Gambar 7. Gejala serangan Pestalotiopsis palmarum pada daun kelapa
Sumber. http:www.biodiversidadvirtual. Pestalotiopsis-palmarum.html Timbul bercak-bercak yang tembus cahaya pada daun-daun dan kemudian
berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan sampai kelabu. Bagian yang kelabu ini dikelilingi oleh tepi coklat tua. Bercak-bercak bersatu membentuk
bercak yang lebih besar yang terdapat bintik-bintik yang terdiri dari acervuli cendawan. Berbeda dengan bercak daun yang disebabkan oleh jamur lain, bercak
karena Pestalotiopsis pada umumnya tidak dikelilingi oleh jamur klorotik halo.
Bercak-bercak dapat bersatu sehingga terjadi bercak yang besar Sunanto, 2002.
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit
Penyakit ini lebih banyak terdapat pada tanaman yang kurang baik pertumbuhannya, misalnya yang tumbuh di tanah yang kurus , kekurangan air dan
miskin unsur hara khususnya kalium. Sebaliknya kelebihan nitrogen pun menyebabkan tanaman menjadi lebih rentan Sunanto, 2002.
4. Penyakit layu Fusarium oxysporum Schlecht.
Biologi Patogen
Menurut Alexopoulos dan Charles 1979, klasifikasi dari patogen penyebab penyakit layu adalah :
Kingdom : Fungi
Filum : Deuteromycota
Universitas Sumatera Utara
Kelas : Deuteromycetes
Ordo : Moniliales
Famili : Tuberculariaceae
Genus : Fusarium
Spesies :
Fusarium oxysporum Schlecht.
Umumnya mikrokonidia tidak mempunyai sekat, tetapi ada diantaranya yang bersekat 2, mempunyai ragam bentuk dan ukuran. Umumnya mikrokonidia
berbentuk ovoid-elips sampai silindris, lurus atau sedikit membengkok, dan berukuran 5,0-12,0×2,2-3,5 µm dan terdapat dalam jumlah yang banyak
Gambar 8. Konidiofor tidak bercabang atau fialid. Pada konidiofor ini terdapat mikrokonidia dengan jumlah yang banyak dam membentuk pola melingkar
Gandjar et al., 1999.
Pada beberapa strain jarang terdapat makrokonidia. Makrokonidia terbentuk pada phialid, yang terdapat pada konidiofor bercabang atau dalam
sporodokhia. Makrokonidia bersepta 3-5, berbentuk fusiform, sedikit membengkok, meruncing pada kedua ujungnya. Klamidospora terdapat dalam
hifa atau dalam konidia, berwarna hialin, berdinding halus atau agak kasar, berbentuk semi bulat dengan diameter 5,0-15 µm Gandjar
et al., 1999.
Gambar 8. Fusarium sp..
Sumber. http:www.insectimages.orgbrowse
Universitas Sumatera Utara
Gejala Serangan
Fusarium sp. menyebabkan layu pada pohon palem. Tanda-tanda layu adalah daun layu. Kehilangan kilau hijau daun dan akhirnya mati. Setelah pohon
terinfeksi, tidak ada obat yang dapat diberikan sehingga dianjurkan untuk menebang tanaman yang telah terserang oleh penyakit ini Toptropicals, 2013.
Gambar 9. Gejala Serangan Fusarium sp. pada pohon kelapa sawit
Sumber. Toptropicals.comhtmlimgdisease.htm Pada medium Potato Dextrose Agar PDA miselium mula-mula berwarna
putih, dalam keadaan tertentu berwarna merah muda agak ungu. Semua Fusarium
yang menyebabkan layu dan berada dalam pembuluh vascular disease dikelompokkan dalam satu jenis spesies, yaitu
F. oxysporum Sclecht. Jenis ini mempunyai banyak bentuk forma yang mengkhususkan diri pada jenis
tumbuhan tertentu Djaenuddin, 2011
Faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit
Penyakit yang disebabkan oleh jamur Fusarium yang jenisnya belum
dapat ditentukan. Jamur membentuk banyak konidium pada jaringan yang terserang jika udara sangat lembab. Spora disebarkan oleh percikan air, baik
air hujan maupun air siraman, khususnya jika bibit diatur terlalu rapat Semangun, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Jamur saprofit
Sebagai organisme saprofit, jamur hidup dari benda-benda atau bahan- bahan organik mati. Saprofit menghancurkan sisa-sisa bahan tumbuhan dan
hewan yang kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Hasil penguraian ini kemudian dikembalikan ke tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah
Kusnadi,2013. Keanekaragaman hayati secara tidak langsung berarti keanekaragaman
senyawa kimia. Kemampuan bertahan hidup dengan tingkat kompetisi yang tinggi menyebabkan tanaman beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.
Hal ini menyebabkan tanaman menghasilkan senyawa-senyawa yang unik secara biologi dan strukturnya. Keanekaragaman yang tinggi menyebabkan saprofit juga
menghasilkan produk alami aktif yang lebih banyak. Saprofit di daerah tropis dengan jumlah yang tinggi menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang aktif
dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan saprofit tanaman-tanaman yang ada di daerah subtropis. Jadi tanaman inang mempengaruhi metabolisme
saprofitnya Siadari, 2010. Jamur saprofit yang dihasilkan dari tumbuhan inang dapat menghasilkan
jenis isolat yang berbeda-beda dan jumlah bervariasi. Isolasi jamur saprofit dari bagian tanaman yang berbeda dari satu tumbuhan inang, mengandung jenis isolat
yang berbeda pula. Hal ini merupakan mekanisme adaptasi dari saprofit terhadap mikroekologi dan kondisi fisiologis yang spesifik dari masing-masing tumbuhan
inang. Bahkan dari satu jaringan hidup suatu tumbuhan dapat diisolasi lebih dari 1 jenis jamur saprofit Wahyudi 2008 dalam Noverita
et al., 2009.
Universitas Sumatera Utara
Kehadiran jenis saprofit dihubungkan dengan kondisi mikrohabitat tanaman inang dan kecocokan genotip antara tanaman inang dan saprofit,
sehingga akan berpengaruh terhadap perbedaan dalam komposisi koloni saprofit dan tingkat infeksi tanaman inang yang di tempati oleh jamur saprofit pada lokasi
yang sama Petrini et al, 2009 dalam Noverita et al., 2009.
Universitas Sumatera Utara
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Taman Kota Ahmad Yani, Taman Lapangan Merdeka, Taman Stadion Teladan, dan Taman Gajah Mada Medan dan di
Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl. Penelitian dilaksanakan pada bulan
Februari 2013 sampai dengan Agustus 2013 .
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah daun tanaman yang terserang jamur pada beberapa jenis tanaman yang ada di Taman Ahmad Yani
Taman Lapangan Merdeka, Taman Stadion Teladan, Taman Gajah Mada Medan, kertas koran, media PDA Potato Dextrose Agar, alkohol 96, methylene blue,
minyak imersi. Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah kamera, GPS, jarum
inokulasi, gelas ukur, oven, inkubator, autoclave, laminar air flow LAF, mikroskop compound Olympus CX21dan inkubator.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan cara mengamati langsung di lapangan tanaman palem yang daunnya terserang
penyakit. Tanaman yang menunjukkan gejala terserang penyakit diambil dimasukkan ke plastik transparan dan dibawa ke laboratorium untuk diisolasi dan
diidentifikasi penyebab penyakitnya.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan Penelitian 1. Pemilihan Lokasi Taman
Pemilihan lokasi taman berdasarkan keseragaman tanaman palem raja yang terbanyak dan yang termasuk kedalam taman kota besar di kota Medan.
Setiap tanaman yang akan menjadi sampel didata satu persatu. Data – data yang diambil yaitu lokasi taman, populasi tanaman di taman, umur tanaman,
perawatan tanaman.
2. Penetapan Sampel Tanaman