Analisis Algoritma One Time Pad

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Algoritma One Time Pad

One Time Pad OTP merupakan algoritma klasik yang tidak dapat dipecahkan. Hal itu dikarenakan panjang kunci enkripsi memiliki panjang sama dengan jumlah karakter yang akan dienkripsikan. One Time Pad memiliki kelemahan panjang kunci yang terlalu panjang, tetapi selain kelemahan hal itu juga merupakan kelebihannya. Kelemahan dari One Time Pad ini menyebabkan sulit untuk didistribusikan. Oleh karena itu, untuk mendistribusikan kuncinya harus melalui jalur yang berbeda dari pengiriman pesan yang akan dienkripsi. Dibawah ini ada beberapa hasil analisis algoritma OTP dengan beberapa variasi kunci : 1. Kunci yang dipilih sama dengan plaintext yang akan dienkripsikan Tabel 3.1 Proses Enkripsi dengan Kunci yang Sama dengan Plaintext Plaintextp Ascii Kunci k Ascii Cipher = p+k mod 256 O 79 O 79 158 N 78 N 78 156 E 69 E 69 138 32 32 64 T 84 T 84 168 I 73 I 73 146 M 77 M 77 154 E 69 E 69 138 32 32 64 P 80 P 80 160 A 65 A 65 130 D 68 D 68 136 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Kunci yang dipilih berdasarkan jumlah frekuensi karakter terbanyak dari plaintext Tabel 3.2 Proses Enkripsi dengan Sebuah Kunci Berdasarkan Jumlah Karakter Plaintext yang Berulang Plaintextp Ascii Kunci k Ascii Cipher = p+k mod 256 O 79 E 69 148 N 78 E 69 147 E 69 E 69 138 32 E 69 101 T 84 E 69 153 I 73 E 69 142 M 77 E 69 146 E 69 E 69 138 32 E 69 101 P 80 E 69 149 A 65 E 69 134 D 68 E 69 137 Dari tabel di atas, saat One Time Pad OTP menggunakan sebuah kunci yang sama untuk setiap karakter plaintext-nya, maka saat inilah OTP sama dengan Caesar Cipher. 3. Kunci yang dipilih berdasarkan potongan sebuah kata dari plaintext Tabel 3.3 Proses Enkripsi dengan Kunci Berdasarkan Sebuah Kata dari Plaintext Plaintextp Ascii Kunci k Ascii Cipher = p+k mod 256 O 79 T 84 163 N 78 I 73 151 E 69 M 77 146 32 E 69 101 T 84 T 84 168 I 73 I 73 146 M 77 M 77 154 E 69 E 69 138 32 T 84 116 P 80 I 73 153 A 65 M 77 142 D 68 E 69 137 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4. Kunci dipilih berdasarkan konsep autokey, yaitu kunci pertama dipilih sembarang, lalu kunci berikutnya merupakan sebagian dari plaintext Tabel 3.4 Proses Enkripsi dengan Konsep Autokey Plaintextp Ascii Kunci k Ascii Cipher = p+k mod 256 O 79 B 66 145 N 78 O 79 157 E 69 N 78 147 32 E 69 101 T 84 32 116 I 73 T 84 157 M 77 I 73 150 E 69 M 77 146 32 E 69 101 P 80 32 112 A 65 P 80 145 D 68 A 65 133 5. Kunci yang dipilih berdasarkan hasil pembangkitan dari metode LCG, dengan Xo=21, a=6, b=33, m=147 Tabel 3.5 Proses Enkripsi dengan OTP dan LCG Plaintextp Ascii KunciAscii Cipher = p+k mod 256 O 79 12 91 N 78 105 183 E 69 75 144 32 42 74 T 84 138 222 I 73 126 199 M 77 54 131 E 69 63 132 32 117 149 P 80 80 A 65 33 98 D 68 84 152 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 6. Kunci yang dipilih berdasarkan hasil pembangkitan dari metode LCG, dengan Xo=1 a=32 b=71 m=147 Tabel 3.6 Proses Enkripsi dengan OTP dan LCG Plaintextp Ascii KunciAscii Cipher = p+k mod 256 O 79 103 182 N 78 133 211 E 69 64 133 32 61 93 T 84 112 196 I 73 127 200 M 77 19 96 E 69 91 160 32 43 75 P 80 124 204 A 65 70 135 D 68 106 174 7. Kunci yang dipilih berdasarkan hasil pembangkitan dari metode LCG, dengan Xo=50, a=2, b=2, m=147 Tabel 3.7 Proses Enkripsi dengan OTP dan LCG Plaintextp Ascii KunciAscii Cipher = p+k mod 256 O 79 102 181 N 78 59 137 E 69 120 189 32 95 127 T 84 45 129 I 73 92 165 M 77 39 116 E 69 80 149 32 15 47 P 80 32 112 A 65 66 131 D 68 134 202 Dari beberapa tabel diatas, dapat dilihat bahwa pengenkripsian dengan algoritma One Time Pad dan pembangkit kunci Linear Congruential Generator UNIVERSITAS SUMATERA UTARA menghasilkan ciphertext yang lebih acak, dalam arti lebih sedikit frekuensi perulangannya..

3.2 Analisis Algoritma