Tata cara mengemukakan pendapat
79
PKn Kelas VII Setelah menerima surat pemberitahuan tersebut maka Polri berkewajiban :
1. Segera memberikan surat tanda terima pemberitahuan. 2. Berkoordinasi dengan penanggung jawab penyampai pendapat di muka umum,
berkoordinasi dengan pimpinan instansilembaga yang akan mendapat tujuan penyampaian pendapat.
3. Mempersiapkan pengamanan tempat, lokasi dan rute Selain itu Polri berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan perlindungan
keamanan terhadap pelaku atau peserta, serta bertanggungjawab atas pengamanan saat menyampaikan pendapat di muka umum. Hal ini dimasudkan dermi menjamin keamanan
dan ketertiban umum sesuai prosedur yang berlaku.
Penyampaian pendapat di muka umum seperti demonstrasi, unjuk rasa, pawai,
rapat umum, mimbar bebas, dilakukan di tempat-tempat terbuka untuk umum
kecuali : a. Di lingkungan istana kepresidenan,
tempat ibadah, instansi militer, rumah sakit, pelabuhan udara dan
laur, stasiun kereta api, terminal angkutan dan obyek-obyek vital
nasional b. Pada hari besar nasional yaitu pada
tahun baru, 17 Agustus dan hari besar keagamaan.Hari besar keagamaan yang 7. Alat peraga yang digunakan
8. Jumlah peserta f. Penanggung jawab kegiatan wajib bertanggung jawab agar kegiatan tersebut
terlaksana secara aman, tertib dan damai.
Gambar 4.3 Penyampaian pendapat di muka umum seperti
demonstrasi dilakukan di tempat - tempat terbuka untuk umum kecuali di lingkungan istana kepresidenan,
Sumber :www.google.co.id
Tugas
4.1
Bentuklah kelompok beranggotakan 4-5 orang. Berkunjunglah ke Kantor Kepolisian terdekat kemudian carilah informasi bagaimana tata cara dan aturan
mengemukakan pendapat dengan baik. Susunlah laporan dan presentasikan hasilnya
80
PKn Kelas VII dimaksud meliputi : Hari Raya Waisak, Hari Raya Nyepi, Hari Raya Idul Fitri, Hari
Raya Natal dan lain-lain. Apabila ada pembatalan pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum maka
perlu disampaikan secara tertulis dan langsung oleh penanggung jawab kepada Polri selambat-lambatnya 24 jam sebelum waktu pelaksanaan.
Penyampaian pendapat di muka umum dapat dilakukan dengan tulisan dan lisan dan sebagainya. Penyampaian pendapat secara tertulis antara lain dengan membuat petisi,
gambar, pamflet, poster, brosur, selebaran dan spanduk. Sedangkan secara lisan bisa lewat pidato, dialog, atau diskusi.
Kemudian pada pasal 5 UU No. 9 Tahun 1998 menyebutkan setiap warga negara yang menyampaikan pendapat di muka umum berhak untuk mengeluarkan pikiran secara
bebas dan memperoleh perlindungan hukum. Sementara kewajiban warga negara dalam menyampaikan pendapat di muka umum telah diatur dalam pasal 6. Apa saja hak dan
kewajiban warga dalam menyampaikan pendapat di muka umum? Kalian dapat mempelajari dalam subbab selanjutnya.
Pasal 7 UU No. 9 tahun 1998 menyatakan pelaksanaan penyampaian pendapat di muka umum oleh warga negara, aparatur pemerintah berkewajiban dan bertanggung
jawab untuk : a. Melindungi hak asasi manusia
b. Menghargai asas legalitas c. Menghargai prinsip praduga tidak bersalah
d. Menyelenggarakan pengamanan Sedangkan pasal 8 UU No. 9 tahun
1998 menyatakan bahwa masyarakat berhak berperan serta secara bertang-
gung jawab untuk berupaya agar pe- nyampaian pendapat di muka umum
dapat berlangsung secara aman, tertib dan damai.
Untuk menciptakan keamanan, ketertiban dalam masyarakat, maka
menyampaikan pendapat di muka umum dilakukan secara proporsional. Apa itu
proporsional? Artinya segala kegiatan yang dilakukan sesuai dengan konteks
atau tujuan kegiatan. Siapapun yang
Gambar 4.4 Agar tertib dan teratur, ketika menyampaikan
pendapat di muka umum harus dilakukan secara propor- sional dan dilandasi etika individual, etika sosial dan etika
institusional
Sumber :www.google.co.id
81
PKn Kelas VII melakukan, apakah warga negara maupun aparatur pemerintah, hendaknya dilandasi etika
individual, etika sosial dan etika institusional. Dan pihak keamanan bertanggung jawab untuk perlindungan keamanan terhadap mereka yang menyampaikan pendapat di muka
umum. Dengan jaminan berbagai ketentuan di atas maka seharusnya tidak ada pengekangan
terhadap seseorang untuk mengeluarkan pendapatnya. Apabila kebebasan tersebut dikekang maka akan timbul gejolak-gejolak ataupun ganjalan-ganjalan dalam masyarakat.
Bisa saja ganjalan itu suatu ketika meledak dalam bentuk sikap-sikap dan perbuatan yang tidak baik.
Namun begitu patut diingat bahwa kebebasan di sini bukanlah mutlak tanpa batas. Kebebasan yang kita jalani adalah kebebasan bertanggungjawab. Kebebasan kita dibatasi
oleh kebebasan orang lain, nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kita tidak boleh memaksakan kehendak dan
pendapat kita sendiri. Dengan kebebasan mengeluarkan
pendapat ini tentunya akan menimbulkan perbedaan pendapat dari banyak orang. Oleh
karena itu perlu bagi setiap orang untuk dapat menghargai hak kebebasan mengeluarkan
pendapat orang lain. Dengan demikian setiap orang menyadari bahwa orang lain juga
memiliki hak yang sama sehingga segala perselisihan, persoalan atau perbedaan
pendapat, hendaknya dapat di selesaikan dengan baik, penuh kekeluargaan, kejujuran, keikhlasan dan penuh rasa tanggung jawab.
Jika pendapat orang lain baik dan benar, sudah sepantasnya kita mendukungnya. Namun jika yakin pendapat kita benar, kita dapat mempertahankannya dengan cara yang baik
dan sopan, tanpa menyinggung perasaan orang lain. Kita juga harus mampu memberikan argumentasi atau alas an-alasan yang masuk akal. Atas dasar itulah maka pendapat yang
kita sampaikan sebaiknya bersifat seperti : a. Bukan semata untuk kepentingan pribadi ataupun golongan.
b. Dapat diterima akal dan bermutu. c. Tidak menimbulkan perpecahan.
d. Sesuai dengan norma yang berlaku. e. Tidak menyinggung perasaan orang lain.
Perbedaan pendapat boleh terjadi, tetapi penyelesaiannya harus berdasarkan
Gambar 4.5 Jika setiap orang dapat menghargai
hak kebebasan mengeluarkan pendapat, segala per- selisihan pendapat dapat di selesaikan dengan baik.
Sumber :sctv.co.id
82
PKn Kelas VII kekeluargaan dan musyawarah untuk mufakat sehingga tidak menimbulkan perselisihan
dan perpecahan.