71
i-Rerata = i - Y
rerata
Sk = 0 = 6,26 = 115
– 108,74 Sk = Sk D
y
= 6,26 = 6,26 24,54 = 0,26
Tabel 4.7
Nilai Qn
0,5
dan Rn
0,5
Sumber: Harto, 1993: 168 Berdasarkan hasil perhitungan, jika nilai
Qn
0,5
dan Rn
0,5
hitung lebih kecil dari nilai
Qn
0,5
dan Rn
0,5
tabel yaitu 0,84 1,11 maka cukup konsisten pada probabilitas 90.
4.3.2. Uji Abnormalitas Data
Uji Inlier-Outlier
Data yang telah konsisten kemudian perlu diuji lagi dengan uji abnormalitas. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data maksimum dan
minimum dari rangkaian data yang ada layak digunakan atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji
Outlier
, dimana data yang menyimpang dari dua batas ambang, yaitu ambang bawah X
L
dan ambang atas X
H
akan dihilangkan. Berikut merupakan hasil perhitungannya :
Tabel 4.8 Nilai K
n
untuk
Uji Inlier - Outlier
Sumber: Dep. PU,
Panduan Perencanaan Bendungan Urugan Volume II, 1999
72
Tabel 4.9
Uji Inlier-Outlier
No. Thn
X Y=Log X
1 1991
115,00 2,06
2 1992
75,50 1,88
3 1993
131,00 2,12
4 1994
111,00 2,05
5 1995
149,00 2,17
6 1996
112,00 2,05
7 1997
136,00 2,13
8 1998
95,00 1,98
9 1999
90,00 1,95
10 2000
92,00 1,96
11 2001
80,00 1,90
12 2002
80,00 1,90
13 2003
85,00 1,93
14 2004
104,00 2,02
15 2005
89,00 1,95
16 2006
92,00 1,96
17 2007
133,00 2,12
18 2008
126,00 2,10
19 2009
142,00 2,15
20 2010
103,00 2,01
21 2011
114,00 2,06
22 2012
99,00 2,00
23 2013
76,00 1,88
24 2014
123,00 2,09
25 2015
166,00 2,22
Karena X
L
≤ 61,46 ≤ X
H
S
y
0,10 Y
rerata
2,03 K
n
2,47 Y
l
2,26 1,79
X
h
X
l
183,47 61,46
Keterangan Nilai Ambang
Atas Nilai Ambang
X
H
183,467 Bawah
X
L
61,4552
73
Maka: Tidak ada data yang perlu di keluarkan dari proses analisis data semua data bisa dipakai
sumber: Hasil Analisis Perhitungan :
Y
h
= Y
rerata
+ K
n
. S
y
X
H
= Exp. Y
rerata
+ K
n
. S
y
= 2,30 + 2,47 . 0,10 = 183,47
= 2,26 Y
l
= Y
rerata
- K
n
. S
y
X
L
= Exp. Y
rerata
- K
n
. S
y
= 2,30 – 2,47 . 0,10
= 61,46 = 1,79
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh X
L
= 61,46 dan X
H
= 183,47. Karena X
L
≤ X ≤ X
H
, sehingga tidak ada data yang perlu dikeluarkan dari proses
analisis data semua data dapat dipakai . 4.4
Analisis Frekuensi
Berdasarkan curah hujan tahunan, perlu ditentukan kemungkinan terulangnya curah hujan harian maksimum tersebut untuk menentukan debit banjir
rencana. Suatu kenyataan bahwa tidak semua variat dari suatu variabel hidrologi terletak atau sama dengan nilai rata-ratanya, akan tetapi kemungkinan ada nilai
variat yang lebih besar atau lebih kecil dari nilai rata-ratanya. Besarnya derajat dari sebaran variat di sekitar nilai rata-ratanya disebut dengan variasi atau
dispersi. Cara mengukur besarnya dispersi adalah dengan pengukuran dispersi. Ada beberapa jenis distribusi statistik yang dapat dipakai untuk
menentukan besarnya curah hujan rencana, seperti distribusi
Gumbel, Log Pearson III, Log Normal
, dan beberapa cara lain. Metode –metode ini harus diuji
mana yang bisa dipakai dalam perhitungan. Pengujian tersebut melalui pengukuran dispersi. Untuk melakukan pengukuran dispersi, terlebih dahulu harus