ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM BERBELANJA DI MINIMARKET (STUDI PADA KONSUMEN ALFAMART YANG BERADA DI KECAMATAN KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH).

(1)

ABSTRACT

ANALISIS OF FACTORS THAT CONSUMER CONSIDERED IN SHOPPING AT MINIMARKET

(Study on consumer of Alfamart in Kortagajah,Central Lampung)

By: Yudhi Hermawan

The growth of retail trade in this country increasingly mushrooming effect of minimarket with all the advantage. One of them is Alfamart Minimarket. Given minimarket is a new concept in the world trade in Indonesia, it is necessary to know the factors that consumers considered in shopping at minimarket.

This problem can be formulated the factor that consumers considered in shopping at Alfamart Minimarket. The issues that need to be know are the dominant factors that influence on purchase decision at Alfamart Minimarket.

Type of thje research that used in this rsearch is descriptive research. Sample of this research is the consumers of Alfamart Kotagajah Central Lampung, with the total 75 respondens. Using convinience sampling technique. Data collection techniques using quesionaires. The Analize the data used factor analisis.


(2)

From the result of factor analisis in mind that there are 12 indicator from factor that make up the 5 factors with total variant contribution 66,828 % they are named (1) Social class and family with the variant contribution equal to 14.659 % and deputizing value 1,759, (2) Personality, Self concept and Attitude with the variant contribution equal to 14.252 % and deputizing value 1,710, (3) Perception with the variant contribution equal to 13.605 % and deputizing value 1,633, (4) Motivation and Learning process with the variant contribution equal to 13.314 % and deputizing value 1,598, (5) Social groups with the variant contribution equal to 10.999 % and deputizing value 1,320.

As regards the dominant factor that cunsumers considered in shopping at Alfamart minimarket at Kotagajah Lampung Tengah in this research is Social Class and Family factors.


(3)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM BERBELANJA DI MINIMARKET (STUDI PADA

KONSUMEN ALFAMART YANG BERADA DI KECAMATAN KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH).

Oleh: Yudhi Hermawan

Tumbuhnya perdagangan retail di tanah air memberikan dampak semakin menjamurnya minimarket dengan segala keunggulannya. Salah satu dari minimarket tersebut adalah minimarket Alfamart. Mengingat minimarket adalah sebuah konsep baru di dunia perdagangan Indonesia, maka perlu diketahui faktor-faktor yang diprtimbangkan konsumen dalam berbelanja di minimarket.

Dapat dirumuskan permasalahannya yaitu faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam berbelanja di Minimarket Alfamart. Masalah yang perlu diketahui lainnya adalah faktor-faktor yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian di minimarket Alfamart.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel penelitian ini adalah konsumen Alfamart yang berada di Kecamatan Kotagajah Lampung tengah, yakni sejumlah 75 responden, dengan


(4)

menggunakan teknik convinience sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner. Untuk menganalisis data digunakan analisis faktor

Berdasarkan hasil analisis faktor terdapat 12 indikator membentuk 5 faktor dengan total varian (kumulatif persentasi) sebesar 66,828 %. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah (1) Kelas sosial dan Keluarga dengan kontribusi sebesar 14,659% dan tingkat keterwakilan 1,759, (2) Kepribadian, Konsep diri dan Sikap, dengan kontribusi sebesar 14,252% dan tingkat keterwakilan 1,710, (3) Persepsi, dengan kontribusi sebesar 14,659% dan tingkat keterwakilan 1,759,(4) Motifasi dan Proses belajar dengan kontribusi sebesar 13,605% dan tingkat keterwakilan 1,633, (5) Kelompok sosial dengan kontribusi sebesar 13,314% dan tingkat keterwakilanya 1,320.

Adapun faktor yang paling dominan yang dipertimbangkan konsumen dalam berbelanja di minimarket Alfamart kecamatan kotagajah dalam penelitian ini yaitu faktor Kelas sosial dan Keluarga.


(5)

ABSTRACT

Characteristic Buyer Factors that Influencing Purchase Decision of Shar-E Card

(Study on Shar-E Customer of PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Cabang Bandar Lampung).

By: Marina Ashari

Syariah banking growth give impacts to various products of syariah banking which bargained with all of the utilities. One of banking products which in accordance with syariah is Shar-E Card that marketed by Bank Muamalat Indonesia. Shar-E Card is a new concept on Indonesia’s banking, therefore necessary to know about characteristic buyer factors that influencing purchase decision of Shar-E Card.

The problem of this research is characteristic buyer factors that influencing purchase decision of Shar-E Card. Another problem which need to know is characteristic buyer factors that very dominant influencing purchase decision of Shar-E Card.

A research genre in this research is explanatory research with quantitative. A research type is associative research. Sample of this research is Shar-E customer’s of Bank Muamalat Indonesia Cabang Bandar Lampung, total 97 persons, with using accidental sampling technique. A technique data that used is


(6)

questioner and interview. To analyzing data, used factor analysis and regression analysis.

The result of factor analysis is able 12 indicators formed 4 factors which named are personal, culture, psychology and social, the variance total is 67,294% and factor loading between 0,526 until 0,863. The result of regression analysis that way aggregative, purchase decision of Shar-E Card influenced by personal, culture, psychology and social. It’s point out signification less than 0,05 is 0,000. coefficient correlation value is 0,595 with coefficient determinant value 0,354. that way partial, psychology factor is a factor that influencing purchase decision of Shar-E Card, with signification 0,000 (<0,05). But, another factors doesn’t influencing dependent variable because the signification more than 0,05.

From analyzing result, know that characteristic Shar-E Card buyer’s are from demographic side Shar-E Card buyer’s dominated by who have an age between 17 until 27 years old, still single, don’t have any children yet, senior high graduated and still as a university student. So, know that dominant of customer have salary <Rp 1.000.000. Many customer have as Shar-E customer’s ½ - 1 year. Beside dominated by customer who Moslem, any little part of customer who non-Moslem.


(7)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perubahan lingkungan senantiasa terjadi terus–menerus dalam suatu masyarakat, secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan dan tata ekonomi, cara–cara pemasaran dan perilaku masyarakatnya. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang maju dan berkembang pesat, telah terjadi perubahan diberbagai sektor, termasuk dibidang industri dan produksi serta pada kegiatan usaha eceran di Indonesia yang telah berkembang menjadi usaha yang berskala besar. Perkembangan bisnis eceran yang pesat ini tidak lepas dari faktor meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan juga meningkatkan jumlah pendapatan perkapita penduduk Indonesia yang menyebabkan taraf hidup masyarakat Indonesia semakin meningkat. Hal ini membawa dampak kepada pola perilaku belanja seseorang, dimana semakin meningkatnya taraf hidup seseorang maka tuntutan akan tempat berbelanja yang nyaman dan dapat menyediakan segala kebutuhan konsumen dalam satu lokasi semakin dibutuhkan.

Munculnya industri–industri baru dan industri–industri yang telah melakukan pembaharuan/rehabilitasi semakin membanjiri pasar dan saling bersaing untuk mendapatkan konsumen. Pasar yang semula menunjukan ciri–ciri kekurangan,


(8)

2

dan banyak dikuasai penjual kini berubah menjadi pasar konsumen dimana produsen sekarang berlomba-lomba menarik minat konsumen (http://koranjogja.com).

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat menyebabkan permintaan konsumsi barang-barang termasuk barang konsumsi seperti pangan dan kebutuhan rumah tangga, perbaikan dan kemajuan pendidikan, perbaikan dalam pengangkutan serta komunikasi juga ikut meningkat.

Pasar tradisional pada masa yang lalu merupakan tempat utama yang dituju oleh konsumen untuk berbelanja, namun pada perkembangan bentuk pasar dengan munculnya minimarket memberikan tambahan alternatif bagi masyarakat selaku konsumen untuk mencari dan membeli produk yang dibutuhkan dan diinginkan. Hal ini menunjukkan kecenderungan perubahan perilaku konsumen karena konsumen mulai tertarik untuk berbelanja di tempat yang mungkin dirasa lebih nyaman dibandingkan pasar tradisional.

Gejala berbelanja di swalayan bagi masyarakat tampaknya semakin menggeser peran pasar tradisional, hal ini terlihat dari semakin banyaknya jumlah minimarket yang kian hari kian bertambah bahkan hampir disetiap kecamatan tak kurang dari dua atau bahkan lima mini market dapat dijumpai. Situasi dan kondisi seperti ini dapat dikatakan situasi pasar, dimana konsumen memiliki pengaruh yang dominan karena mereka berkesempatan untuk memilih dari beberapa alternatif yang tersedia (Swastha dan Handoko, 2000:9).


(9)

3

Dengan semakin banyaknya usaha retail/minimarket maka kehidupan masyarakat menjadi semakin kompleks dan bergerak maju ke depan. Oleh karena itu pelaku bisnis dituntut untuk tidak hanya menjual barang saja, tetapi juga dituntut untuk menyediakan layanan yang berkualitas sehingga konsumen akan merasa nyaman dan dapat diharapkan menjadikan konsumen loyal.

Menurut Angipora : (1999; 100) Penelitian konsumen dalam hubungan dengan perilaku konsumen dalam membeli yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk mengetahui dan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan:

1. Siapakah yang membeli? 2. Bagaimana mereka membeli? 3. Kapan mereka membeli? 4. Di mana mereka membeli? 5. Mengapa mereka membeli?

Bagaimana tanggapan pemasaran (marketing stimulasi) yang dilakukan perusahaan seperti:

1. Ciri produk 2. Harga

3. Pesan iklan dan sebagainya

PT. Sumber Alfaria Trijaya merupakan salah satu perusahaan bersekala nasional yang bergerak dibidang jasa retail (eceran). Produk yang di tawarkan berupa barang-barang kebutuhan pokok, kebutuhan sehari-hari, dan perlengkapan rumah tangga.

Keberadaan Alfamart di Kecamatan Kotagajah memberikan alternatif baru bagi masyarakat kecamatan kotagajah untuk berbelanja. Tempat yang strategis, dekat dengan pasar dan kemudahan transportasi membuat Alfamart cepat dikenal oleh masyarakat luas.


(10)

4

Dikecamatan Kotagajah sendiri kini telah berdiri 5 minimarket, yakni 4 minimarket Alfamart yakni Alfamart kotagajah 1, Alfamart kotagajah 2, Alfamart kotagajah 3, Alfamart kotagajah 4, dan satunya yakni minimarket Indomaret dan kelimanya relatif sama besar. Hal ini menjadikan tanda tanya bersar dalam benak penulis jika dilihat dari banyaknya minimarket yang berdiri. Apakah ini disebapkan oleh struktur masyarakat kecamatan kotagajah yang kompleks, lokasi kecamatan kotagajah yang strategis karena berbatasan dengan 4 empat kecamatan atau hal- hal lainnya yang tidak diketahui penulis.

Dari hasil penelitian sementara yang dilakukan peneliti, yaitu dengan menanyakan kepada 10 responden “Alasan mereka berbelanja di mini market Alfamart”? Diperoleh jawaban sebagai berikut:

Tabel 1. Tanggapan konsumen Alfamart di Kecamatan Kotagajah dari 10 responden:

No. Kriteria Tanggapan responden/yang

menjawab jumlah

Sangat setuju

setuju Tidak setuju 1. Harga yang ditawarkan

murah

3 5 2 10

2. Produknya beragam 3 4 3 10

3. Pelayanan cepat 3 4 3 10

4. Hadiah yang ditawarkan menarik

3 6 1 10

5. Lokasi dekat dengan pasar 3 4 3 10

6. Suasana outlet nyaman 10 - - 10

7. Merek outlet terkenal 5 5 - 10

8. Parkir gratis 5 5 - 10

9. Outlet luas 4 6 - 10

10. Pelayanan ramah 3 7 - 10


(11)

5

Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh sementara dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen senang berbelanja di Alfamart, walaupun ada beberapa responden yang menjawab tidak setuju terhadap bertanyaan yang diberikan.

Berdasarkan latar belakang diatas adapun penulis ingin mengetahui lebih jauh lagi dengan mengadakan penelitian dengan judul: “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM BERBELANJA DI MINIMARKET ALFAMART KECAMATAN KOTAGAJAH”

B. Rumusan Permasalahan.

Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari kebijakan yang diambil secara tepat serta didukung oleh kemampuan perusahaan memahami konsumen. Untuk dapat memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan harus dapat memahami perilaku konsumen, dengan demikian penetapan kebijakan pemasaran akan lebih terarah.

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka masalah yang hendak dicari jawabanya dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor-Faktor apa sajakah yang dipertimbangkan Konsumen dalam Berbelanja di Minimarket Alfamart”? dan


(12)

6

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis yaitu :

Menganalisa faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam berbelanja di Minimarket Alfamart yang berada di Kecamatan Kotagajah Lampung Tengah

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan dalam dua aspek yaitu secara teoritis dan secara praktis :

1. Teoritis : memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian lebih lanjut mengenai manajemen pemasaran khususnya yang berkaitan dengan perilaku konsumen.

2. Praktis : memberikan sumbangan pemikiran bagi pemasar (Alfamart) dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen.


(13)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdarkan hasil dari penelitian pada sejumlah responden mengenai perilaku yang menyebabkan anak jalanan melakukan seks bebas di Kota Bandar Lampung, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Perilaku seks bebas di kalangan anak jalanan di Kota Bandar Lampung memprihatinkan karena hampir setengah dari sampel sudah melakukan hubungan badan. Cara mereka mendapatkan pasangan dalam melakukan seks bebas yaitu suka sama suka, karena faktor saling menguntungkan (minta perlindungan), atau dengan cara memaksa. Anak jalanan tidak begitu memperhatikan keamanan dalam melakukan seks bebas sehingga sebagian besar tidak menggunakan pengaman atau alat kontrasepsi pada saat berhubungan badan. Anak jalanan pada penelitian ini tidak pandang tempat dalam melakukan seks bebas, kebanyakan dari mereka melakukan di rumah kosong (46,2%). Beberapa faktor penyebab mereka melakukan seks bebas, yaitu termotivasi dari pertemanan, memperoleh perlindungan, sekedar kesenangan, dan rasa ingin tahu. Faktor lainnya yaitu dari kondisi ekonomi keluarga, keutuhan keluarga, tingkat pendidikan dari anak jalanan itu sendiri, dan pendidikan orangtua mereka.


(14)

80

B. Saran

Sebaiknya anak jalanan tidak melakukan seks bebas dengan hanya berbekal pengetahuan seks yang hanya sekedarnya. Sebaiknya mereka mendapatkan pendidikan tentang kesehatan reproduksi yang baik, karena kebanyakan dari mereka tidak mengetahui tentang kesehatan reproduksi. Jika saja anak jalanan atau orang-orang yang melakukan seks bebas mengetahui bagaimana reproduksi yang baik, kemungkinan mereka tidak akan melakukan seks bebas secara sembarangan. Dengan begitu, kemungkinan anak jalanan untuk melakukan perilaku seks bebas dalam bentuk hubungan badan akan bisa ditahan, kalaupun mereka terpaksa harus melakukan seks bebas, sebaiknya mereka lebih memperhatikan keamanan dalam melakukan perbuatan tersebut seperti menggunakan alat pengaman atau alat kontrasepsi. Kemudian sebaiknya anak jalanan membekali diri mereka dengan keterampilan-keterampilan yang mungkin suatu saat bisa mereka gunakan untuk mencari uang selain dari mengamen, menyemir sepatu, dan lain-lain.


(1)

Dengan semakin banyaknya usaha retail/minimarket maka kehidupan masyarakat menjadi semakin kompleks dan bergerak maju ke depan. Oleh karena itu pelaku bisnis dituntut untuk tidak hanya menjual barang saja, tetapi juga dituntut untuk menyediakan layanan yang berkualitas sehingga konsumen akan merasa nyaman dan dapat diharapkan menjadikan konsumen loyal.

Menurut Angipora : (1999; 100) Penelitian konsumen dalam hubungan dengan perilaku konsumen dalam membeli yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk mengetahui dan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan:

1. Siapakah yang membeli? 2. Bagaimana mereka membeli? 3. Kapan mereka membeli? 4. Di mana mereka membeli? 5. Mengapa mereka membeli?

Bagaimana tanggapan pemasaran (marketing stimulasi) yang dilakukan perusahaan seperti:

1. Ciri produk 2. Harga

3. Pesan iklan dan sebagainya

PT. Sumber Alfaria Trijaya merupakan salah satu perusahaan bersekala nasional yang bergerak dibidang jasa retail (eceran). Produk yang di tawarkan berupa barang-barang kebutuhan pokok, kebutuhan sehari-hari, dan perlengkapan rumah tangga.

Keberadaan Alfamart di Kecamatan Kotagajah memberikan alternatif baru bagi masyarakat kecamatan kotagajah untuk berbelanja. Tempat yang strategis, dekat dengan pasar dan kemudahan transportasi membuat Alfamart cepat dikenal oleh masyarakat luas.


(2)

4

Dikecamatan Kotagajah sendiri kini telah berdiri 5 minimarket, yakni 4 minimarket Alfamart yakni Alfamart kotagajah 1, Alfamart kotagajah 2, Alfamart kotagajah 3, Alfamart kotagajah 4, dan satunya yakni minimarket Indomaret dan kelimanya relatif sama besar. Hal ini menjadikan tanda tanya bersar dalam benak penulis jika dilihat dari banyaknya minimarket yang berdiri. Apakah ini disebapkan oleh struktur masyarakat kecamatan kotagajah yang kompleks, lokasi kecamatan kotagajah yang strategis karena berbatasan dengan 4 empat kecamatan atau hal- hal lainnya yang tidak diketahui penulis.

Dari hasil penelitian sementara yang dilakukan peneliti, yaitu dengan menanyakan kepada 10 responden “Alasan mereka berbelanja di mini market Alfamart”? Diperoleh jawaban sebagai berikut:

Tabel 1. Tanggapan konsumen Alfamart di Kecamatan Kotagajah dari 10 responden:

No. Kriteria Tanggapan responden/yang

menjawab jumlah

Sangat setuju

setuju Tidak setuju 1. Harga yang ditawarkan

murah

3 5 2 10

2. Produknya beragam 3 4 3 10

3. Pelayanan cepat 3 4 3 10

4. Hadiah yang ditawarkan menarik

3 6 1 10

5. Lokasi dekat dengan pasar 3 4 3 10

6. Suasana outlet nyaman 10 - - 10

7. Merek outlet terkenal 5 5 - 10

8. Parkir gratis 5 5 - 10

9. Outlet luas 4 6 - 10

10. Pelayanan ramah 3 7 - 10


(3)

Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh sementara dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen senang berbelanja di Alfamart, walaupun ada beberapa responden yang menjawab tidak setuju terhadap bertanyaan yang diberikan.

Berdasarkan latar belakang diatas adapun penulis ingin mengetahui lebih jauh lagi dengan mengadakan penelitian dengan judul: “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM BERBELANJA DI MINIMARKET ALFAMART KECAMATAN KOTAGAJAH”

B. Rumusan Permasalahan.

Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari kebijakan yang diambil secara tepat serta didukung oleh kemampuan perusahaan memahami konsumen. Untuk dapat memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan harus dapat memahami perilaku konsumen, dengan demikian penetapan kebijakan pemasaran akan lebih terarah.

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka masalah yang hendak dicari jawabanya dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor-Faktor apa sajakah yang dipertimbangkan Konsumen dalam Berbelanja di Minimarket Alfamart”? dan


(4)

6

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis yaitu :

Menganalisa faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam berbelanja di Minimarket Alfamart yang berada di Kecamatan Kotagajah Lampung Tengah

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan dalam dua aspek yaitu secara teoritis dan secara praktis :

1. Teoritis : memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian lebih lanjut mengenai manajemen pemasaran khususnya yang berkaitan dengan perilaku konsumen.

2. Praktis : memberikan sumbangan pemikiran bagi pemasar (Alfamart) dalam pengambilan keputusan dan kebijakan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen.


(5)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdarkan hasil dari penelitian pada sejumlah responden mengenai perilaku yang menyebabkan anak jalanan melakukan seks bebas di Kota Bandar Lampung, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Perilaku seks bebas di kalangan anak jalanan di Kota Bandar Lampung memprihatinkan karena hampir setengah dari sampel sudah melakukan hubungan badan. Cara mereka mendapatkan pasangan dalam melakukan seks bebas yaitu suka sama suka, karena faktor saling menguntungkan (minta perlindungan), atau dengan cara memaksa. Anak jalanan tidak begitu memperhatikan keamanan dalam melakukan seks bebas sehingga sebagian besar tidak menggunakan pengaman atau alat kontrasepsi pada saat berhubungan badan. Anak jalanan pada penelitian ini tidak pandang tempat dalam melakukan seks bebas, kebanyakan dari mereka melakukan di rumah kosong (46,2%). Beberapa faktor penyebab mereka melakukan seks bebas, yaitu termotivasi dari pertemanan, memperoleh perlindungan, sekedar kesenangan, dan rasa ingin tahu. Faktor lainnya yaitu dari kondisi ekonomi keluarga, keutuhan keluarga, tingkat pendidikan dari anak jalanan itu sendiri, dan pendidikan orangtua mereka.


(6)

80

B. Saran

Sebaiknya anak jalanan tidak melakukan seks bebas dengan hanya berbekal pengetahuan seks yang hanya sekedarnya. Sebaiknya mereka mendapatkan pendidikan tentang kesehatan reproduksi yang baik, karena kebanyakan dari mereka tidak mengetahui tentang kesehatan reproduksi. Jika saja anak jalanan atau orang-orang yang melakukan seks bebas mengetahui bagaimana reproduksi yang baik, kemungkinan mereka tidak akan melakukan seks bebas secara sembarangan. Dengan begitu, kemungkinan anak jalanan untuk melakukan perilaku seks bebas dalam bentuk hubungan badan akan bisa ditahan, kalaupun mereka terpaksa harus melakukan seks bebas, sebaiknya mereka lebih memperhatikan keamanan dalam melakukan perbuatan tersebut seperti menggunakan alat pengaman atau alat kontrasepsi. Kemudian sebaiknya anak jalanan membekali diri mereka dengan keterampilan-keterampilan yang mungkin suatu saat bisa mereka gunakan untuk mencari uang selain dari mengamen, menyemir sepatu, dan lain-lain.