Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

commit to user 5

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apa yang melatarbelakangi berkembangnya industri MICE di kota Solo tahun 2009 2011 ? 2. Bagaimana pola pengembangan industri MICE yang ada di kota Solo ? 3. Bagaimana dampak perkembangan MICE bagi industri jasa pariwisata di Solo ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui latar belakang berkembangnya industri MICE di kota Solo tahun 2009 2011. 2. Untuk mengetahui pola pengembangan MICE yang di kota Solo. 3. Untuk mengetahui dampak perkembangan MICE bagi industri jasa pariwisata di Solo.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ada dua kategori, yaitu teoritis atau akademis dan praktis atau Pragmatis. Kegunaan teoritisakademis terkait dengan kontribusi tertentu dari penyelenggaraan penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis. Sedangkan kegunaan praktisfragmatis berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan commit to user 6 penelitian terhadap obyek penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi. 1. Manfaat Teoritis a. Dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan serta memperoleh informasi penting tentang peran MICE dalam mendukung pariwisata di Surakarta. b. Dapat menjadi bahan masukkan bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan sumbangan wacana pemecahan masalah yang diteliti. b. Untuk pribadi penulis dapat menerapkan ilmu ilmu yang sudah didapatkan di bangku kuliah. c. Menambah pengetahuan masyarakat mengenai kepariwisataan Surakarta Khususnya. d. Sebagai pemenuhan syarat kelulusan Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta, khususnya Fakultas Sastra dan Seni Rupa Program D3 Usaha Perjalanan Wisata untuk memperoleh gelar Ahli Madya. E.Kajian Pustaka a. Kajian Teori Pariwisata merupakan salah satu sektor di Wilayah Solo yang menunjang perekonomian dan kesejahteraan masyarakat secara signifikan. Wilayah Surakarta memiliki berbagai sumber daya yang sangat baik guna mencapai industri pariwisata yang sehat, dengan cara: Menciptakan lapangan kerja di bidang commit to user 7 perhotelan, restoran, transportasi, perusahaan perjalanan wisata BPW dan lain- lainnya, terutama di daerah terbelakang namun memiliki potensi wisata yang tinggi. Mendorong tumbuhnya berbagai peluang yang mampu menarik pengusaha - pengusaha baru dan penawaran pelatihan-pelatihan dan pendidikan bagi generasi muda. Nyoman S Pendit dalam bukunya Wisata Konvensi, Potensi Gede Bisnis Besar th. 1999 yang berisi tentang perkembangan bisnis MICE yang merupakan bagian dari industri pariwisata masa kini dan telah memberikan warna yang beragam terhadap jeniskegiatan pariwisata yang identik dengan pemberian pelayanservices. MICE dan bisnis pariwisata merupakan bisnis dengan high- quality dan high-yield, yang memberikan kontribusi tinggi secara ekonomi terlebih bagi negaraberkembang. High Quality berarti kualitas pelayanan yang diberikan mampumemberikan kepuasan kepada setiap peserta, high yield berarti kegiatanwisata konvensi mampu memberikan keuntungan yang besar pada penyelenggara wisata konvesi. Berkembangnya industri MICE atau wisata konvensi sebagai industri baru yang bisa menguntungkan bagi banyak pihak,karena industri MICE ini merupakan industri yang kompleks dan melibatkan banyak pihak. Alasan inilah yang menjadikan tingkat pertumbuhan para pengusaha penyelenggaran MICE bermunculan, sehingga tidak dipungkiri industri MICE sebagai industri masa kini yang banyak diminati oleh para pelaku bisnis pariwisata. commit to user 8 Istilah MICE di Indonesia dikenal juga dengan nama wisata konvensi, kegiatan wisata konvensi ini merupakan bagian dari kegiatan pariwisata, karena banyak sekali menggunakan fasilitas pariwisata dalam pelaksanaannya, sehingga kegiatan ini merupakan kegiatan yang berkarakteristik padat karya, memberikan kontribusi baik darisisi penyediaan tenaga kerja maupun dalam memberikan devisa negara. Sejak tahun 1980-an kegiatan MICE di Indonesia menunjukan peningkatan jumlah peserta yang tinggi dengan jumlah pengeluaran rata-rata perhari sebesar US 210 untuk setiap peserta konvensi. Dibandingkan dengan wisatawan yang sengaja datang keIndonesia untuk berwisata, pengeluaran mereka hanya sebesar US 400 untuk 7-12 hari. Dengan demikian pengeluaran peserta wisata konvensi juga membawa serta spouseistrinya, anak atau bahkan temannya yang berdampak pada pengeluaran peserta selamamengikuti kegiatan kovensi menjadi lebih besar . Beberapa pengertian untuk kegiatan MICE dihubungkan dengan kegiatan pariwisata. Usaha jasa konvensi, perjalanan insentive, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang negarawan, usahawan,cendikiawan, dan sebagainya untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Pada umummnya kegiatan kovensi berkaitan denganusaha pariwisata lainnya, seperti transportasi, akomodasi hiburan entertaiment, perjalanan pra- dan pasca- konfrensi pre- and post- conference tours. commit to user 9 Kepanjangan MICE adalah Meeting, Incentive, Conference and Exhibition, yang telah dikenal secara luas di dunia dan menjadi istilah umum dalam industri pariwisata. Industri mice merupakan industri yang masih muda, di kenal di Eropa dan AmerikaUtara sekitar 50 tahun yang lalu dan bahkan lebih mudah di beberapa kawasan dunialainnya, tetapi dengan cepat indiustri ini menjadi matang terutama di negara-negara sedang berkembang, karena jelas terlihat perkembangannya mampu memberikan dampak ekonomi yang tinggi. Kegiatan bisnis MICE telah membuka lapangan kerja baru, tidak hanya menciptakan tenaga kerja musiman saja, tetapi juga telah menciptakan pekerjaan yang tetap bagi banyak masyarakat yang memiliki kemampuan tidak berbeda dengan bisnis pariwisata yang banyak diciptakan di negara-negara sedang berkembang. Kegiatan konferensi dan bisnis MICE merupakan bisnis yang memiliki dampak negatif lebih kecil pada lingkungan daripada yang dilakukan mass tourism, karena bisnis ini fokus pada jumlah peserta yang tidak terlalu banyak, sehingga kegunaan transportasi akan lebih berkurang sehingga akan mengurangi kemacetan serta polusi yang ditimbulkan. Kegiatan Industri MICE sebagai industri baru masa kini menunjukan bahwa mice sebagai salah satu sektor dalam bisnis pariwisata, karena kegiatan mice merupakan kegiatan bisnis wisata yang tujuan utama dari para delegasi atau peserta kegiatan MICE adalah menghadiri suatu kegiatan atau event yang berhubungan dengan bisnisnya sambil menikmati kegiatan perjalanan wisata secara bersama-sama. commit to user 10 Menurut M. Kesrul 2004 : 3-108 MICE diartikan sebagai suatu kegiatankepariwisataan yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure danbusiness, biasanya melibatkan sekelompok orang secara bersama- sama,rangkaian kegiatannya dalam bentuk meetings, incentive travels,conventions, congresses, conference dan exhibition. Adapun bentuk MICE adalah sebagai berikut : 1. Meeting Meeting adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business , biasanya melibatkan orang secara bersama- 2. Incentive Incentive merupakan hadiah atau penghargaan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawan, klien, ataukonsumen. Bentuknya bisa berupa uang, paket wisata atau barang 3. Conference Istilah conference diterjemahkan dengan konferensi dalam bahasa Indonesia yang mengandung pengertian sama. Dalam prakteknya, arti meeting sama saja dengan conference . 4. Exhibition Exhibition berarti pameran, dalam kaitannya dengan industri pariwisata,pameran termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Hal ini diatur dalam SuratKeputusan Menparpostel RI Nomor KM. 108 HM. 703 MPPT-91, Bab commit to user 11 menyebarluaskan informasi dan promosi yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan konvensi atau yang ada kaitannya dengan pariwisata . Adapun pertimbangan dalam pelaksanaan MICE, diantaranya : 1 . P enetapa n lo kasi dan venu e MI CE 2. Perlengkapan Fasilitas MICE Perlengkapan fasilitas dan pelayanan kesekretariatan dari pertemuan atau konferensi amat beragam sehinggatidak ada standar yang berlaku umum. Dalam menentukan perlengkapan suatu pertemuan perlu memahami dengan seksama beberapa hal berikut: Jenis pertemuan dan lamanya, Jumlah peserta, Jumlah ruangan yang dibutuhkan, Jenis dan jumlah equipment yang diperlukan, Bentuk pengaturan tempat duduk dan Akomodasi peserta MICE. 3. Penanganan Transportasi Meeting planer atau PCO bertanggung jawab terhadap terselenggarakannya event MICE dan pengaturan transportasi bagi keseluruhan peserta MICE menjadi tugas dari sub bagian PCO. Ada enam poin dalam pengaturan transportasi yaitu: Transportasi udara, Airport shuttle service, Multiple property shuttle, VIP transportation, Local tour, Staff transportation. 4.Pelayanan Makanan dan Minuman Agar acara pertemuan atau konferensi berjalan dengan lancar dan mengurangi complaint makanan dan minuman, seorang meeting manager perlu memeriksa lokasi dan penempatan reguler food and beverage , room service and banquet capabilities . Evaluasi kualitas makanan dan minuman meliputi : commit to user 12 appearance and attractiveness, cleanliness , dan jenis serta variasimakanan dan minuman pada saat ramai peak hours untuk mengetahui ketersediaan stok pelayanan dan keterampilan. Termasuk harga yang sesuai dengan penawaran, di samping itu apakah perlu melakukanpemesanan terlebih dahulu. Apakah restoran tersebut melayani permintaan khusus atau tambahan menyangkut layout dan jenis makanandan minuman. 5. Akomodasi Berikut merupakan daftar penanganan akomodasi yang harus di cek dalam kegiatan MICE, antara lain: Akomodasi sesuai harapan peserta, Penginapan: Jumlah kamar, tipe kamar dan tempat tidur , Kamar gratis untuk panitia atau komite: jumlah, tipe, dan fasilitasyang harus dibayar, Kamar khusus untuk organisasi dan tamu resmi: jumlah, tipe,dan harga. b. Penelitian Terdahulu Menurut Rinda Sari dalam penelitiannya Upaya Pengembangan Industri MICE di Solo, Suatu daerah tidak lepas dari peran dan kerjasama yang baik dari segala sektor pariwisata termasuk didalamnya pemerintah dan pihak swsata yang memilikiperanan dan fungsi penting. Industri MICE merupakan suatu industri yang berdampakluas terhadap perekonomian karena MICE merupakan kegiatan bisnis yang tidak dapat dipisahkan dengan mata rantai usaha usaha dibidang kepariwisataan akomodasi, transportasi, komunikasi, destinasi wisata, hiburan, informasi, kesehatan, keamanan dan berbagai sektor usaha lainnya seperti lingkungan yang baik. commit to user 13 Secara umum kemudahan akesibiltas menuju Surakarta untuk semua wisatawan maupun peserta MICE di tunjukan melalui Bandara Internasional Adi Soemarmo berbanding terbalik negatif dengan kebutuhan kamar hotel yang ada di Surakarta. Dengan melihat kondisi di lapangan bahwa keberadaan hotel bintang di Surakarta, memiliki arti penting dalam penyelenggaraan kegiatan MICE. Industri MICE masih dapat di kembangkan, jika para penggiat pariwisata melakukan tugasnya secara bersama sama dan dalam pengembanganyya tidak hanya satu sub kepariwisataan dalam hal ini adalah perhotelan saja melainkan berbagai sub kepariwisataan seperti tujuan wisata, sarana dan prasarana pariwisata, dll. F.Metode Penelitian Metode pembahasan penelitian ini menggunakan metode analisa deskriptif yaitu dengan memberikan gambaran segala permasalahan dan keadaan yang ada, selanjutnya dilakukan analisa. 1. Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah instansi, perusahan pihak pihak yang bergerak dibidang MICE di Surakarta pada tahun 2009 2011 antara lain: Hotel, Event Organizer, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Objek Wisata yang ada di Surakarta. 2. Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian adalah kota Solo. Kota Solo merupakan kota yang mempunyai banyak aset budaya yang perlu dijaga dan dikembangkan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Selain itu perkembangan MICE Kota Solo dari tahun ke commit to user 14 tahun mengalami peningkatan. Hal itu menjadi bukti bahwa kota Solo layak dikembangkan menjadi salah satu tujuan Kota MICE. 3. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Metode Observasi Pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap perkembangan kegiatan MICE yang diselenggarakan di kota Surakarta, adapun tahap metode observasi antara lain pengamatan dilakukan berdasarkan data tahun 2009 -2011 : 1. Pengumulan data yang dimaksud pengumpulan data dalam metode observasi adalah pada tahap ini peneliti berusaha memprhatikan dn merekam sebanyak mungkin aspekelemen situasi sosial, sehingga diperoleh gambaran umum tentang apa yang diteliti. 2. Identifikasi data yaitu hal yang dilakukan terutama untuk pengelompokan berdasarkan elemen elemen domain yang telah dipilih dari hasil pengumpulan data. 3. Pengolahan data biassa dilakukan untuk memperoleh data informasi yang diperlukan untuk analisis komponensial sehingga menghasilkan informasi yang lebih detail. 4. Analisis dan Kesimpulan b. Metode Wawancara interview Wawancara digunakan untuk memperoleh data dan informasi dengan cara tanya jawab dengan narasumber. Dalam pembuatan tugas akhir ini, penulis melakukan wawancara dengan beberapa responden yang terkait. commit to user 15 Pihak- pihak yang diwawancarai tersebut seperti staff Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, pihak hotel, travel, event organizer, restoran serta objek wisata. Dalam penelitian ini yang menjadi narasumber adalah : a. Pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta sebagai informan primer yang dapat memberikan informasi mengenai bahan penelitian penulis. b. Pihak pihak industri jasa lainnya seperti, hotel, travel, dan restoran sebagai informan sekunder yang dapat memberikan informasi mengenai perkembanganMICE yang ada di Kota Solo. c. Studi Dokumen Studi dokumen merupakan metode pengumpulan data dari tempat penelitian berupa buku maupun arsip yang diperoleh dari PHRI berupa data data Hotel yang ada di Solo, data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta yang berupa data Kunjungan wisatawan, data kegiatan MICE. Selain itu, data-data dari artikel artikel yang berkaitan dengan judul penelitian, serta data data yang diambil dari Internet. d. Studi Pustaka Studi Pustaka merupakan bahan pendukung sebagai pengunpulan data untuk acuan pokok bahasan. Bahan sudi pustaka diperoleh dari perpustakaan program studi D III UPW Lab Tour , Perpustakaan Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta. commit to user 16 4. Teknik Analisis Data Setelah pengumpulan data, kemudian menganalisis data. Pada tahap ini data dikumpulkan untuk menjawab permasalahan . Pada penelitian ini ditampilkan penjabaran mengenai perkembangan MICE kota solo berdasarkan hasil observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumen lainnya yang mendukung penulisan laporan tugas akhir ini.

G. Sistematika Penulisan Laporan