Analisis Nilai Tambah dan Keuntungan pada Kerajinan Kayu Desa Pulau Betung Provinsi Jambi

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN KEUNTUNGAN PADA
KERAJINAN KAYU DESA PULAU BETUNG
PROVINSI JAMBI

AYU ALHIDAYATI

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Nilai Tambah
dan Keuntungan pada Kerajinan Kayu Desa Pulau Betung Provinsi Jambi adalah
benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Ayu Alhidayati
NIM E14090009

ABSTRAK
AYU ALHIDAYATI. Analisis Nilai Tambah dan Keuntungan pada Kerajinan
Kayu Desa Pulau Betung Provinsi Jambi. Dibawah bimbingan DUDUNG
DARUSMAN.
Desa Pulau Betung Provinsi Jambi memiliki industri pengolahan kayu
skala kecil, dilakukan dengan mengolah kayu menjadi produk kerajinan. Hal ini
dilatarbelakangi oleh tersedianya bahan baku yang dibutuhkan di hutan milik
masyarakat. Jenis kayu yang digunakan adalah Gluta renghas, Fagraea fragrans
serta Peronema canescens. Dalam satu tahun bahan baku kayu yang digunakan
sebesar 160.313 m3. Kegiatan produksi dilakukan secara manual dengan
menggunakan alat tradisional dan semi modern. Proses produksi terdiri dari tiga
tahapan yaitu kegiatan pembuatan kasaran, penghalusan, dan finishing.
Pengolahan yang dilakukan membutuhkan biaya-biaya yang biasa disebut dengan
biaya produksi. Biaya produksi pada kerajinan kayu ini terdiri dari harga bahan
baku, upah tenaga kerja, dan nilai input lain. Nilai input lain terdiri dari biaya

penolong, biaya listrik, biaya pemeliharaan alat, dan biaya penyusutan. Selama
satu tahun pengrajin dapat menghasilkan 21 jenis produk, masing-masing produk
memiliki nilai tambah dan keuntungan. Nilai tambah terbesar terdapat pada
produk kursi tamu motif naga dan burung sebesar Rp22 267 942/set atau setara
dengan Rp9 728 240/m3 dan nilai tambah terkecil dari produk asbak batu sebesar
Rp4 176/buah atau setara dengan Rp1 391 949/m3. Selang nilai tambah yang
dihasilkan dari 21 produk ini berkisar antara 27.839% sampai 95.419%.
Keuntungan terbesar terdapat pada kursi tamu motif naga dan burung sebesar
Rp14 767 942/set atau setara dengan Rp6 451 700/m3 dan terendah pada produk
ikan arwana kecil sebesar Rp-81 553/buah atau setara dengan Rp-3 262 123/m3.
Selang keuntungan yang dihasilkan yaitu berkisar antara -81.553% sampai
76.228%.
Kata kunci: biaya, kerajinan kayu, keuntungan, nilai tambah.

ABSTRACT
AYU ALHIDAYATI. Woodcraft Added Value and Profit Analysis in Pulau
Betung Village Jambi Province. Supervised by DUDUNG DARUSMAN.
Pulau Betung village Jambi Province has small scale wood processing
industry, converting wood raw material into woodcraft products. The industry has
been supported by the availability of raw material supplied by the private forest.

Wood species used for woodcrafting are Gluta renghas, Fagraea fragrans, and
Peronema canescens and within one year the volume of wood as a raw materials
are 160.313 m3. Processing activities have been carried out manually, using
traditional and semi modern tools. Production activities consist of three stages,
which are sculpting, refining, and finishing activities. Processing requires the
costs, commonly called production costs. Woodcraft production costs consist of
raw material, labor, and other input costs. Other input costs are auxiliary,
electricity, equipment maintenance, and depreciation costs. These production

activities generate added value and profit. During one year woodcrafter has
produced 21 kinds of products, which each product has it’s own added value and
profit. The biggest added value to the raw material is gained by guest chair with
dragon and bird pattern which is Rp22 267 942/unit or Rp9 728 240/m3 and the
lowest added value to the raw material is gained by stone ashtray which is Rp4
176/unit or Rp1 391 949/m3. Those added value generated from these 21 products
range from 27.839% to 95.419% . The biggest profit is gained by guest chair with
dragon and bird pattern which is Rp14 767 942/unit or Rp6 451 700/m3 and the
lowest profit is gained by the small arowana fish ornament which is Rp-81
553/unit or Rp-3 262 123/m3. Those generated profits range between -81.553%
and 76.228%.

Keywords : added value, cost, profit, woodcraft.

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN KEUNTUNGAN PADA
KERAJINAN KAYU DESA PULAU BETUNG
PROVINSI JAMBI

AYU ALHIDAYATI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013


ludul Skripsi: Analisis Nilai Tambah dan Keuntungan pada Kerajinan Kayu Desa
Pulau Betung Provinsi lambi
: Ayu Alhidayati
セ。ュ@
: E14090009
セim@

Disetujui oleh

'Prof Dr Ir Dudung Darusman, MA
Pembimbing

Diketahui oleh

Tanggal Lulus:

2 3 SEP ZQ13

Judul Skripsi : Analisis Nilai Tambah dan Keuntungan pada Kerajinan Kayu Desa
Pulau Betung Provinsi Jambi

Nama
: Ayu Alhidayati
NIM
: E14090009

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Dudung Darusman, MA
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Didik Suharjito, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat dan karunia-Nya karya tulis yang berjudul Analisis Nilai

Tambah dan Keuntungan pada Kerajinan Kayu Desa Pulau Betung Provinsi Jambi
berhasil diselesaikan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof Dr Ir Dudung
Darusman, MA selaku dosen pembimbing atas arahan, bimbingan, saran, ilmu,
dan nasihat dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada pimpinan Toko Kerajinan
Kayu Harapan Kita di Desa Pulau Betung Provinsi Jambi yaitu Bapak Sulaiman
beserta keluarga yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan
penelitian.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ayah (Lukman, SPdi),
ibu (Azra), dan adik-adik tercinta atas dukungan dan doa agar penulis dapat
menempuh dan menyelesaikan studi dengan baik dan lancar. Kepada sahabatsahabat tercinta Amalia Aldina Thoha, Annisa Sendikia Asri Lubis, Finitya Arlini
Cita, Lina Mahrunnisa, Putri Juita Simarmata, Rizky Ramadhan Purnawati, Sisca
Widiya Afianti, Susanti Afriani Maitimu, Tri Sulistyo Saputro, Vita Meilani,
Yuliani Indrawati, dan seluruh teman-teman Manajemen Hutan angkatan 46 atas
dukungan, semangat, dan kebersamaannya.
Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan wawasan dan
manfaat kepada para pembaca.

Bogor, September 2013

Ayu Alhidayati

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang


1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

2

METODE

2

Waktu dan Tempat Penelitian

2

Alat dan Bahan


2

Jenis Data

2

Metode Pengumpulan Data

2

Metode Analisis Data

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

4

Gambaran Umum Kerajinan Kayu


4

Penggunaan Peralatan

6

Penerimaan dalam Satu Tahun

7

Penyediaan Bahan Baku

8

Proses Produksi

9

Pengklasifikasian Biaya Produksi Kerajinan Kayu

10

Analisis Nilai Tambah dan Keuntungan Kerajinan Kayu

11

Balas Jasa Masing-Masing Faktor

16

SIMPULAN DAN SARAN

17

Simpulan

17

Saran

17

DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN

19

RIWAYAT HIDUP

25

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Analisis perhitungan nilai tambah dan keuntungan Hayami
Penggunaan alat pada produksi kerajinan kayu Toko Harapan Kita
Penerimaan Toko Harapan Kita selama satu tahun
Volume bahan baku kerajinan kayu selama satu tahun
Biaya-biaya produksi kerajinan kayu setiap produk
Nilai tambah produk dari yang terbesar hingga terkecil
Total nilai tambah selama satu tahun pada produk
Keuntungan produk dari yang terbesar hingga terkecil
Total keuntungan selama satu tahun pada produk
Balas jasa masing-masing faktor

4
6
7
9
11
12
13
14
15
16

DAFTAR GAMBAR
1 Struktur organisasi Toko Harapan Kita
2 Jenis-jenis produk dengan nilai tambah terbesar: (a) kursi tamu motif
naga; (b) kursi tamu motif burung
3 Jenis produk dengan nilai tambah terkecil asbak batu
4 Jenis produk dengan keuntungan terbesar: (a) kursi tamu motif naga; (b)
kursi tamu motif burung
5 Jenis produk dengan keuntungan terkecil hiasan arwana kecil

5
12
13
14
15

DAFTAR LAMPIRAN
1 Nilai input lain
2 Upah tenaga kerja
3 Ukuran bahan baku
4 Bahan penolong untuk kursi tamu
5 Bahan penolong untuk kursi santai
6 Bahan penolong untuk kursi taman
7 Bahan penolong untuk meja osin
8 Bahan penolong untuk hiasan arwana besar
9 Bahan penolong untuk hiasan arwana kecil dan baung
10 Bahan penolong untuk patung
11 Bahan penolong untuk asbak (per 30 unit)
12 Kuisioner

19
19
20
20
21
21
21
22
22
22
23
24

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan memiliki fungsi secara ekonomi, sosial, dan ekologi. Fungsi
tersebut dapat diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Hutan secara
langsung dapat menghasilkan kayu dan hasil hutan bukan kayu. Sementara itu,
hasil hutan secara tidak langsung dapat berupa pengendalian terhadap banjir serta
perlindungan terhadap angin. Kayu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
seperti bahan baku pulp, kayu gergajian, kayu lapis ataupun dimanfaatkan secara
sederhana sebagai kayu bakar oleh masyarakat sekitar hutan. Ketersediaan kayu di
alam yang cukup banyak dapat menjadi sebuah potensi untuk mengembangkan
produk-produk usaha yang membutuhkan kayu sebagai bahan bakunya.
Desa Pulau Betung di Provinsi Jambi merupakan salah satu desa yang
memanfaatkan kayu sebagai bahan baku kerajinan. Pemanfaatan yang dilakukan
berupa mengolah bahan baku kayu menjadi berbagai macam produk kerajinan.
Kegiatan pengolahan terjadi dikarenakan masyarakat melihat bahwa bahan baku
berupa kayu yang mereka butuhkan banyak tersedia di alam dan sebelum adanya
kegiatan pengolahan, kayu yang digunakan tidak pernah dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitar. Semakin hari jumlah kayu yang dibutuhkan semakin menipis
maka masyarakat sekitar membutuhkan biaya untuk penyediaan bahan baku yang
mereka butuhkan.
Pengolahan mengubah bahan baku kayu menjadi kerajinan akan
menghasilkan nilai tambah dan keuntungan atas produk yang telah diolah. Nilai
tambah merupakan nilai produk yang dikurangi dengan total biaya produksi
kecuali upah tenaga kerja. Sementara itu, keuntungan merupakan pengurangan
nilai produk dengan keseluruhan biaya produksi (Hayami et al. 1987 dalam
Maimun 2009). Pengolahan untuk mengubah bahan baku kayu menjadi kerajinan
membutuhkan biaya yang harus dikeluarkan guna mencapai tujuan pengolahan.
Biaya itu antara lain biaya penyediaan bahan baku, biaya bahan penolong, biaya
alat, upah tenaga kerja, dan biaya lainnya yang mempengaruhi kegiatan
pengolahan.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan analisis mengenai nilai
tambah terhadap pengolahan bahan baku kayu dan keuntungan atas produk jika
produk tersebut diolah menjadi kerajinan. Analisis juga diperlukan dalam
mengetahui jenis biaya dan seberapa besar biaya tersebut dikeluarkan sehingga
distribusi biaya untuk mengolah kerajinan kayu ini dapat optimal.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian adalah :
1. Mengetahui cara pengolahan kayu menjadi kerajinan kayu
2. Mengetahui biaya produksi yang ditimbulkan oleh pengolahan kerajinan
kayu
3. Menghitung dan menganalisis nilai tambah serta keuntungan kerajinan
kayu

2
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian adalah memberikan informasi kepada
pengelola mengenai nilai tambah dan keuntungan dari setiap produk yang
dihasilkan serta sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam menentukan
kebijakan terhadap pengembangan kerajinan kayu yang terdapat di daerah tersebut.

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 di Toko Harapan Kita, Desa
Pulau Betung, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain kalkulator, kuisioner, alat
tulis, kamera, laptop dengan Microsoft word dan Microsoft excel.

Jenis Data
Data Primer
Data primer yang dibutuhkan terdiri dari jenis produk, produksi setiap jenis
produk, harga produk, harga bahan baku, ukuran bahan baku, alat yang digunakan,
harga alat yang digunakan, bahan penolong yang digunakan, harga bahan
penolong yang digunakan, dan data lainnya dari pihak-pihak yang berkaitan
dengan kerajinan kayu.
Data Sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan terdiri dari gambaran umum kerajinan kayu
tempat dilaksanakannya penelitian dan data lainnya yang berkaitan dengan
penelitian. Data didapatkan dari instansi-instansi terkait.

Metode Pengumpulan Data
Metode Pengambilan Responden
Pengambilan responden dilakukan di Toko Harapan Kita yang merupakan
satu dari tiga toko yang kegiatan produksinya terlengkap dengan cara mengambil
informasi dan data dari pemilik toko dan semua tenaga kerja tetap.
Wawancara dan Studi Literatur
Wawancara bertujuan untuk memperoleh data primer dengan cara
melakukan proses tanya jawab dengan responden. Pengumpulan data melalui

3
studi literatur dengan cara mempelajari dan mengutip buku atau catatan-catatan
yang berguna untuk melengkapi data dalam penelitian.

Metode Analisis Data
Biaya Penyusutan
Menurut Tarigan (2007) penyusutan berarti menurunnya nilai dari alat
yang dipakai dalam proses produksi, terutama alat yang dimiliki sendiri. Adapun
Biaya penyusutan didapat dari pengurangan harga aset dengan nilai sisa dan
dibagi dengan umur ekonomis. Rumus nilai penyusutan menurut Nugroho (2004)
adalah sebagai berikut :

Keterangan :
Np
= Nilai penyusutan (Rp/tahun)
I
= Harga aset (Rp)
N
= Masa pakai (Tahun)
S
= Nilai sisa (Rp)
Penerimaan
Dillon dan Hardaker (1986) menyebutkan bahwa penerimaan tunai usaha
tani didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan produk usaha
tani. Hal ini juga berlaku untuk penerimaan usaha kerajinan kayu. Oleh karena itu,
penerimaan merupakan perkalian jumlah produk dengan harga produk yang
dihasilkan dan dinyatakan dalam rumus :
I=N×P
Keterangan :
I
= Penerimaan (Rp)
N
= Jumlah produk (unit)
P
= Harga produk (Rp/unit)
Volume Bahan Baku
Bahan baku dapat dihitung menggunakan rumus :
Keterangan :
V
= Volume (m3)
d
= Diameter (m)
t
= Tinggi (m)
Biaya Produksi
Biaya produksi dapat dihitung menggunakan rumus :
Bp = Hbb + Utk + Nil
Keterangan :
Bp
= Biaya produksi (Rp)
Hbb = Harga bahan baku (Rp)

4
Utk
Nil

= Upah tenaga kerja (Rp)
= Nilai input lain (Rp)

Perhitungan Nilai Tambah dan Keuntungan
Hayami et al. (1987) dalam Maimun (2009) menyatakan bahwa nilai
tambah merupakan nilai produk yang dikurangi dengan total biaya produksi
kecuali upah tenaga kerja. Sementara itu, keuntungan merupakan pengurangan
nilai produk dengan keseluruhan biaya produksi. Perhitungan nilai tambah
menurut Hayami dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Analisis perhitungan nilai tambah dan keuntungan Hayami
Variabel
Output, Input, Harga
Output/ total produksi (Kg / periode)
Input bahan baku (Kg / periode)
Input Tenaga Kerja (HOK / periode)
Faktor konversi (1) / (2)
Koefesien tenaga kerja (3) / (2)
Harga produk (Rp /kg)
Upah rata-rata tenaga kerja per HOK (Rp / HOK)
Pendapatan dan Keuntungan
Harga input bahan baku (Rp / kg)
Sumbangan input lain (Rp / kg)
Nilai produk (4) × (6) (Rp / Kg)
a. Nilai tambah (10) – (8) – (9) (Rp / kg)
b. Rasio nilai tambah ((11a / 10) × 100%)
a. Pendapatan tenaga kerja (Rp / Kg)
b. Imbalan tenaga kerja ((12a / 11a) × 100%
a. Keuntungan (11a) – (12a) (Rp / Kg)
b. Tingkat Keuntungan( (13a / 10)) × 100%)
Balas Jasa untuk Faktor Produksi
Marjin (10) – (8) (Rp / Kg)
a. Pendapatan tenaga kerja ((12a / 14) × 100%)
b. Sumbangan input lain ((9 / 14) × 100%))
c. Keuntungan Perusahaan ((13a / 14) × 100%)

Keterangan
A : Jumlah output (produk)
B : Jumlah input (bahan baku)
C : Input tenaga kerja
D = A / B, D : Faktor konversi
E = C / B, E : Koefisien tenaga kerja
F : Harga produk
G : Upah tenaga kerja
H : Harga bahan baku
I : Sumbangan (nilai) input lain
J = D x F, J : Nilai (harga) produk
K = J – H – I, K : Nilai tambah
L % = (K / J), L : Rasio nilai tambah
M = E x G, M : pendapatan (upah) tenaga kerja
N % = (M / K), N : Rasio pendapatan tenaga kerja
O = K – M, O : Keuntungan
P % = (O – J) %, P : Rasio keuntungan
Q = J – H, Q : Marjin
R % = (M/ Q) %, R : Rasio pendapatan tenaga kerja
S % = (I / Q) %, S : Rasio sumbangan (nilai) input lain
T % = (O / Q), T : Rasio keuntungan

Sumber: Hayami et al. (1987) dalam Maimun (2009)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Kerajinan Kayu
Sejarah Kerajinan Kayu
Kerajinan Desa Pulau Betung di Provinsi Jambi dimulai sekitar tahun 1987
oleh Bapak Sopar yang merupakan penduduk Desa Pulau Betung yang dulunya
bekerja dibagian finishing di toko mebel di Kota Jambi. Pada tahun tersebut
Bapak Sopar memberanikan diri untuk membuat kerajinan sendiri dengan bekal
modal yang berasal dari pengetahuan Bapak Sopar selama bekerja di toko mebel
sebelumnya. Pada mulanya, bahan baku yang digunakan dalam pembuatan
kerajinan kayu ini adalah kayu rengas (Gluta renghas). Inisiatif datang
dikarenakan Bapak Sopar melihat potensi kayu rengas yang banyak di desa
tersebut yang tidak dimanfaatkan sehingga banyak kayu rengas yang tumbang
secara sia-sia.

5
Toko kerajinan kayu Harapan Kita merupakan tiga diantara toko yang masih
memproduksi produk kerajinan kayu. Toko didirikan oleh Bapak Sulaiman pada
tahun 2000. Kegiatan produksi dilaksanakan oleh Bapak Sulaiman dan dibantu
dengan enam tenaga kerja tetap serta beberapa tenaga kerja tidak tetap. Produksi
toko ini antara lain kursi tamu, kursi santai, kursi taman, meja osin, hiasan
berbentuk ikan, patung, dan asbak. Produk-produk didesain dengan berbagai
macam motif yang terkenal sebagai ukiran khas Desa Pulau Betung Provinsi
Jambi karena motifnya hanya terdapat di daerah ini. Produk-produk dipasarkan di
toko dan dijual melalui pameran-pameran yang ada, baik di daerah maupun di
ibukota.
Struktur Organisasi Kerajinan Kayu
Menurut Carter dan Usry (2006) organisasi merupakan pembentukan unitunit kerja dimana unit-unit tersebut bertujuan untuk membagi kerja secara efektif.
Pembagian kerja yang efektif merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan
tertentu. Toko Harapan Kita dipimpin oleh Bapak Sulaiman yang mengelola
manajemen toko kerajinan sepenuhnya serta berperan pula dalam mengatur
keuangan dan memasarkan barang-barang yang dihasilkan. Pengaturan keuangan
dan kegiatan pemasaran juga dibantu oleh istrinya. Kegiatan produksi diserahkan
kepada tenaga kerja tetap yang sehari-hari bekerja di toko dan kegiatan produksi
ini diawasi pula oleh Bapak Sulaiman dan istrinya. Adapun struktur organisasi
toko dapat dilihat pada Gambar 1.
Pemimpin toko

Keuangan

Pembuatan kasaran

Produksi

Pemasaran

Penghalusan

Finishing

Gambar 1 Struktur organisasi Toko Harapan Kita
Tenaga kerja pada Toko Harapan Kita berjumlah enam orang dengan
tahapan kegiatan produksi yang terdiri dari pembuatan kasaran, penghalusan, dan
finishing. Dalam satu tahun, kegiatan produksi melibatkan beberapa orang tenaga
kerja lainnya yang berstatus sebagai tenaga kerja tidak tetap. Tenaga kerja diberi
upah bukan berdasarkan hari kerja tetapi berdasarkan produk yang mereka
hasilkan. Adapun tugas dari masing-masing bagian dalam toko adalah sebagai
berikut:
1. Pemimpin Toko
Pemimpin toko merupakan pemilik dari Toko Harapan Kita yang memiliki
wewenang dan tanggung jawab penuh dalam mengatur seluruh kegiatan toko.

6
2. Keuangan
Merupakan bagian yang mengurusi keuangan toko, baik untuk membeli
bahan baku, bahan penolong, biaya peralatan alat, dan segala sesuatu dalam
hubungannya untuk memproduksi berbagai macam produk kerajinan kayu ini.
Bagian keuangan dipegang oleh pemilik toko dan dibantu dengan istrinya.
3. Produksi
Merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan produksi. Tenaga
kerja memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam masing-masing bagian
kegiatan produksi. Kegiatan produksi dilakukan oleh enam tenaga kerja tetap
dan dibantu dengan beberapa tenaga kerja tidak tetap lainnya.
4. Pemasaran
Merupakan bagian yang bertugas untuk memasarkan hasil produksi.
Kegiatan pemasaran dilakukan di toko dan dibeberapa acara pameran baik dalam
skala provinsi maupun nasional. Kegiatan ini juga dipegang oleh pemilik toko
dan dibantu dengan istrinya.

Penggunaan Peralatan
Penggunaan alat dalam memproduksi kerajinan kayu merupakan bagian
yang sangat penting dalam kelancaran kegiatan produksi. Pemanfaatan alat yang
dilakukan secara optimal dapat menghasilkan produk yang optimal pula. Alat
yang digunakan pada toko ini terdiri atas alat tradisional yang digerakkan dengan
menggunakan tenaga manusia dan alat semi modern yang alatnya digerakkan
dengan menggunakan tenaga manusia dan tenaga listrik. Adapun alat-alat yang
digunakan dalam kegiatan produksi kerajinan kayu dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Penggunaan alat pada produksi kerajinan kayu Toko Harapan Kita
Jenis alat

Kompor api
Chainsaw besar
Chainsaw kecil
Mesin sugu
Grenda
Pahat Jepara
Beliung
Kapak
Parang
Pahat biasa

Jumlah
unit
1
1
1
1
1
1
3
3
3
15

Harga
(Rp/unit)

Harga total
(Rp)

150 000
150 000
3 500 000
3 500 000
1 500 000
1 500 000
600 000
600 000
600 000
600 000
250 000
250 000
40 000
120 000
40 000
120 000
40 000
120 000
5 000
75 000
Total Penyusutan

Umur
ekonomis
(Tahun)
0.3
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0
5.0

Nilai sisa
(Rp)
0
1 500 000
250 000
100 000
100 000
0
0
0
0
0

Nilai
penyusutan
(Rp/tahun)
500 000
400 000
250 000
100 000
100 000
50 000
24 000
24 000
24 000
15 000
1 487 000

Tabel 2 memperlihatkan bahwa harga alat per unit berkisar antara Rp5 000
sampai Rp3 500 000. Biaya yang dikeluarkan terbesar adalah biaya pembelian
chainsaw besar dan biaya yang dikeluarkan terkecil adalah biaya pembelian pahat
biasa. Harga total terbesar yaitu untuk pembelian chainsaw besar dengan jumlah 1
unit sebesar Rp3 500 000 dan biaya terkecil yaitu pada pembelian pahat biasa
sebanyak 15 unit sebesar Rp75 000. Umur ekonomis semua alat yang digunakan
yaitu rata-rata selama 5 tahun tetapi untuk kompor api umur ekonomis hanya

7
selama 4 bulan. Setiap alat yang digunakan mengalami penyusutan. Hal ini akan
mengakibatkan timbulnya biaya yang biasanya disebut dengan biaya penyusutan.
Biaya penyusutan terbesar terdapat pada kompor api yaitu Rp500 000/tahun. Hal
ini dikarenakan kompor api memiliki umur ekonomis yang relatif singkat yaitu
selama 4 bulan. Nilai penyusutan terkecil terdapat pada pahat biasa sebesar Rp15
000/tahun. Hal ini dikarenakan harga per unit pahat biasa relatif murah. Total nilai
penyusutan alat sebesar Rp1 487 000/tahun.

Penerimaan dalam Satu Tahun
Toko kerajinan kayu Harapan Kita memproduksi berbagai macam jenis
produk dengan berbagai motif khas Desa Pulau Betung. Total jenis produk yang
dihasilkan terdiri dari 21 produk kerajinan kayu. Jenis produk yang dapat
dihasilkan selama satu tahun antara lain kursi tamu motif akar, kursi tamu motif
naga, kursi tamu motif kol, kursi tamu motif burung, kursi santai motif akar, kursi
santai motif naga, kursi santai motif kol, kursi santai motif burung, kursi santai
motif ikan, kursi taman motif ikan, kursi taman motif kol, kursi taman motif akar,
meja osin motif akar, meja osin motif kol, hiasan arwana besar, hiasan arwana
kecil, hiasan ikan baung, patung naga, patung burung, asbak batu, dan asbak
burung. Penerimaan Toko Harapan Kita dalam satu tahun dapat dilihat pada Tabel
3.
Tabel 3 Penerimaan Toko Harapan Kita selama satu tahun
Jenis produk

Satuan

Produksi
(unit/tahun)
Hiasan arwana besar
buah
50
Kursi tamu motif naga
set
5
Kursi tamu motif akar
set
10
Kursi tamu motif kol
set
10
Patung naga
buah
15
Kursi santai motif akar
set
15
Kursi santai motif kol
set
15
Kursi tamu motif burung
set
2
Kursi santai motif naga
set
3
Kursi taman motif ikan
set
20
Kursi taman motif kol
set
20
Kursi taman motif akar
set
20
Patung burung
buah
5
Kursi santai motif burung
set
2
Kursi santai motif ikan
set
4
Hiasan arwana kecil
buah
150
Meja osin motif akar
buah
15
Meja osin motif kol
buah
15
Asbak burung
buah
200
Asbak batu
buah
200
Hiasan ikan baung
buah
10
Total penerimaan

Harga
(Rp/unit)
5 000 000
25 000 000
12 000 000
12 000 000
5 500 000
5 000 000
5 000 000
25 000 000
12 000 000
1 500 000
1 500 000
1 500 000
5 500 000
12 000 000
6 000 000
100 000
500 000
500 000
35 000
15 000
200 000

Jumlah harga
(Rp/tahun)
250 000 000
125 000 000
120 000 000
120 000 000
82 500 000
75 000 000
75 000 000
50 000 000
36 000 000
30 000 000
30 000 000
30 000 000
27 500 000
24 000 000
24 000 000
15 000 000
7 500 000
7 500 000
7 000 000
3 000 000
2 000 000
1 141 000 000

Tabel 3 menunjukkan bahwa dalam satu tahun jumlah produksi setiap
produk berkisar antara 2 hingga 200 unit produk. Jumlah produksi terkecil yaitu
pada produk kursi santai motif burung dan yang terbesar pada produk asbak batu

8
dan asbak burung. Harga produk terbesar terdapat pada kursi tamu motif naga dan
kursi tamu motif burung sebesar Rp25 000 000/set sedangkan produk dengan
harga terkecil yaitu asbak batu sebesar Rp15 000/buah. Dillon dan Hardaker
(1986) menyebutkan bahwa penerimaan tunai usaha tani didefinisikan sebagai
nilai uang yang diterima dari penjualan produk usaha tani. Hal ini juga berlaku
untuk penerimaan usaha kerajinan kayu. Oleh karena itu, penerimaan merupakan
perkalian jumlah produk dengan harga produk yang dihasilkan. Penerimaan
terbesar terdapat pada produk hiasan arwana besar dengan total penerimaan
Rp250 000 000/tahun dan produk dengan penerimaan terendah adalah hiasan ikan
baung dengan total penerimaan Rp2 000 000/tahun. Penerimaan total dari
keseluruhan produksi sebesar Rp1 141 000 000/tahun. Satu set kursi terdiri dari 4
kursi dan satu meja.

Penyediaan Bahan Baku
Bahan baku untuk 21 produk kerajinan kayu berasal dari pohon-pohon
yang berada di kebun milik masyarakat Desa Pulau Betung. Pohon-pohon tersebut
ditebang dan dibagi perbatangnya sesuai kebutuhan bahan baku kerajinan kayu.
Adapun pohon kehutanan yang biasanya digunakan sebagai bahan baku kerajinan
kayu ini antara lain :
1. Gluta renghas
Menurut Krisdianto dan Dewi (2012) penyebaran Gluta renghas atau
terkenal dengan nama dagang rengas dan nama botani Gluta renghas L. di dunia
terdapat di Indonesia, India, Myanmar, Filipina, dan Thailand. Sementara itu,
penyebarannya di Indonesia terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi.
Kayu biasa digunakan sebagai mebel untuk ruang tamu, bubutan, dan ukiran.
Berat jenis Gluta rengas 0.74 termasuk ke dalam kelas kuat II dan kelas awet II.
2. Fagraea fragrans
Menurut Krisdianto dan Dewi (2012) penyebaran Fagraea fragrans atau
terkenal dengan nama dagang Anan dan nama botani Fagraea fragrans Roxb. Di
dunia terdapat di Brunei, Myanmar, Kamboja, Fiji, Indonesia, Malaysia, Filipina,
Srilanka, Thailand, dan Vietnam. Sementara itu, penyebarannya di Indonesia
terdapat di Kalimantan Barat, Palembang, Jawa Barat, Sulawesi, dan Lampung.
Kayu biasa digunakan sebagai mebel untuk ruang tamu, ukiran, dan bubutan.
Berat jenis Fagraea fragrans 0.80 termasuk ke dalam kelas kuat II dan kelas awet
I.
3. Peronema canescens
Menurut Krisdianto dan Dewi (2012) penyebaran Peronema canescens
atau biasa dikenal dengan nama dagang Cherek dan nama botani Peronema
canescens Jack. Di dunia terdapat di Indonesia dan Malaysia. Sementara itu,
penyebarannya di Indonesia terdapat di Sumatra. Kayu biasa digunakan sebagai
mebel untuk ruang tamu dan ukiran. Berat jenis Peronema canescens 0.63
termasuk ke dalam kelas kuat II dan kelas awet III.
Bahan baku setiap produknya memiliki volume yang beragam, sesuai
dengan kebutuhan setiap produk. Adapun volume setiap bahan baku dapat dilihat
pada Tabel 4.

9
Tabel 4 Volume bahan baku kerajinan kayu selama satu tahun
Jenis produk

Produksi
(unit/tahun)

Kursi tamu motif akar
Kursi tamu motif kol
Hiasan arwana besar
Kursi santai motif akar
Kursi santai motif kol
Kursi tamu motif naga
Kursi taman motif ikan
Kursi taman motif kol
Kursi taman motif akar
Kursi tamu motif burung
Meja osin motif akar
Meja osin motif kol
Kursi santai motif ikan
Hiasan arwana kecil
Kursi santai motif naga
Patung naga
Kursi santai motif burung
Patung burung
Asbak batu
Asbak burung
Hiasan ikan baung

Volume (m3/unit)

Volume (m3/tahun)

2.289
2.289
0.424
1.006
1.006
2.289
0.358
0.358
0.358
2.289
0.275
0.275
1.006
0.025
1.006
0.166
1.006
0.166
0.003
0.003
0.025

22.887
22.887
21.195
15.087
15.087
11.443
7.153
7.153
7.153
4.577
4.121
4.121
4.023
3.768
3.017
2.487
2.021
0.829
0.530
0.530
0.251

10
10
50
15
15
5
20
20
20
2
15
15
4
150
3
15
2
5
200
200
10
Total

160.313

Tabel 4 menunjukkan bahwa total volume untuk bahan baku kayu adalah
sebanyak 160.313 m3/tahun. Volume bahan baku terbesar terdapat pada setiap
produk kursi tamu yaitu 2.289 m3/set sedangkan volume terkecil yaitu terdapat
pada asbak batu dan asbak burung sebesar 0.003 m3/buah. Total volume terbesar
terdapat pada kursi tamu motif akar dan kol sebesar 22.887 m3/tahun sedangkan
total volume terkecil yaitu terdapat pada hiasan ikan baung sebesar 0.251
m3/tahun. Banyaknya penggunaan bahan baku selama satu tahun dipengaruhi oleh
produksi setiap jenis produk.

Proses Produksi
Proses produksi merupakan proses pengolahan bahan baku menjadi produk
jadi yang siap dipasarkan. Proses produksi kerajinan kayu pada Toko Harapan
Kita dilakukan secara manual dengan tahapan sebagai berikut:
1. Proses pembuatan kasaran
Bahan baku sebelum diolah dijemur terlebih dahulu di bawah sinar matahari
selama beberapa minggu. Penjemuran dilakukan untuk mengeluarkan air yang ada
di dalam kayu sehingga kegiatan ini secara tidak langsung bermanfaat pula untuk
pengawetan bahan baku. Bahan baku kayu yang dirasa cukup kering dipotongpotong sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Bahan baku yang telah dipotong
didesain sesuai dengan motif yang akan dibuat. Setelah bahan baku didesain,
dimulailah pemahatan pada bahan baku tersebut. Kegiatan pemahatan
membutuhkan tenaga kerja yang ahli, dikarenakan pemahatan merupakan kegiatan
yang cukup sulit untuk dilakukan.

10
2. Proses penghalusan
Proses penghalusan menggunakan bahan penolong seperti amplas dan
sanding. Kegiatan terdiri dari pengamplasan, pembakaran pori-pori kayu, dan
pemberian sanding. Hal ini berguna untuk menghaluskan permukaan dan menutup
pori-pori pada kayu.
3. Finishing
Kegiatan finishing yaitu terdiri dari kegiatan pengamplasan, pemberian
nivon, dan pemberian pewarna pada kayu. Kegiatan ini bertujuan untuk
memperhalus dan mempercantik permukaan kayu.

Pengklasifikasian Biaya Produksi Kerajinan Kayu
Biaya (cost) adalah segala pengeluaran yang berhubungan dengan hasil
yang diharapkan di masa yang akan datang (Putong 2003). Pengertian biaya
menurut Committee on Terminology dalam Harahap (2008) adalah semua biaya
yang telah dikenakan dan dapat dikurangi pada penghasilan. Pengertian biaya
menurut Sudarsono (1995) yang dimaksudkan dengan biaya dalam pengertian
ekonomi adalah semua beban yang harus ditanggung untuk menyediakan barang
agar siap dipakai konsumen. Biaya yang digunakan dalam memproduksi kerajinan
kayu yang dipisahkan menurut metode Hayami antara lain:
1. Harga bahan baku
Harga bahan baku termasuk ke dalam biaya variabel. Biaya variabel
didefinisikan sebagai biaya yang secara total meningkat secara proporsional
terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap
penurunan dalam aktivitas (Carter dan Usry 2006). Nilai harga bahan baku akan
meningkat atau menurun sesuai dengan jumlah produk yang dibuat.
2. Upah tenaga kerja
Upah tenaga kerja merupakan imbalan balas jasa yang diberikan kepada
tenaga kerja karena telah membantu mengubah bahan baku menjadi produk jadi
yang siap dipasarkan. Upah tenaga kerja diberikan berdasarkan banyaknya produk
yang dihasilkan. Sehingga upah tenaga kerja merupakan bagian dari biaya
variabel.
3. Nilai input lain
Nilai input lain merupakan biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi
kerajinan kayu selain biaya bahan baku dan upah tenaga kerja. Nilai input lain
terdiri dari biaya bahan penolong, biaya listrik, biaya pemeliharaan, dan biaya
penyusutan. Nilai input lain merupakan gabungan dari biaya variabel dan biaya
tetap produksi. Biaya variabel pada nilai input lain terdiri dari biaya penolong,
biaya listrik, dan biaya pemeliharaan. Biaya tetap pada nilai input lain adalah
biaya penyusutan alat. Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total
tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat atau menurun (Carter dan Usry
2006). Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi kerajinan kayu setiap
produk dapat dilihat pada Tabel 5.

11
Tabel 5 Biaya-biaya produksi kerajinan kayu setiap produk
Jenis produk

Kursi tamu motif naga
Kursi tamu motif burung
Kursi tamu motif kol
Kursi tamu motif akar
Kursi santai motif naga
Kursi santai motif burung
Kursi santai motif akar
Kursi santai motif kol
Kursi santai motif ikan
Hiasan arwana besar
Patung naga
Patung burung
Kursi taman motif ikan
Kursi taman motif kol
Kursi taman motif akar
Meja osin motif akar
Meja osin motif kol
Hiasan arwana kecil
Hiasan ikan baung
Asbak batu
Asbak burung

Harga
bahan baku
(Rp/unit)
1 500 000
1 500 000
1 500 000
1 500 000
400 000
400 000
400 000
400 000
400 000
100 000
200 000
200 000
200 000
200 000
200 000
100 000
100 000
5 000
5 000
1 000
1 000

Upah tenaga
kerja (Rp/unit)

Nilai input
lain (Rp/unit)

7 500 000
7 500 000
4 000 000
4 000 000
1 700 000
1 700 000
1 000 000
900 000
900 000
1 700 000
1 100 000
1 100 000
360 000
360 000
360 000
230 000
230 000
150 000
150 000
10 000
10 000

1 232 058
1 232 058
1 232 058
1 232 058
752 651
752 651
752 651
752 651
752 651
129 065
182 141
182 141
532 011
532 011
532 011
183 940
183 940
26 553
26 553
9 824
9 824

Jumlah biaya
(Rp/unit)
10 232 058
10 232 058
6 732 058
6 732 058
2 852 651
2 852 651
2 152 651
2 052 651
2 052 651
1 929 065
1 482 141
1 482 141
1 092 011
1 092 011
1 092 011
513 940
513 940
181 553
181 553
20 824
20 824

Tabel 5 menunjukkan bahwa harga bahan baku terbesar terdapat pada
semua jenis kursi tamu sebesar Rp1 500 000/set sedangkan yang terkecil terdapat
pada produk asbak sebesar Rp1 000/buah. Upah tenaga kerja terbesar terdapat
pada kursi tamu motif naga dan kursi tamu motif burung sebesar Rp7 500 000/set
dan terkecil pada asbak batu dan asbak burung sebesar Rp10 000/buah. Nilai input
lain terbesar terdapat pada kursi tamu yaitu Rp1 232 058/set sedangkan nilai input
lain terkecil terdapat pada asbak batu dan asbak burung sebesar Rp9 824/buah.
Biaya produksi terbesar terdapat pada kursi tamu motif naga dan burung sebesar
Rp10 232 058/set sedangkan biaya produksi terkecil yaitu asbak batu dan asbak
burung sebesar Rp20 824/buah.

Analisis Nilai Tambah dan Keuntungan Kerajinan Kayu
Hayami et al. (1987) dalam Maimun (2009) menyatakan bahwa nilai
tambah merupakan nilai produk yang dikurangi dengan total biaya produksi
kecuali upah tenaga kerja. Sementara itu, keuntungan merupakan pengurangan
nilai produk dengan keseluruhan biaya produksi. Nilai tambah produk dari yang
terbesar hingga terkecil dapat dilihat pada Tabel 6.

12
Tabel 6 Nilai tambah produk dari yang terbesar hingga terkecil
Jenis produk

Kursi tamu motif naga
Kursi tamu motif burung
Kursi santai motif naga
Kursi santai motif burung
Kursi tamu motif akar
Kursi tamu motif kol
Patung naga
Patung burung
Kursi santai motif ikan
Hiasan arwana besar
Kursi santai motif akar
Kursi santai motif kol
Kursi taman motif ikan
Kursi taman motif kol
Kursi taman motif akar
Meja osin motif akar
Meja osin motif kol
Hiasan ikan baung
Hiasan arwana kecil
Asbak burung
Asbak batu

Harga
output
(Rp/unit)
25 000 000
25 000 000
12 000 000
12 000 000
12 000 000
12 000 000
5 500 000
5 500 000
6 000 000
5 000 000
5 000 000
5 000 000
1 500 000
1 500 000
1 500 000
500 000
500 000
200 000
100 000
35 000
15 000

Harga bahan
baku
(Rp/unit)
1 500 000
1 500 000
400 000
400 000
1 500 000
1 500 000
200 000
200 000
400 000
100 000
400 000
400 000
200 000
200 000
200 000
100 000
100 000
5 000
5 000
1 000
1 000

Nilai input
lain
(Rp/unit)
1 232 058
1 232 058
752 651
752 651
1 232 058
1 232 058
182 141
182 141
752 651
129 065
752 651
752 651
532 011
532 010
532 010
183 940
183 940
26 553
26 553
9 824
9 824

Nilai tambah
(Rp/unit)
22 267 942
22 267 942
10 847 349
10 847 349
9 267 942
9 267 942
5 117 859
5 117 859
4 847 349
4 770 935
3 847 349
3 847 349
767 989
767 989
767 989
216 060
216 060
168 447
68 447
24 176
4 176

Nilai
tambah (%)
89.072
89.072
90.395
90.395
77.233
77.233
93.052
93.052
80.789
95.419
76.947
76.947
51.199
51.199
51.199
43.212
43.212
84.223
68.447
69.074
27.839

Tabel 6 menjelaskan bahwa nilai tambah terbesar terdapat pada kursi tamu
motif naga dan burung yaitu Rp22 267 942/set atau setara dengan Rp9 728
240/m3 dengan persentase nilai tambah sebesar 89.072%. Hal tersebut berarti dari
harga output yang dihasilkan maka sebesar 89.072% merupakan nilai tambah
yang diperoleh. Produk dengan nilai tambah terbesar terdapat pada Gambar 2.

(a)

(b)

Gambar 2 Jenis-jenis produk dengan nilai tambah terbesar: (a) Kursi tamu
motif naga; (b) kursi tamu motif burung
Produk asbak batu merupakan produk dengan nilai tambah terkecil yaitu
sebesar Rp4 176/buah atau setara dengan Rp1 391 949/m3 dengan persentase
sebesar 27.839%. Hal ini berarti dari harga output yang dihasilkan maka sebesar
27.839% nilai tambah dari produk. Selang nilai tambah berkisar antara 27.839%
sampai 95.419%. Produk dengan nilai tambah terkecil terdapat pada Gambar 3.

13

Gambar 3 Jenis produk dengan nilai tambah terkecil asbak batu
Total nilai tambah dalam satu tahun dipengaruhi oleh produksi masingmasing produk. Total nilai tambah dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Total nilai tambah selama satu tahun Toko Harapan Kita
Jenis produk

Produksi
(Unit/tahun)
Hiasan arwana besar
50
Kursi tamu motif naga
5
Kursi tamu motif akar
10
Kursi tamu motif kol
10
Patung naga
15
Kursi santai motif akar
15
Kursi santai motif kol
15
Kursi tamu motif burung
2
Kursi santai motif naga
3
Patung burung
5
Kursi santai motif burung
2
Kursi santai motif ikan
4
Kursi taman motif ikan
20
Kursi taman motif kol
20
Kursi taman motif akar
20
Hiasan arwana kecil
150
Asbak burung
200
Meja osin motif akar
15
Meja osin motif kol
15
Hiasan ikan baung
10
Asbak batu
200
Total nilai tambah

Nilai tambah
(Rp/unit)
4 770 935
22 267 942
9 267 942
9 267 942
5 117 859
3 847 349
3 847 349
22 267 942
10 847 349
5 117 859
10 847 349
4 847 349
767 989
767 989
767 989
68 447
24 176
216 060
216 060
168 447
4 176

Total nilai tambah
(Rp/tahun)
238 546 773
111 339 712
92 679 425
92 679 425
76 767 878
57 710 238
57 710 238
44 535 885
32 542 048
25 589 293
21 694 698
19 389 397
15 359 786
15 359 786
15 359 786
10 267 037
4 835 169
3 240 900
3 240 900
1 684 469
835 169
941 368 014

Tabel 7 menjelaskan bahwa dalam satu tahun nilai tambah yang dihasilkan
sebesar Rp941 368 014/tahun. Jumlah nilai tambah terbesar terdapat pada produk
hiasan arwana besar yaitu Rp238 546 773/tahun dengan produksi sebanyak 50
buah/tahun. Jumlah nilai tambah terkecil yaitu pada produk asbak batu sebesar
Rp835 169/tahun dengan produksi sebanyak 200 buah/tahun. Adapun urutan
keuntungan produk kerajinan kayu dari yang terbesar hingga terkecil dapat dilihat
pada Tabel 8.

14
Tabel 8 Keuntungan produk dari yang terbesar hingga terkecil
Jenis produk
Kursi tamu motif naga
Kursi tamu motif burung
Kursi santai motif naga
Kursi santai motif burung
Kursi tamu motif akar
Kursi tamu motif kol
Patung naga
Patung burung
Kursi santai motif ikan
Hiasan arwana besar
Kursi santai motif kol
Kursi santai motif akar
Kursi taman motif ikan
Kursi taman motif kol
Kursi taman motif akar
Hiasan ikan baung
Asbak burung
Asbak batu
Meja osin motif akar
Meja osin motif kol
Hiasan arwana kecil

Nilai tambah
(Rp/unit)
22 267 942
22 267 942
10 847 349
10 847 349
9 267 942
9 267 942
5 117 859
5 117 859
4 847 349
4 770 935
3 847 349
3 847 349
767 989
767 989
767 989
168 447
24 176
4 176
216 060
216 060
68 447

Upah tenaga
kerja (Rp/unit)
7 500 000
7 500 000
1 700 000
1 700 000
4 000 000
4 000 000
1 100 000
1 100 000
900 000
1 700 000
900 000
1 000 000
360 000
360 000
360 000
150 000
10 000
10 000
230 000
230 000
150 000

Keuntungan
(Rp/unit)
14 767 942
14 767 942
9 147 349
9 147 349
5 267 942
5 267 942
4 017 859
4 017 859
3 947 349
3 070 935
2 947 349
2 847 349
407 989
407 989
407 989
18 447
14 176
-5 824
-13 940
-13 940
-81 553

Keuntungan (%)
59.072
59.072
76.228
76.228
43.900
43.900
73.052
73.052
65.789
61.419
58.947
56.947
27.199
27.199
27.199
9.223
40.502
-38.828
-2.788
-2.788
-81.553

Proses pengolahan yang dilakukan selain dapat menimbulkan nilai tambah
juga dapat menimbulkan keuntungan. Tabel 8 menggambarkan keuntungan dari
yang terbesar hingga terkecil. Kursi tamu motif naga dan burung mendapatkan
keuntungan terbesar yaitu Rp14 767 942/set atau setara dengan Rp6 451 700/m3
dengan persentase sebesar 59.072%. Hal ini berarti dari harga output maka
sebesar 59.072% merupakan keuntungan dari produk. Produk dengan keuntungan
terbesar terdapat pada Gambar 4.

(a)
(b)
Gambar 4 Jenis-jenis produk dengan keuntungan terbesar: (a) Kursi tamu
motif naga; (b) kursi tamu motif burung.
Hiasan arwana kecil merupakan produk dengan keuntungan terkecil yaitu
dengan keuntungan yang diperoleh sebesar Rp-81 553/buah atau setara dengan
Rp-3 262 123/m3 dan persentase sebesar -81.553%. Hal ini berarti dari harga
output maka sebesar -81.553% merupakan keuntungan dari produk. Produk
dengan keuntungan terkecil terdapat pada Gambar 5.

15

Gambar 5 Jenis produk dengan keuntungan terkecil hiasan arwana kecil
Nilai keuntungan dan rasio persentase bernilai negatif dikarenakan besarnya
upah tenaga kerja lebih tinggi daripada nilai tambah yang dihasilkan. Selang
keuntungan yang diperoleh yaitu berkisar antara -81.535% sampai dengan
76.288%. Total keuntungan selama satu tahun dipengaruhi oleh jumlah produk
yang dihasilkan. Total keuntungan selama satu tahun Toko Harapan Kita dapat
dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Total keuntungan selama satu tahun Toko Harapan Kita
Jenis produk

Produksi
(Unit/tahun)

Hiasan arwana besar
Kursi tamu motif naga
Patung naga
Kursi tamu motif akar
Kursi tamu motif kol
Kursi santai motif kol
Kursi santai motif akar
Kursi tamu motif burung
Kursi santai motif naga
Patung burung
Kursi santai motif burung
Kursi santai motif ikan
Kursi taman motif ikan
Kursi taman motif kol
Kursi taman motif akar
Asbak burung
Hiasan ikan baung
Meja osin motif kol
Meja osin motif akar
Asbak batu
Hiasan arwana kecil

50
5
15
10
10
15
15
2
3
5
2
4
20
20
20
200
10
15
15
200
150
Total keuntungan

Keuntungan
(Rp/unit)
3 070 935
14 767 942
4 017 859
5 267 942
5 267 942
2 947 349
2 847 349
14 767 942
9 147 349
4 017 859
9 147 349
3 947 349
407 989
407 989
407 989
14 176
18 447
-13 940
-13 940
-5 824
-81 553

Total keuntungan
(Rp/tahun)
153 546 773
73 839 712
60 267 878
52 679 425
52 679 425
44 210 238
42 710 238
29 535 885
27 442 048
20 089 293
18 294 698
15 789 397
8 159 786
8 159 786
8 159 786
2 835 169
184 469
-209 100
-209 100
-1 164 831
-12 232 963
604 768 014

Tabel 9 menunjukkan bahwa dalam satu tahun keuntungan yang diperoleh
sebesar Rp604 768 014/tahun. Jumlah keuntungan terbesar terdapat pada produk
hiasan arwana besar yaitu Rp153 546 773/tahun dengan produksi sebanyak 50
buah/tahun. Jumlah keuntungan terkecil yaitu pada produk hiasan arwana kecil
sebesar Rp-12 232 963/tahun dengan produksi sebanyak 150 buah/tahun.

16
Balas Jasa Masing-Masing Faktor
Kegiatan pengolahan yang dilakukan melibatkan banyak faktor yaitu adanya
tenaga kerja, bahan penolong, dan keuntungan yang diperoleh atas kegiatan
pengolahan itu sendiri. Adapun besaran persentase yang didapat oleh setiap faktor
dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Balas jasa masing-masing faktor
Jenis produk
Kursi santai motif naga
Kursi santai motif burung
Patung naga
Patung burung
Kursi santai motif ikan
Kursi santai motif kol
Kursi tamu motif naga
Kursi tamu motif burung
Hiasan arwana besar
Kursi santai motif akar
Kursi tamu motif akar
Kursi tamu motif kol
Asbak burung
Kursi taman motif ikan
Kursi taman motif kol
Kursi taman motif akar
Hiasan ikan baung
Meja osin motif akar
Meja osin motif kol
Asbak batu
Hiasan arwana kecil

Upah tenaga kerja
(%)
14.655
14.655
20.755
20.755
16.071
19.565
31.915
31.915
34.694
21.739
38.095
38.095
29.412
27.692
27.692
27.692
76.923
57.500
57.500
71.429
157.895

Nilai input lain
(%)
6.488
6.488
3.437
3.437
13.440
16.362
5.243
5.243
2.634
16.362
11.734
11.734
28.895
40.924
40.924
40.924
13.617
45.985
45.985
70.173
27.951

Keuntungan (%)
78.856
78.856
75.809
75.809
70.488
64.073
62.842
62.842
62.672
61.899
50.171
50.171
41.694
31.384
31.384
31.384
9.460
-3.485
-3.485
-41.601
-85.845

Tabel 10 menunjukkan bahwa terdapat variasi besarnya balas jasa masingmasing faktor. Besarnya balas jasa pada upah tenaga kerja terdapat pada selang
14.655% sampai dengan 157.895%. Selang tertinggi terdapat pada produk hiasan
arwana kecil dan selang terendah terdapat pada produk kursi santai motif burung
dan naga. Besarnya balas jasa terhadap nilai input lain berada pada selang 2.643%
sampai dengan 70.173%. Selang tertinggi terdapat pada produk asbak batu dan
terendah terdapat pada produk hiasan arwana besar. Besarnya keuntungan yang
diperoleh terdapat pada selang -85.845% sampai dengan 78.856%. Selang tertingi
terdapat pada kursi santai motif burung serta naga dan selang terkecil terdapat
pada produk hiasan arwana kecil. Persentase terhadap upah tenaga kerja dan input
nilai lain merupakan biaya yang harus dikeluarkan akibat pengolahan. Besarnya
persentase menggambarkan besarnya pengaruh faktor terhadap kegiatan
pengolahan.

17

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pengolahan kerajinan kayu di Desa Pulau Betung khususnya Toko Harapan
Kita dengan memanfaatkan kayu dari jenis Gluta renghas, Fagraea fragrans, dan
Peronema canescens. Proses produksi dilakukan secara manual dengan
menggunakan alat tradisional dan semi modern. Kegiatan produksi yang
dilakukan terdiri dari kegiatan pembuatan kasaran, kegiatan penghalusan, dan
finishing. Biaya produksi terbesar yaitu dengan produk kursi tamu motif naga dan
burung sebesar Rp10 232 058/set. Sedangkan biaya produksi terkecil yaitu asbak
batu dan asbak burung yaitu sebesar Rp20 824/buah.
Kegiatan pengolahan dapat menimbulkan nilai tambah pada poduk yang
dihasilkan. Produk dengan nilai tambah terbesar yaitu produk kursi tamu motif
naga dan burung dengan nilai tambah sebesar Rp22 267 942/set atau setara
dengan Rp9 728 240/m3 sedangkan nilai tambah yang terkecil terdapat pada
produk asbak batu dengan nilai tambah sebesar Rp4 176/buah atau setara dengan
Rp1 391 949/m3. Total nilai tambah yang dihasilkan selama satu tahun dalam
kegiatan pengolahan kerajinan kayu sebesar Rp941 368 014/tahun. Selang nilai
tambah yang dihasilkan dari 21 produk yaitu berkisar antara 27.839% sampai
dengan 95.419%. Keuntungan terbesar terdapat pada kursi tamu motif naga dan
burung sebesar Rp14 767 942/set atau setara dengan Rp6 451 700/m3 dan
terendah pada produk hiasan arwana kecil sebesar Rp-81 553/buah atau setara
dengan Rp-3 262 123/m3. Selang keuntungan yang dihasilkan yaitu berkisar
antara -81.553% sampai dengan 76.228%. Total keuntungan yang didapat selama
satu tahun yaitu sebesar Rp604 768 014/tahun. Produk yang memiliki keuntungan
bernilai negatif seperti meja osin motif akar dan kol, hiasan arwana kecil serta
asbak batu tetap diproduksi dikarenakan permintaan terhadap produk-produk
tersebut tetap ada. Hal ini merupakan salah satu strategi dari toko untuk
mempertahankan konsumennya.

Saran
Perlu dilakukan pengoptimalan biaya produksi pada setiap produk yang
dihasilkan sehingga dapat memperkecil keuntungan yang bernilai negatif. Bagi
pemerintah perlu adanya pembinaan lebih lanjut kepada masyarakat penyedia
bahan baku terhadap upaya mempertahankan kelangsungan tersedianya bahan
baku.

DAFTAR PUSTAKA
Carter WK, Usry MF. 2006. Akuntansi Biaya. Edisi ke-13. Krista, penerjemah.
Jakarta (ID): Salemba Empat. Terjemahan dari: Cost Accounting.

18
Dillon JL, Hardaker JB. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk
Perkembangan Petani Kecil. Soekartawi, Soeharjo A, penerjemah. Jakarta
(ID): UI Pr. Terjemahan dari: Farm Management Research for Small
Development.
Harahap SS. 2008. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo
Persada.
Krisdianto, Dewi LM. 2012. Jenis Kayu untuk Mebel. Bogor (ID):
PUSTEKOLAH.
Maimun. 2009. Analisis pendapatan usaha tani, nilai tambah dan saluran
pemasaran kopi arabika organik dan non oganik Aceh Tengah – kasus
pengolahan bubuk kopi ulee kareng di Banda Aceh. [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Nugroho B. 2004. Ekonomi Keteknikan (Engineering Economic) Analisis
Finansial Investasi Kehutanan & Pertanian. Bogor (ID): IPB Pr.
Putong I. 2003. Ekonomi Mikro dan Makro. Edisi ke-2. Jakarta (ID): Ghalia
Indonesia.
Sudarsono. 1995. Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi Revisi. Jakarta (ID): LP3ES.
Tarigan R. 2007. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. Jakarta
(ID): Bumi Aksara.

19
Lampiran 1 Nilai input lain
Jenis produk

Kursi tamu motif akar
Kursi tamu motif naga
Kursi tamu motif kol
Kursi tamu motif
burung
Kursi santai motif akar
Kursi santai motif naga
Kursi santai motif kol
Kursi santai motif
burung
Kursi santai motif ikan
Kursi taman motif ikan
Kursi taman motif kol
Kursi taman motif ikan
Meja osin motif akar
Meja osin motif kol
Hiasan arwana besar
Hiasan arwana kecil
Hiasan ikan baung
Patung naga
Patung burung
Asbak batu
Asbak burung

Bahan
penolong

Biaya (Rp)
Listrik
Pemeliharaan
alat

Penyusutan

Total nilai
input lain
(Rp/tahun)

Nilai
input lain
(Rp/unit)

11 680 000
5 840 000
11 680 000
2 336 000

256 972
128 486
256 972
51 394

171 315
85 657
171 315
34 263

212 288
106 144
212 288
42 458

12 320 575
6 160 288
12 320 575
2 464 115

1 232 058
1 232 058
1 232 058
1 232 058

10 867 500
2 173 500
10 867 500
1 449 000

169 394
33 879
169 394
22 586

112 929
22 586
112 929
15 057

139 938
27 988
139 938
18 658

11 289 762
2 257 952
11 289 762
1 505 302

752 651
752 651
752 651
752