Product produk Strategi Komunikasi Pemasaran

15 konsumen yang dilanjutkan dengan mengembangkan suatu produk product yang memuaskan kebutuhan konsumen dan menawarkan produk tersebut pada harga price tertentu serta mendistribusikannya agar tersedia di tempat-tempat place yang menjadi pasar bagi produk bersangkutan. Untuk itu perlu dilaksanakan suatu promosi promotion atau komunikasi guna menciptakan kesadaran dan ketertarikan konsumen kepada produk bersangkutan. Proses ini disebut dengan Marketing Mix atau bauran pemasaran yang terdiri atas elemen-elemen yaitu: product, price, place distribution dan promotion, yang disingkat dengan “empat P”. 2 Empat P menggambarkan pandangan penjual tentang alat pemasaran yang digunakan untuk mempengaruhi pembeli. Sudut pandang pembeli, alat pemasaran dirancang memberikan manfaat bagi pelanggan.

1. Product produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat diberikan kepada seseorang guna memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan. Biasanya produk menunjukkan suatu pengertian yang berkaitan dengan obyek fisik yang nyata, seperti mobil, pesawat, televisi, atau minuman ringan Philip Kotler. 1989. Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan dan Pengendalian. Alih Bahasa Jaka Wasana, Jakarta: Erlangga, Hal. 7. Lebih lanjut Kotler menjelaskan bahwa dalam memproduksi suatu produk yang berkualitas perlu diperhatikan konsep produk. Konsep produk berpendapat bahwa para konsumen akan menyukai produk-produk yang memberikan kualitas, penampilan dan ciri-ciri yang terbaik. Manajemen dalam organisasi berorientasi pada produk demikian memusatkan energi mereka untuk membuat produk yang baik dan terus-menerus meningkatkan mutu produk tersebut. Definisi lain produk Menurut Basu Swastha. 1999. Azas-Azas Marketing, Liberty, Yogyakarta, Hal. 94 adalah suatu sifat yang 2 Alexander Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Ramdina Prakarsa, Hal. 5. 16 komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestice perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya. 2. Price harga Harga adalah jumlah uang ditambah beberapa barang kalau mungkin yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Biasanya seorang penjual menetapkan harga berdasarkan suatu kombinasi barang secara fisik ditambah beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan Basu Swastha. 1999. Azas-Azas Marketing, Liberty, Yogyakarta, Hal. 147. 3. Promotion promosi Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran dan sering dikatakan sebagai proses berlanjut. Ini disebabkan karena promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan Basu Swastha. 1999. Azas-Azas Marketing, Liberty, Yogyakarta, Hal. 237. Definisi promosi Menurut Alexander Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Ramdina Prakarsa, Hal. 16 : ”Promosi merupakan koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai dari pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan. Berdasarkan pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa promosi merupakan kegiatan perusahaan memperkenalkan barang atau jasa kepada konsumen secara persuasif dengan tujuan agar produk atau jasanya dikenal oleh konsumen. 17 4. Place tempat Berbicara tentang tempat berkaitan dengan saluran pendistribusian barang. Secara garis besar saluran distribusi suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri Basu Swastha. 1999. Azas-Azas Marketing, Liberty, Yogyakarta, Hal. 190. Saluran distribusi ini merupakan suatu stuktur yang menggambarkan alternatif saluran yang dipilih, dan menggambarkan situasi pemasaran yang berbeda oleh berbagai macam perusahaan atau lembaga usaha seperti produsen, pedagang besar dan pengecer. Hal ini dapat dipertimbangkan sebagai fungsi yang harus dilakukan untuk memasarkan barang secara efektif. Sering pula terjadi persaingan di antara sistem distribusi dari produsen yang berbeda. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikemukakan bahwa secara garus besar bauran promosi mencakup empat elemen, yaitu : iklan, promosi penjualan, publikasihumas dan personal selling. Instrumen dasar yang digunakan untuk mencapai tujuan komunikasi perusahaan disebut dengan bauran promosi atau promotional mix, seperti yang digambarkan dalam bagan sebagai berikut: Gambar 2.1. Skema Bauran Promosi atau Promotional Mix Sumber: Alexander Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu Jakarta: Ramdina Prakarsa, Hal. 17 Promotional Mix Iklan Direct Marketing Interactive Internet Marketing Promosi Penjualan Publikasi Humas Personal Selling 18 Bentuk-bentuk komunikasi pemasaran ini lebih sering disebut dengan Promotion Mix yaitu, terdiri dari: a. Personal Selling penjualan personal Personal selling adalah interaksi antar individu, saling bertatap muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, mengorganisasi atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Jadi personal selling merupakan komunikasi orang secara individual Basu Swastha. 1999. Azas-Azas Marketing, Liberty, Yogyakarta, Hal. 260. Sedangkan menurut Alexander Morissan 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Ramdina Prakarsa, Hal. 34. mendefinisikan personal selling adalah suatu bentuk komunikasi langsung antara penjual dengan calon pembelinya. Dalam hal ini penjual berupaya untuk membantu atau membujuk calon pembeli untuk membeli produk yang ditawarkan. Komunikasi yang bersifat individual dan personal dalam penjualan personal ini memungkinkan pihak penjual menyesuaikan pesan berdasarkan kebutuhan khusus atau situasi khusus calon pembeli. Penjualan personal memungkinkan terjadinya umpan balik secara langsung dan lebih tepat karena dampak dari presentasi penjualan yang dilakukan dapat dinilai dari reaksi calon pembeli atau pelanggan. Jika umpan balik yang terjadi dinilai kurang baik, maka penjual dapat memodifikasi pesan-pesannya. Penjualan personal juga dapat ditujukan kepada calon pembeli yang dinilai paling potensial dan paling prospektif untuk menjadi pelanggan di masa depan. b. Sales Promotion promosi penjualan Promosi penjualan adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publisitas, yang mendorong efektivitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi dan sebagainya Basu Swastha. 1999. Azas-Azas Marketing, Liberty, Yogyakarta, Hal. 279. 19 Dalam perusahaan, bagian promosi penjualan dapat mengadakan kerjasama dengan kelompokbadan lain seperti konsumen, dealer, distributor, atau bagian lain dalam departemen pemasaran. Sedangkan pada tingkat pengecer, kegiatan promosi penjualannya terutama ditujukan pada konsumen Tujuan dari promosi penjualan menurut Basu Swastha. 1999. Azas- Azas Marketing, Liberty, Yogyakarta, Hal. 280 dapat dibagi, sebagai berikut: 1 Tujuan promosi penjualan intern Mendorong karyawan lebih tetarik pada produk dan promosi perusahaan. Jadi, usaha-usaha promosi penjualan dapat dimulai dari rumah tangga perusahaan, dengan segenap karyawannya, teruatama staf penjualan, pramuniaga dan tenaga lain yang berhubungan langsung dengan konsumen. Adapun tujuan intrennya adalah untuk meningkatkan atau mempertahankan moral karyawan, melatih tentang bagaimana cara terbaik yang harus dilakukan untuk melayani konsumen dan untuk menigkatkan dukungan karyawan, kerjasama, serta semangat bagi usaha promosinya. 2 Tujuan promosi penjualan perantara Usaha-usaha promosi dengan perantara pedagang besar, pengecer, lembaga perkreditan dan lembaga jasa dapat dipakai untuk memperlancar atau mengatasi perubahan-perubahaan musiman dalam pesanan, untuk mendorong jumlah pembelian yang lebih besar, untuk mendapatkan dukungan yang luas dalam saluran terhadap usaha promosi, atau untuk memperoleh tempat serta ruang gerak yang lebih baik. 3 Tujuan promosi penjualan konsumen Promosi penjualan konsumen dapat dilakukan untuk mendapatkan orang yang bersedia mencoba produk baru, untuk meningkatkan volume per penjualan, untuk mendorong 20 penggunaan baru dari produk yang ada, untuk menyaingi promosi yang dilakukan oleh pesaing dan untuk mempertahankan penjualan. Jadi, promosi penjualan perusahaan yang ditujukan pada konsumen dapat dibedakan de dalam dua kelompok besar. a Kegiatan yang ditujukan untuk mendidik atau memberitahukan konsumen, b Kegiatan yang ditujukan untuk mendorong mereka. a Kontes-kontes penjualan b Barang-barang yang diberikan secara cuma-cuma c Aneka macam display c. Publisitas Menurut Basu Swastha, publisitas adalah sejumlah informasi tentang seseorang, barang, atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya, ataupun tanpa pengawasan dari sponsor Basu Swastha. 1999. Azas-Azas Marketing, Liberty, Yogyakarta, Hal. 273. Publisitas merupakan pelengkap yang efektif bagi alat promosi yang lain seperti periklanan, personal selling, dan promosi penjualan. Pada garis besarnya publisitas menurut Basu Swastha. 1999. Azas-Azas Marketing, Liberty, Yogyakarta, Hal. 279 dapat dibagi ke dalam dua kriteria, yakni : 1 Publisitas Produk Product Publicity Publisitas produk adalah publisitas yang ditujukan untuk menggambarkan atau untuk memberitahu kepada masyarakat konsumen tentang suatu produk beserta penggunaannya. Istilah ”produk” sebenarnya tidak berarti barang saja, tetapi juga orang, dan tempat. 2 Publisitas Kelembagaan Institutional Publicity Publisitas kelembagaan adalah publisitas yang menyangkut tentang organisasi pada umumnya. Kegiatan-kegiatan yang 21 dapat dipublisitaskan disini tentunya berupa kegiatan yang dianggap pantas untuk dijadikan berita. Misalnya kegiatan sehari-hari dari sebuah organisasi termasuk pergantinan pimpinan, usaha pengawasan polusi, musibah yang dialami organisasi tersebut, dan sebagainya. d. Public Relations hubungan masyarakat Hubungan dapat diartikan menciptakan atau membuka komunikasi dua arah yang saling menguntungkan termasuk juga didalamnya hubungan pertukaran dalam masyarakat. Sedangkan masyarakat dapat diartikan setiap individu, organisasi, lembaga-lembaga pemerintahan atau kelompok-kelompok yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pemilik, penyedia, langganan, dan pimpinan masyarakat. Menurut Basu Swastha. 1999. Azas-Azas Marketing, Liberty, Yogyakarta, Hal. 267 mengemukakan pengertian hubungan masyarakat sebagai berikut: “Hubungan masyarakat dapat didefinisikan sebagai fungsi manajemen yang memberikan penilaian tentang sikap masyarakat, identitas kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi dengan keinginan masyarakat dan melakukan program tindakan untuk mendapatkan pengertian serta pengakuan masyarakat”. Alexander Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Ramdina Prakarsa, Hal. 30 mendefinisikan publisitas adalah informasi yang berasal dari sumber luar yang digunakan media massa karena informasi itu memiliki berita. Publisitas merupakan metode yang dapat dikontrol oleh humas dalam hal penempatan pesan di media massa karena sumber tidak membayar media untuk memuat berita bersangkutan. Dengan demikian publisitas adalah informasi yang bukan berasal dari media massa atau bukan merupakan hasil pencarian wartawan media massa itu sendiri, namun media menggunakan informasi itu karena informasi-informasi itu memiliki nilai berita. 22 Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan masyarakat bertanggung jawab untuk menentukan dan mempertahankan komunikasi dua arah secara terbuka dengan seluruh masyarakat, serta menciptakan opini masyarakat yang baik tentang organisasi , individu, tempat atau masalah. Proses Komunikasi Pemasaran Adapun proses komunikasi pemasaran dapat digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut: Gambar 2.2. Model Proses Komunikasi Pemasaran sumber : Tjiptono 2002 : 125 Ada tiga unsur pokok dalam sruktur proses komunikasi pemasaran menurut Alexander Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Ramdina Prakarsa, Hal. 126 sebagaimana yang tergambar pada gambar diatas : 1. Pelaku Komunikasi Terdiri atas pengirim sender atau komunikator yang menyampaikan pesan dan penerima receiver atau komunikan pesan. Dalam konteks ini, komunikatornya adalah produsen perusahaan, sedangkan komunikannya adalah khalayak. 2. Material Komunikasi Ada beberapa material komunikasi pemasaran yang penting, sebagai berikut: a. Gagasan, yaitu materi pokok yang hendak disampaikan pengirim b. Pesan message, yaitu himpunan berbagai simbol oral, verbal, atau non-verbal dari suatu gagasan. Pesan hanya dapat dikomunikasikan melalui suatu media Gagasan Pengirim Pemahaman Encode Decode Message Feedback Noise Decode Encode Pemahaman Pengirim Response 23 c. Media, yaitu pembawa pesan komunikasi. Pilihan media komunikasi pemasaran bisa bersifat personal maupun non- personal. Media personal dapat dipilih dari tenaga penganjur konsultan, tenaga profesional, atau dari masyarakat umum. Media non-personal meliputi media massa radio, televisi, internet, koran, majalah, tabloid dsb kondisi lingkungan ruangan, gedung ataupun peristiwa tertentu hari-hari besar d. Response, yaitu reaksi pemahaman atas pesan yang diterima oleh penerima. e. Feed-back, yaitu pesan umpan balik dari sebagian atau keseluruhan respon yang dikirim kembali oleh penerima f. Gangguan noise, yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat proses kelancaran proses komunikasi. 3. Proses Komunikasi Proses penyampaian pesan maupun pengiriman kembali respon akan memerlukan dua kegiatan yaitu: encoding dan deconding. a. Encoding, adalah proses merancang atau mengubah gagasan secara simbolik menjadi suatu pesan untuk disampaikan kepada penerima. b. Decoding, adalah proses menguraikan arti atau mengartikan simbol sehingga pesan yang diterima dapat dipahami. Komunikasi pemasaran meliputi tiga tujuan utama, yaitu menyebarkan informasi komunikasi informatif, mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen konsumen persuasif dan mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang komunikasi mengingatkan kembali. Respon atau tanggapan konsumen sebagai komunikan meliputi : 1. Efek kognitif, yaitu membentuk kesadaran informasi tertentu. 2. Efek afeksi, yaitu memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu. Yang diharapkan adalah realisasi pembelian. 3. Efek konatif atau perilaku, yaitu membentuk pola khalayak menjadi perilaku selanjutnya, yang diharapkan adalah pembelian ulang. 24 Pada era otonomi daerah dewasa ini penataan percitraan sebuah kota menjadi sangat penting. Pencitraan Kota City Branding akan menjadi dasar dan peluang pengembangan kota di masa depan. Pengembangan Citra Kota menjadi langkah awal untuk mengarahkan Kota tersebut di masa depan. Beberapa KabupatenKota telah memulai untuk membangun City branding dalam rangka menegaskan jati diri kota itu. Melalui branding yang kuat, maka kepala daerah lebih mudah untuk memasarkan dan menarik investor untuk mengembangkan daerahnya. Mereka dapat menjelaskan dengan mudah bagaimana keadaan wilayah yang dia kepalai dan keunggulan apa yang dimiliki sebagai sumber usaha. City branding adalah proses atau usaha membentuk merek dari suatu kota untuk mempermudah pemilik kota tersebut untuk memperkenalkan kotanya kepada target pasar investor, tourist, talent, event kota tersebut dengan menggunakan kalimat positioning, slogan, icon, eksibisi, dan berbagai media lainnya. City branding semata-mata bukanlah pekerjaan dari public sector, akan tetapi tugas dan kolaborasi dari semua pihak stakeholders yang terkait dengan kota tersebut, apakah itu pemerintah kota, pihak swasta, pengusaha, interest group dan masyarakat. Sebuah kota, layaknya sebuah brand, harus bersifat fungsional. Fungsionalitas berarti dapat dilihat sebagai sebuah benefit. Sebuah kota harus berfungsi sebagai tujuan untuk pencari kerja, industri, tempat tinggal, transportasi umum dan atraksi serta rekreasi. Dalam membuat sebuah city branding, terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya: a. Attributes: Do they express a citys brand character, affinity, style, and personality menggambarkan sebuah karakter, daya tarik, gaya dan personalitas kota b. Message: Do they tell a story in a clever, fun, and memorable way? menggambarkan sebuah cerita secara pintar, menyenangkan dan mudah atau selalu diingat 25 c. Differentiation: Are they unique and original? unik dan berbeda dari kota-kota yang lain d. Ambassadorship: Do they inspire you to visit there, live there, or learn more? Menginspirasi orang untuk datang dan ingin tinggal di kota tersebut. Sebuah kota yang mempunyai criteria ambassadorship menggambarkan kota yang baik sehingga sangat menarik bagi semua orang untuk ingin datang dan tinggal di kota tersebut. Kota yang baik harus mempunyai beberapa hal berikut: a. Offer attractive employment. Mempunyai kesempatan kerja yang menarik bagi para professional dan pencari kerja. b. Not be unduly expensive in relation to wages. Biaya hidup harus sesuai dengan standar upah dan gaji. c. Provide good and affordable housing. Menyediakan perumahan yang baik dan terjangkau. d. Havereasonable public transportation. Mempunyai sarana transportasi umum yang nyaman dan memadai. e. Have good schools and recreationalcultural attractions. Mempunyai sekolah dan perguruan tinggi yang baik serta tempat-tempat tujuan rekreasi dan atraksi budaya yang indah f. Have are asonable climate. Mempunyai iklim yang menyenangkan. Dalam memasarkan suatu daerah dengan membangun city branding, layaknya membuat marketing plan suatu produk. Daerah harus memetakan perubahan yang terjadi pada lingkungan, target pasar, pesaing daerah dan perubahan yang terjadi di dalam daerah itu sendiri. Hasil dari analisa perubahan secara komprehensif akan menghasilkan analisa peluang-ancamankekuatan-kelemahan SWOT daerah. 26 Berdasarkan hasil analisa makro dan internal daerah, barulah kemudian daerah dapat membuat marketing plan. Dimulai dengan strategi daerah yang menghasilkan segmentasi, targeting dan positioning daerah.

2.4. Kebudayaan

Dokumen yang terkait

PERANAN HOTEL BINTANG EMPAT DI SURAKARTA DALAM MEMBENTUK POSITIONING KOTA SURAKARTA MELALUI CITY BRANDING SOLO THE SPIRIT OF JAVA.

0 4 15

Strategi Branding Kota Surakarta Sebagai Daerah Tujuan Wisata Melalui Slogan Solo The Spirit Of Java COVER

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi City Branding Kota Solo Demi Menjamin Keberlangsungan Slogan “The Spirit of Java”

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi City Branding Kota Solo Demi Menjamin Keberlangsungan Slogan “The Spirit of Java” T1 362009071 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi City Branding Kota Solo Demi Menjamin Keberlangsungan Slogan “The Spirit of Java” T1 362009071 BAB IV

0 2 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi City Branding Kota Solo Demi Menjamin Keberlangsungan Slogan “The Spirit of Java” T1 362009071 BAB V

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi City Branding Kota Solo Demi Menjamin Keberlangsungan Slogan “The Spirit of Java” T1 362009071 BAB VI

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi City Branding Kota Solo Demi Menjamin Keberlangsungan Slogan “The Spirit of Java”

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pembentukan Identitas Kota Solo oleh Pemerintah Kota Solo T1 362008005 BAB II

0 0 8

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Personal Branding Ridwan Kamil Melalui Akun Media Sosial Facebook T1 BAB II

0 0 7