hal ini dikemas menjadi berbagai peraturan yang wajib dipahami agar dalam penerapannya tidak terjadi
penyimpangan. Dalam rangka meningkatkan kemampuan SDM Aparatur baik Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Propinsi dan Pusat selalu menyelenggarakan berbagai pelatihankursus dalam rangka
meningkatkan keterampilan Aparatur.
4.Penegakan Hukum Peningkatan perwujudan masyarakat yang sadar hukum akan lebih memberikan akses terhadap informasi yang
dibutuhkan dan akses terhadap pelibatan dalam proses pengambilan keputusan pelaksanaan pembangunan. Penuntasan penanggulangan, penyalahgunaan wewenang dicapai dengan penerapan prinsip-prinsip tata
pemerintahan yang baik. Peningkatan intensitas dan efektivitas pengawasan melalui pengawasan internal, pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat akan mendorong peningkatan etika, budaya kerja,
pengetahuan dan pemahaman pada tata kelola pemerintahan yang baik.
Ancaman Threats
1.Profesionalisme Jasa Konstruksi
Persaingan usaha dibidang jasa konstruksi yang semakin tinggi akan menuntut peningkatan kemampuan dalam penguasaan dan penerapan teknologi guna pelaksanaan kegiatan pembangunan. Dalam rangka menjamin
bahwa pelaksana pembangunan adalah pelaksana yang telah memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan sudah barang tentu harus dilakukan melalui penyelenggaraan pelelangan umum yang jujur dan adil, sehingga
memberikan arah pertumbuhan dan perkembangan jasa konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas.
2. Bencana Alam Kondisi topografi berupa daerah pergunungan perbukitan dan dataran rendah, yang memanjang dari Utara
sampai Selatan. Daerah pergunungan terletak dibagian timur yang yang merupakan kawasan Hutan Lindung Taman Nasional Kerinci Seblat TNKS dengan luas 4.056,13 Km
2
70,54 sedangkan lahan yang dapat dibudidayakan untuk mendukung kehidupan masyarakat 1.693,76 Km
2
. Dengan luasnya daerah perbukitan yang merupakan daerah tangkapan air, maka aliran airnya semua menuju ke arah Barat dan bermuara ke Samudera
Indonesia. Kondisi topografi inilah yang menjadikan Kabupaten Pesisir Selatan merupakan Kabupaten yang sering menerima bencana alam berupa tanah longsor, genangan banjir hampir setiap tahunnya. Curah hujan
tinggi sering mengakibatkan meluapnya sungai-sungai besar yang berada di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan, mengakibatkan terjadinya daya rusak air. Masih ada daerah-daerah irigasi yang mengalami banjir sebagai
akibat dari pecahnya tanggul-tanggul sungai ataupun jebolnya bangunan-bangunan pengairan dan banyaknya pemukiman masyarakat yang terancam akibat berubahnya pola alur sungai. Selain itu, Kabupaten Pesisir
Selatan sangat dekat dengan Lempeng Gempa Eurasian yang posisinya berada pada Samudera Hindia dan Kepulauan Mentawai. Hal itu menyebabkan daerah Kabupaten Pesisir Selatan memiliki intensitas gempa
tektonik dan kemungkinan tsunami yang cukup tinggi.
3.3. Rumusan Permasalahan Strategis