2.2.1 Satuan Lingual
Satuan lingual atau bentuk lingual yaitu wujud satuan bahasa yang berupa satuan fonologis, satuan gramatikal, dan satuan leksikal. Satuan-satuan bahasa itu
meliputi fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat,dan wacana.
2.2.1.1 Fonem
Fonem adalah satuan bahasa terkecil. Fonem merupakan satuan bunyi bahasa terkecil di dalam kata yang berfungsi membedakan bentuk dan makna.
Fonem tidak memiliki makna, yang memiliki makna adalah kata yang berunsurkan fonem-fonem tersebut. Fonem ditulis di antara tanda ..., sedangkan
bunyinya ditulis di antara tanda [...]. Contoh fonem terdapat dalam pasangan kata pala dan bala. Kedua kata tersebut memiliki makna yang berbeda karena adanya
perbedaaan bunyi pada awal kata, yaitu [p] dan [b], kata pertama berarti ‘buah pala’ sedangkan kata kedua berarti ‘teman. Karena berfungsi membedakan makna,
kedua bunyi tersebut merupakan fonem yang berbeda dan masing-masing ditulis sebagai p dan b, menurut jenisnya, fonem dibagi menjadi dua, yaitu fonem
segmental dan suprasegmental. Fonem segmental adalah fonem yang dapat disegmen-segmen atau dipisah-pisahkan. Misalnya, kata balang terdiri dari lima
fonem, yaitu bala
G
. Berbeda dengan fonem suprasegmental berupa intonasi, nada, jeda, dan tekanan yang membedakan makna. Contoh intonasi yang
membedakan makna terdapat dalam intonasi kalimat tanya yang berbeda dengan kalimat perintah.
2.2.1.2 Morfem
Morfem adalah satuan lingual minimal yang bermakna. Morfem memiliki sifat arbitrer, dapat diartikan bahwa hubungan bunyi dari suatu morfem dengan
maknanya sama sekali bersifat konvensional, bukan berakar pada objek yang diwakili. Akmajian dalam Badudu dan Herman 2004: 7 menyebutkan bahwa
morfem adalah satuan lingual terkecil dari pembentukan kata dalam suatu bahasa yang tidak dapat diuraikan lebih lanjut ke dalam bagian-bagian yang bermakna
atau yang dapat dikenal. Morfem-morfem dalam setiapbahasa dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, anatara lain berdasarkan
kebebasannya, keutuhannya, dan maknanya Mardikantoro, 2002:29. Berdasarkan kebebasannya, morfem dibagi menjadi morfem bebas dan terikat.
Morfem bebas adalah morfem yang dapatmuncul dalam tuturan meskipun tanpa kehadiran morfem lain. Semua kata dasar termasuk kedalam morfem bebas.
Morfem terikat yaitu morfem yang tidak dapat muncul dalam tuturan tanpa kehaadiran morfem lain. Semua imbuhan afiks merupakan morfem terikat.
Berdasarkan keutuhannya morfem dibagi menjadi morfem utuh dan morfem terbagi. Pembeda antara kedua jenis morfem ini yaitu apakah morfem tersebut
merupakan satu kesatuan yang utuh atau merupakan dua bagian yang terpisah atau terbagi karena dapat disisipi oleh morfem lain. Semua morfem dasar bebas dapat
dimasukkan ke dalam morfem utuh, misalnya, {sapu}, {makan}, {langit}, {anak}. Morfem terbagi ialah morfem yang terdiri dari dua buah bagian yang terpisah,
misalnya, kata “kebingungan” terdapat morfem utuh bingung dan morfem terbagi {ke- -an}. Berdasarkan jenis fonem pembentuknya, morfem terbagi atas
morfem segmental dan morfem suprasegmental. Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental. Semua morfem yang
berwujud bunyi termasuk ke dalam morfem segmental. Sedangkan morfem suprasegmental terbentuk atas unsur-unsur suprasegmental, seperti, nada, tekanan,
durasi, dan sebagainya. Berdasarkan maknanya, morfem dibagi menjadi morfem bermakna leksikal dan morfem tidak bermakna leksikal. Morfem bermakna
leksikal adalah morfem-morfem yang secara inheren telah memiliki makna pada dirinya sendiri, tanpa perlu proses terlebih dahulu dengan morfem lain. Semua
kata dasar termasuk ke dalam morfem bermakna leksikal. Morfem tidak bermakna leksikal tidak memiliki makna pada dirinya sendiri. Makna tersebut baru muncul
setelah digabungkan dengan morfem yang lain dalam suatu proses morfologi. Semua imbuhan afiks termasuk ke dalam morfem tidak bermakna leksikal. Jenis
morfem yang lain, yaitu morfem zero. Morfem ini biasa trdapat pada bahasa Inggris. Morfem zero adalah morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud
bunyi segmental maupun suprasegmental, melainkan berupa kekosongan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa morfem adalah satuan
bahasa unsur pembentuk kata yang maknanya relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil. morf merupakan ralisasi dari morfem.
Morfem bersifat abstrak, dan klasikal atau kelompok, dikatakan klasikal karena morfem merupakan kelompok morf, sedangkan morf bersifat konkrit dan
individu. Jadi, morfem {N-} beranggotakan morf n-, ng-, m-, dan ny-. Alomorf merupakan variasi morfem karena lingkungan yang dimasukinya.
Dengan demikian, morfem {N-} tersebut memiliki empat bentu sebagai
alomorfnya, yaitu morf n-, ng-, m-, dan ny-. Morfem biasa ditulis di antara tanda kurung kurawal {...}. misalnya, kata turunan nulisaké ‘menuliskan’ terdiri
dari tiga morfem { N-}, {tulis}, {-ake}. Bentuk {tulis} disebut morfem bebas, sedangkan { N-} dan {-ake} disebut morfem terikat. Morfem bebas adalah
morfem yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung dengan morfem lain di dalam tuturan. Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri di dalam
tuturan tanpa bergabung dengan morfem lain. Misalnya, prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks.
2.2.1.3 Kata