43 peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar
matematika pada siklus I yaitu 69 meningkat menjadi 78 pada siklus II. Siswa yang tuntas belajar dengan KKM ≥ 65 mengalami peningkatan sebesar 31
semula pada siklus I sebanyak 23 siswa atau sebesar 61, maka pada siklus II meningkat menjadi 35 siswa atau sebesar 92. Dengan adanya peningkatan
pada proses pembelajaran dan hasil belajar matematika melalui penerapan pendidikan matematika realistik.
Berdasarkan fakta di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa dapat melalui implementasi teori belajar pada tahap enaktif,
menggunakan media konkret, dan penerapan pendidikan matematika realistik. Ketiga peningkatan hasil belajar siswa tersebut merupakan upaya guru dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Peningkatkan hasil belajar siswa ini tidak terlepas dari adanya kesulitan
belajar siswa sehingga memerlukan upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa.
F. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah guru memastikan kesiapan siswa untuk belajar matematika
di kelas? 2.
Bagaimanakah guru dalam menggunakan media belajar untuk membelajarkan matematika di kelas?
44 3.
Bagaimana guru mengatasi kesulitan belajar matematika dengan memberikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari?
4. Bagaimanakah guru mengatasi kesulitan belajar matematika dengan
memberikan tingkat kesulitan soal sesuai kemampuan siswa? 5.
Bagaimana guru mengatasi kesulitan belajar matematika dengan memberikan kebebasan siswa dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan
caranya sendiri? 6.
Bagaimanakah guru mengatasi kesulitan belajar matematika dengan menghilangkan rasa takut siswa di kelas?
7. Apa kendala yang dialami guru dalam mengatasi kesulitan belajar
matematika pada siswa di kelas?
45
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Landasan penelitian kualitatif ini adalah fenomenologi.
Pandangan berpikir fenomenologi menekankan pada fokus pengalaman- pengalaman subjektif manusia dan memahami peristiwa dan kaitan-kaitanyya
terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu dalam kehidupan sehari-hari Lexy J. Moleong, 2012: 15-17. Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, secara holistik, dengan mendeskripsikan ke dalam bentuk kata-kata dan bahasa Lexy J. Moleong, 2007: 6.
Data hasil penelitian kualitatif ialah dalam bentuk kata-kata dan lebih menekankan pada deskriptif. Oleh karena itu, penelitian kualitatif dapat juga
disebut sebagai penelitian deskriptif, karena penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi apa adanya
Nana Syaodih Sukmadinata, 2010: 18.
B. Subyek dan Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini, penentuan subjek penelitian untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan secara jelas dan mendalam dilakukan dengan cara
purposive sampling. Hal ini seperti dikemukakan oleh Sugiyono 2011: 218- 219, purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data