Pola Retak Pada Pengujian Kuat Tekan Absorbsi Beton

Gambar 4.2 Grafik hubungan kuat tekan silinder terhadap kadar penggunaan Abu Kulit Kerang dan Kapur Dari hasil pengujian silinder beton dengan substitusi Abu Kulit Kerang dan Beton dengan subsititusi Kapur pada umur 28 hari diperoleh hasil bahwa terjadi penurunan kekuatan pada setiap penambahan kadarnya. Sehingga didapat grafik yang semakin menurun seiiring penambahan kadar Abu Kulit Kerang dan Kapur. Kuat tekan tertinggi yang terjadi pada substitusi Abu Kulit Kerang 5 yaitu sebesar 247,39 kgcm² dan pada Substitusi Kapur 5 sebesar 193,73 kgcm². Penurunan Kuat Tekan terjadi akibat kandungan senyawa Silika yang terdapat pada Abu Kulit Kerang dan Kapur sangat rendah. Menyebabkan pengikatan dengan bahan lain tidak sempurna.

4.3 Pola Retak Pada Pengujian Kuat Tekan

Pada pengujian kuat tekan silinder beton ditemui satu kasus yang menarik untuk dicermati yaitu pola retak pada benda uji silinder beton seperti yang terlihat pada Gambar 4.4. 277.4 247.39 205.55 188.27 180.08 277.4 193.73 162.35 158.26 154.84 50 100 150 200 250 300 5 10 15 20 K u a t Te k an Kg cm 2 Persentase Abu Kulit Kerang dan Kapur Pengaruh Abu kulit kerang dan Kapur Terhadap Kuat Tekan Abu Kulit Kerang Kapur e. kolom columnar d. geser shear c. kerucut dan geser cone dan shear b. kerucut dan terbelah cone dan split a. kerucut cone Gambar 4.3 Pola retak geser shear dan cone and shear pada pengujian kuat tekan silinder beton dalam penelitian. Dimana pola retak yang terjadi menurut ASTM C 39 ada lima kemungkinan, seperti terlihat pada gambar 4.5. Gambar 4.4 Gambar pola retak yang mungkin terjadi pada silinder beton Pola retak yang ideal diharapkan adalah yang berbentuk kerucut cone. Karena pola retak yang berbentuk kerucut menunjukkan kepadatan benda uji silinder merata dan permukaannya benar-benar datar, sehingga penyebaran tekanan pada saat pengujian kuat tekan terjadi secara merata pada seluruh permukaan yang kemudian disalurkan merata pula pada seluruh bagian silinder. Pada beberapa permukaan sillinder terdapat permukaan yang tidak merata, hal ini disebabkan karena adanya penyusutan yang terjadi pada beton pada saat proses pengikatan, sehingga permukaannya menurun dari keadaan semula. Hasil pengujian benda uji silinder menunjukkan pola retak yang dominan terjadi adalah shear dan cone and shear , namun juga terdapat beberapa berbentuk kerucut cone. Kasus ini mengindikasikan bahwa permukaan benda uji kurang datar dan kepadatannya juga kurang serta daya lekat antara Abu Kulit Kerang dengan material lainnya.

4.4 Absorbsi Beton

Pengujian absorbsi beton dilakukan dengan melakukan perendaman sampel silinder beton setelah berumur 28 hari yang dimaksudkan untuk mendapatkan kekedapanlaju resap air pada berbagai variasi campuran dan dibandingkan dengan beton normal. Tabel 4.4 Absorbsi beton dengan substitusi Abu Kulit Kerang Variasi Penambahan Abu Kulit Kerang Simbol Berat Kering Benda Uji gr Berat Basah Benda Uji SSD gr Daya Serap Air Absorbsi B-0 12866,67 12983,33 116,67 0,9067 5 B-1 12833,33 12950 116,67 0,9091 10 B-2 12766,67 12900 133,33 1,0444 15 B-3 12733,33 12900 166.67 1,3089 20 B-4 12666,67 12850 183,33 1,4474 Tabel 4.5 Absorbsi beton dengan substitusi Kapur Variasi Penambahan Abu Kulit Kerang Simbol Berat Kering Benda Uji gr Berat Basah Benda Uji gr Daya Serap Air Absorbsi B-0 12866,67 12983,33 16,67 0,9067 5 B-1 12800 12920 120 0,9375 10 B-2 12800 12950 150 1,1719 15 B-3 12600 12760 160 1,2698 20 B-4 12600 12800 200 1,5873 Gambar 4.5 Grafik Absorbsi Terhadap variasi campuran

4.5 Uji Kuat Tarik Belah Beton