28
4. Fungsi Matematika
Pemahaman terhadap matematika membantu guru dalam memberikan materi kepada siswa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Matematika
memiliki fungsi, dimana fungsi tersebut perlu dipahami agar dapat menyelesaikan masalah matematika. Menurut Tombokan Runtukahu
Selpus Kandou 2014: 32, ada dua fungsi matematika yaitu matematika sebagai bahasa simbol tentang berbagai gagasan dan matematika sebagai
pengetahuan yang sangat terstruktur. Pendapat tersebut juga senada dengan Depdiknas Antonius Cahyo Priambodo, 2006: 18, matematika berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan dalam berpikir melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen serta berfungsi sebagai alat
komunikasi melalui simbol. Dengan demikian, bahasa matematika dapat dipahami melalui simbol matematika agar dapat mengkomunikasikan
gagasan tersebut. Siswa dapat memecahkan masalah melalui pola pikir dengan memahami
konsep matematika. Pembelajaran matematika juga dapat mengaktifkan siswa melalui kegiatan pembelajaran menggunakan alat peraga. Menurut Ali
Hamzah dan Muhlisrarini 2014: 65, pembelajaran matematika untuk membelajarkan kepada siswa agar terlibat aktif dalam setiap kegiatan belajar
matematika. Siswa berpartisipasi untuk mengembangkan setiap gagasan untuk pemecahan masalah. Pembelajaran matematika harus memberikan
peluang bagi siswa untuk berusaha dan menambah pengalaman tentang belajar matematika.
29 Fungsi matematika di atas dapat disimpulkan bahwa matematika
merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dimana dalam mempelajarinya membutuhkan
komunikasi. Komunikasi
tersebut bertujuan
untuk menyampaikan materi kepada siswa sehingga siswa menguasai konsep
matematika. Dengan demikian, untuk membelajarkan matematika kepada siswa tidak mengalami kesulitan.
5. Kesulitan Belajar Matematika
Penyajian matematika dalam kegiatan belajar hendaknya memberikan pemahaman kepada siswa mengenai materi yang disampaikan. Jika dalam
menyajikan materi tidak sesuai dengan kebutuhan siswa, maka siswa dapat mengalami kesulitan dalam belajar. Menurut R. Soedjadi 2000: 41, siswa
mengalami kesulitan dalam memahami materi yang bersifat abstrak. Penalaran siswa terhadap konsep matematika yang abstrak membuat siswa
sulit menerima materi. Hal ini senada dengan pendapat Antonius Cahyo Priambodo 2006: 9, dalam membelajarkan matematika kepada siswa sulit
menerima materi dimana tingkat perkembangan kognitif siswa berada pada tahap operasional konkret.
Siswa belum dapat memahami konsep matematika yang abstrak sehingga dalam penyajian guru menggunakan alat peraga berupa benda
konkret. Siswa lebih mudah memahami materi dengan benda nyata di sekitarnya. Dengan demikian, objek matematika yang konkret memudahkan
siswa untuk menerima dan memahami materi.
30 Kesulitan belajar berkaitan dengan kesukaran dalam belajar matematika,
tetapi tidak semua kesulitan belajar berkaitan dengan kesukaran dalam belajar konsep matematika yang abstrak. Tidak semua siswa memiliki
tingkat kesulitan belajar matematika yang sama antara satu dengan lainnya. Menurut J. Tombokan Runtukahu Selpius Kandou 2014: 50, masalah
kesulitan belajar matematika diantaranya sebagai berikut: a.
Kemampuan Matematika Dini Kemampuan matematika dini meliputi kemampuan menghitung,
memahami korespondensi satu-satu, dan kemampuan membandingkan. b.
Kemampuan Motorik dan Persepsi Visual Kemampuan ini menunjukkan kegaiatan belajar matematika yang
berkaitan dengan persepsi penglihatan. Siswa membutuhkan objek matematika untuk membantu memecahkan masalah melalui memegang
dan memindahkan objek, menulis, dan menggambar. Persepsi visual sangat dibutuhkan untuk menentukan besar, bentuk, dan lokasi objek
yang semuanya dibutuhkan dalam belajar matematika. c.
Kesulitan dalam Bahasa dan Membaca Kesulitan dalam bahasa dan membaca terjadi ketika siswa dihadapkan
pada soal cerita. Jika anak mengalami kesulitan dalam membaca soal cerita anak cenderung tidak mampu melaksanakan langkah yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan soal cerita.
31 d. Konsep Arah dan Waktu
Anak mengalami kesulitan dalam memperkirakan satu jam, satu menit, beberapa jam, atau satu minggu dan sering tidak dapat memperkirakan
lamanya sebuah tugas harus diselesaikan. Hal ini disebabkan karena mengalami masalah dalam konsep simbol bilangan dan konsep bilangan
yang membutuhkan persepsi visual maupun persepsi motoric. e.
Karakteristik Kesulitan Matematika Lain Matematika sangat terstruktur, sehingga untuk mempelajarinya siswa
harus menguasai keterampilan matematika. Jika kesulitan tersebut tidak ditangani akan berdampak pada mental anak di mana anak mengalami
stress karena kemampuan belajarnya tidak sama dengan teman sekelasnya.
Berdasarkan penjelasan tentang masalah kesulitan belajar matematika maka dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar
matematika dalam memahami konsep matematika yang abstrak. Siswa mudah menerima dan menguasai materi dengan menggunaka objek atau
benda konkret. Selain itu, siswa mengalami kesulitan memahami konsep hubungan spasial keruangan, kesulitan dalam memahami konsep arah dan
waktu, dan kesulitan dalam bahasa ujaran dan tulisan.
6. Upaya Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika