99 Seni Budaya
Sumber: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta
Gambar 6.13 Pementasan Lenong Preman, yang sudah dikenal sejak tahun 1920-an.
2. Longser
Salah satu teater tradisional di Jawa Barat disebut Longser. Ada yang berpendapat, bahwa kata Longser berasal dari kata
Melong melihat dan seredet tergugah. Diartikan bahwa siapa yang melihat menonton pertunjukan hatinya akan tergugah.
Sebagaimana dengan tontonan teater tradisional yang lain, tontonan Longser juga bersifat hiburan. Sederhana, jenaka dan
menghibur.
Tontonan Longser bisa diselenggarakan di mana saja, karena tanpa dekorasi yang rumit. Dan penonton bisa menyaksikannya
dengan duduk melingkar.
Sumber: Dok. Dinas Pariwisata, Jawa Barat.
Gambar 6.14 Pementasan Longser, dari Priangan Selatan, Kabupaten Manyar Pameungpeuk Ranch.
Puncak popularitasnya tahun 1920 – 1960. Tokoh- tokohnya, antara lain; Ateng Japar, Tilil Bang, Bang
Tawes, Bang Soang, dll.
3. Ketoprak
Teater Tradisional yang paling populeh di Jawa Tengah adalah Ketoprak. Pada mulanya Ketoprak hanyalah permainan orang-
orang desa yang sedang menghibur diri dengan menabuh lesung di bulan Purnama, yang disebut gejogan. Pada perkembangannya
menjadi suatu bentuk tontonan teater tradisional yang lengkap.
Kelas XI SMAMASMKMAK 100
Semester 1
Semula disebut ketoprak lesung, kemudian dengan dimasukkannya musik gendang, terbang, suling, nyanyian dan
lakon yang menggambarkan kehidupan rakyat di pedesaan, maka lengkaplah Ketoprak sebagaimana yang kita kenal sekarang, yang
pertama kali dipentaskan sekitar tahun 1909.
Sumber: Dok. Indotamaper3zt
Gambar 6.15 Ketoprak merupakan
teater rakyat yang paling populer, terutama di daerah Yogyakarta dan
daerah Jawa Tengah.
4. Ludruk
Ludruk merupakan teater tradisional Jawa Timur yang bersifat kerakyatan. Asal-muasalnya dari Jombang.
Menggunakan bahasa Jawa dialek Jawa Timuran. Pada perkembangannya, Ludruk menyebar ke daerah-daerah di
sebelah barat, karesidenan Madiun, Kediri hingga ke Jawa Tengah. Pada tontonan Ludruk, semua perwatakan dimainkan
oleh laki-laki.
Sumber: Dok. Zulham Nur Fathoni
Gambar 6.16 Ludruk merupakan
salah satu kesenian Jawa Timur sangat terkenal , seni panggung
yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki.
Cerita yang dilakonkan biasanya tentang sketsa kehidupan rakyat atau masyarakat, yang dibumbui dengan perjuangan
melawan penindasan. Unsur parikan di dalam Ludruk pengaruhnya sangat besar. Misalnya, parikan yang dilantunkan
oleh Cak Durasim di zaman penjajahan Jepang, yang membuat Cak Durasim berurusan dengan kempetei Jepang. Begini bunyi
parikan itu:
“Pagupon omahe doro melok Nipon tambah soro”