3. Raw Water Tank RWT
Raw water tank atau bak air baku merupakan bangunan yang dibangun setelah intake yang terdiri dari dua unit empat sel. Raw water tank berfungsi
sebagai tempat pengendapan partikel-partikel kasar dan lumpur yang terbawa dari sungai dengan sistem sedimentasi pengendapan alamiah. Di IPA Sunggal
volume air baku pada dua RWT memiliki ± 14.000 m
3
. Waktu pengendapan detention time untuk air baku yang akan diolah di RWT IPA Sunggal kurang
dari 15 menit agar menghasilkan air baku dengan turbidity kekeruhan rendah. Tiap sel dalam raw water tank dibersihkan sekali dalam empat bulan, dan
dilakukan secara bergilir setiap bulannya. Hal ini dilakukan agar proses pengolahan air terus berjalan, karena pada saat melakukan pembersihan, sel Raw
Water Tank ditutup, sehingga air baku dari intake tidak dapat masuk.
Di Raw Water Tank ini terjadi penginjeksian klorin yang disebut prechlorination. Prechlorination berfungsi mengoksidasi zat-zat organik,
anorganik dan mengendalikan pertumbuhan lumut alga dan membunuh spora dari lumut, jamur dan juga menghilangkan polutan-polutan lainnya. Dosis klorin
yang diberikan adalan 2-3 gm
3
air, tergantung pada turbidity air.
4. Raw Water Pump RWP
Raw Water Pump atau pompa air baku berfungsi untuk memompakan air dari RWT ke clearator. RWP ini terdiri dari 16 unit pompa air baku. Kapasitas
setiap pompa adalah 110 ldetik dengan rata-rata 18 m, memakai motor AC nominal 75 KW.
Universitas Sumatera Utara
5. Clearator Clarifier
Bangunan clearator terdiri dari lima unit dengan kapasitas masing-masing 400 ldetik. Clearator berfungsi sebagai tempat pemisahan antara flok yang
bersifat sedimen dengan air bersih sebagai effluent hasil olahan. Hasil clearator dilengkapi dengan agitator sebagai pengaduk lambat dan selanjutnya dialirkan ke
filter. Endapan flok-flok tersebut kemudian dibuang sesuai dengan tingkat ketebalannya secara otomatis.
Clearator ini terbuat dari beton berbentuk bulat dengan lantai kerucut yang dilengkapi sekat-sekat pemisah untuk setiap proses yang terjadi di clearator.
Proses yang terdapat pada clearator adalah Primary Reaction Zone, Secondary Reaction Zone, Return Reaction Zone, Clarification Reaction Zone dan
Concentrator Pada primary zone terjadi penginjeksian tawas sehingga terjadi proses
koagulasi atau proses pencampuran koagulan dengan air baku dengan cepat dan merata. Pada Secondary Zone terjadi proses flokulasi pengumpulan flok-flok
yang lebih besar akibat adanya pengadukan cepat dan pengadukan lambat. Sel secondary adalah inti dari clearator yang terletak pada bagian tengah bangunan
tersebut. Di bagian ini terdapat sebuah alat pengaduk yang disebut blade agitator. Blade agitator berputar dengan kecepatan lambat sehingga diharapkan akan
terjadi proses flokulasi Secondary Reaction Zone. Setelah tawas larut, selanjutnya akan mengikat partikel yang ada di dalam air sehingga membentuk
artikel- partikel yang lebih besar flok. Flok–flok akan melakukan pengikatan
Universitas Sumatera Utara
kembali dengan butiran flok lainnya ikatan kohesi dengan bantuan turbulensi dan bantuan gerakan blade agitator tersebut.
Pada return reaction zone, flok-flok yang terbentuk akan semakin besar sludge dan pengaruh gaya gravitasi akan mengendap pada dasar clarifier. Sludge
yang mengendap akan dibuang ke lagoon secara automatic dan manual. Pada clarification reaction zone terjadi pemisahan sludge dengan air bersih. Air bersih
akan terpisah ke atas menjadi kumpulan atau concentrator zone.
6. Filter