Pengembangan produk minyak sawit merah (MSM) dan introduksi pemasarannya

SKRIPSI

PENGEMBANGAN PRODUK MINYAK SAWIT MERAH
(MSM) DAN INTRODUKSI PEMASARANNYA

2008

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

Wardi, F24104038. Pengembangan Produk Minyak Sawit Merah (MSM) dan
Introduksi Pemasarannya Dibimbing oleh: Fransislta Rungltat-Zakaria dan
Wavsirna

RINGKASAN
Minyak sawit kasar (Crude Palin Oil, CPO) merupakan minyak yang
diperoleh dari mesokarp buah sawit. CPO inengandung karotenoid, tokoferol dan
tokotrienol yang tinggi, namun rasa CPO belum enak untuk makan karena proses
pemurniannya belum sempurna. Proses pemumian minyak dalam pengolahan

minyak goreng menyebabkan terjadinya penghancuran karotenoid dan tokoferol
secara nyata, sehingga perlu dilakukan penelitian pemurnian minyak tanpa
merusak karotenoid dan tokoferol. Produk hasil peinurnian ininyak tanpa merusak
karotenoid dan tokoferol dikenal dengan Minyak Sawit Merah (MSM). Penelitian
pengolahan MSM telah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu, namun MSM
belum diproduksi secara komersial di Indonesia. Penelitian ini bertujuan
mengembangkan MSM dalam skala yang lebih besar dan inelihat prospek pasar
minyak sawit merah dalam skala terbatas di lingkungan kampus Institut Pertanian
Bogor (IPB).
Penelitian dilakukan dengan melakukan studi pustaka untuk mendapatkan
metode produksi yang optimal dari hasil penelitian MSM yang ada di Fakultas
Teknologi Pertanian IPB dengan berdasarkan tiga parameter yaitu: asam lemak
bebas, rendemen dan karotenoid. Metode produksi yang optimal dari penelitian
terdahulu dijadikan dasar simulasi untuk mendapatkan inetode produksi pada
skala 5 liter. Parameter yang ditentukan dari simulasi adalah tinggi tangki,
diameter tangki, diameter impeller, waktu pengadukan, tinggi tangki dari dasar
impeller dan jumlah larutan NaOH yang ditambahkan Produksi dilakukan pada
skala 5 liter untuk memproduksi 400 liter CPO. Hasil produksi selanjutnya
dipasarkan secara langsung dan melalui distributor di lingkungan IPB. Pemasaran
melalui distributor diberikan potongan harga 15-25 %. Untuk melihat penerimaan

MSM di lingkungan IPB dilakukan survey konsumen dengan inenggunakan
kuesioner kepada 30 orang responden.
Hasil simulasi untuk produksi pada skala 5 liter adalah: tinggi tangki 14,7
cm, diameter tangki 21 cm, diameter iinpeller 8,4 cm, kecepatan impeller 11,33
rpm, waktu pengadukan 3 1,4 menit, tinggi impeller dari dasar tangki 4,9 cm dan
jumlah larutan NaOH yang ditambahkan 378 ml. Tahapan produksinya adalah
fraksinasi, netralisasi, pemisahan sabun dan kotoran. Fraksinasi dilakukan pada
suhu ruang untuk memisahkan dua fraksi pada CPO yaitu stearin dan olein.
Stearin merupakan asam lemak jenuh yang berwujud padat pada suhu ruang,
sedangkan olein adalah asam lemak tidak jenuh yang benvujud cair pada suhu
ruang. Hasil fraksinasi dinetralisasi dengan menggunakan NaOH 11,1% dengan
menggunakan parameter hasil simulasi. Setelah dinetralisasi, dilakukan
pemisahan sabun dan kotoran dengan menggunakan sentrifus untuk olein dan
penyaringan dengan saringan dapur untuk stearin. Proses dan alat produksi yang
digunakan dalain pengolahan MSM cukup sederhana, sehingga produksi minyak
sawit merah bisa dilakukan industri menengah dan rumah tangga.
Dalam produksi ini dihasilkan 2 jenis produk yaitu stearin dan olein,
olein dibagi menjadi 2 produk yaitu produk olein I dan produk olein 2. Komposisi

produk olein 1 sebagian besar adalah olein dengan karotenoid 530 ppm, olein 2

telah bercampur dengan stearin dengan karotenoid 442 ppm dan produk stearin
mengandung 335 ppm karotenoid dengan komposisi utamanya adalah stearin.
Ketiga jenis produk ini menggunakan tiga tipe kemasan yaitu: olein
menggunakan 2 kemasan (ukuran 250 in1 untuk produk olein 1 dan 330 ml untuk
produk olein 2 ) dan stearin kemasan 500 ml. Pada bagian tutup produk olein
dipasang plastik segel dan label produk, sedangkan produk stearin tidak
dilengkapi plastik segel dan label produk. Klaim kandungan nutrisi produk yang
diberikan untuk MSM pada label menggunakan perbandingan dengan produk lain
yaitu: satu sendok makan MSM mengandung karotenoid setara dengan 1 kg
wortel dan kandungan vitamin E setara dengan 1 kg tauge. Klaim cara
penggunaan yang diberikan pada label adalah MSM bisa digunaltan sebagai:
minyalc tumis, minyak goreng, diminum langsung, minyak salad, minyak pijat dan
luluran.
Produk MSM telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) tahun
1995 tentang minyak makan. Produksi MSM pada skala 5 liter mempunyai asam
lemak bebas 0,19 % dan rendemen 87 %. Rendemen total minyak sawit merah
dari produksi 400 liter adalah 350 liter dengan rincian: 200 liter stearin dan 150
liter olein. Biaya produksi untuk produk olein I , produk olein 2 dan stearin
masing-masing adalah Rp. 5.200/kemasan, Rp. 5.600/kemasan, dan
Rp. 6.000/kemasan dengan harga jual masing-masing produk adalah

Rp. 15.000/kemasan, Rp. 7.500/kemasan dan Rp. 5.000/kemasan. Walaupun biaya
produksi stearin lebih rendah dari harga jual, namun kerugian bisa tertutupi dari
keuntungan penjualan produk olein 1 dan 2. Penetapan harga yang rendah pada
stearin ditujukan agar produk lnampu menjangkau semua lapisan masyarakat.
Total penjualan produk adalah Rp. 2.170.000 dengan perincian penjualan 90 botol
produk olein 1, 52 botol produk olein 2 dan 68 kemahan stearin.
Hasil survey konsumen menunjukkan, 16,67 % belum menggunakan
produk dengan alasan masih kurangnya informasi tentang produk dan masih ragu
dengan keamanan dan klaim produk. Klaim penggunaan yang paling banyak
digunakan konsumen adalah sebagai minyak tumis yaitu 84 % dan diurutan kedua
adalah minyak goreng 68 % dan klaim penggunaan yang paling kecil digunakan
konsumen adalah rninyak pijat yaitu sebesar 4 %. Klaim penggunaan sebagai
minyak tumis oleh sebagian besar konsumen dianggap tidak ada masalah, klaim
penggunaan sebagai minyak goreng menimbulkan beberapa masalah antara lain
timbulnya buih, minyak cepat hitamlgosong, aroma minyak tidak sedap,
meinberikan a j e r rtaste yang tidak enak di kerongkongan, warna masakan
berubah, dan terasa getir. Klaim MSM sebagai minyak salad, diminum langsung,
minyak pijat dan luluran masalah utama adalah aroma. Sosialisasi warna produk
ke konsumen teniyata belum berhasil ha1 ini dapat dilihat rendah tingkat
penerimaan konsumen, warna olein diterima oleh 57,9 % konsumen dan warna

stearin diterima oleh 40 % konsumen. Rasa dan aroma produk belum bisa
diterima konsumen, sehingga perlu dilakukan deodorisasi. Manfaat produk belum
bisa dirasakan oleh sebagian besar konsumen karena rata-rata konsumen tidak
mengkonsumsi secara rutin, 8 % dari konsumen telah merasakan manfaat produk
karena telah lama mengenal dan menggunakan produk. Harga produk dinilai
sesuai oleh 60 % konsumen, walaupun produk masih memiliki kekurangan dan
mempunyai masalah terkait dengan penggunaannya, 64 % dari konsumen masih

ingin menggunakan produk kembali. Besarnya keinginan konsumen untuk
menggunakan produk kembali, meskipun produk masih memiliki kekurangan,
menunjukkan bahwa sebenarnya produk bisa diteritna konsumen.

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTXNIAN
PENGEMBANGAN PRODUK MINYAK SAWIT MERAH
(MSM) DAN INTRODUKSI PEMASARANNYA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Dilahirkan pada tanggal 30 Juli 1986
di Lintau, Sumatra Barat
Tanggal lulus :
Menyetujui,
Bogor, 12 Agustus 2008

_C

tat-Zakaria, MSc

*+
:k

*3 P

Dra. Waysima, MSc


Dosen Pembimbing I1
Mengetahui,

temen Ilmu dan Teknologi Pangan

Penulis dilahiikan di Lintau Buo, Sumatra Barat, 30 Juli
1986. Penulis adalah putra dari pasangan Syafwar dan Syafieini
yang mempakan anak ke-2 dari 3 bersaudara. Penulis dibesarkan
di lingkungan yang mencintai pertanian, orang tua seorang petani
dan kakak Sarjana Pertanian (Landscape IPB). Pendidikan SD
~enulislalui ditanah kelahirm. Pendidikan SD dilalui di SD 29 Nusa
Indah Lubuk Jantan, pendidikan S W dilalui di SMP 1 Lintau Buo, dan
pendidikan SMA dilalni di SMA 1 Lintau. Prestasi yang pemah diraih adalah
siswa teladan SMA I Litau, dan harapan 2 siswa teladan Kabupaten Tanah
Datar. Prestasi yang sangat berharga dan tak terlupakan adalah penulis pemah
menjadi juara 1 panco SMA 1 Lintau.
Penulis mas& E'B melalui jalur USMI OJndangan Seleksi Masuk IPB).
Semitsa kuliah penulis pemah aktif di HIMITEPA (Kimpunan Mahasiswa
Teknologi Pangan) dan beberapa kepanitiaan. Di luar kan~puspenulis pemah
menjabat sebagai Wakil Ketua Mahasiswa Lintau Bogor (MLB). hkhir tahun

2007, selain aktif kuliah, penulis juga menjadi kontributor di majalah Serial
Taman Gramedia. Hasil karya penulis selama menjadi kontributor adalah artikel
dengan judul "Lebii~Asyik Bertanam Buah Dalam Pot" dimuat di Tabloid Rumah
dan buku berbentuk majalah dengan judul "Percantik Ruang dengan Tanaman

B

I dimuat
~ diiajalah Serial Taman edisi Maret 2008.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi

Pertanian, pendis

menyusun

skripsi

setelah melak&an

penelitian


di

Laboratorium Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, FATETA, IPB mulai
bulan Oktober 2007 sampai bulan April 2008, dengan judul

" Pengembangan

Produk Minyak Sawit Merah (MSM) dan Introduksi Pemasarannya" dibawah
bimbingan Prof. Dr. ir. Fransiska Rungkat-Zakaria, MSc dan Dra. Waysima,

MSc.