PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 6 BAGELEN KABUPATEN PESAWARAN T.P 2011/2012

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS

DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 6 BAGELEN

KABUPATEN PESAWARAN T.P 2011/2012

Oleh Sriyati

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah: (1) rendahnya aktivitas belajar siswa, (2) rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan aktivitas belajar dengan menggunakan media lingkungan, (2) meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan media lingkungan.

Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam 4 langkah kegiatan, meliputi kegiatan perencanaan, melakukan tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah perangkat tes, lembar observasi, dan catatan lapangan yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru.

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini diperoleh data bahwa: (1) terdapat peningkatan aktivitas siswa dilihat dari hasil perbandingan pengamatan dari siklus 1 dan siklus 2, dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 1 dan siklus 2 terjadi peningkatan aktivitas dari 3,04% menjadi 1,03%, (2) kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan lingkungan sebagai medianya dapat berjalan dengan baik. Peningkatan kinerja guru dari siklus 1 ke siklus 2 sebanyak 12,91%, (3) hasil belajar IPA siswa secara individu melalui penggunaan media lingkungan menunjukkan peningkatan yang cukup berarti dengan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 9 orang atau sekitar 81,82%. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran mengandung arti suatu kegiatan yang dilaksanakan guru dan siswa secara bersama-sama. Inti dari pembelajaran tersebut adalah terjadi proses memberi dan menerima, diakhiri evaluasi yang sengaja dilakukan guru untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman siswa. Berdasarkan hasil pengalaman guru IPA di SD Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran, bahwa pembelajaran IPA masih menekankan pada konsep-konsep yang terdapat di dalam buku, dan juga belum memanfaatkan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran secara maksimal. Guru cenderung menggunakan model konvensional pada setiap pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya penguasan guru terhadap model-model pembelajaran yang ada dan pemanfaatan media yang ada disekitar lingkungan sekolah.

Mengajak siswa berinteraksi langsung dengan lingkungan jarang dilakukan. Guru IPA sebagian masih mempertahankan urutan-urutan dalam buku tanpa memperdulikan kesesuaian dengan lingkungan belajar siswa. Hal ini membuat pembelajaran tidak efektif, karena siswa kurang merespon terhadap pelajaran yang disampaikan. Maka pembelajaran semacam ini cenderung menyebabkan kebosanan kepada siswa.

Pada dasarnya para siswa telah memiliki kemampuan awal yang telah diterima di kelas sebelumnya. Kemampuan awal siswa ini harus digali agar siswa lebih belajar mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka akan mengkaitkan dengan pelajaran baru. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah menggunakan pendekatan pembelajaran yang lebih mendekatkan


(3)

pada lingkungan siswa. Konsep-konsep yang dikembangkan sebaiknya berhubungan dengan alam sekitar agar menjadi konteks pembelajaran yang bermakna. Meskipun demikian mengaitkan konteks lingkungan dalam kehidupan sehari-hari dengan isi materi bukan pekerjaan yang mudah, karena perlu waktu dan proses yang panjang. Namun kenyataannya guru cenderung mengikuti isi kurikulum dan anak belajar secara verbal, keadaan semacam ini jauh dari konsep belajar bermakna.

Guru perlu meningkatkan mutu pembelajarannya, dimulai dengan rancangan pembelajaran yang baik dengan memperhatikan tujuan, karakteristik siswa, materi yang diajarkan, dan sumber belajar yang tersedia. Kenyataannya masih banyak ditemui proses pembelajaran yang kurang berkualitas, tidak efisien dan kurang mempunyai daya tarik bahkan cenderung membosankan, sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar IPA siswa kelas V di SD Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran yang dipaparkan pada tabel berikut :

Tabel 1. Nilai Raport untuk Mata Pelajaran IPA SD Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran

Tahun Pelajaran Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata

2009/2010 6,82 3,96 5,39

2010/2011 7,12 4,12 5,62

Rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa di SD Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya aktivitas belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berkualitas. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Lingkungan Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran T.P 2011/2012”.


(4)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah ini diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Guru belum menggunakan media lingkungan sebagai media pembelajaran IPA

2. Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran. 3. Rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka penelitian ini hanya dibatasi pada : Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Kelas V Sekolah Dasar Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran T.P 2011/2012.

D. Rumusan Masalah

Atas dasar latar belakang maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penggunaan media lingkungan dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran?

2. Bagaimanakah penggunaan media lingkungan dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran?

E. Tujuan Penelitian

Secara umum yang menjadi tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa SD Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran. Adapun secara khusus penelitian ini


(5)

bertujuan untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar dengan menggunakan media lingkungan siswa kelas V SD Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran.

2. Meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan media lingkungan siswa kelas V SD Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi siswa

Menimbulkan rasa senang dan memotivasi siswa, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pelajaran IPA.

2. Bagi guru

Menambah pengetahuan dan wawasan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya materi pelajaran IPA, serta meningkatkan keterampilan merencanakan dan mengunakan media lingkungan sebagai media pembelajaran.

3. Bagi sekolah

Dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran IPA, serta dapat menemukan cara yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah.


(6)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Belajar

Dalam pengertian umum, belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang ini dikenal dengan guru. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar, sementara orang yang sedikit pengetahuannya didentifikasi sebagai orang yang sedikit belajar, dan orang yang tidak berpengetahuan dipandang sebagai orang yang tidak belajar.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Alwi, 2003: 729) menyebutkan ”belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu tertentu dengan tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik hasil itu bagi orang bersangkutan”. Menurut Winkel (1987: 35) Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.

Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya pengalaman. Belajar selalu melibatkan perubahan pada dirinya dan melalui pengalaman yang dilaluinya oleh interaksi antar dirinya dan lingkungannya baik sengaja maupun tidak disengaja. Perubahan yang semata–mata karena kematangan seperti anak kecil mulai tumbuh dan berjalan tidak termasuk perubahan akibat belajar, karena biasanya perubahan yang terjadi akibat belajar adanya perubahan tingkah laku.


(7)

Dari beberapa pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.

B. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas (2005: 31), belajar aktif adalah “suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor”.

Keaktifan siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.

Trinandita (1984) menyatakan bahwa ” hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing – masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.


(8)

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah suatu proses kegiatan belajar siswa yang menimbulkan perubahan-perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan.

C. Hasil Belajar

Hasil Belajar diperoleh pada akhir proses pembelajaran dan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 250-251), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Menurut Oemar Hamalik (2006: 30) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).

Berdasarkan pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan


(9)

kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perubahan tingkah laku yang diperoleh sebagai hasil dari belajar adalah sebagai berikut:

1) Perubahan yang terjadi secara sadar.

2) Maksudnya adalah bahwa individu yang menyadari dan merasakan telah terjadi adanya perubahan yang terjadi pada dirinya.

3) Perubahan yang terjadi relatif lama. Perubahan yang terjadi akibat belajar atau hasil belajar yang bersifat menetap atau permanen, maksudnya adalah bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

4) Perubahan yang terjadi mencakup seluruh aspek tingkah laku.

5) Perubahan yang diperoleh individu dari hasil belajar adalah meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku baik dalam sikap kebiasaan, keterampilan dan pengetahuan.

D. Media Lingkungan

Kita telah mengenal adanya dua jenis sumber belajar, yaitu sumber belajar yang dirancang (by design resources) dan sumber belajar yang dimanfaatkan ( by utility resources). Berbagai benda yang terdapat di lingkungan kita dapat kita kategorikan ke dalam jenis sumber belajar yang dimanfaatkan (by design resources) ini. Dibanding dengan dengan jenis sumber belajar yang dirancang, jenis sumber belajar yang dimanfaatkan ini jumlah dan macamnya jauh lebih banyak.

Pengertian lingkungan dalam hal ini adalah segala sesuatu baik yang berupa benda hidup maupun benda mati yang terdapat di sekitar kita ( di sekitar tempat tinggal maupun sekolah). Sebagai guru, sebaiknya kita dapat memilih berbagai benda yang terdapat di


(10)

lingkungan untuk kita jadikan media dan sumber belajar bagi siswa di sekolah. Bentuk dan jenis lingkungan ini bermacam macam, misalnya: sawah, hutan, pabrik, lahan pertanian, gunung, danau, peninggalan sejarah, musium, dan sebagainya. Media lingkungan juga bisa berupa benda-benda sederhana yang dapat dibawa ke ruang kelas, misalnya: batuan, tumbuh-tumbuhan, binatang, peralatan rumah tangga, hasil kerajinan, dan masih banyak lagi contoh yang lain. Semua benda itu dapat kita kumpulkan dari sekitar kita dan dapat kita pergunakan sebagai media pembelajaran di kelas. Benda-benda tersebut dapat kita peroleh dengan mudah di lingkungan kita sehari-hari. Jika mungkin, guru dapat menugaskan para siswa untuk mengumpulkan benda-benda tertentu sebagai sumber belajar untuk topik tertentu. Benda-benda tersebut juga dapat kita simpan untuk dapat kita pergunakan sewaktu-waktu diperlukan.

Menurut Aristorahardi (2008) memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran memiliki banyak keuntungan. Beberapa keuntungan tersebut antara lain :

1) Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di lingkungan. 2) Praktis dan mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus seperti listrik.

3) Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran menjadi lebih konkrit, tidak verbalistik.

4) Karena benda-benda tersebut berasal dari lingkungan siswa, maka benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Hal ini juga sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual (contextual learning).

5) Pelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi belajar yang diperoleh siswa melalui media lingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa akan sering menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupannya sehari-hari. 6) Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan media

lingkungan, siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan benda, lokasi atau peristiwa sesungguhnya secara alamiah.

7) Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada di lingkungan siswa biasanya mudah dicerna oleh siswa, dibandingkan dengan media yang dikemas (didesain).

Dengan memahami berbagai keuntungan tersebut, seharusnya kita dapat

tergugah untuk memanfaatkan semaksimal mungkin lingkungan di sekitar

kita untuk menunjang kegiatan pembelajaran kita. Lingkungan kita menyimpan berbagai jenis sumber dan media belajar yang hampir tak terbatas. Lingkungan dapat kita manfaatkan


(11)

sebagai sumber belajar untuk berbagai mata pelajaran. Kita tinggal memilihnya berdasarkan prinsip-prinsip atau kriteria pemilihan media dan menyesuaikannya dengan tujuan, karakteristik siswa dan topik pelajaran yang akan kita ajarkan. Kriteria pemilihan media itu telah kita bahas pada bagian sebelumnya.

E. Hakikat Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek perkembangan lebih lanjut dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan adanya penekanan pembelajaran Salingtermas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Sains adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai obyek, menggunakan metode ilmiah sehingga perlu diajarkan di SD. Setiap guru harus paham akan alasan mengapa sains perlu diajarkan di SD. Ada berbagai alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran itu dimasuk ke dalam kurikulum suatu sekolah.


(12)

Usman Samatowa (2008) mengemukakan empat alasan sains dimasukan dikurikulum SD yaitu:

1. Bahwa sains berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang ini, sebab sains merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah sains. Orang tidak menjadi Insinyur elektronika yang baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai berbagai gejala alam.

2. Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis; misalnya sains diajarkan dengan mengikuti metode "menemukan sendiri". Dengan ini anak dihadapkan pada suatu masalah; umpamanya dapat dikemukakan suatu masalah demikian". Dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?" Anak diminta untuk mencari dan menyelidiki hal ini.

3. Bila sains diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak. maka sains tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.

4. Mata pelajaran ini mempunyai: nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk keprbadian anak secara keseluruhan.

Dari uraian di atas dapat ditegaskan bahwa prestasi belajar IPA di SD dapat melatih pemahaman siswa terhadap konsep-konsep IPA, melatih keterampilan siswa dalam menggunakan alat teknologi sederhana dalam memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan alam sekitar yang pada akhirnya dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

F. Kerangka Berpikir

Rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa di SD Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya aktivitas belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berkualitas. Untuk itu guru perlu meningkatkan mutu pembelajarannya, dimulai dengan rancangan pembelajaran yang baik dengan memperhatikan tujuan, karakteristik siswa, materi yang diajarkan, dan sumber belajar yang tersedia.

Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah menggunakan pendekatan pembelajaran yang lebih mendekatkan pada lingkungan siswa. Konsep-konsep yang dikembangkan sebaiknya berhubungan dengan alam sekitar agar menjadi konteks pembelajaran yang bermakna. Oleh


(13)

karena itu, sebaiknya guru mampu mendayagunakan sumber belajar sebagi media pembelajaran yang ada di lingkungan sekitar.

Media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar dan bukan semata-mata sebagai alat bantu. Media pembelajaran memainkan peran yang cukup penting untuk mewujudkan kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam posisi seperti ini, penggunaan media pembelajaran dikaitkan dengan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media, yang mungkin tidak mampu dilakukan oleh guru (atau guru melakukannya kurang efisien). Dengan kehadiran media pembelajaran maka posisi guru bukan lagi sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi sebagai fasilitator. Bahkan pada saat ini media telah diyakini memiliki posisi sebagai sumber belajar yang menyangkut keseluruhan lingkungan di sekitar pebelajar.

Untuk itu guru perlu meningkatkan mutu pembelajarannya, dimulai dengan rancangan pembelajaran yang baik dengan memperhatikan tujuan, karakteristik siswa, materi yang diajarkan, dan sumber belajar yang tersedia.

Dengan demikian kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

G. Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir di atas hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : Jika pembelajaran IPA dilaksanakan dengan menggunakan

Media Lingkungan Hasil Belajar


(14)

media lingkungan maka terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran.


(15)

1

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini terfokus pada siswa SD Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran Kelas V yang berjumlah 11 orang siswa terdiri dari 7 orang siswa perempuan dan 4 orang siswa laki-laki dan semua kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas tersebut.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SD Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran. Penelitian dilaksanakan sekitar bulan Juli - Desember 2011 Tahun Pelajaran 2011/2012.

C. Desain Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). Rangkaian kegiatan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini mengacu pada pedoman Penelitian Tindakan Kelas dari Stephen Kemmis dan MC.Taggart (Aqib, 2006:31). Tujuan melakukan Penelitian Tindakan Kelas yaitu untuk meningkatkan dan memperbaiki praktek yang seharusnya dilakukan oleh guru, sehingga guru akan lebih banyak berlatih mengaplikasikan berbagai tindakan


(16)

2

alternatif sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pembelajaran dari pada perolehan pengetahuan umum dalam bidang pendidikan yang dapat digeneralisasikan.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai instrumen utama dalam mengumpulkan informasi. Sedangkan instrumen penunjang yang digunakan antara lain lembar observasi aktivitas siswa dan guru, lembar tes, dan catatan lapangan untuk mencatat segala kegiatan yang berlangsung dalam penelitian selama proses pembelajaran.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yaitu penelitian tindakan yang berbentuk siklus (tindakan). Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart (dalam aqib, 2006:31) adalah sebagai berikut:


(17)

3

Gambar 2. Siklus Tindakan (dalam Aqib, 2006:31)

Penelitian Tindakan Kelas ini adalah penelitian yang dimaksud untuk memperbaiki pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, meliputi; 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap evaluasi/observasi, dan 4) tahap refleksi. Masing-masing tahapan ini secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Rencana Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1

1. Rencana Penelitian

Hal-hal yang perlu disampaikan adalah:

1) Menyusun RPP sesuai dengan pokok bahasan yang disajikan dalam setiap pertemuan.

Identifikasi Masalah Perencanaan

Aksi Refleksi

Observasi

Perencanaan Refleksi

Observasi


(18)

4

2) Menyiapkan media sesuai dengan pokok bahasan. 3) Menentukan metode mengajar.

4) Menyiapkan instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi aktivitas siswa dan guru, lembar kerja siswa dan tes.

2. Pelaksanaan Tindakan

1) Melaksanakan administrasi kelas, mengadakan apersepsi dengan

membangkitkan motivasi siswa dengan menanyakan kesulitan materi yang sudah dipelajari sebelumnya, serta mengaitkan materi tersebut dengan materi berikutnya.

2) Menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan media lingkungan. 3) Mempersiapkan lembar kerja siswa dan lembar tes.

4) Mempersiapkan lembar instrumen pengumpulan data, untuk lembar observasi aktivitas siswa dan guru.

5) Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran, memberikan tes dan tindak lanjut.

3. Observasi

Selama tahap pelaksanaan berlangsung, diadakan pengamatan/observasi mengenai aktivitas dan hasil belajar siswa. Pengamatan ini dilakukan oleh observer/teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Selain itu observer mencatat segala kelebihan dan kekurangan jalannya kegiatan pembelajaran sebagai bahan diskusi dalam refleksi.


(19)

5

Refleksi ini dilakukan bersama dengan observer. Untuk mengkaji hasil tindakan pada siklus 1 mengenai aktivitas dan hasil belajar IPA. Hasil kajian tindakan siklus 1 selanjutnya untuk dipikirkan serta ditetapkan beberapa alternatif tindakan baru yang diduga lebih efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA. Tindakan ini ditetapkan menjadi tindakan baru pada siklus 2.

b. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas Siklus 2

1. Rencana Penelitian

Kegiatan perencanaan pada siklus 2 menindaklanjuti siklus 1. Hal-hal yang perlu disampaikan pada siklus 2 adalah:

1) Menyusun RPP sesuai dengan pokok bahasan yang disajikan dalam setiap pertemuan.

2) Menyiapkan media sesuai dengan pokok bahasan. 3) Menentukan metode mengajar.

4) Menyiapkan instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi aktivitas siswa dan guru, lembar kerja siswa dan tes.

2. Pelaksanaan Tindakan

1) Melaksanakan administrasi kelas, mengadakan apersepsi dengan

membangkitkan motivasi siswa dengan menanyakan kesulitan materi yang sudah dipelajari sebelumnya, serta mengaitkan materi tersebut dengan materi berikutnya.

2) Menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan media lingkungan. 3) Mempersiapkan lembar kerja siswa dan lembar tes.


(20)

6

4) Mempersiapkan lembar instrumen pengumpulan data, untuk lembar observasi aktivitas siswa dan guru.

5) Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran, memberikan tes dan tindak lanjut.

3. Observasi

Selama tahap pelaksanaan berlangsung, diadakan pengamatan/observasi mengenai aktivitas dan hasil belajar siswa. Pengamatan ini dilakukan oleh observer/teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Selain itu observer mencatat segala kelebihan dan kekurangan jalannya kegiatan pembelajaran sebagai bahan diskusi dalam refleksi.

4. Refleksi

Refleksi ini dilakukan bersama dengan observer. Untuk mengkaji hasil tindakan pada siklus 1 mengenai aktivitas dan hasil belajar IPA. Hasil kajian tindakan siklus 1 selanjutnya untuk dipikirkan serta ditetapkan beberapa alternatif tindakan baru yang diduga lebih efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA. Tindakan ini ditetapkan menjadi tindakan baru pada siklus 2. Penelitian hasil observasi atau evaluasi penelitian tindakan kelas pada siklus 2 mendapat hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(21)

7

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mempermudah pengumpulan data, alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi, diperoleh dengan cara observer mengamati kegiatan belajar mengajar siswa dan guru selama proses pembelajaran.

2. Lembar tes, diperoleh dengan cara member tes akhir di setiap siklus untuk memperoleh data tentang perubahan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran IPA dengan menggunakan media lingkungan.

3. Catatan lapangan, untuk mencatat segala kegiatan yang berlangsung dalam penelitian selama proses pembelajaran.

G. Analisis Data

1. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi merupakan gambaran secara umum mengenai aktivitas siswa dan guru dalam mengikuti proses pembelajaran. Setiap siswa diamati aktivitasnya secara klasikal dalam setiap pertemuan dengan memberi tanda (√) pada lembar observasi yang telah disediakan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Indikator siswa dikatakan aktif jika lebih atau sama dengan 60% frekuensi yang ditetapkan per indikator. Setelah selesai di observasi maka jumlah aktivitas yang dilakukan siswa dihitung, lalu dipersentasekan.

Menentukan persentase aktivitas yang dilakukan dengan menggunakan rumus: %A = Na x 100%


(22)

8

Keterangan:

%A : Persentase aktivitas siswa

Na : Jumlah indikator aktivitas terkategori aktif yang dilakukan peserta didik

N : Jumlah indikator aktivitas keseluruhan

Pemilihan persentase keaktifan siswa didukung oleh Arikunto (1990 : 17), yaitu: 81% - 100% : sangat baik

61% - 80% : baik

41% - 60% : cukup

21% - 40% : kurang

0% - 20% : kurang sekali

Menentukan persentase siswa aktif dengan menggunakan rumus: %As = ΣAs x 100%

N Keterangan:

%As : Persentase siswa yang aktif ΣAs : Jumlah siswa yang aktif

N : Jumlah siswa

Untuk mengetahui peningkatan kinerja guru, dengan kategori sangat, tidak baik, kurang baik, baik, dan sangat baik, kinerja guru dapat dilihat berdasarkan rentang nilai sebagai berikut: 10 – 49 (sangat tidak baik), 50 – 55 (tidak baik), 56 – 65 (kurang baik), 66 – 75 (baik), 76 – 100 (sangat baik), dengan kategori: sangat tidak baik (apabila indikator yang mempengaruhi kinerja guru belum


(23)

9

dilaksanakan) tidak baik (apabila indikator yang mempengaruhi kinerja guru belum dilaksanakan namun belum sepenuhnya), kurang baik (apabila indikator yang mempengaruhi kinerja guru sudah dilaksanakan), baik (apabila indikator yang mempengaruhi kinerja guru sudah dilaksanakan namun masih kurang baik), dan sangat baik (apabila indikator yang mempengaruhi kinerja guru sudah dapat dilaksanakan dengan baik). Untuk menilai kinerja guru, peneliti dibantu oleh seorang guru mitra yaitu guru di sekolah tersebut yang mengajar di kelas lain.

2. Analisis Data Tes

Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah digunakannya media lingkungan dalam pembelajaran IPA maka persentase ketuntasan belajar siswa diambil setelah diadakan tes pada setiap akhir siklus. Siswa dikatakan tuntas jika mendapatkan nilai ≥ 60. Untuk menentukan persentase siswa tuntas setiap siklusnya dengan menggunakan rumus:

%At = ΣAt r Keterangan :

%At : Persentase siswa tuntas belajar ΣAt : Banyaknya siswa yang tuntas

r : Jumlah siswa

H. Indikator Keberhasilan

Indikator siswa dikatakan aktif jika lebih atau sama dengan 60% frekuensi yang ditetapkan per indikator. Siswa dikatakan tuntas belajar jika mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan nilai KKM yaitu 60. Selain itu juga diharapkan siswa


(24)

10

mempunyai pengalaman belajar yang cukup untuk merancang dan membuat suatu hasil karya melalui penggunaan media lingkungan dalam pembelajaran IPA dan mampu berkompetensi bekerja secara ilmiah dan bijaksana agar tidak berdampak buruk pada lingkungan.


(25)

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah media lingkungan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa. Hal ini didasarkan pada beberapa temuan, yaitu:

1. Aktivitas belajar IPA melalui penggunaan media lingkungan siswa kelas V SD Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012 bahwa dari tiap siklus yang dilaksanakan terdapat peningkatan pada aktivitas siswa dilihat dari hasil perbandingan pengamatan dari siklus 1 dan siklus 2. pencapaian klasikal sesuai dengan pembelajaran aktivitas belajar pada siklus 1 mencapai 56,7% dengan kategori “belum aktif” dan pada siklus 2 meningkat menjadi 63,64% dengan kategori “aktif”. Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 1 dan siklus 2 terjadi peningkatan aktivitas dari 3,04% menjadi 1,03%.

2. Kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan lingkungan sebagai medianya dapat berjalan dengan baik, walaupun masih perlu adanya perbaikan sehingga aktivitas dan hasil belajar dapat lebih ditingkatkan lagi. Untuk hasil observasi kinerja guru pada siklus 1 mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Peningkatan kinerja guru dari siklus 1 ke siklus 2 sebanyak 12,91% dengan perolehan nilai rata-rata pada siklus 1 mencapai 68,86 dengan kategori “baik” dan siklus 2 mencapai 72,16 juga masih termasuk kategori “baik”.

3. Hasil belajar IPA melalui penggunaan media lingkungan menunjukkan peningkatan yang cukup berarti terhadap hasil belajar siswa secara individu, hal ini terlihat dari hasil perbandingan tes awal dan tes akhir yaitu meningkatnya perolehan hasil tes pada siswa


(27)

kelas V SD Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran. Pada akhir siklus 2 terjadi peningkatan dengan rata-rata nilai 68 dari 11 orang siswa, 9 orang telah mencapai skor ketuntasan minimal atau sekitar 81,82% dengan rata-rata peningkatan mencapai 10,55. Selain itu yang lebih berarti adalah meningkatnya proses belajar siswa yang mendorong aktivitas belajar, lebih berani mengeluarkan pendapat dan mengajukan pertanyaan. 4. Berdasarkan hasil pengamatan pada proses pembelajaran, ternyata penggunaan media

lingkungan sebagai media pembelajaran mendapat tanggapan yang positif dari siswa. Proses pembelajaran berlangsung dengan aktif dan menyenangkan, guru dan siswa menjadi lebih bersemangat melaksanakan setiap proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti dapat mengemukakan beberapa saran dalam pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan yaitu sebagai berikut:

1. Dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), guru yang menggunaan media lingkungan dalam penelitian tindakan kelas ini, untuk selanjutnya dapat menggunakan media lingkungan dalam proses pembelajaran di kelas.

2. Agar media lingkungan menjadi lebih efektif, guru harus memperhatikan bahan ajar, metode, media, kondisi siswa serta sarana dan prasarana. Oleh karena itu guru harus menyesuaikan media, metode, dengan materi yang akan disampaikan sehingga dapat melibatkan siswa kedalam proses pembelajaran dan dapat menciptakan iklim sosial kelas yang kondusif.

3. Kemampuan guru dalam melaksanakan variasi gaya mengajar merupakan salah satu cara dalam mengatasi agar proses pembelajaran menyenangkan dan tidak membosankan bagi


(28)

siswa, salah satunya dengan menggunakan media lingkungan untuk itu kualitas guru juga harus ditingkatkan lagi.


(29)

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS

DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 6 BAGELEN

KABUPATEN PESAWARAN T.P 2011/2012

Oleh SRIYATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PGSD Strata 1 Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(30)

RIWAYAT HIDUP

SRIYATI, lahir pada tanggal 10 November 1964, anak kedua dari 2 bersaudara pasangan Bapak Sardi dan Ibu Linem (Almarhum). Menikah dengan Suwarno dan dikarunia 5 orang anak yang bernama Ayu Febry Ismawanti, Heru Hernowo Putro, Bagus Prasetyo Putro, Anggun Putri Puspa Rizki, dan Mudo Ferdianto Putro.

Pada tahun 1976, peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Bagelen, SMP PGRI Baturaja lulus tahun 1980, tahun 1983 lulus dari SPG Muhammadiyah Pringsewu. tahun 1986 lulus dari PGSMPT Tanjung Karang. Melanjutkan Ke D2 PGSD Unila dan lulus tahun 2000. Pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan ke Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program S-1 PGSD Dalam Jabatan.

Peneliti memulai karir pada tahun 1984 sebagai Guru di SD Negeri 6 Bagelen sampai sekarang.


(31)

iv DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ... 15

2. Tindakan Model Kemmis dan McTaggart ... 18

3. Grafik Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa ... 52

4. Grafik Rekapitulasi Persentase Kinerja Guru ... 54


(32)

i

DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN….……… 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR ... 6

A. Belajar ... 6

B. Aktivitas Belajar ... 7

C. Hasil Belajar ... 8

D. Media Lingkungan ... 10

E. Hakikat Pembelajaran IPA……… . 12

E. Kerangka Berpikir……… 14

F. Hipotesis ... 15

BAB III. METODE PENELITIAN ... 16

A. Subjek Penelitian ... 16

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

C. Desain Penelitian ... 16

D. Instrumen Penelitian ... 17

E. Prosedur Penelitian ... 17

F. Pengumpulan Data ... 21

G. Analisis Data ... 22

H. Indikator Keberhasilan ... 24

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Hasil Penelitian Siklus 1 ... 26

a. Tahap Perencanaan ... 26

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan siklus 1... 27

c. Observasi Tindakan ... 34

d. Refleksi ... 38

B. Hasil Penelitian Siklus 2 ... 39


(33)

ii

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 ... 40

c. Observasi Tindakan ... 46

d. Refleksi ... 50

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 51

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(34)

v DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 62

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ... 69

3. Tabel Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 1 ... 76

4. Tabel Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 2 ... 78

5. Tabel Observasi Kinerja Guru Siklus 1 Pertemuan 1 ... 79

6. Tabel Observasi Kinerja Guru Siklus 1 Pertemuan 2 ... 82

7. Tabel Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan 1 ... 84

8. Tabel Aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan 2 ... 85

9. Tabel Observasi Kinerja Guru Siklus 2 Pertemuan 1 ... 86

10. Tabel Observasi Kinerja Guru Siklus 2 Pertemuan 2 ... 89

11. Tabel Nilai Tes Awal, Siklus 1 dan Siklus 2 ... 91

12. Gambar Kegiatan Siklus 1 ... 92

13. Gambar Kegiatan Siklus 2 ... 99

14. Soal Tes Akhir Siklus 1 ... 106

15. Soal Tes Akhir Siklus 2 ... 112

16. Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 118

17. Hasil Observasi Kinerja Guru ... 126

18. Surat Pengantar Penelitian ... 138


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk, (2010), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. ---, (2010), Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Zainal, (2006), Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Yrama Widya. Aristorahadi, (2008), Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar,

http://aristorahadi.wordpress.com/2008/05/17/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar/ diakses pada tanggal 25 Oktober 2011

Departemen Pendidikan Nasional, (2005), Sistem Belajar Mengajar, Jakarta: tidak diterbitkan.

Dimyati dan Mudjiono, (1999), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta. Hasan, Alwi (2003), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara Oemar Hamalik, (2006), Proses Belajar Mengajar, Bandung : Bumi Aksara.

Samatowa, Usman, (2008), Ilmu Alam, http://.id.wikipedia.org./wiki/ilmu_alam diakses tanggal 24 Oktober 2011

Trinandita, (1984), Prestasi Belajar, http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/ diakses tanggal 25 Oktober 2011


(36)

iii DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1. Nilai Raport untuk Mata Pelajaran IPA ... 3

2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 ... 35

3. Hasil Observasi Penilaian Kinerja Guru Siklus 1 ... 36

4. Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1 ... 37

5. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 ... 47

6. Hasil Observasi Penilaian Kinerja Guru Siklus 2 ... 48

7. Hasil Belajar Siswa pada Siklus 2 ... 49

8. Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus 1 dan Siklus 2 ... 51

9. Peningkatan Kinerja Guru Siklus 1 dan Siklus 2 ... 53

10. Perbandingan Nilai Siswa Antara Siklus 1 dan Siklus 2 ... 55


(37)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peniliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena petunjuk dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: ”Penggunaan Media Lingkungan Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran T.P 2011/2012”. Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana pada Program S-1 PGSD FKIP Unila.

Banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik secara moral maupun material dalam penyelesaian penulisan penelitian ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Drs. Sarengat, M.Pd, sebagai dosen pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dari awal hingga Penelitian Tindakan Kelas ini selesai.

4. Drs. Tambat Usman, M.H, sebagai dosen pembahas yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan masukan pada peneliti hingga Penelitian Tindakan Kelas ini selesai.

5. Bapak/Ibu Dosen selaku tim pengajar dalam pelaksanaan Program S1 PGSD dalam Jabatan yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama peneliti menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(38)

6. Teman-teman peserta Program S1 PGSD dalam Jabatan yang telah banyak memberikan semangat dan bantuan serta rasa persahabatan dan kekeluargaan yang akan menjadi kenangan indah.

7. Suamiku Suwarno beserta anak-anakku Ayu Febry Ismawanti, Heru Hernowo Putro, Bagus Prasetyo Putro, Anggun Putri Puspa Rizki, dan Mudo Ferdianto Putro, atas do’a dan curahan kasih sayang serta dukungan yang selama ini diberikan.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan laporan penelitian ini yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu.

Peneliti mengakui bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Peneliti harapkan untuk perbaikan lebih lanjut dan masukan bagi Peneliti sebagai pedoman acuan dalam penelitian yang akan datang.

Bagelen, Januari 2012


(39)

LEMBAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Masa-masa terbaik dalam hidup adalah saat kita mampu menyelesaikan

masalah sendiri, Masa-masa suram kehidupan adalah saat kita menyalahkan

orang lain atas masalah yang kita hadapi.

Kupersembahkan untuk suamiku tercinta dan

anak-anakku tersayang.


(40)

PENGESAHAN

1. Tim Penguji

Penguji : Drs. Sarengat, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Tambat Usman, M.H.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003


(41)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Sriyati

NPM : 1013109056

Judul Skripsi : PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

NEGERI 6 BAGELEN KABUPATEN PESAWARAN T.P 2011/2012

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah merupakan hasil kerja saya sendiri dan menurut sepengetahuan saya tidak berisi tentang materi yang pernah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma dan kaidah penulisan karya ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat berdasarkan kondisi yang sebenar-benarnya.

Bagelen , Januari 2012 Yang membuat pernyataan,


(42)

Judul Skripsi : PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

NEGERI 6 BAGELEN KABUPATEN PESAWARAN T.P 2011/2012

Nama Mahasiswa : Sriyati

No.Pokok Mahasiswa : 1013109056

Program Studi : S-1 PGSD Dalam Jabatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Sarengat, M.Pd. NIP.19510607


(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peniliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena petunjuk dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: ”Penggunaan Media Lingkungan Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 6 Bagelen Kabupaten Pesawaran T.P 2011/2012”. Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana pada Program S-1 PGSD FKIP Unila.

Banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik secara moral maupun material dalam penyelesaian penulisan penelitian ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Drs. Sarengat, M.Pd, sebagai dosen pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dari awal hingga Penelitian Tindakan Kelas ini selesai.

4. Drs. Tambat Usman, M.H, sebagai dosen pembahas yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan masukan pada peneliti hingga Penelitian Tindakan Kelas ini selesai.

5. Bapak/Ibu Dosen selaku tim pengajar dalam pelaksanaan Program S1 PGSD dalam Jabatan yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama peneliti menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(2)

6. Teman-teman peserta Program S1 PGSD dalam Jabatan yang telah banyak memberikan semangat dan bantuan serta rasa persahabatan dan kekeluargaan yang akan menjadi kenangan indah.

7. Suamiku Suwarno beserta anak-anakku Ayu Febry Ismawanti, Heru Hernowo Putro,

Bagus Prasetyo Putro, Anggun Putri Puspa Rizki, dan Mudo Ferdianto Putro, atas do’a

dan curahan kasih sayang serta dukungan yang selama ini diberikan.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan laporan penelitian ini yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu.

Peneliti mengakui bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Peneliti harapkan untuk perbaikan lebih lanjut dan masukan bagi Peneliti sebagai pedoman acuan dalam penelitian yang akan datang.

Bagelen, Januari 2012


(3)

LEMBAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Masa-masa terbaik dalam hidup adalah saat kita mampu menyelesaikan

masalah sendiri, Masa-masa suram kehidupan adalah saat kita menyalahkan

orang lain atas masalah yang kita hadapi.

Kupersembahkan untuk suamiku tercinta dan

anak-anakku tersayang.


(4)

PENGESAHAN

1. Tim Penguji

Penguji : Drs. Sarengat, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Tambat Usman, M.H.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003


(5)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa : Sriyati NPM : 1013109056

Judul Skripsi : PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

NEGERI 6 BAGELEN KABUPATEN PESAWARAN T.P 2011/2012

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah merupakan hasil kerja saya sendiri dan menurut sepengetahuan saya tidak berisi tentang materi yang pernah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma dan kaidah penulisan karya ilmiah. Demikian pernyataan ini saya buat berdasarkan kondisi yang sebenar-benarnya.

Bagelen , Januari 2012 Yang membuat pernyataan,


(6)

Judul Skripsi : PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

NEGERI 6 BAGELEN KABUPATEN PESAWARAN T.P 2011/2012

Nama Mahasiswa : Sriyati No.Pokok Mahasiswa :1013109056

Program Studi : S-1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Sarengat, M.Pd. NIP.19510607 198103 1 002 NIP. 19580608 198403 1 003


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IVA SDN 2 BANJAR NEGERI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 14 46

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 8 METRO SELATAN

1 8 72

PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 6 BAGELEN KABUPATEN PESAWARAN T.P 2011/2012

0 16 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 10 48

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 50

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 13 32

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VA SEKOLAH DASAR NEGERI 04 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 8 7

PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 2 GEDUNG GUMANTI KECAMATAN TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2013/2014

0 7 129

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 BUMI AGUNG KECAMATAN TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN

0 3 97

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V DENGAN METODE DISKUSI PADA SEKOLAH DASAR NEGERI 2 WAY KEPAYANG KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014

1 12 73