Kararakterisasi Pertumbuhan dan Perkembangan Berbagai Varietas Bunga Matahari (Helianthus annuus L.)
KARAKTERISASI PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN BERBAGAI VARIETAS BUNGA
MATAHARI (
Helianthus annuus
L.)
Oleh: KHOTIMAH
A34402002
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
(2)
RINGKASAN
KHOTIMAH. Karakterisasi Pertumbuhan dan Perkembangan Varietas Bunga Matahari (Helianthus annuus L.). (Dibimbing oleh SYARIFAH IIS
AISYAH dan KRISANTINI).
Penelitian yang dilaksanakan di Munjul, Desa Kayu Manis, Bogor pada bulan Juli sampai September 2006 ini bertujuan mengamati pertumbuhan dan perkembangan berbagai varietas bunga matahari impor yang telah beredar di pasaran benih tanaman hias di Bogor, mendeskripsikan karakter vegetatif dan generatif berbagai varietas bunga matahari introduksi, serta mencocokkan karakter yang diamati dengan deskripsi yang ada pada kemasan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 7 perlakuan yang terdiri dari Little Leo, Teddy Bear, Sungold Double, Hallo, Velvet Queen, Sunburst dan Eclipse yang diulang 3 kali, dimana setiap ulangan terdiri dari 5 tanaman, sehingga terdapat 105 tanaman.
Benih disemai dalam polybag 10x15 cm dengan satu benih tiap polybag. Umur 15 HST bibit ditransplanting ke dalam polybag 25x30 cm yang berisi campuran media tanah:cocopeat:arang sekam (1:1:1) dan diberi pupuk dasar NPK (15:15:15) dosis 2 g per polybag. Setiap minggu dilakukan pemupukan dengan Gandasil D dosis 2 g/l tiap tanaman.
Pengamatan meliputi karakter kuantitatif (daya berkecambah, tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, panjang dan lebar daun terbesar, umur inisiasi, diameter bunga pita dan bunga tabung, jumlah bunga, bobot total benih dan bobot 100 butir benih) dan karakter kualitatif (morfologi benih, batang, daun dan bunga).
Tingkat serangan hama pemakan daun (serangga dan ulat) cukup tinggi namun kurang berarti, sedangkan serangan penyakit layu bakteri menyebabkan kematian yang cukup tinggi pada varietas Eclipse. Selain akibat penyakit, kematian dapat terjadi karena tanaman mengalami stress air.
Dari semua varietas yang diteliti terdapat perbedaan yang sangat jelas terhadap tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, panjang dan lebar daun, umur inisiasi, diameter bunga pita jumlah kuntum bunga dan bobot 100 butir benih, sedangkan untuk daya berkecambah, jumlah daun (1 MST) serta diameter bunga tabung tidak ada perbedaan.
Pada fase vegetatif, secara kualitatif semua varietas memiliki tipe perkecambahan dan tekstur batang yang sama, yaitu epigeal dan berbulu, sedangkan untuk karakter lainnya relatif berbeda. Pada fase generatifnya, masing-masing varietas me nunjukkan morfologi bunga yang berbeda-beda. Tinggi tanaman dari masing- masing varietas tidak sesuai dengan deskripsi pada kemasan, akan tetapi untuk karakter morfologi bunga nya telah sesuai.
(3)
KARAKTERISASI PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN BERBAGAI VARIETAS BUNGA
MATAHARI (
Helianthus annuus
L.)
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh: KHOTIMAH
A34402002
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
(4)
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : KARAKTERISASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BERBAGAI VARIETAS BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus L.) Nama : Khotimah
NRP : A34402002
Program Studi : Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Ir. Syarifah Iis Aisyah, MSc. Agr Dr. Ir. Krisantini, MSc. NIP. 131 956 695 NIP. 131 476 604
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. H. Supiandi Sabiham, MAgr NIP : 130 422 698
(5)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ponorogo, Propinsi Jawa Timur pada tanggal 9 Juni 1983. Penulis merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara pasangan Bapak Samsuri dengan Ibu Marsini.
Tahun 1996 penulis lulus dari SD Negeri I Keniten Ponorogo, kemudian pada tahun 1999 penulis menyelesaikan studi di SLTP Negeri I Ponorogo. Selanjutnya penulis lulus dari SMU Muhammadiyah I Ponorogo pada tahun 2002 dan pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa IPB pada Program Studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
(6)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, pencipta langit dan bumi beserta segala isinya, yang selalu melimpahkan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah bagi Nabi Muhammad SAW, Rosulullah mulia, teladan umat, utusan yang benar dalam janjinya serta terpercaya.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa skripsi terselesaikan atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan rasa tulus dan hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Syarifah Iis Aisyah, MSc.Agr selaku dosen pembimbing I ‘n my mom
yang telah memberikan perhatian, arahan, nasihat, bantuan materi dan bimbingannya selama ini.
2. Dr. Ir. Krisantini, MSc. selaku dosen pembimbing II atas kesabarannya dalam memberikan arahan, nasihat dan bimbingannya selama ini.
3. Dr. Ir. Yudiwanti W. E. K., MS. selaku dosen penguji yang telah bersedia memberikan saran untuk penyempurnaan skripsi ini.
4. My lovely parent ’n big family atas doa restunya, dukungan, motivasi, cinta dan kasih sayangnya yang menguatkan langkah perjalanan ini.
5. Seluruh kel. besar Bpk Dani atas segala bantuan arahannya selama penelitian.
6. My lovely friends; ade, loka, ds, panji, miftah, andri, mika, yayu, nuni, heni, devi, sulis, ruri, dame, PMTBers 39. My sweet story’s; yua, sidik, manman, pirman, Indah, wie, na, terima kasih atas kebersamaannya yang begitu indah. 7. Keluarga kecilku di Bogor; Kel. Bpk Rimun, mbak Dian, Elsker geng, Mas
Anas sekeluarga, makasih atas tumpangannya.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Bogor, Februari 2007 Penulis
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
PENDAHULUAN... 1
Latar Belakang ... 1
Tujuan... 2
TINJAUAN PUSTAKA ... 3
Botani Bunga Matahari ... 3
Ekologi Bunga Matahari ... 5
Budidaya Bunga Matahari... 7
BAHAN DAN METODE ... 9
Waktu dan Tempat ... 9
Bahan dan Alat ... 9
Metode Percobaan ... 9
Pelaksanaan ... 10
Pengamatan ... 10
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13
Kondisi Umum ... 13
Hasil ... 13
A. Karakter Kuantitatif ... 13
A.1. Tinggi Tanaman ... 14
A.2. Diameter Batang ... 15
A.3. Jumlah Daun ... 17
A.4. Daya Berkecambah, Panjang dan Lebar Daun Terbesar dan Umur Inisiasi... 18
A.5. Diameter Bunga Pita dan Bunga Tabung, Jumlah Kuntum Bunga dan Bobot 100 Butir Be nih ... 19
B. Karakter Kualitatif ... 20
B.1. Identifikasi Benih dan Bibit Tanaman ... 20
B.2. Morfologi Tanaman dan Bunga ... 23
Pembahasan Umum ... 26
KESIMPULAN DAN SARAN ... 28
DAFTAR PUSTAKA ... 29
(8)
vii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Rekapitulasi Sidik Ragam terhadap Peubah yang Diamati ... 14 2. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) 0 MST, 1 MST, 2 MST,
Inisiasi dan Bunga Pertama Mekar Penuh ... 15 3. Rata-rata Diameter Batang (cm) 1 MST, 2 MST,
Inisiasi dan Bunga Pertama Mekar Penuh ... 16 4. Rata-rata Jumlah Daun 0 MST, 1 MST, 2 MST dan Inisiasi ... 17 5. Rata-rata Daya Berkecambah, Panjang dan Lebar Daun
Terbesar serta Umur Inisiasi Tanaman... 18 6. Rata-rata Diameter Bunga Pita dan Bunga Tabung,
Jumlah Kuntum Bunga dan Bobot 100 Butir Benih ... 20 7. Identifikasi Benih... 22 8. Tipe Perkecambahan, Warna dan Bentuk Kotiledon, Warna
Hipokotil, Warna Batang dan Warna Daun pada Bibit Tanaman.... 22 9. Morfologi Tanaman ... 24 10.Morfologi Bunga ... 24
(9)
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Grafik Pertambahan Tinggi Tanaman Berbagai Varietas
Bunga Matahari... 15
2. Grafik Pertambahan Diameter Batang Berbagai Varietas Bunga Matahari... 16
3. Grafik Jumlah Daun Berbagai Varietas Bunga Matahari ... 17
4. Warna Kotiledon dan Hipokotil Berbagai Varietas Bunga Matahari... 21
5. Warna Batang, Petiol Daun dan Kuncup Bunga Berbagai Varietas Bunga Matahari ... 21
6. Variasi Warna Bunga yang Dihasilkan Varietas Sunburst ... 23
7. Warna Bunga yang Dihasilkan Berbagai Varietas Bunga Matahari ... 25
8. Bentuk Daun dari Berbagai Varietas Bunga Matahari ... 25
Lampiran 1. Batang, Petiol Daun dan Kuncup Bunga yang Dihasilkan Varietas Sunburst ... 32
2. Identifikasi Benih Berbagai Varietas Bunga Matahari ... 32
3. Deskripsi Varietas Little Leo ... 33
4. Deskripsi Varietas Teddy Bear ... 34
5. Deskripsi Varietas Sungold Double ... 35
6. Deskripsi Varietas Hallo ... 36
7. Deskripsi Varietas Velvet Queen... 37
8. Deskripsi Varietas Sunburst ... 38
(10)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Beragamnya jenis tanaman hias yang berkembang saat ini semakin mendorong manusia untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman tersebut, terutama jika dibudidayakan di daerah yang tidak sesuai dengan lingkungan tumbuh asalnya. Sebagai salah satu contohnya adalah tanaman bunga matahari (Helianthus annuus L.). Bunga matahari berasal dari Amerika Utara (Hoflands, 1990) dan dari 67 spesies bunga matahari yang diketahui hanya 17 jenis yang dibudidayakan, terutama sebagai tanaman hias (Desai, Kotecha dan Salunkhe, 1997). Bunga matahari merupakan tanaman komersial penting asal Amerika, selain diproduksi untuk bunga potong juga biasa digunakan dalam pertamanan
(landscape) sebagai tanaman pinggir atau pelindung (Schoellhorn, Emino,
Alfarez, Frank, 2004), sedangkan di Eropa telah populer sebagai tanaman pot (Whipker, Dasoju, and McCall, 1998).
Bunga matahari memiliki daerah adaptasi yang luas dan membutuhkan daerah yang panas dengan sinar matahari penuh, namun dalam pertumbuhannya tidak dipenga ruhi oleh fotoperiodisme. Pertumbuhan bunga matahari yang optimal dicapai pada suhu di atas 10 0C dengan ketinggian tempat sedang sampai tinggi (Chapman dan Carter, 1975). Di Indonesia tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian tempat sampai 1000 m dpl denga n curah hujan 50-80 mm/bulan (Hasanah dan Wikardi, 1989).
Benih-benih bunga matahari telah banyak beredar baik untuk produksi minyak atau oilseed sunflower, maupun untuk produksi tanaman hias atau
non-oilseed sunflower (Cobia dan Zimmer, 1978). Di Indonesia benih-benih bunga
matahari yang digunakan untuk produksi tanaman hias masih terbatas dari impor. Mengingat hal itu, maka diperlukan informasi tentang kemampuan benih-benih tersebut untuk tumbuh dan berkembang secara optimum di lingkungan yang beriklim tropis, sehingga konsumen tidak merasa dirugikan bila tanaman yang dihasilkan menyimpang dari karakter yang dideskripsikan dalam kemasan.
(11)
KARAKTERISASI PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN BERBAGAI VARIETAS BUNGA
MATAHARI (
Helianthus annuus
L.)
Oleh: KHOTIMAH
A34402002
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
(12)
RINGKASAN
KHOTIMAH. Karakterisasi Pertumbuhan dan Perkembangan Varietas Bunga Matahari (Helianthus annuus L.). (Dibimbing oleh SYARIFAH IIS
AISYAH dan KRISANTINI).
Penelitian yang dilaksanakan di Munjul, Desa Kayu Manis, Bogor pada bulan Juli sampai September 2006 ini bertujuan mengamati pertumbuhan dan perkembangan berbagai varietas bunga matahari impor yang telah beredar di pasaran benih tanaman hias di Bogor, mendeskripsikan karakter vegetatif dan generatif berbagai varietas bunga matahari introduksi, serta mencocokkan karakter yang diamati dengan deskripsi yang ada pada kemasan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 7 perlakuan yang terdiri dari Little Leo, Teddy Bear, Sungold Double, Hallo, Velvet Queen, Sunburst dan Eclipse yang diulang 3 kali, dimana setiap ulangan terdiri dari 5 tanaman, sehingga terdapat 105 tanaman.
Benih disemai dalam polybag 10x15 cm dengan satu benih tiap polybag. Umur 15 HST bibit ditransplanting ke dalam polybag 25x30 cm yang berisi campuran media tanah:cocopeat:arang sekam (1:1:1) dan diberi pupuk dasar NPK (15:15:15) dosis 2 g per polybag. Setiap minggu dilakukan pemupukan dengan Gandasil D dosis 2 g/l tiap tanaman.
Pengamatan meliputi karakter kuantitatif (daya berkecambah, tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, panjang dan lebar daun terbesar, umur inisiasi, diameter bunga pita dan bunga tabung, jumlah bunga, bobot total benih dan bobot 100 butir benih) dan karakter kualitatif (morfologi benih, batang, daun dan bunga).
Tingkat serangan hama pemakan daun (serangga dan ulat) cukup tinggi namun kurang berarti, sedangkan serangan penyakit layu bakteri menyebabkan kematian yang cukup tinggi pada varietas Eclipse. Selain akibat penyakit, kematian dapat terjadi karena tanaman mengalami stress air.
Dari semua varietas yang diteliti terdapat perbedaan yang sangat jelas terhadap tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, panjang dan lebar daun, umur inisiasi, diameter bunga pita jumlah kuntum bunga dan bobot 100 butir benih, sedangkan untuk daya berkecambah, jumlah daun (1 MST) serta diameter bunga tabung tidak ada perbedaan.
Pada fase vegetatif, secara kualitatif semua varietas memiliki tipe perkecambahan dan tekstur batang yang sama, yaitu epigeal dan berbulu, sedangkan untuk karakter lainnya relatif berbeda. Pada fase generatifnya, masing-masing varietas me nunjukkan morfologi bunga yang berbeda-beda. Tinggi tanaman dari masing- masing varietas tidak sesuai dengan deskripsi pada kemasan, akan tetapi untuk karakter morfologi bunga nya telah sesuai.
(13)
KARAKTERISASI PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN BERBAGAI VARIETAS BUNGA
MATAHARI (
Helianthus annuus
L.)
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh: KHOTIMAH
A34402002
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
(14)
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : KARAKTERISASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BERBAGAI VARIETAS BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus L.) Nama : Khotimah
NRP : A34402002
Program Studi : Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Ir. Syarifah Iis Aisyah, MSc. Agr Dr. Ir. Krisantini, MSc. NIP. 131 956 695 NIP. 131 476 604
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. H. Supiandi Sabiham, MAgr NIP : 130 422 698
(15)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ponorogo, Propinsi Jawa Timur pada tanggal 9 Juni 1983. Penulis merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara pasangan Bapak Samsuri dengan Ibu Marsini.
Tahun 1996 penulis lulus dari SD Negeri I Keniten Ponorogo, kemudian pada tahun 1999 penulis menyelesaikan studi di SLTP Negeri I Ponorogo. Selanjutnya penulis lulus dari SMU Muhammadiyah I Ponorogo pada tahun 2002 dan pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa IPB pada Program Studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
(16)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, pencipta langit dan bumi beserta segala isinya, yang selalu melimpahkan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah bagi Nabi Muhammad SAW, Rosulullah mulia, teladan umat, utusan yang benar dalam janjinya serta terpercaya.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa skripsi terselesaikan atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan rasa tulus dan hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Syarifah Iis Aisyah, MSc.Agr selaku dosen pembimbing I ‘n my mom
yang telah memberikan perhatian, arahan, nasihat, bantuan materi dan bimbingannya selama ini.
2. Dr. Ir. Krisantini, MSc. selaku dosen pembimbing II atas kesabarannya dalam memberikan arahan, nasihat dan bimbingannya selama ini.
3. Dr. Ir. Yudiwanti W. E. K., MS. selaku dosen penguji yang telah bersedia memberikan saran untuk penyempurnaan skripsi ini.
4. My lovely parent ’n big family atas doa restunya, dukungan, motivasi, cinta dan kasih sayangnya yang menguatkan langkah perjalanan ini.
5. Seluruh kel. besar Bpk Dani atas segala bantuan arahannya selama penelitian.
6. My lovely friends; ade, loka, ds, panji, miftah, andri, mika, yayu, nuni, heni, devi, sulis, ruri, dame, PMTBers 39. My sweet story’s; yua, sidik, manman, pirman, Indah, wie, na, terima kasih atas kebersamaannya yang begitu indah. 7. Keluarga kecilku di Bogor; Kel. Bpk Rimun, mbak Dian, Elsker geng, Mas
Anas sekeluarga, makasih atas tumpangannya.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Bogor, Februari 2007 Penulis
(17)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
PENDAHULUAN... 1
Latar Belakang ... 1
Tujuan... 2
TINJAUAN PUSTAKA ... 3
Botani Bunga Matahari ... 3
Ekologi Bunga Matahari ... 5
Budidaya Bunga Matahari... 7
BAHAN DAN METODE ... 9
Waktu dan Tempat ... 9
Bahan dan Alat ... 9
Metode Percobaan ... 9
Pelaksanaan ... 10
Pengamatan ... 10
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13
Kondisi Umum ... 13
Hasil ... 13
A. Karakter Kuantitatif ... 13
A.1. Tinggi Tanaman ... 14
A.2. Diameter Batang ... 15
A.3. Jumlah Daun ... 17
A.4. Daya Berkecambah, Panjang dan Lebar Daun Terbesar dan Umur Inisiasi... 18
A.5. Diameter Bunga Pita dan Bunga Tabung, Jumlah Kuntum Bunga dan Bobot 100 Butir Be nih ... 19
B. Karakter Kualitatif ... 20
B.1. Identifikasi Benih dan Bibit Tanaman ... 20
B.2. Morfologi Tanaman dan Bunga ... 23
Pembahasan Umum ... 26
KESIMPULAN DAN SARAN ... 28
DAFTAR PUSTAKA ... 29
(18)
vii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Rekapitulasi Sidik Ragam terhadap Peubah yang Diamati ... 14 2. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) 0 MST, 1 MST, 2 MST,
Inisiasi dan Bunga Pertama Mekar Penuh ... 15 3. Rata-rata Diameter Batang (cm) 1 MST, 2 MST,
Inisiasi dan Bunga Pertama Mekar Penuh ... 16 4. Rata-rata Jumlah Daun 0 MST, 1 MST, 2 MST dan Inisiasi ... 17 5. Rata-rata Daya Berkecambah, Panjang dan Lebar Daun
Terbesar serta Umur Inisiasi Tanaman... 18 6. Rata-rata Diameter Bunga Pita dan Bunga Tabung,
Jumlah Kuntum Bunga dan Bobot 100 Butir Benih ... 20 7. Identifikasi Benih... 22 8. Tipe Perkecambahan, Warna dan Bentuk Kotiledon, Warna
Hipokotil, Warna Batang dan Warna Daun pada Bibit Tanaman.... 22 9. Morfologi Tanaman ... 24 10.Morfologi Bunga ... 24
(19)
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Grafik Pertambahan Tinggi Tanaman Berbagai Varietas
Bunga Matahari... 15
2. Grafik Pertambahan Diameter Batang Berbagai Varietas Bunga Matahari... 16
3. Grafik Jumlah Daun Berbagai Varietas Bunga Matahari ... 17
4. Warna Kotiledon dan Hipokotil Berbagai Varietas Bunga Matahari... 21
5. Warna Batang, Petiol Daun dan Kuncup Bunga Berbagai Varietas Bunga Matahari ... 21
6. Variasi Warna Bunga yang Dihasilkan Varietas Sunburst ... 23
7. Warna Bunga yang Dihasilkan Berbagai Varietas Bunga Matahari ... 25
8. Bentuk Daun dari Berbagai Varietas Bunga Matahari ... 25
Lampiran 1. Batang, Petiol Daun dan Kuncup Bunga yang Dihasilkan Varietas Sunburst ... 32
2. Identifikasi Benih Berbagai Varietas Bunga Matahari ... 32
3. Deskripsi Varietas Little Leo ... 33
4. Deskripsi Varietas Teddy Bear ... 34
5. Deskripsi Varietas Sungold Double ... 35
6. Deskripsi Varietas Hallo ... 36
7. Deskripsi Varietas Velvet Queen... 37
8. Deskripsi Varietas Sunburst ... 38
(20)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Beragamnya jenis tanaman hias yang berkembang saat ini semakin mendorong manusia untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman tersebut, terutama jika dibudidayakan di daerah yang tidak sesuai dengan lingkungan tumbuh asalnya. Sebagai salah satu contohnya adalah tanaman bunga matahari (Helianthus annuus L.). Bunga matahari berasal dari Amerika Utara (Hoflands, 1990) dan dari 67 spesies bunga matahari yang diketahui hanya 17 jenis yang dibudidayakan, terutama sebagai tanaman hias (Desai, Kotecha dan Salunkhe, 1997). Bunga matahari merupakan tanaman komersial penting asal Amerika, selain diproduksi untuk bunga potong juga biasa digunakan dalam pertamanan
(landscape) sebagai tanaman pinggir atau pelindung (Schoellhorn, Emino,
Alfarez, Frank, 2004), sedangkan di Eropa telah populer sebagai tanaman pot (Whipker, Dasoju, and McCall, 1998).
Bunga matahari memiliki daerah adaptasi yang luas dan membutuhkan daerah yang panas dengan sinar matahari penuh, namun dalam pertumbuhannya tidak dipenga ruhi oleh fotoperiodisme. Pertumbuhan bunga matahari yang optimal dicapai pada suhu di atas 10 0C dengan ketinggian tempat sedang sampai tinggi (Chapman dan Carter, 1975). Di Indonesia tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian tempat sampai 1000 m dpl denga n curah hujan 50-80 mm/bulan (Hasanah dan Wikardi, 1989).
Benih-benih bunga matahari telah banyak beredar baik untuk produksi minyak atau oilseed sunflower, maupun untuk produksi tanaman hias atau
non-oilseed sunflower (Cobia dan Zimmer, 1978). Di Indonesia benih-benih bunga
matahari yang digunakan untuk produksi tanaman hias masih terbatas dari impor. Mengingat hal itu, maka diperlukan informasi tentang kemampuan benih-benih tersebut untuk tumbuh dan berkembang secara optimum di lingkungan yang beriklim tropis, sehingga konsumen tidak merasa dirugikan bila tanaman yang dihasilkan menyimpang dari karakter yang dideskripsikan dalam kemasan.
(21)
2
Tujuan
1. Mengamati pertumbuhan dan perkembangan berbagai varietas bunga matahari impor yang telah beredar di pasaran benih tanaman hias di Bogor
2. Mendeskripsikan karakter vegetatif dan generatif berbagai varietas bunga matahari introduksi
3. Mencocokkan karakter yang diamati dengan deskripsi yang ada pada kemasan
(22)
3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Bunga Mataha ri
Secara taksonomi, tanaman bunga matahari (Helianthus annuus L.) diklasifikasikan sebagai berikut (Benson, 1957):
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Sub Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Asterales Famili : Compositae Genus : Helianthus
Bunga matahari termasuk tanaman famili Compositae. Dari 67 spesies yang diketahui hanya 17 spesies yang telah dibudidayakan terutama sebagai tanaman hias. Selain populer sebagai tanaman hias, tanaman ini juga termasuk salah satu tanaman industri penting penghasil minyak nabati di dunia. Pemuliaan tanaman bunga matahari ditujukan untuk meningkatkan kandungan minyak, mengurangi tinggi tanaman dan menemukan resistensi terhadap hama dan penyakit (Desai et al.,1997).
Bunga matahari merupakan tanaman yang dapat menyerbuk sendiri dan juga menyerbuk silang, persentase penyerbukan silangnya mencapai 17-62 % yang tergantung dari aktivitas serangga, sehingga untuk tujuan sertifikasi benih diperlukan isolasi jarak sejauh 500-1000 m dari pertanaman bunga matahari lain (Desai et al., 1997). Menurut Satyanaraya dan Setharam (1982) bunga matahari bersifat protandus, yaitu benang sari masak terlebih dahulu sebelum putiknya sehingga pembentukan benihnya dengan cara penyilangan antar tanaman dengan bantuan serangga penyerbuk.
Menurut Widajati (1993) benih bunga matahari dalam satu infloresen tidak masak secara serempak. Proses pembentukan benihnya dimulai dari bagian tepi cawan bunga, sehingga benih yang terletak di bagian tepi cawan bunga mencapai masak fisiologis lebih cepat dibandingkan bagian tengah. Pengukuran terhadap bobot 1000 butir menunjukkan bahwa benih bagian tepi (4.3533 g) lebih berat
(23)
4
dibanding benih bagian tengah (3.1033 g). Selanjutnya Cobia dan Zimmer (1978) menyatakan bahwa benih bunga matahari dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu
oilseed sunflower dan non-oilseed sunflower. Benih yang ditujukan untuk
produksi minyak (oilseed sunflower) biasanya berwarna hitam dan memiliki
pericarp yang tipis, sedangkan benih untuk produksi non- minyak memiliki ukuran lebih besar, pericarp tebal, kulitnya bercorak garis dan mempunyai kandungan lemak lebih rendah. Mengenai kandungan benihnya Copeland dan McDonald (1995) menyatakan bahwa senyawa kimia yang terkandung dalam benih adalah protein (16.8 %) dan le mak (25.9 %), merupakan asam lemak tak jenuh yang kandungannya tinggi (± 90 %).
Tanaman bunga matahari merupakan tanaman tahunan yang pertumbuhannya relatif cepat. Batangnya tegak, tidak bercabang dan tingginya mencapai 1.5-2.5 m (Napis et al., 1980), sedangkan menurut Duke (1983) tinggi bunga matahari bervariasi tergantung varietasnya yaitu antara 0.7-3.5 m. Tanamannya bersifat terna atau perdu yang memiliki saluran-saluran getah kelenjar minyak. Berdaun tunggal yang kedudukannya saling berhadapan, jarang namun tersebar (Tjitrosoepomo, 1988), daun berukuran lebar dan berbulu halus (Napis et al., 1980), tetapi menurut Duke (1983) daun berkedudukan saling bertolak belakang dengan panjang daun 10-30 cm dan lebar 5-20 cm serta petiolnya panjang.
Tjitrosoepomo (1988) menyatakan bahwa kuncup bunga matahari terbungkus rapat oleh daun pembalut yang berwarna hijau kemudian mekar menjadi rangkaian bunga berbentuk cawan. Lebih lanjut Napis et al. (1980) menyatakan tanaman ini merupakan tanaman berbunga majemuk (compositae),
membentuk bulatan seperti cawan dengan diameter mencapai 25 cm, dan Duke (1983) menambahkan letak bunganya berada di ujung batang utama, dengan diameter antara 10-40 cm menghadap ke arah matahari, dari banyak kultivar yang ada tersedia warna bunga dari kuning hingga kuning tua, merah, krem, bicolor, dan multicolor.
Bunga steril terletak di tepi yang biasanya berwarna kuning, sedangkan untuk bunga hermaprodit terletak di tengah yang biasanya berwarna hitam kecoklatan dan bentuknya kecil. Benang sari berjumlah lima yang saling
(24)
5
berlekatan dan dua kepala putiknya terletak pada satu tangkai putik. Bakal buah tenggelam, beruang satu dengan satu bakal biji. Buahnya termasuk buah kurung, bijinya berlekatan dengan dinding buah tanpa endosperma (Tjitrosoepomo, 1988). Pada bagian dalam bunga terdapat biji yang berwarna hitam berbentuk bulat panjang dan tipis (Napis et al., 1980).
Secara botani bunga matahari meliputi beberapa spesies antara lain spesies bunga matahari liar (ssp. lenticularis), spesies rumput-rumputan liar (ssp. annuus) dan spesies yang ditanam untuk menghasilkan biji yang dapat dimakan (ssp.
macrocarpus). Kultivarnya terbagi dalam beberapa tipe yaitu tipe besar (giant types), setengah-kerdil (semi-dwarf types) dan kerdil (dwarf types). Pada tipe (giant types) besar memiliki tinggi tanaman 1.8-4.2 m, pemasakannya lambat, diameter bunga 30-50 cm, biji berukuran besar berwarna putih, abu-abu atau bergaris-garis/ belang hitam, dengan kandungan minyak yang cukup rendah. Tipe setengah-kerdil (semi-dwarf types) mempunyai tinggi tanaman 1.3-1.8 m, pemasakannya cepat, diameter bunga 17-23 cm, bijinya lebih kecil berwarna hitam, abu-abu atau berbelang dan kandunga minyaknya lebih tinggi, sedangkan tipe kerdil (dwarf types) tingginya 0.6-1.4 m, pemasakannya cepat, diameter bunga 14-16 cm, ukuran bijinya kecil, dan kandungan minyak paling tinggi (Duke, 1983).
Ekologi Bunga Matahari
Tanaman bunga matahari (Helianthus annuus L.) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Amerika Utara bagian barat.. Pada abad 16 tanaman ini pertama kali diperkenalkan sebagai tanaman budidaya di daerah Eropa dan pada akhir abad 19 baru diperkenalkan kembali di daerah Amerika Utara, kemudian menjadi sangat populer sebagai tanaman hias di daerah Eropa Timur (Desai et al., 1997), dan sekarang telah menyebar di negara tropik dan subtropik (Duke, 1983).
Bunga matahari tumbuh dari daerah khatulistiwa sampai 55 0LS. Pada daerah tropis tumbuh baik pada ketinggian sedang sampai tinggi, namun toleran pada daerah dataran rendah kering dan tidak toleran terhadap naungan. Tanaman ini mempunyai sistem perakaran yang efisien sehingga dapat tumbuh di area yang sangat kering. Bagi kebanyakan tanaman, cukup resisten terhadap kekeringan
(25)
6
kecuali selama pembungaan. Di Afrika Selatan tipe pendek ditanam pada lahan dengan curah hujan 250 mm/tahun, sedangkan untuk tipe besar membutuhkan kondisi yang lebih basah. Tanaman ini dapat ditanam pada rentang kondisi tanah yang luas termasuk tanah miskin yang berdrainase baik (Duke, 1983).
Menurut Hasanah dan Wikardi (1989) di Indonesia bunga matahari mampu tumbuh pada ketinggian sampai 1000 m dpl dengan curah hujan sebesar 50-80 mm/bulan dan menghendaki tanah yang subur, gembur, pH kurang lebih 6 dan berdrainase baik. Berdasarkan sumber lain tanaman ini membutuhkan tanah yang cukup mengandung bahan organik, ber-pH mendekati netral dan mampu tumbuh di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi sampai lebih dari 1000 m dpl (LPTI, 1973), tidak toleran pada tanah asam dan tergenang, suhu tahunan 6-28
0
C, dengan pH 4.5-8.7 (Duke, 1983). Namun Chapman dan Carter (1975) menyatakan bahwa pada umumnya tanaman ini dapat ditanam pada berbagai jenis tanah, sehingga tanah bukan merupakan faktor pembatas yang mutlak bagi bunga matahari. Meskipun demikian hasil minyak (oilseed) terbaik dapat diperoleh jika tanaman ditanam pada tanah yang kaya akan unsur hara.
Bunga matahari merupakan tanaman semusim dengan masa tumbuh bervariasi, antara 3 bulan (Napis, Zaini, Sabaruddin, Djufri dan Sanusi, 1980) dan 3.5-4.5 bulan (McAllister dan Swann, 1970), tergantung dari varietas. Di negara empat musim, bunga matahari merupakan tanaman musim panas yang dalam pertumbuhannya tidak dipengaruhi oleh fotoperiodisitas (Chapman dan Carter, 1975). Lebih jauh Purseglove (1981) berpendapat bahwa tanaman ini toleran terhadap suhu panas maupun dingin, pertumbuhan terbaik pada suhu di atas 10 0C meskipun demikian ada beberapa varietas yang mampu bertahan pada suhu yang lebih rendah.
(26)
7
Budidaya Bunga Matahari
Minyak bunga matahari (sunflower oil) merupakan hasil ekstrak dari biji bunga matahari yang antara lain digunakan untuk memasak, margarin, sabun, bahan kosmetik, parfum maupun biodiesel. Bijinya dapat digunakan sebagai makanan ringan (kwaci), mentega kacang maupun obat (Duke, 1983), namun selain untuk konsumsi manusia minyak bunga matahari juga digunakan sebagai bahan campuran makanan burung (Schmidt, 1995). Perbanyakan bunga matahari berasal dari benih. Biji bunga matahari dipanen ± 4 bulan setelah penyamaian ketika bagian bawah cawan bunga berubah menjadi kuning dan biji-bijinya menjadi lepas, namun sebelum mulai rontok (Duke, 1983). Biji mulai dipanen pada kadar air 18-20 %, kadar air benih 12 % selama penyimpanan dapat mempertahankan viabilitasnya untuk beberapa tahun dan 9 % untuk penyimpanan dalam waktu yang lama (Duke, 1983; Schmidt, 1995). Kebutuhan benih rata-rata 5.6 kg/ha (± 62 500 tanaman per hektar), dengan rata-rata biji yang dihasilkan 900-1575 kg/ha. Dalam 100 kg biji kering dihasilkan sekitar 40 kg minyak, 15-25 kg kulit, dan tepung protein 40 %. Pengendalian gulma awal merupakan faktor penting yang menentukan hasil panen. Berdasarkan pengujian tanah/ soil test, bunga matahari mempunyai respon yang baik terhadap pemberian pupuk seimbang, dengan rasio terbaik 1-2-3 NPK. Pemberian larutan NPK pada daun meningkatkan hasil tanaman 62 % pada satu kali pengaplikasian dan 97 % pada dua kali pengaplikasian. Rotasi tanam dengan tanaman lain sebaiknya dilakukan setiap 4 tahun (Duke, 1983). Beberapa masalah budidaya yang masih dipelajari sampai saat ini adalah mengenai tingkat pemupukan, pengendalian gulma dan jarak tanam, karena faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil biji (Scherpenzeel, 1999)
Di Florida telah berkembang industri bunga matahari untuk tujuan produksi bunga potong (Schoellhorn et al., 2004). Bunga matahari untuk jenis bunga potong merupakan varietas komersial, yang tahan terhadap kekeringan, lebih membutuhkan sinar matahari penuh, dan mampu tumbuh pada kondisi tanah yang luas. Produksi komersial bunga matahari potong dalam pertumbuhannya membutuhkan pH 6.5-7.5, suhu pertumbuhan 22.2-30 0C, dan cahaya matahari penuh. Dalam produksi di lapangnya tidak membutuhkan zat pengatur tumbuh,
(27)
8
hanya saja sebelum penanaman benih atau bibitnya diberi perlakuan dengan Paclobutrazol atau Daminozide pada tingkat rendah sebagai pengontrol selama fase produksinya. Kalsium dibutuhkan untuk menghasilkan batang yang kuat dan dilakukan pemetikan bunga pertama (pinching) guna mendapatkan jumlah kuntum bunga yang banyak. Bunga matahari potong merupakan tanaman hari normal namun dalam pembungaannya akan lebih cepat jika pada hari pendek. Pemanenan bunga dilakukan ketika warna mahkota bunga telah nampak. Pengendalian gulma adalah hal pokok yang berpengaruh terhadap kualitas produksi bunga potong (Schoellhorn et al., 2004).
Berapa tahun belakangan ini bunga matahari telah dikenal sebagai tanaman bunga dalam pot di Eropa (Whipker et al, 1998) dan di Singapura (Krisantini, komunikasi pribadi). Bunga matahari pot ini merupakan tanaman yang cepat diproduksi dan menawarkan kesempatan pada penanam untuk memenuhi permintaan konsumen terhadap tanaman saat ini. Pada pertumbuhannya membutuhkan suhu siang 22.2 0C dan 18.34 0C pada malam hari, tanaman akan mengalami elongasi (tumbuh memanjang) pada suhu hangat. Umur tanaman dari penyemaian hingga berbunga berbeda-beda, tergantung varietas yaitu antara 7-11 minggu. Sebagian besar varietas bunga matahari adalah hari normal, namun akan lebih cepat berbunga pada kondisi hari pendek (10 jam penyinaran). Di bawah hari pendek tanaman dapat menjadi sangat pendek dan mempunyai sedikit jumlah buku daun. Pemberian tambahan penyinaran hingga 13 jam akan meningkatkan kualitas tanaman dalam pot. Tanaman umumnya tidak tahan terhadap stress air, mengakibatkan turunnya pertumbuhan tanaman, gejala menguning dan rontok pada daun bagian bawah. Bunga matahari pot lebih suka terhadap kalium, yang berfungsi mempertahankan kekuatan batang. Tinggi tanaman ini dapat dikendalikan sesuai permintaan ukuran di pasaran dengan mengaplikasikan zat penumbuh golongan retardan pada tajuk tanaman (Whipker et al, 1998).
(28)
9
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Percobaan dilakukan pada bulan Juli – September 2006 di Munjul, Desa Kayu Manis, Jalan Baru, Bogor.
Bahan dan Alat
Bahan utama yang digunakan dalam percobaan ini adalah benih bunga matahari varietas Little Leo (Fothergill’s, UK), Teddy Bear (Fothergill’s, UK), Sungold Double (Fothergill’s, England), Hallo (Fothergill’s, UK), Velvet Queen (Fothergill’s, England), Sunburst (Fothergill’s, England), dan Eclipse (Australia). Selain itu juga digunakan cocopeat, arang sekam, pasir, tanah, pupuk NPK (15:15:15), Gandasil D, polybag 10x15 cm dan 25x30 cm, meteran, jangka sorong, penggaris, ember, dan gelas ukur.
Metode Percobaan
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap satu faktor yaitu varietas, dengan 7 taraf percobaan yaitu Little Leo (V1), Teddy Bear (V2), Sungold Double (V3), Hallo (V4), Velvet Queen (V5), Sunburst (V6), dan Eclipse (V7) yang diulang 3 kali dengan masing- masing ulangan terdiri dari 5 tanaman, sehingga terdapat 105 tanaman. Rancangan ini dapat ditulis dengan model matematik sebagai berikut (Mattjik dan Sumertajaya, 2002):
Yi j = µ + ßi + eij
i = 1, 2, …, 7 (varietas); j = 1, 2, 3 (ulangan)
Yij = Nilai pengamatan pengaruh faktor varietas ke- i, ulangan ke-j
µ = Rataan umum
ßi = Nilai tambah pengaruh faktor varietas ke- i
(29)
10
Apabila dalam perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap hasil pengamatan, maka dilakukan analisis uji lanjut dengan metode Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf nyata 5%.
Pelaksanaan
1. Persiapan tanam
Persiapan tanam meliputi penyiapan alat dan bahan, pasteurisasi pasir, pencampuran media semai, dan pembuatan label.
2. Persemaian
Penyemaian dilakukan dalam polybag ukuran 10x15 cm dengan satu benih per polybag, pada campuran media pasir dan cocopeat (1:1), pelabelan pada masing- masing polybag.
3. Transplanting
Bibit yang telah mempunyai minimal 2 helai daun (15 HST) ditransplanting ke dalam polybag (25x30 cm) yang berisi campuran media tanah : cocopeat : arang sekam (1:1:1), kemudian diberi pupuk dasar NPK (15:15:15) dengan dosis 2 g/polybag dengan cara ditaburkan. Setelah itu ditempatkan dengan jarak antar polybag 30x30 cm dan diberi label pada masing- masing polybag. 4. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan meliputi penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit. Pemupukan dilakukan setiap satu minggu sekali dengan pup uk Gandasil D dosis 2 g/l tiap tanaman, sedangkan pengendalian hama dan penyakit dilakukan jika mulai muncul gejala.
Pengamatan
A. Karakter Kuantitatif
1. Daya Berkecambah (%), jumlah kecambah normal pada hari 4 dan ke-10 setelah benih disemai
2. Tinggi tanaman (cm), diukur dari buku yang paling bawah dengan alat bantu meteran, pengamatan dilakukan pada 0 Minggu Setelah Transplanting (MST), 1 MST, 2 MST, inisiasi bunga, dan bunga pertama mekar penuh. Inisiasi bunga adalah mulai munculnya pembungaan
(30)
11
3. Diameter batang (cm), diukur pada batang bagian tengah dengan menggunakan jangka sorong dilakukan pada 1 MST, 2 MST, inisiasi bunga, dan bunga pertama mekar penuh
4. Jumlah helai daun yang berwarna hijau (satuan), dilakukan pada 0 MST, 1 MST, 2 MST dan inisiasi bunga
5. Panjang dan lebar daun terbesar (cm), dilakukan pada saat bunga pertama mekar penuh. Pada pengukuran panjang daun terlebih dahulu dilakukan dengan melipat daun menjadi 2 bagian yang sama, kemudian diukur dari pangkal daun hingga ujung daun (garis tengah daun). Untuk lebar daun diukur ± 2.5 cm dari pangkal daun
6. Umur inisiasi bunga (Hari Setelah Transplanting/ HST), yaitu umur tanaman saat munculnya bunga pertama dilakukan pada saat mulai munculnya inisiasi bunga pertama
7. Diameter bunga pita dan bunga tabung (cm), dilakukan pada saat bunga pertama mekar penuh. Diameter bunga pita diukur dari diameter bulatan bunga keseluruhan, sedangkan diameter bunga tabung diukur berdasarkan bulatan bunga tabung yang berada di tengah.
8. Jumlah kuntum bunga (satuan), dilakukan pada saat bunga pertama mekar penuh, dihitung berdasarkan jumlah kuntum bunga yang tumbuh selain bunga pertama
9. Bobot total benih (g), benih hasil panen (10 MST) yang telah dikeringkan 10.Bobot 100 butir benih (g), diambil dari bobot total benih.
B. Karakter Kualitatif
1. Bentuk permukaan kulit benih (licin, bergelombang), dilakukan sebelum benih disemai
2. Tekstur kulit benih (kusam, mengkilap), dilakukan sebelum benih disemai 3. Warna guratan pada kulit benih, dilakukan sebelum benih disemai
4. Warna benih, dilakukan sebelum benih disemai
5. Bentuk hilum (bulat, oval), dilakukan sebelum benih disemai 6. Warna hilum, dilakukan sebelum benih disemai
7. Tipe perkecambahan (epigeal, hipogeal), diamati pada saat 7 hari setelah benih disemai
(31)
12
8. Bentuk kotiledon (oval, segi empat), diamati pada saat 7 hari setelah benih disemai
9. Warna kotiledon, diamati pada saat 7 hari setelah benih disemai
10.Warna bagian tepi kotiledon, diamati pada saat 7 hari setelah benih disemai
11.Warna hipokotil, diamati pada saat 7 hari setelah benih disemai
12.Warna batang bibit tanaman, diamati pada saat transplanting yaitu 15 hari setelah benih disemai atau 0 MST
13.Tekstur batang bibit tanaman (berambut, tanpa rambut), diamati pada saat transplanting
14.Warna daun bibit tanaman, diamati pada saat transplanting 15.Bentuk batang tanaman dewasa (bulat, segi banyak) 16.Warna batang tanaman dewasa
17.Tekstur batang tanaman dewasa (berambut sedikit, berambut sedang, berambut banyak)
18.Warna petiol/ tangkai daun
19.Bentuk daun tanaman dewasa (jantung, delta) 20.Warna daun tanaman dewasa
21.Warna kunc up bunga
22.Bentuk bunga (single, double)
23.Warna bunga pita, bunga steril yang berada di bagian tepi cawan 24.Warna bunga tabung, bunga fertil yang berada di tengah-tengah cawan
(32)
13
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Penelitian dilakukan pada bulan Juli – September 2006 di Munjul, Desa Kayu Manis, Jalan Baru, Bogor, Jawa Barat.
Lahan yang digunakan agak sedikit landai. Keberadaan hama pemakan daun (belalang dan ulat) cukup banyak, namun tingkat serangannya terhadap tanaman sedikit karena hama hanya hinggap pada tanaman. Penyakit yang menyerang merupakan penyakit yang berasal dari tanah (soilborne disease), yaitu layu bakteri dengan gejala busuk pada bagian pangkal batang dan menyebabkan tanaman akhirnya mati.
Persentase rata-rata tingkat kematian tanaman pada tiap varietas mencapai 21.91 %, persentase tertinggi pada varietas ’’Eclipse’’ dan terendah pada varietas ’Little Leo’ masing- masing sebesar 66.67 % dan 0 %. Pengendalian penyakit ini dilakukan secara manual yaitu dengan cara memusnahkan tanaman ya ng menunjukkan adanya gejala serangan. Tingginya tingkat kematian tersebut selain disebabkan oleh penyakit juga diduga tanaman mengalami stress akibat kekeringan. Berdasarkan data dari BMG, selama penelitian suhu rata-rata maksimal mencapai 32 0C, kelembaban nisbi rata-rata 75 % dengan jumlah total curah hujan hanya mencapai 109.6 mm (rata-rata 7.1 mm/bulan). Tanaman secara keseluruhan telah mengalami pembungaan (100 %) dari total tanaman yang hidup.
Hasil A. Karakter Kuantitatif
Rekapitulasi sidik raga m terhadap peubah yang diamati disajikan pada Tabel 1. Tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, umur inisiasi, diameter bunga pita, jumlah kuntum bunga, dan bobot 100 butir benih berbeda-beda menurut varietasnya, namuntidak ada perbedaan dalam daya berkecambah, jumlah daun (1 MST) serta diameter bunga tabung (Tabel 1).
(33)
14
Tabel 1. Rekapitulasi Sidik Ragam terhadap Peubah yang Diamati
Keterangan : MST = Minggu Setelah Transplanting, tn = tidak berbeda nyata * = berbeda nyata pada taraf 5%, ** = berbeda nyata pada taraf 1%
A. 1. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman varietas ’Little Leo’ dan ’Teddy Bear’ tidak berbeda sejak awal (0 MST) hingga akhir pengambilan data (saat bunga mekar) (Tabel 2). Dari semua varietas, tanaman tertinggi adalah varietas ’Eclipse’. Namun, pada saat mekar tinggi tanaman tertinggi terdapat pada varietas ’Sunburst’ meskipun tidak berbeda nyata dengan ’Eclipse’ dan ’Hallo’. Keadaan ini mungkin disebabkan saat mekar bunga pertama yang berbeda pada setiap varietas. ’Teddy Bear’ memiliki tinggi tanaman terendah dari awal hingga akhir pengamatan dan tidak ada perbedaan dengan ’Little Leo’.
Peubah F hit Pr > F R2 CV 0 MST
Daya Berkecambah 2.81 0.0519tn 0.5467 30.9323 Tinggi tanaman 39.72 0.0001** 0.9445 16.3732 Jumlah daun 3.77 0.0191* 0.6177 19.1302
1 MST
Tinggi tanaman 45.27 0.0001** 0.9510 14.8518 Diameter batang 3.09 0.0385* 0.5696 10.9270 Jumlah daun 1.05 0.4381tn 0.3094 12.6070
2 MST
Tinggi tanaman 34.34 0.0001** 0.9364 15.4230 Diameter batang 7.44 0.001** 0.7612 10.4836 Jumlah daun 3.11 0.0375* 0.5715 14.3087
Inisiasi
Tinggi tanaman 27.19 0.0001** 0.9210 12.3436 Diameter batang 6.47 0.0020** 0.7350 6.5776 Jumlah daun 7.80 0.0008** 0.7697 6.4212 Panjang daun 30.11 0.0001** 0.9281 7.4504 Lebar daun 31.22 0.0001** 0.9305 8.3147 Umur inisiasi 22.19 0.0001** 0.9049 5.3104
Mekar
Tinggi tanaman 38.47 0.0001** 0.9428 11.8881 Diameter batang 4.43 0.0103* 0.6549 6.5245 Diameter bunga pita 44.56 0.0001** 0.9502 4.3678 Diameter bunga tabung 1.36 0.3146tn 0.3524 41.6590 Jumlah kuntum bunga 25.96 0.0001** 0.9175 10.3798 Bobot 100 butir benih 5.51 0.0132* 0.6877 10.9592
(34)
15
Tabel 2. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) 0 MST, 1 MST, 2 MST, Inisiasi dan Bunga Pertama Mekar Penuh
Keterangan : MST = Minggu Setelah Transplanting. Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5 %.
Gambar 1 memperlihatkan tinggi tanaman pada 0 MST, 1 MST, 2 MST, inisiasi dan bunga pertama mekar penuh. Pertambahan tinggi tanaman terbesar pada saat perubahan dari inisiasi ke mekar.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
0 MST 1 MST 2 MST Inisiasi Mekar
Waktu Pengamatan
Tinggi Tanaman (cm)
Little Leo Teddy Bear Sungold Double Hallo Velvet Queen Sunburst Eclipse
Gambar 1. Grafik Pertambahan Tinggi Tanaman Berbagai Varietas Bunga Matahari
A. 2. Diameter Batang
Varietas yang memiliki diameter batang terbesar pada 1 MST dan 2 MST adalah ’Eclipse’ yaitu masing- masing 0.21 cm dan 0.47 cm (Tabel 3). Pada 1 MST tidak ada perbedaan diameter batang antara ’Eclipse’ dengan ’Sungold Double’ dan ’Hallo’, sedangkan pada 2 MST tidak berbeda dengan ’Velvet Queen’.
Varietas Waktu pengamatan
0 MST 1 MST 2 MST Inisiasi Mekar Little Leo 1.45d 2.63cd 3.13de 9.51cd 30.52d Teddy Bear 1.07d 1.72d 2.74e 7.58d 25.68d Sungold Double 2.49c 3.71c 5.42bc 12.73bc 44.10c Hallo 1.47d 2.33d 4.69cd 14.11b 80.83a Velvet Queen 4.39b 6.13b 10.03a 20.06a 67.40b Sunburst 2.99c 5.61b 6.89b 20.45a 84.73a Eclipse 5.43a 8.81a 11.27a 21.64a 79.87a
(35)
16
Saat inisisasi dan bunga pertama mekar penuh diameter batang terbesar terdapat pada ’Velvet Queen’, dimana pada kedua pengamatan tersebut nilai yang dihasilkan ’Velvet Queen’ berbeda dengan ’Sungold Double’. Diamater batang paling kecil terdapat pada ’Sungold Double’ yang tidak berbeda dengan ’Teddy Bear’ (Tabel 3).
Tabel 3. Rata-rata Diameter Batang (cm) 1 MST, 2 MST, Inisiasi dan Bunga Pertama Mekar Penuh
Varietas
Waktu pengamatan
1 MST 2 MST Inisiasi Mekar Little Leo 0.16b 0.32c 0.73a 0.96a Teddy Bear 0.17b 0.31c 0.59b 0.86ab Sungold Double 0.18ab 0.33c 0.62b 0.77b Hallo 0.18ab 0.36c 0.72a 0.89a Velvet Queen 0.17b 0.44ab 0.78a 0.97a Sunburst 0.15b 0.38bc 0.72a 0.95a Eclipse 0.21a 0.47a 0.74a 0.90a Keterangan : MST = Minggu Setelah Transplanting. Angka yang diikuti oleh huruf yang sama
pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5 %.
Pertambahan diameter batang meningkat tajam pada fase inisiasi, sedangkan untuk fase lainnya pertambahannya relatif stabil (Gambar 2).
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0
1 MST 2 MST Inisiasi Mekar
Waktu Pengamatan
Diameter Batang (cm)
Little Leo Teddy Bear Sungold Double Hallo Velvet Queen Sunburst Eclipse
Gambar 2. Grafik Pertambahan Diameter Batang Berbagai Varietas Bunga Matahari
(36)
17
A. 3. Jumlah Daun
Tidak ada perbedaaan nyata dalam jumlah daun dari berbagai varietas yang diteliti (Tabel 4), sedangkan pada 2 MST hanya ‘Velvet Queen’ yang berbeda nyata dengan semua varietas dan mempunyai rata-rata jumlah daun tertinggi yaitu 6.07.
Tabel 4. Rata-rata Jumlah Daun 0 MST, 1 MST, 2 MST dan Inisiasi
Varietas
Waktu pengamatan
0 MST 1 MST 2 MST Inisiasi Little Leo 2.13bc 6.13a 4.40b 16.80b Teddy Bear 2.80ab 5.53a 4.00b 15.93b Sungold Double 2.13bc 6.00a 4.80b 16.47b Hallo 2.13bc 6.20a 4.13b 19.20a Velvet Queen 2.80ab 7.00a 6.07a 17.53ab Sunburst 1.87c 5.87a 4.60b 15.93b Eclipse 3.33a 5.93a 4.80b 13.60c Keterangan : MST = Minggu Setelah Transplanting. Angka yang diikuti oleh huruf yang sama
pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5 %.
Jumlah daun meningkat tajam pada pengamatan saat inisiasi pembungaan (Gambar 3). Varietas ’Hallo’ memiliki jumlah daun paling banyak, sedangkan untuk pengamatan sebelumnya tiap varietas rata-rata mempunyai jumlah daun yang relatif sama.
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19
0 MST 1 MST 2 MST Inisiasi
Waktu Pengamatan
Jumlah Daun (helai)
Little Leo Teddy Bear Sungold Double Hallo Velvet Queen Sunburst Eclipse
(37)
18
A. 4. Daya Berkecambah, Panjang dan Lebar Daun Terbesar dan Umur Inisiasi
Persentase Daya Berkecambah (% DB) benih tertinggi terdapat pada ’Teddy Bear’ yaitu sebesar 90 % dan nyata lebih tinggi dengan ’Sungold Double’ dan ’Velvet Queen’, sedangkan untuk terendah terdapat pada ’Sungold Double’ sebesar 36.67 % (Tabel 5). Menurut Sadjaad (1993) benih mempunyai nilai viabilitas tinggi apabila persentase daya berkecambahnya lebih dari 60 %. Berdasarkan pernyataan tersebut ’Sungold Double’ (36.67 %) dan ’Velvet Queen’ (40.00 %) memiliki viabilitas benih rendah.
Pada Tabel 5 juga disajikan rata-rata panjang dan lebar daun terbesar serta umur inisiasi tanaman. ‘Eclipse’ memiliki panjang dan lebar daun paling tinggi yaitu masing- masing 13.26 cm dan 8.44 cm, yang nyata lebih besar dari ukuran daun varietas- varietas lainnya. Untuk ukuran daun yang paling kecil terdapat pada ‘Little Leo’ dengan panjang dan lebar daun masing- masing 6.39 cm dan 3.80 cm, panjang daunnya nyata berbeda dengan semua varietas yang lain sedangkan untuk lebarnya tidak nyata berbeda hanya dengan ‘Sungold Double’.
Varietas yang paling cepat berbunga adalah ‘Little Leo’, disusul, ‘Velvet Queen’, ‘Sunburst’, ‘Teddy Bear’, ‘Sungold Double’, ‘Eclipse’ dan ‘Hallo’. varietas yang umur inisiasi berbunganya paling lama adalah ‘Hallo’, namun seperti halnya ‘Teddy Bear’, keduanya tidak berbeda dengan ‘Sungold Double’ dan ‘Eclipse’ (Tabel (Tabel 5)
Tabel 5. Rata-rata Daya Berkecambah, Panjang dan Lebar Daun Terbesar serta Umur Inisiasi Tanaman
Varietas
DB (%)
Daun Terbesar (cm) Umur Inisiasi (HST) Panjang Lebar
Little Leo 60.00ab 6.39d 3.80c 15.13c Teddy Bear 90.00a 7.89c 5.27b 19.60b Sungold Double 36.67b 8.07c 4.35c 20.67ab Hallo 70.00ab 9.10bc 5.31b 22.33a Velvet Queen 40.00b 9.58b 5.75b 16.60c Sunburst 66.67ab 10.06b 5.48b 16.67c Eclipse 70.00ab 13.26a 8.44a 21.07ab Keterangan : HST = Hari Setelah Transplanting. Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada
(38)
19
A. 5. Diameter Bunga Pita dan Bunga Tabung, Jumlah Kuntum Bunga dan Bobot 100 Butir Benih
Bunga pita merupakan bunga steril yang terdapat di sepanjang tepi cawan (disebut juga bunga tepi) dan mempunyai mahkota yang berbentuk pita, oleh sebab itu dinamakan bunga pita, sedangkan bunga tabung adalah bunga-bunga fertil (benang sari dan putik) yang dapat menghasilkan buah, terdapat di atas cawan, berukuran kecil dan berbentuk tabung sehingga disebut bunga tabung. Diameter bunga pita terbesar adalah ’Eclipse’ yaitu mencapai 13.62 cm yang tidak berbeda dengan ’Hallo’ dan ’Velvet Queen’, sedangkan diameter terkecil terdapat pada ’Teddy Bear’ (8.84 cm) yang nyata lebih kecil dari semua varietas (Tabel 6). Dari tabel tersebut juga terlihat bahwa tidak ada perbedaan terhadap diameter bunga tabung dari semua varietas yang diteliti, diameter bunga tabung terbesar pada ’Eclipse’ (5.65 cm) dan terkecil pada ’Sunburst’ (3.76 cm). Varietas ’Teddy Bear’ dan ’Sungold Double’ mempunyai bunga berbentuk double pompon, sehingga keduanya tidak memiliki bunga tabung.
Pada peubah jumlah kuntum bunga, ’Sungold Double’ nyata memiliki jumlah kuntum bunga yang berbeda dengan enam varietas lainnya (Tabel (Tabel 6)). Jumlah kuntum bunga terbanyak adalah ’Velvet Queen’ yang nyata tidak berbeda dengan ’Hallo’, sedangkan ’Eclipse’ paling sedikit memiliki jumlah kuntum bunga, yang tidak berbeda nyata dengan ’Little Leo’, ’Teddy Bear’ dan ’Sunburst’. Bobot 100 butir benih terbesar pada ’Velvet Queen’, berbeda nyata dengan ’Hallo’ yang memiliki bobot terendah. Pemanenan dilakukan secara serempak yaitu pada 10 MST. Total bobot benih yang dihasilkan ’Little Leo’, ’Hallo’, ’Velvet Queen’, ’Sunburst’ dan ’Eclipse’ berturut-turut 41.32 g, 23.28 g, 35.41 g, 50.13 g, dan 33.67 g, sedangkan varietas ’Teddy Bear’ dan ’Sungold Double’ tidak membentuk biji.
(39)
20
Tabel 6. Rata-rata Diameter Bunga Pita dan Bunga Tabung, Jumlah Kuntum Bunga dan Bobot 100 Butir Benih
Varietas Diameter Bunga (cm) Jumlah Kuntum Bunga
Bobot 100 Butir Benih (g) Pita Tabung
Little Leo 10.59b 5.01a 9.27c 2.30a Teddy Bear 8.84c . 8.73c . Sungold Double 10.60b . 12.93b . Hallo 13.18a 4.55a 15.20a 1.63b Velvet Queen 13.32a 4.98a 16.20a 2.42a Sunburst 9.80b 3.76a 8.33c 2.05ab Eclipse 13.62a 5.65a 8.20c 2.33a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.
B. Karakter Kualitatif
Pengamatan karakter kualitatif dilakukan dari sebelum tanam sampai tanaman berbunga. Pengamatan lebih ditujukan pada morfologinya yaitu mulai dari benih, bibit/ transplant, vegetatif, dan generatif tanaman. Hasil pengamatan tersebut disajikan dalam tabel 7-10.
B. 1. Identifikasi Benih dan Bibit Tanaman
Identifikasi benih dilakukan sebelum benih disemai, pengamatan meliputi: warna benih, kulit benih, dan hilum. Hasil pengamatannya disajikan pada Tabel 7, dalam tabel tersebut terlihat jelas perbedaan-perbedaan antar varietasnya. Pada bibit tanaman dilakukan pengamatan terhadap: tipe perkecambahan, kotiledon, hipokotil, batang, dan daun (Tabel 8). Pada Tabel 8 terlihat bahwa semua varietas memiliki tipe perkecambahan epigeal, yaitu letak kotiledon berada di atas permukaan tanah pada saat perkecambahan.
Perbedaan yang mencolok lainnya terlihat pada warna tepian kotiledon dan warna hipokotil. Pada Velvet Queen dan Sunburst kotiledonnya berwarna hijau tua dengan tepian merah tua, sedangkan pada Eclipse warna kotiledon dan warna tepian kotiledonnya sangat berbeda dengan varietas lainnya yaitu merah tua. Untuk warna hipokotil ada tiga macam yaitu hijau kekuningan (Teddy Bear dan Sungold Double), hijau kemerahan (Little Leo), dan merah (Hallo, Velvet Queen, Sunburst dan Eclipse) (Gambar 4).
(40)
21
Little Leo Teddy Bear Sungold Double Hallo
kotiledon
hipokotil
Velvet Queen Sunburst Eclipse
Gambar 4. Warna Kotiledon dan Hipokotil Berbagai Varietas Bunga Matahari
Little Leo Teddy Bear Sungold Double Hallo
Kuncup bunga
Batang Petioldaun
Velvet Queen Eclipse
Gambar 5. Warna Batang, Petiol Daun dan Kuncup Bunga Berbagai Varietas Bunga Matahari
(41)
22
Tabel 7. Identifikasi Benih
Varietas
Kulit Benih
Warna Benih 4
Bentuk Hilum 5
Warna Hilum 6 Bentuk Permukaan
1
Tekstur 2
Warna Guratan 3
Little Leo licin kusam tanpa g uratan hitam bulat abu-abu Teddy Bear bergelombang mengkilap tanpa guratan abu-abu bulat putih Sungold Double licin mengkilap putih kecoklatan hitam keabuan bulat putih kecoklatan Hallo licin mengkilap tanpa guratan hitam bulat putih Velvet Queen licin kusam putih coklat bulat coklat Sunburst licin kusam putih coklat muda oval coklat Eclipse bergelombang mengkilap tanpa guratan hitam oval putih
Tabel 8. Tipe Perkecambahan, Warna dan Bentuk Kotiledon, Warna Hipokotil, Warna Batang dan Warna Daun pada Bibit Tanaman
Varietas
Tipe Kotiledon Warna Batang Warna
Perkecambahan Bentuk Warna Warna Tepian Hipokotil Warna Tekstur Daun
7 8 9 10 11 12 13 14
Little Leo epigeal segi empat hijau muda hijau muda hijau kemerahan hijau berambut hijau Teddy Bear epigeal oval hijau muda hijau muda hijau kekuningan hijau kekuningan berambut hijau kekuningan Sungold Double epigeal segi empat hijau muda hijau muda hijau kekuningan hijau kekuningan berambut hijau Hallo epigeal oval hijau tua hijau tua merah hijau berambut hijau Velvet Queen epigeal segi empat hijau tua merah tua merah hijau kemerahan berambut hijau Sunburst epigeal segi empat hijau tua merah tua merah merah berambut hijau Eclipse epigeal oval merah tua merah tua merah hijau kemerahan berambut hijau
(42)
23
B. 2. Morfologi Tanaman dan Bunga
Pada Tabel 9 disajikan data hasil pengamatan terhadap vegetatif tanaman yang meliputi bagian batang, daun, dan petiol daun. Seluruh varietas memiliki batang berambut namun kuantitasnya berbeda-beda. Variasi warna batang dan petiol daun beragam dari hijau muda, hijau keunguan, dan ungu (Gambar 5), sedangkan untuk daunnya berbentuk delta dan jantung (Gambar 8).
Untuk varietas Sunburst, pada Tabel 9 dan Tabel 10 terlihat bahwa tanaman yang dihasilkan mempunyai berbagai macam variasi, baik dari morfologi tanaman maupun bunganya. Bentuk bunga yang dihasilkan varietas Sunburst adalah single, namun variasi warna bunganya ada 7 macam yaitu dari kuning cerah, kuning tua, dan bicolor (Gambar 6). Bunga yang dihasilkan oleh varietas lainnya dapat dilihat pada Gambar 7.
6a 6b 6c
6d 6e 6f
Bunga pita Bunga tabung
6g
(43)
24
Tabel 9. Morfologi Tanaman
Varietas
Batang Daun Warna Petiol
Bentuk Warna Tekstur Bentuk Warna Daun
15 16 17 18 19 20
Little Leo bulat hijau keunguan berambut sedang delta hijau hijau keunguan Teddy Bear segi banyak hijau muda berambut sedikit delta hijau muda hijau muda Sungold Double segi banyak hijau muda berambut sedikit jantung hijau muda hijau muda Hallo bulat hijau muda berambut sedikit delta hijau hijau keunguan Velvet Queen bulat ungu berambut banyak jantung hijau tua ungu Sunburst bulat, segi banyak hijau muda, ungu sedikit, sedang, banyak delta, jantung hijau muda, hijau, hijau tua hijau muda, ungu Eclipse bulat ungu berambut sedang jantung hijau tua hijau tua keunguan
Tabel 10. Morfologi Bunga
Varietas
Warna Kuncup Bentuk Warna Bunga
Bunga Bunga Pita Tabung
21 22 23 24
Little Leo hijau muda single kuning cerah hijau Teddy Bear hijau muda double/ pompon oranye . Sungold Double hijau muda double/ pompon oranye . Hallo hijau tua-tepian ungu single kuning tua hitam Velvet Queen hijau tua-tepian ungu single merah hitam Sunburst hijau muda, hijau tua-tepian ungu single kuning cerah, kuning tua, bicolour hitam, coklat tua Eclipse hijau tua-tepian ungu single kuning hitam
(44)
Little Leo Teddy Bear Sungold Double (single) (double/ pompon) (double/ pompon)
Hallo Velvet Queen Eclipse (single) (single) (single)
Gambar 7. Warna Bunga yang Dihasilkan Berbagai Varietas Bunga Matahari
Little Leo Teddy Bear Sungold Double (delta) (delta) (jantung)
Hallo Velvet Queen Eclipse (delta) (jantung) (jantung)
Gambar 8. Bentuk Daun dari Berbagai Varietas Bunga Matahari 10.59 cm 8.84 cm 10.60 cm
(45)
26
Pembahasan Umum
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap karakter kuantitatif dan kualitatif, varietas Little Leo mempunyai batang pendek dengan tinggi antara 24.3-38.7 cm. Hal ini sesuai dengan apa yang dideskripsikan dalam kemasan, yaitu tinggi tanaman mencapai 45 cm, bunga berbentuk single, berwarna kuning cerah, yang terletak di ujung batang utama. Pada kemasan, varietas Teddy Bear mempunyai tinggi 60 cm, dan dari data pengamatan dihasilkan tinggi antara 14.0-35.0 cm, bentuk bunga double/ pompon dengan warna oranye. Varietas Sungold Double mempunyai tinggi tanaman antara 35.0-54.0 cm, Hallo 57-96 cm, Velvet Queen 52-79 cm, Sunburst 58-125 cm, dan Eclipse 60-102 cm, sedangkan dalam kemasan tinggi tanaman pada varietas Sungold Double, Hallo, Velvet Queen, Sunburst, dan Eclipse berturut-turut 120-150 cm, 150 cm, 150 cm, 180 cm, dan 200 cm.
Tingkat kerebahan tanaman cukup tinggi, yaitu terdapat pada varietas Sunburst, Hallo, Sungold Double, dan Eclipse, sedangkan untuk varietas lainnya tumbuh normal. Kerebahan tanaman mulai terjadi pada awal periode berbunga (inisiasi bunga pertama). Hal tersebut terjadi karena terkait dengan tinggi tanaman dan diameter batang yang tidak proporsional dengan ukuran polybag yang digunakan, dalam kasus ini terjadi pada Sunburst dan Eclipse. Selain itu, kerebahan tanaman juga disebabkan oleh jumlah kuntum bunga yang mekar dalam satu batang terlalu berat dan atau banyak sehingga batang tidak kuat untuk menopangnya, hal ini terjadi pada Sungold Double dan Hallo.
Umur tanaman masing- masing varietas beragam, pada Little Leo dan Sunburst berumur ± 5-6.5 minggu setelah tranplanting, pada Teddy Bear, Sungold Double dan Velvet Queen ± 7-9 minggu setelah tranplanting, sedangkan untuk Hallo dan Eclipse memilik umur yang paling lama yaitu ± 10-11 minggu setelah tranplanting. Periode berbunga setiap varietas berkisar antara 1-1.5 bulan setelah inisiasi bunga pertama, sedangkan umur bunganya 7-11 hari setelah bunga mulai mekar namun untuk varietas Eclipse umur bunganya mampu mencapai 14 hari setelah bunga mulai mekar.
Potensi penggunaan masing- masing varietas dapat dilihat dari morfologi yang dihasilkan. Varietas Little Leo, Teddy Bear dan Sungold Double memiliki
(46)
27
perawakan yang pendek sehingga akan sangat cocok digunakan sebagai tanaman pot, ditambah dengan bunga yang dihasilkan Teddy Bear dan Sungold Double berbentuk double/ pompon akan lebih menarik dan menjadi nilai tambah. Selain itu untuk varietas Little Leo dan Sungold Double memiliki ketahanan yang baik terhadap penyakit layu bakteri dan stress kekeringan, persentase kematian yang disebabkan hal tersebut masing- masing adalah 0 % dan 3.33 % sedangkan untuk Teddy Bear mencapai 33.33 %. Namun, dilihat dari umur tanaman dan berbunganya yang relatif singkat, ketiga varietas tersebut akan tidak efektif jika dipasarkan dalam bentuk tanaman hidup sehingga lebih tepat dalam bentuk benih. Varietas Hallo, Velvet Queen, Sunburst, dan Eclipse memiliki perawakan yang tinggi dengan ukuran bunga yang dihasilkan relatif besar, warna bunga yang beragam dan sangat menarik terutama untuk Velvet Queen dan Sunburst yang warna bunganya sangat cantik berbeda dengan warna bunga yang dihasilkan pada bunga matahari umumnya. Varietas-varietas tersebut lebih berpotensi jika digunakan untuk tujuan bunga potong ataupun penghias taman sebagai tanaman pinggir, bukan sebagai tanaman pot karena harus menyesuaikan ukuran pot agar proporsional dengan tinggi tanaman, sementara tinggi tanaman yang dihasilkan mampu mencapai 1.5-2 m. Karena hal itu, akan kurang efektif dan efisien jika keempat varietas tersebut digunakan sebagai tanaman pot mengingat umur tanaman yang relatif pendek. Persentase kematian yang disebabkan oleh penyakit layu bakteri dan stress kekeringan untuk Hallo 26.67 %, Velvet Queen 6.67 %, dan Sunburst 16.67 %, sementara varietas Eclipse mencapai 66.67 %. Rendahnya tingkat ketahanan penyakit pada varietas Eclipse dan Teddy Bear tersebut diduga tidak terkait dengan morfologi yang dihasilkan, melainkan karena faktor lingkungan terutama letak pertanamannya. Varietas Eclipse dan Teddy Bear berada pada posisi yang bersebelahan dan terjadi kontak langsung dengan tanah, sedangkan untuk varietas lain terhalang oleh rerimbunan rumput yang tumbuh di sekelilingnya.
(47)
28
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Benih bunga matahari impor yang beredar di Bogor memiliki daya tumbuh yang baik. Dari semua varietas yang diteliti, hanya dua varietas yang memiliki daya berkecambah rendah yaitu varietas Sungold Double dan Velvet Queen. Pertumbuhan dan perkembangan bibit/ transplant sangat baik hingga tanaman berbunga, namun sangat rentan terhadap penyakit layu bakteri (soilborne disease)
dan stress air sehingga menyebabkan kematian tanaman yang cukup tinggi terutama varietas Eclipse.
Karakter vegetatif pada seluruh varietas secara kuantitatif memiliki tinggi tanaman, diameter batang, panjang dan lebar daun yang berbeda. Secara kualitatif semua varietas memiliki tipe perkecambahan dan tekstur batang yang sama, yaitu epigeal dan berbulu, sedangkan untuk karakter lainnya relatif berbeda. Berdasarkan karakter generatifnya baik secara kuantitatif maupun kualitatif semua varietas memiliki karakter yang berbeda, kecuali diameter bunga tabung.
Tinggi tanaman dari masing- masing varietas tidak sesuai dengan deskripsi pada kemasan, akan tetapi karakter morfologi bunga telah sesuai dengan deskripsi pada kemasan.
Saran
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, disarankan untuk mengupayakan kondisi lingkungan tumb uh yang lebih baik, tanah yang bebas penyakit tular tanah (soilborne disease) dan irigasi yang cukup. Selain itu, untuk mengurangi tingkat kerebahan tanaman dianjurkan menggunakan polybag yang berukuran lebih besar.
Perlu dilakukan percobaan lanjutan yang lebih lebih spesifik mengenai pengamatan terhadap karakter morfologi bunga yaitu umur bunga dari inisiasi bunga sampai bunga layu (periode berbunga), periode antara munculnya inisiasi bunga sampai bunga mekar dan jumlah kuntum bunga yang mekar selama periode berbunga.
(48)
29
DAFTAR PUSTAKA
Benson, L. 1957. Plant Classification. D. C. Heath and Company. Boston. 688 p.
Chapman, S. R. and L. O. Carter. 1975. Crop Production. W. H. Freeman and Company. San Fransisco. 566 p.
Cobia, D. W and D. E Zimmer.1978. Sunflo wer Production and Marketing. North Dakota State University. 73 p.
Copeland, L. O. and M. B. McDonald. 1995. Principles of Seed Science and Technology. Chapman and May. New York. 408 p.
Desai, B. B., P. M. Kotecha and D. K. Salunkhe. 1997. Seed Handbook: Biology, Production, Processing, and Storage. Marcel Dekker, Inc. New York. 627 p.
Duke, J. A. 1983. Handbook of Energy Crops. http://www.hort.purdue.edu/htm. (23 Januari 2007).
Hasanah, M. dan E. Wikardi. 1989. Tanaman Minyak Bunga matahari dan Wijen. Edisi khusus LITTRO V(1): 1-11.
Hoflands. 1990. Sunflower Kernels in Bakery Food. National Sunflower Ass. 13(5):1-7.
Kipps, M. S. 1970. Production of Field Crops. Sixth Ed. Tata McGraw Hill Publ. Co. Ltd. New Delhi. 788 p.
LPTI. 1973. Pedoman Bercocok Tanam Bunga Matahari (Helianthus annuus L.). Lembaga Penelitian Tanaman Industri. Bogor. 7 p.
Mattjik, A. A. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab, Jilid I. Edisi ke-2. IPB Press. Bogor. 287 hal.
McAllister, J. E. and I. F. Swan. 1970. Sunflower on Darling Downs. Agric. J. 96(2): 381-384.
Napis, A., Zaini A., Sabaruddin A., Djufri M. dan Sanusi I. 1980. Pengolahan Biji Bunga Matahari (Helianthus annuus L.) menjadi Margarin. Laporan Penelitian. Universitas Andalas. Padang.
Purseglove, J. W. 1981. Tropical Crop Dicotyledons. Vol 1-2. The English Language Book Soc. Longman. Singapore. 719 p.
(49)
30
Satyanaraya, A. R. and Setharam. 1982. Studies on The Methode of Hybrid Seed Production in Oil Seed Sunflower (Helianthus annuus L.). Seed Science Technology 10(1): 13-19.
Scherpenzeel, J. 1999. Sunflower cultivation under Italian conditions. European Energy Crops. Italy. http://eeci.net/archive/biobase/B10578.html. (7 Maret 2007)
Schmidt, W. H. 1995. Single Crop Sunflower Production. Ohio State Univ. Extension, Departement of Horticulture and Crop Science. http://www.ohioline.osu.edu/agf- fact/0107.html. (7 Maret 2007). Schoellhorn, R., E. Emino, E. Alfarez, and M. Frank. 2004. Warm Climate
Production Guidelines for Specialty Cut Flowers: Sunflower. Commercial Flo riculture Update. Univ. of Florida.
Tjitrosoepomo, G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada Univ. Press. Yogyakarta. 266 hal.
Tjitrosoepomo, G. 1988. Taksonomi Tumbuh-Tumbuhan (Spermatophyta). Gajah Mada Univ. Press. Yogyakarta. 479 hal.
Whipker, B., S. Dasoju and I. McCall. 1998. Guide to Successful Pot Sunflower Production. Department of Horticultural Science, NC State Univ. Widajati, E., F. C. Suwarno dan E. Murniati. 1993. Pengaruh Letak Benih dan
Kondisi Simpan terhadap Benih Bunga Matahari (Helianthus annuus
(50)
31
(51)
32
6a 6b 6c
6d 6e 6f 6g
Gambar Lampiran 1. Batang, Petiol Daun dan Kuncup Bunga yang Dihasilkan Varietas Sunburst
Little Leo Teddy Bear Sungold Double Hallo
Velvet Queen Sunburst Eclipse
(52)
33
Nama Varietas :
Little Leo
Tinggi tanaman : 24.3-38.7 cm (pendek) Diameter batang : 0.80-1.20 cm
Panjang daun terbesar : 6.39 cm; Lebar daun terbesar : 3.80 cm Umur tanaman saat inisiasi bunga : 15 hari setelah transplanting
Diameter bunga pita rata-rata : 10.59 cm; Bunga tabung rata-rata : 5.01 cm Jumlah kuntum bunga : 6-15
Bobot 100 butir benih : 2.30 g
Benih : licin, kusam, hitam tanpa guratan Tipe perkecambahan : epigeal
Kotiledon : segi empat, hijau muda Warna hipokotil : hijau-kemerahan
Batang : berbentuk bulat, hijau-keungunan, berambut sedang Warna petiol/ tangkai daun : hijau-keunguan
Daun : berbentuk delta, hijau Warna kuncup bunga : hijau muda Bentuk bunga : single
Warna bunga pita : kuning cerah; Warna bunga tabung : hijau
(53)
34
Nama Varietas :
Teddy Bear
Tinggi tanaman : 14–35 cm (pendek) Diameter batang : 0.69-0.96 cm
Panjang daun terbesar : 7.89 cm; Lebar daun terbesar : 5..27 cm Umur tanaman saat inisiasi bunga : 20 hari setelah transplanting Diameter bunga pita rata-rata : 8.84 cm; Bunga tabung : - Jumlah kuntum bunga : 6-13
Bobot 100 butir benih : -
Benih : bergelombang, mengkilap, abu-abu tanpa guratan Tipe perkecambahan : epigeal
Kotiledon : oval, hijau muda Warna hipokotil : hijau-kekuningan
Batang : berbentuk segi banyak, hijau muda, berambut sedikit Warna petiol/ tangkai daun : hijau muda
Daun : berbentuk delta, hijau muda Warna kuncup bunga : hijau muda Bentuk bunga : double/ pompon
Warna bunga pita : oranye; Warna bunga tabung : -
(54)
35
Nama Varietas :
Sungold Double
Tinggi tanaman : 35-54 cm Diameter batang : 0.69-0.99 cm
Panjang daun terbesar : 8.07 cm; Lebar daun terbesar : 4.35 cm Umur tanaman saat inisiasi bunga : 21 hari setelah transplanting Diameter bunga pita rata-rata : 10.60 cm; Bunga tabung : - Jumlah kuntum bunga : 8-18
Bobot 100 butir benih : -
Benih : licin, mengkilap, hitam-keabuan dengan guratan putih-kecoklatan Tipe perkecambahan : epigeal
Kotiledon : segi empat, hijau muda Warna hipokotil : hijau-kekuningan
Batang : berbentuk segi banyak, hijau muda, berambut sedikit Warna petiol/ tangkai daun : hijau muda
Daun : berbentuk jantung, hijau muda Warna kuncup bunga : hijau muda Bentuk bunga : double/ pompon
Warna bunga pita : oranye; Warna bunga tabung : -
(55)
36
Nama Varietas :
Hallo
Tinggi tanaman : 57-96 cm Diameter batang : 0.76-1.20 cmPanjang daun terbesar : 9.10 cm; Lebar daun terbesar : 5.31 cm Umur tanaman saat inisiasi bunga : 22 hari setelah transplanting
Diameter bunga rata-rata : 13.18 cm; Bunga tabung rata-rata: 4.55 cm Jumlah kuntum bunga : 11-18
Bobot 100 butir benih : 1.63 g
Benih : licin, mengkilap, hitam tanpa guratan Tipe perkecambahan : epigeal
Kotiledon : oval, hijau tua Warna hipokotil : merah
Batang : berbentuk bulat, hijau muda, berambut sedikit Warna petiol/ tangkai daun : hijau-keunguan
Daun : berbentuk delta, hijau
Warna kuncup bunga : hijau tua dengan tepian berwarna ungu Bentuk bunga : single
Warna bunga pita : kuning tua; Warna bunga tabung : hitam
(56)
37
Nama Varietas :
Velvet Queen
Tinggi tanaman : 52-79 cmDiameter batang : 0.75-1.15 cm
Panjang daun terbesar : 9.58 cm; Lebar daun terbesar : 5.75 cm Umur tanaman saat inisiasi bunga : 17 hari setelah transplanting
Diameter bunga pita rata-rata : 13.32 cm; Bunga tabung rata-rata : 4.98 cm Jumlah kuntum bunga : 11-20
Bobot 100 butir benih : 2.42 g
Benih : licin, kusam, coklat dengan guratan putih Tipe perkecambahan : epigeal
Kotiledon : segi empat, hijau tua dengan tepian berwarna merah tua Warna hipokotil : merah
Batang : berbentuk bulat, ungu, berambut banyak Warna petiol/ tangkai daun : ungu
Daun : berbentuk jantung, hijau tua
Warna kuncup bunga : hijau tua dengan tepian berwarna ungu Bentuk bunga : single
Warna bunga pita : merah; Warna bunga tabung : hitam
(57)
38
Nama Varietas :
Sunburst
Tinggi tanaman : 58-125 cm Diameter batang : 0.74-1.24 cm
Panjang daun terbesar : 10.06 cm; Lebar daun terbesar : 5.48 cm Umur tanaman saat inisiasi bunga : 17 hari setelah transplanting
Diameter bunga pita rata-rata : 9.80 cm; Bunga tabung rata-rata : 3.76 cm Jumlah kuntum bunga : 4-14
Bobot 100 butir benih : 2.05 g
Benih : licin, kusam, coklat muda dengan guratan putih Tipe perkecambahan : epigeal
Kotiledon : segi empat, hijau tua dengan tepian merah tua Warna hipokotil : merah
Batang : berbentuk bulat, segi banyak; berwarna hijau muda, ungu; berambut sedikit, sedang, banyak
Warna petiol/ tangkai daun : hijau muda, ungu
Daun : berbentuk delta, jantung; berwarna hijau muda, hijau, hijau tua Warna kuncup bunga : hijau muda, hijau tua-tepian ungu
Bentuk bunga : single
Warna bunga pita : kuning cerah, kuning tua, bicolour; Warna bunga tabung : hitam, coklat tua
(58)
39
Nama Varietas :
Eclipse
Tinggi tanaman : 60-102 cm Diameter batang : 0.70-1.27 cmPanjang daun terbesar : 13.26 cm; Lebar daun terbesar : 8.44 cm Umur tanaman saat inisiasi bunga : 21 hari setelah transplanting
Diameter bunga pita rata-rata : 13.62 cm; Bunga tabung rata-rata : 5.65 cm Jumlah kuntum bunga : 6-10
Bobot 100 butir benih : 2.33 g
Benih : bergelombang, mengkilap, hitam tanpa guratan Tipe perkecambahan : epigeal
Kotiledon : oval, merah tua Warna hipokotil : merah
Batang : berbentuk bulat, ungu, berambut sedang
Warna petiol/ tangkai daun : hijau tua dengan tepian berwarna ungu Daun : berbentuk jantung, hijau tua
Warna kuncup bunga : hijau tua dengan tepian berwarna ungu Bentuk bunga : single
Warna bunga pita : kuning; Warna bunga tabung : hitam
(1)
Nama Varietas :
Teddy Bear
Tinggi tanaman : 14–35 cm (pendek) Diameter batang : 0.69-0.96 cm
Panjang daun terbesar : 7.89 cm; Lebar daun terbesar : 5..27 cm Umur tanaman saat inisiasi bunga : 20 hari setelah transplanting Diameter bunga pita rata-rata : 8.84 cm; Bunga tabung : - Jumlah kuntum bunga : 6-13
Bobot 100 butir benih : -
Benih : bergelombang, mengkilap, abu-abu tanpa guratan Tipe perkecambahan : epigeal
Kotiledon : oval, hijau muda Warna hipokotil : hijau-kekuningan
Batang : berbentuk segi banyak, hijau muda, berambut sedikit Warna petiol/ tangkai daun : hijau muda
Daun : berbentuk delta, hijau muda Warna kuncup bunga : hijau muda Bentuk bunga : double/ pompon
Warna bunga pita : oranye; Warna bunga tabung : -
(2)
Nama Varietas :
Sungold Double
Tinggi tanaman : 35-54 cm Diameter batang : 0.69-0.99 cm
Panjang daun terbesar : 8.07 cm; Lebar daun terbesar : 4.35 cm Umur tanaman saat inisiasi bunga : 21 hari setelah transplanting Diameter bunga pita rata-rata : 10.60 cm; Bunga tabung : - Jumlah kuntum bunga : 8-18
Bobot 100 butir benih : -
Benih : licin, mengkilap, hitam-keabuan dengan guratan putih-kecoklatan Tipe perkecambahan : epigeal
Kotiledon : segi empat, hijau muda Warna hipokotil : hijau-kekuningan
Batang : berbentuk segi banyak, hijau muda, berambut sedikit Warna petiol/ tangkai daun : hijau muda
Daun : berbentuk jantung, hijau muda Warna kuncup bunga : hijau muda Bentuk bunga : double/ pompon
Warna bunga pita : oranye; Warna bunga tabung : -
(3)
Nama Varietas :
Hallo
Tinggi tanaman : 57-96 cm Diameter batang : 0.76-1.20 cmPanjang daun terbesar : 9.10 cm; Lebar daun terbesar : 5.31 cm Umur tanaman saat inisiasi bunga : 22 hari setelah transplanting
Diameter bunga rata-rata : 13.18 cm; Bunga tabung rata-rata: 4.55 cm Jumlah kuntum bunga : 11-18
Bobot 100 butir benih : 1.63 g
Benih : licin, mengkilap, hitam tanpa guratan Tipe perkecambahan : epigeal
Kotiledon : oval, hijau tua Warna hipokotil : merah
Batang : berbentuk bulat, hijau muda, berambut sedikit Warna petiol/ tangkai daun : hijau-keunguan
Daun : berbentuk delta, hijau
Warna kuncup bunga : hijau tua dengan tepian berwarna ungu Bentuk bunga : single
Warna bunga pita : kuning tua; Warna bunga tabung : hitam
(4)
Nama Varietas :
Velvet Queen
Tinggi tanaman : 52-79 cmDiameter batang : 0.75-1.15 cm
Panjang daun terbesar : 9.58 cm; Lebar daun terbesar : 5.75 cm Umur tanaman saat inisiasi bunga : 17 hari setelah transplanting
Diameter bunga pita rata-rata : 13.32 cm; Bunga tabung rata-rata : 4.98 cm Jumlah kuntum bunga : 11-20
Bobot 100 butir benih : 2.42 g
Benih : licin, kusam, coklat dengan guratan putih Tipe perkecambahan : epigeal
Kotiledon : segi empat, hijau tua dengan tepian berwarna merah tua Warna hipokotil : merah
Batang : berbentuk bulat, ungu, berambut banyak Warna petiol/ tangkai daun : ungu
Daun : berbentuk jantung, hijau tua
Warna kuncup bunga : hijau tua dengan tepian berwarna ungu Bentuk bunga : single
Warna bunga pita : merah; Warna bunga tabung : hitam
(5)
Nama Varietas :
Sunburst
Tinggi tanaman : 58-125 cm Diameter batang : 0.74-1.24 cm
Panjang daun terbesar : 10.06 cm; Lebar daun terbesar : 5.48 cm Umur tanaman saat inisiasi bunga : 17 hari setelah transplanting
Diameter bunga pita rata-rata : 9.80 cm; Bunga tabung rata-rata : 3.76 cm Jumlah kuntum bunga : 4-14
Bobot 100 butir benih : 2.05 g
Benih : licin, kusam, coklat muda dengan guratan putih Tipe perkecambahan : epigeal
Kotiledon : segi empat, hijau tua dengan tepian merah tua Warna hipokotil : merah
Batang : berbentuk bulat, segi banyak; berwarna hijau muda, ungu; berambut sedikit, sedang, banyak
Warna petiol/ tangkai daun : hijau muda, ungu
Daun : berbentuk delta, jantung; berwarna hijau muda, hijau, hijau tua Warna kuncup bunga : hijau muda, hijau tua-tepian ungu
Bentuk bunga : single
Warna bunga pita : kuning cerah, kuning tua, bicolour; Warna bunga tabung : hitam, coklat tua
(6)
Nama Varietas :
Eclipse
Tinggi tanaman : 60-102 cm Diameter batang : 0.70-1.27 cmPanjang daun terbesar : 13.26 cm; Lebar daun terbesar : 8.44 cm Umur tanaman saat inisiasi bunga : 21 hari setelah transplanting
Diameter bunga pita rata-rata : 13.62 cm; Bunga tabung rata-rata : 5.65 cm Jumlah kuntum bunga : 6-10
Bobot 100 butir benih : 2.33 g
Benih : bergelombang, mengkilap, hitam tanpa guratan Tipe perkecambahan : epigeal
Kotiledon : oval, merah tua Warna hipokotil : merah
Batang : berbentuk bulat, ungu, berambut sedang
Warna petiol/ tangkai daun : hijau tua dengan tepian berwarna ungu Daun : berbentuk jantung, hijau tua
Warna kuncup bunga : hijau tua dengan tepian berwarna ungu Bentuk bunga : single
Warna bunga pita : kuning; Warna bunga tabung : hitam