Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 174 Tahun 1999

a. ½ dari remisi khusus untuk yang berjasa pada negara b. 13 dari remisi khusus untuk yang membantu negara. Perhitungan untuk memperoleh remisi dihitung sejak masa penahanan.

B. Tinjauan tentang Remisi Khusus a. Pengertian Remisi

Remisi atau pengurangan masa pidana adalah hal yang sangat didambakan oleh setiap narapidana untuk memperolehnya. Sebelum lahirnya Undang-undang No. 12 Tahun 1995 pemberian remisi kepada narapidana merupakan anugrah negara namun, sesuai perkembangan politik Hukum di Indonesia sejak diundangkannya Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 remisi adalah Hak, hak yang akan diperoleh narapidana setelah memenuhi syarat-syarat subtantif dan administratif. Adanya pemberian remisi khusus merupakan langkah positif yang harus kita syukuri, sebagai sesuatu bukti bahwa negara Indonesia adalah Negara yang sangat mengagungkan kuasa Tuhan Yang Maha Esa.

b. Dasar hukum Pemberian Remisi Khusus

Peraturan pokok yang dijadikan dasar hukum dalam rangka pemberian remisi khusus adalah :

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 174 Tahun 1999

tentang Remisi Keputusan Presiden No. 174 Tahun 1999 tentang remisi merupakan sebagai pengganti keputusan Presiden Republik Indonesia Universitas Sumatera Utara No. 69 Tahun 1999, yang menyatakan bahwa disamping pemberian remisi umum setiap tanggal 17 Agustus, diberikan pula remisi khusus, sebagai wujud dari kepedulian Negara pada hak-hak narapidana, terutama yang menyangkut kepada pembentukan watak dan sikap dari setiap narapidana yang dicapai melalui jalur pembinaan keagamaan demi tercapainya tujuan dari Sistem Pemasyarakatan. Hal-hal yang diatur dalam keputusan presiden ini yaitu : a. Perhitungan lamanya menjalani masa pidana sebagai dasar untuk menetapkan besarnya pemberian remisi, baik remisi umum, remisi khusus, ataupun remisi tambahan, kepada setiap narapidana yang telah memenuhi persyaratan. b. Narapidana, anak pidana dan residivis dalam keputusan presiden ini diperbolehkan untuk mendapatkan remisi dengan catatan bahwa mereka telah memenuhi persyaratan untuk mendapatkan remisi, seperti yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa ada sedikit keringanan yang diberikan oleh negara, yaitu dengan diperbolehkannya seorang residivis untuk mendapatkan remisi setelah memenuhi ketentuan- ketentuan yang berlaku. Hal ini berarti bahwa negara benar-benar memberi perhatian yang serius kepada orang-orang yang telah gagal mengimplementasikan makna dari pembinaan yang telah diberikan sebelumnya. Secara jelas mengenai besarnya remisi yang diberikan kepada narapidana dan anak pidana bedasarkan Universitas Sumatera Utara kepada keputusan Presiden Republik Indonesia No. 174 Tahun 1999 tentang remisi adalah sebagai berikut : 1. Remisi Umum Dalam pasal 4 Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 174 Tahun 1999 tentang remisi meyatakan bahwa besarnya remisi umum adalah : a. 1 satubulan bagi narapidana dan anak pidana yang telah menjalani masa pidananya selama 6 enam sampai 12 dua belas bulan b. 2 dua bulan bagi Narapidana dan anak pidana yang telah menjalani masa pidana selama 12 dua belas bulan atau lebih. c. 3 tiga bulan bagi Narapidana dan anak pidana yang menjalani masa pidananya pada tahun kedua d. 4 empat bulan bagi narapidana dan anak pidana yang menjalani masa pidananya pada tahun ketiga. e. 5 lima bulan bagi narapidana dan anak pidana yang menjalani masa pidananya pada tahun keempat dan tahun kelima f. 6 enam bulan bagi narapidana dan anak pidana yang menjalani masa pidananya pada tahun keenam dan seterusnya. 2. Remisi Khusus Dalam pasal 5 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 174 Tahun 1999 tentang remisi menyatakan bahwa besarnya remisi khusus adalah : Universitas Sumatera Utara a.15 lima belas hari bagi narapidana dan anak pidana yang telah menjalani masa pidananya selama 6enam sampai 12dua belas bulan. b. 1satu bulan bagi narapidana dan anak pidana yang telah menjalani masa pidananya selama 12dua belas bulan atau lebih. c. Pada tahun kedua dan ketiga, masing-masing diberikan remisi sebesar 1satu bulan. d. Pada tahun keempat dan kelima, masing-masing diberikan remisi sebesar 1satu bulan 15lima belas hari. e. Pada tahun keenam, masing-masing diberikan remisi sebesar 2dua bulan. 3. Remisi Tambahan Berdasarkan pada pasal 6 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 174 tahun 1999 tentang remisi, menyatakan bahwa besarnya remisi tambahan adalah : a. ½ satu perdua dari remisi umum yang diperoleh pada tahun bersangkutan bagi narapidana dan anak pidana yang telah berbuat jasa bagi negara atau yang telah melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi negara atau kemanusiaan. b. 13 satu pertiga dari remisi umum yang diperoleh pada tahun bersangkutan bagi narapidana dan anak pidana yang telah melakukan perbuatan yang membantu kegiatan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan sebagai pemuka Universitas Sumatera Utara 2. Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Republik Indonesia Nomor M. 09.HN.02.01 Tahun 1999 Tentang Pelaksanaan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 174 Tahun 1999 Tentang Remisi Guna melaksanakan Keputusan Presiden Nomor 174 Tahun 1999 Tentang remisi Tersebut, Khusunya dalam hal pemberian remisi khusus kepada narapidana dan anak pidana, Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Republik Indonesia Mengeluarkan Keputusannya Nomor M.09. HN.02.01 Tanggal 23 Desember 1999, yang menegaskan bahwa : a. Dalam hal pemberian Remisi, Menteri Hukum dapat mendelegasikan pelaksanaanya kepada Kepala Kantor Wilayah pasal 2 ayat 1 b. Perubahan pidana seumur hidup menjadi pidana sementara diusulkan kepada Menteri oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan melalui Kepala Kantor Wilayah. c. Apabila selama menjalani masa pidananya narapidana dan anak pidana yang bersangkutan berpindah agama, maka pemberian remisi khusus kepada narapidana dan anak pidana tersebut dilakukan berdasarkan agama yang dianut oleh yang bersangkutan pada saat pendaftaran pertama kali. Universitas Sumatera Utara

3. Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Republik