IMPLEMENTASI KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP KONFLIK ISRAEL PALESTINA PASCA REFORMASI

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Konflik Israel-Palestina merupakan salah satu konflik dunia internasional yang paling lama dan telah berlangsung lebih dari setengah abad yang melibatkan banyak negara Arab dan negara Barat. Konflik tersebut terjadi berawal dari keputusan PBB yang mengakhiri mandat pemerintahan Inggris di wilayah Palestina dan kemudian membagi wilayah Palestina menjadi dua negara, yaitu wilayah yang diperuntukkan bagi masyarakat Yahudi Israel dan Arab Palestina.

Keputusan PBB tersebut menimbulkan protes dari rakyat Palestina yang sudah sejak lama menempati wilayah tersebut. Sementara itu, sikap arogansi Israel yang ingin menguasai seluruh wilayah Palestina berubah manjadi kerusuhan yang memicu terjadinya perang dalam skala yang lebih luas.

Peperangan yang berlansung sampai sekarang ini, telah menelan banyak korban dan menimbulkan kesengsaraan yang berkepanjangan bagi rakyat Palestina. Hal tersebut memicu konflik regional dikawasan Timur Tengah1. Intervensi yang dilakukan oleh Israel tersebut memicu konflik yang semakin luas yang melibatkan negara-negara tetangganya seperti Mesir, Yordania, Suriah, Irak, Iran dan negara-negara dikawasan Timur Tengah lainnya.

Berdirinya negara Israel di wilayah Palestina tidak dicetuskan oleh suatu perujangan antikolonial oleh rakyat untuk membela tanah airnya dan berperang

1

Timur Tengah (Midle East) merupakan istilah yang digunakan oleh Inggris dan Amerika Serikat sejak perang dunia ke II. Istilah yang lebih tua yaitu Timur Dekat (Near East) dan sampai saat ini masih sering digunakan. Lihat George Lencezo wski, 1993, Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia, terje mahan Asgar Bixsy, Bandung, Sinar Baru A lgesindo, halaman XXI


(2)

2

melawan penjajah asing sebagaimana yang telah dilakukan oleh bangsa Indonesia, akan tetapi kemerdekaan Israel diperoleh dan diproklamasikan oleh komunitas pendatang, bahkan proklamasi tersebut diawali dengan pengusiran dan pembersihan etnis yang telah menempati Palestina sejak zaman prasejarah.

Keinginan bangsa Yahudi untuk mendirikan Negara Israel di Palestina dilatarbelakangi oleh kalimat yang termaktub dalam Al-kitab sebagai “tanah yang

dijanjikan” dalam kitab kejadian 12: 1-4 yang berbunyi: “Berfirmanlah Tuhan

kepada Abraham: “pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari

rumah bapakmu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur, dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka akan mendapat berkat.

“Lalu pergilah Abraham seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya, dan Lot pun

ikut bersama dengan dia, Abraham berumur tujuh puluh lima tahun, ketika dia berangkat dari Harran.”2

Pernyataan tersebut diatas membuat bangsa Yahudi mulai mengklaim tanah Palestina sebagai tanah leluhur yang dijanjikan kepada mereka sebagai tanah air yang mereka impikan selama berabad-abad berada dalam pengasingan di negara-negara pembuangan dan berpencar-pencar di berbagai pelosok belahan dunia.

2 Dra . He rma wati, M.A,2005, Se jarah Agama dan Bangsa Yahudi, Jakarta, PT Raja Grafindo, hala man 2-3.


(3)

3

Dengan munculnya gerakan Zionism3 yang direalisaskan oleh Herzl pada tahun 1860, memicu diadakannya kongres yahudi sedunia yang diadakan di Basel Swiss pada tahun 1897 menghasilkan Basle Programe yang antara lain memutuskan akan dibentuknya suatu negara Yahudi di Palestina. Sejak saat itulah

Zionisme menjadi gerakan politik. Sebelumnya istilah Zionisme pernah digunakan untuk menyebutkan komunitas bangsa yahudi penganut Yudaisme yang mengharapkan datangnya seorang juru selama t yang akan membawa mereka kepada kerajaan Tuhan yang akan diputuskan ditempat terjadinya kisah-kisah yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Musa4.

Konflik Israel Palestina adalah konflik yang diawali dari perebutan wilayah namun meluas hingga menim bulkan sentimen-sentimen yang berwarna

“rasisme” antara Arab dan Yahudi. Sebab-sebab konflik meluas dari sekedar perebutan wilayah kekuasaan antara Palestina dan Israel hingga akhirnya menimbulkan konflik yang berkepanjangan karena masalahnya bukan lagi sekedar perebutan wilayah tetapi pertahanan atas apa yang telah direbut dengan berbagai cara sehingga pihak Israel melakukan aksi perluasan okupasi dengan alasan melindungi diri dari serangan Palestina5.

Berbagai macam resulosi konflik berupaya untuk mencar i penyelesaian yang jauh dari penggunaan kekerasan. Walaupun pada akhirnya tetap

3

Istilah Zionist Movement secara utuh dipopulerkan oleh bapak yahudi Dunia, Theodor Herze l di Vienna 1895. Kata Zion berasal dari na ma gunung di dekat Jerusalem dengan perke mbangan gerakan-gerakannya sebagai berikut. Perke mbangan pertama; d ideklarasikan secara tida k forma l di Rusia yang disebut dengan (Russian Jewish Movement). Perke mbangan kedua; me la kukan kegiatannya mu lai te rorganisasi yang berpusat di Ro man ia (Romanian Jewish Movemwnt).

Perke mbangan ketiga; mengala ma i masa kebangkitan sehubungan dengan dukungan dari Ratu Inggris yang berpusat di London dengan nama baru Zionist Movement. Perke mbangan keempat; masa pengakuan dunia terhadap Israel yang berpusat di Amerika Serikat.

4

Dra . Herma wati, M.A, Ibid., hlm 4.

5 Elvira Dewi Ginting, SH, M.Hu m., Konflik Israel-Palestina Ditinjau Dari Hukum Internasional, dala m Jurna l Sa intech Vol. 05-No.01-Maret 2013, ISSN No. 2086-9681


(4)

4

membutuhkan aksi militer untuk menurunkan eskalasi konflik pada tahap awal resolusi konflik. Setelah tercapainya keadaan ketiadaan kekerasan barulah dapat dimulai proses panjang menuju rekonsiliasi antara pihak yang bertikai. Upaya tersebut memiliki tujuan jangka panjang yang bukan sekedar menciptakan keadaan tanpa perang tetapi menciptakan perdamaian yang positif6 antara Israel dan Palestina.

Namun upaya tersebut tidaklah mudah. Walaupun konflik tersebut sudah berlangsung selama kurang lebih dari enam puluhan tahun, hal tersebut belum menampakkan tanda-tanda akan terjadinya proses perdamaian antara Israel dan Palestina bahkan konflik tersebut menjadi konflik yang cukup akut yang menyita perhatian masyarakat dunia. Apa yang pernah diprediksi Amerika melalui Menteri Luar Negerinya Condoleezza Rice pada Konfrensi Perdamaian Timur Tengah November 2008 lalu, sebagai pekerjaan sulit namun bukan berarti tidak dapat ditempuh dengan kerja keras dan pengorbanan bagi penyelesaian konflik Israel Palestina. Pasalnya, akhir 2008 yang diprediksi dunia Internasional sebagai puncak penyelesaian konfik Israel Palestina justru menampakkan kondisi sebaliknya. Agresi meliter Israel ke Jalur Gaza yang dilancarkan sebulan terakhir ini semakin memperkuat keraguan banyak pihak atas keberhasilan konfrensi tersebut7.

Dalam waktu sepekan serangan udara yang dilancarkan pasukan Israel ke Jalur Gaza tercatat tidak kurang dari seribu lebih warga Palestina me njadi korban

6

Perda maian dimana terc ipta suatu sistem nilai bersa ma, norma-norma universal dari kesadaran dan kemauan untuk me maha mi piha k la wan dan me maafkannya sehingga menghilangkan trauma, ketakutan dan kebencian yang me mbuat proses rekonsiliasi akan sulit berlangsung. Lihat Novri Susan, 2010, Sosiologi Konflik & Isu-Isu Konflik Kontemporer, Jakarta, Kencana, hal. 131 7

Suara Merdeka , Cheney Sebut Iran Penghalang Perdamaian, dalam http://www.suara merdeka .com/cybernews/harian/0710/22/int1.ht m d iakses pada tanggal 28 April 2014


(5)

5

jiwa dan lebih dari dua ribu korban yang mengalami luka. Tidak hanya sampai di situ, Israel bahkan mulai melakukan serangan darat dengan dalih ingin melucuti sisa-sisa roket yang dimiliki pejuang Hamas yang merupakan sebuah gerakan perlawanan Islam di Palestina yang menjadi alasan penyerangan Israel ke wilayah tersebut. Sulit dibayangkan, jika serangan udara Israel dalam waktu satu minggu telah menelan demikian banyak korban, keadaannya tentu akan semakin parah setelah Israel melancarkan serangan daratnya dan kondisi ini terbukti dengan jatuhnya korban jiwa melibihi angka seribu dan ribuan korban luka lainnya8.

Agresi meliter Israel ke Jalur Gaza beberapa waktu terakhir benar-benar menarik perhatian banyak pihak, tidak saja dari kalangan masyarakat muslim melainkan hampir seluruh masyarakat dunia. Keprihatinan dan simpati masyarakat dunia akan kondisi Palestina yang menjadi korban keganasan agresi meliter Israel diungkapkan dalam berbagai bentuk solidaritas, mulai dari aksi kecamanan, kutukan dan penolakan terhadap tindakan Israel hingga pengiriman bantuan kemanusiaan dalam berbagai bentuk, seperti tenaga medis, makanan serta obat-obatan9. Salah satunya adalah negara Indonesia yang turut berjuang untuk menciptakan perdamaian di Palestina. Hal tersebut merupakan salah satu wujud implementasi dari politik luar negeri indonesia dalam kancah perpolitikan dunia untuk menciptakan perdamaian dan penolakan terhadap wujud penjajahan di dunia.

8

Eko Prihtianto, Peranan Mer-C Indonesia dalam Penangan Konflik Gaza di Palestinaselama 2008-2009, dalam http://www.scribd.co m/doc/51090344/Peranan -Merc i-Proposal diakses pada tanggal 28 April 2014

9

Elvira De wi Gint ing, SH., M.Hu m, Ju rnal Sa intech Vo l. 05 - No.01-Maret 2013 ISSN No. 2086-9681, KONFLIK PALESTINA–ISRAEL DITINJAU DARI HUK UM INTERNASION AL, dala m http://universitasquality.ac.id/ frontpage/ download/ konflik– palestina - israel- dit injau-dari-hukum internasional-e lvira-dewi-g inting-sh-m.hum-saintech-vol.05-no.01-maret 2013 diakses pada tanggal 28 April 2014


(6)

6

Banyak hal yang sudah dilakukan Negara Indonesia untuk turut serta dalam menciptakan perdamaian di Palestina. Hal tersebut tercermin dari beberapa kebijakan yang telah diambil oleh para Presiden Republik Indonesia pada masa kepemimpinannya. Contohnya, pada masa Presiden Soekarno, Indonesia aktif dalam forum KAA (Konferensi Asia Afrika) dan OKI (Organisasi Konferensi Islam) untuk memimpin dalam upaya mendukung kemerdekaan Palestina serta dengan tegas tidak mengakui eksistensi Israel di bumi Palestina. Hal tersebut tercermin dengan munculnya kebijakan anti Israel pada bulan Juni tahun 1952 dalam kantor berita Antara yang melaporkan bahwa pemerintah Indonesia tidak berniat mengakui Israel karena mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Sikap tersebut semakin terlihat pada tahun 1953 ketika Sukarno mulai mengorganisir sebuah konferensi negara-negara Asia-Afrika yang terselenggara di Bandung pada 1955 tanpa partisipasi Israel10.

Hal serupa juga dilakukan oleh Presiden Soeharto. Pada masa kepemimpinannya, Presiden Soeharto juga menerima kunjungan pimpinan PLO, Yasser Arafat terkait permintaan dukungan indonesia terhadap pendirian negara Palestina, sehingga pada tahun 1990 hubungan diplomatik Indonesia dengan Palestina mulai akrab ditandai dengan berdirinya Kedutaan Besar Palestina di Jakarta. Selain itu, Menteri Luar Negeri Indonesia Ali Alatas juga menyatakan tidak akan pernah mengakui Israel sebagai negara selama Israel tidak menyelesaikan permasalahannya dengan negara-negara di Timur Tengah. Walaupun hubungan diplomatik Indonesia dengan Palestina mulai akrab, namun Presiden Soeharto pernah menerima kunjungan tidak resmi Perdana Menteri

10

Greg Barton and Colin Rubenstein, Indonesia And Israel: A Relationship In Waiting. Jewish Political Studies Revie w 17:1-2. Spring 2005 dala m www.husnulmurtadlo-fisip 11, Aspek Agama Dalam Konflik Israel Palestina Dan Sik ap Indonesia, diakses pada 17 Juni 2014


(7)

7

Yitzhak Rabin di kediamannya dengan tujuan meminta jasa baik Indonesia sebagai pemimpin Gerakan Non-Blok untuk menjembatani konflik Israel-Palestina pada bulan Oktober 199211. Hal serupa juga dilakukan oleh Presiden Abdurrahman Wahid dengan menjalin hubungan dagang dan mencoba untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Namun, tekanan bottom-up dari opini publik dan sosial menjadi pertimbangan sikap Indonesia selanjutnya terkait isu hubungan diplomatik dengan Israel. Terdapat penentangan terhadap Israel dari penduduk muslim Indonesia. Hal ini terkait dengan perjuangan Palestina melawan Israel di mana muslim Indonesia merasa isu ini merupakan perjuangan Islam melawan kekuatan Barat12.

Itulah salah satu wujud kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina. Ada yang secara tegas mendukung kemerdekaan palestina dan mengecam keberadaan Israel, adapula yang lunak dalam menaggapi konflik Israel-Palestina, namun perlu diketahui bahwa d ukungan tersebut tidak terlepas dari misi yang diembannya sesuai dengan apa yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 serta penerapan politik luar negeri Indonesia yang babas dan aktif.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan keterangan diatas, maka pokok permasalahan yang akan penulis analisa adalah: bagaimana implementasi kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina pasca reformasi?

11

M. Ibrahim Ha mdani, Peran Gus Dur Dalam Misi Perdamaian Israel-Palestina, dalam Jurnal NU On line, hlm 1


(8)

8 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui implementasi kebijakan luar negeri Indonesia terhadap

konflik Israel-Palestina pasca reformasi.

2. Mengetahui pola kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina pasca reformasi.

3. Mengetahui pengaruh kebijakan luar negeri Indonesia dalam konflik Israel-Palestina terhadap politik domestik, politik internasional dan Israel-Palestina.

1.4.1 Kerangka Pe mikiran 1.4.1 Penelitian Terdahulu

Konflik Israel-Palestina merupakan konflik yang cukup lama dan menyita banyak perhatian dari masyarakat dunia. Konflik tersebut dilatarbelakangi oleh perebutan wilayah yang didalamnya terdapat unsur- unsur politik dan keagamaan. Dalam hal ini, banyak lembaga- lembaga baik lembaga negara ataupun non- negara yang merasa prihatin atas terjadinya konflik tersebut, sehingga muncullah banyak penelitian, buku-buku, jurnal dan kebijakan-kebijakan yang menyoroti hal tersebut. Salah satunya adalah dengan ditulisnya skripsi ini dengan judul: Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Konflik Israel-Palestina Pasca Reformasi, sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana S1 secara khusus serta untuk mengetahui kebijakan-kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik tersebut secara umum.


(9)

9

Penulisan skripsi ini mengambil penelitian terdahulu dengan judul:

Komunikasi Internasional Indonesia Dalam Upaya Mendukung Palestina Sebagai Negara yang Berdaulat13 yang ditulis oleh Ica Wulansari M.Si. sebagai studi terdahulu yang berfungsi sebagai pembanding terhadap skripsi yang dibuat oleh penulis. Secara umum, Ica Wulansari menyebutkan bagaimana komunikasi internasional Negara Indonesia dalam upaya mendukung Pale stina sebagai negara yang berdaulat. Komunikasi tersebut dilakukan dengan cara diplomasi maupun dengan menggunakan media massa. Komunikasi internasional yang dilakukan oleh Indonesia untuk memberikan solusi perdamaian bagi konflik Israel-Palestina dengan aktif dalam forum internasional. Dalam kancah regional di tingkat ASEAN, di kawasan Asian dan Afrika hingga di tingkat PBB, Indonesia konsisten menyuarakan perdamaian dan penggalangan dukungan terhadap Palestina sebagai negara yang merdeka. Komunikasi internasional yang dijalankan Indonesia dalam menyuarakan perdamaian bagi Palestina bersifat konsisten seiring penolakan Indonesia untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Penulis juga mengambil penelitian terdahulu dengan judul Peran Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Dalam Konflik Israel-Palestina, Studi Kasus Konflik Jalur Gaza Tahun 2007-200914yang ditulis oleh Ali Muhtar Arifin. Dalam skripsinya Ali menegaskan bahwa Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mempunyai peranan penting dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina. Dalam hal ini adalah konflik yang terjadi di jalur Gaza pada

13

Ica Wulansari, M.Si, Komunikasi Internasional Indonesia Dalam Upaya Mendukung Palestina Sebagai Negara yang Berdaulat, dalam; http://www.academia.edu/ 4964281/Ko munikasi_ Internasional_Indonesia_Dalam_ Upaya_Mendukung_Palestina_Sebagai_Negara_yang_Berdaulat _Tema_Ko munikasi_Internasional_Indonesia_Dala m_Kancah_ Global dia kses pada 28 April 2014 14

Skripsi, Ali Muhtar Arifin, Peran Dewan Keamanan Perserik atan Bangsa -Bangsa Dalam Konflik Israel-Palestina, Studi Kasus Konflik Jalur Gaza Tahun 2007 -2009, Fakultas Syariah dan Huku m, Un iversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2010.


(10)

10

tahun 2007-2009. Namun DK PBB dianggap gagal dalam menyelesaikan konflik tersebut. Hal ini ditandai dengan ketidakberhasilan DK PBB sebagai mediator serta lambannya dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina. Selain itu lambannya penyelesaian konflik tersebut menambah daftar kegagalan peran PBB dalam penanganan konflik Israel-Palestina. Disisi lain, penolakan yang dilakukan oleh Israel dan Hamas terhadap resolusi No. 1860 DK PBB terjadi karena DK PBB tidak mampu bersifat adil dalam penyelesaian konflik tersebut.

Selain itu, penulis juga mengambil penelitian terdahulu dalam bentuk skripsi yang ditulis oleh Amanda Varina yang berudul: Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Pada Masa Pemerintahan George Walker Bush Dan Implikasinya Terhadap Proses Penyelesaian Konflik Israel-Palestina15. Dalam skripsinya, Amanda menjelaskan tentang kebijakan luar negeri Amerika Serikat pada masa pemerintahan Bush serta dampaknya terhadap proses perundingan perdamaian antara Israel Palestina. Kebijakan luar negeri Amerika Serikat cenderung mendukung Israel dan merugikan pihak Palestina. Hal tersebut ditandai dengan tidak adanya kesepahaman antara Israel-Palestina. Peta Jalan Damai yang diprediksikan dapat menyelesaikan konflik Israel-Palestina diragukan keberhasilannya dalam menciptakan perdamaian di Pales tina, sehingga proses penyelesaian konflik Israel-Palestina membutuhkan proposal perdamaian yang baru.

Penulis juga mengambil penelitian terdahulu dari M. Hamli dengan judul:

Konflik Israel Palestina, Kajian Historis Atas Perebutan Tanah Antara Israel dan

15

Amanda Varina Ar 042030014, Kebijak an Luar Negeri Amerik a Serikat Pada Masa Pemerintahan George Walk er Bush Dan Implik asinya Terhadap Proses Penyelesaian Konflik Israel-Palestina. Dala m http://digilib.unpas.ac.id/ gdl. php? mod=browse&op=read&id =jbptunpaspp-gdl-amandavari-541#.U2bcOH8-1K8 dia kses pada tanggal 29 April 2014


(11)

11 Palestina (1920-1993)16. Dalam skripsinya, M. Hamli menjelaskan tentang lamanya konflik Israel-Palestina yang telah banyak memakan korban, baik dari pihak Israel maupun Palestina. Tercatat 7978 korban dari pihak Palestina dan 1503 korban dari pihak Israel dari tahun 1987-2011. Selain itu, faktor yang menonjol dari konflik tersebut adalah faktor teologis (agama) dimana Israel menganggap bahwa Palestina adalah tanah yang dijanjikan bagi mereka, sedangkan Palestina menganggap bahwa tanah tersebut adalah tanah s uci umat Islam, dimana terdapat banyak sejarah Islam dan Nabi yang berasal dari tanah Palestina. Disisi lain, faktor penyebab tidak terselesaikannya konflik Israel Palestina adalah politik dan ekonomi (hegemoni Barat), dimana AS dan sekutunya selalu berada dibarisan terdepan dalam konflik ataupun perdamaian antara Israel dan Palestina. Hal tersebut dikarenakan secara konstelasi politik, AS mempunyai tempat strategis dikawasan Timur Tengah untuk memudahkan pengaruh mereka di Timur Tengah.

Selain itu, penulis juga mengambil penelitian terdahulu dari Rentha Natallia Pardade dengan judul: Penerapan Hukum Internasional Dalam Menyelesaikan Konflik Internasional Israel Dan Palestina17. Dalam skripsinya, Rentha menjelaskan bahwa pada dasarnya hukum internasional melarang penggunaan kekerasan oleh negara-negara dalam rangka menjaga perdamaian dan keamanan dunia. Hukum internasional lebih menganjurkan negara yang berkonflik untuk meyelesaikan konflik tersebut dengan cara-cara damai.

16

M. Ha mli, 2013, Konflik Israel Palestina, Kajian Historis Atas Perebutan Tanah Antara Israel dan Palestina (1920-1993), Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fa kultas Adab dan Ilmu Budaya, Universitas Isla m Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarya.

17

Rentha Natallia Pa rdade, 2009, Penerapan Huk um Internasional Dalam Menyelesaikan Konflik Internasional Israel Dan Palestina, Jurusan Hukum , Fa kultas Huku m, Un iversitas Sumatera Utara, Medan.


(12)

12

Faktanya, hingga detik ini konflik Israel-Palestina belum dapat terselesaikan secara keseluruhan. Hal tersebut dipengaruhi oleh lemahnya hukum internasional dalam memberikan sangsi bagi negara yang melanggar ketentuan hukum internasional. Selain itu, hukum internasional lemah dalam hal suatu negara yang tidak meratifikasi perjanjian internasional yang telah dijadikan ketetapan hukum internasional oleh negara-negara dalam rangka pergaulan internasional, sehingga tidak ada kewajiban bagi negara tersebut untuk tunduk dan patuh pada ketentuan hukum internasional.

Karya tersebut diatas memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu dalam hal konflik Israel-Palestina, namun yang membedakan adalah mengenai unit eksplanasinya. Dalam skripsi ini, penulis mencoba untuk menjelaskan kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik Israel Palestina pasca reformasi. Secara umum Indonesia menerapkan politik luar negerinya dengan bebas dan aktif. Dalam hal ini politik luar negeri Indonesia yang bersifat bebas dan aktif dikaitkan dengan penyele saian konflik Israel-Palestina. Indonesia senantiasa berperan aktif ikut serta dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina serta mendukung kemerdekaan Palestina. Tentunya dalam implementasi kebijakan luar negeri tiap rezimnya berbeda-beda dalam memandang konflik Israel-Palestina. Ada yang dengan tegas mendukung kemerdekaan dan perdamaian Palestina, ada juga yang lunak. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh situasi dan kondisi perpolitikan pada masa tersebut serta peran Presiden sebagai aktor pengambil kebijakan.


(13)

13 Table 1.1 Posisi Peneliti

No Nama dan Judul Metodologi dan

Pendekatan Hasil Penelitian

1 Ica Wulansari, M.Si., Komunikasi Internasional Indonesia Dalam Upaya Mendukung Palestina Sebagai Negara yang Berdaulat Kualitatif Teori: Diplomasi Komunikasi internasional dengan pola menyampaikan pesan-pesan dalam komunikasi internasional yang menyangkut kepentingan antar bangsa dan disampaikan melalui konferensi tingkat tinggi atau sejenisnya dan media massa yang melintasi batas negara.

Berusaha untuk menjelaskan bagaimana komunikasi

internasional dalam upaya mendukung Palestina sebagai negara yang berdaulat.

Pengumpulan data dengan studi kepustakaan dan wawancara.

Analisa data

Komunikasi internasional yang dilakukan oleh Indonesia untuk memberikan solusi perdamaian bagi konflik Israel-Palestina dengan aktif dalam forum internasional. Dalam kancah regional di tingkat ASEAN, di kawasan Asian dan Afrika hingga di tingkat PBB, Indonesia konsisten menyuarakan perdamaian dan penggalangan

dukungan terhadap Palestina sebagai negara yang merdeka.

Komunikasi internasional yang dijalankan

Indonesia dalam

menyuarakan perdamaian bagi Palestina konsisten seiring penolakan

Indonesia untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

2 Ali Muhtar Arifin, Peran Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Dalam Konflik Israel-Palestina,

Deskriptif dengan pendekatan Normatif-Historis

Teori:

Hukum Internasional

As-siyasah

Asy-Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mempunyai peranan penting dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina. Dalam


(14)

14

Studi Kasus Konflik Jalur Gaza Tahun 2007-2009

Syar’iyyah.

Berusaha untuk menjelaskan peran Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam konflik Israel-Palestina, studi kasus konflik Jalur Gaza tahun 2007-2009

Pengumpulan data dengan studi kepustakaan

Analisa data

hal ini adalah konflik yang terjadi di jalur Gaza pada tahun 2007-2009. Namun DK PBB dianggap gagal dalam menyelesaikan konflik tersebut. Hal ini ditandai dengan ketidakberhasilan DK PBB sebagai

mediator serta lambannya dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina. Selain itu lambannya penyelesaian konflik tersebut menambah daftar kegagalan peran PBB dalam penanganan konflik Israel-Palestina. Disisi lain, penolakan yang dilakukan oleh Israel dan Hamas terhadap resolusi No. 1860 DK PBB terjadi karena DK PBB tidak mampu bersifat adil dalam penyelesaian konflik tersebut. 3 Amanda Varina,

Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Pada Masa Pemerintahan George Walker Bush Dan Implikasinya Terhadap Proses Penyelesaian Konflik Israel-Palestina Deskriptif

Teori dan Konsep:

Hubungan Internasional

Politik Luar Negeri

Konflik dan Perdamaian.

Bargaining dan tawar-menawar

Berusaha untuk menjelaskan

kebijakan luar negeri Amerika Serikat pada masa pemerintahan George Walker Bush dan implikasinya terhadap proses penyelesaian konflik Israel-Palestina

Kebijakan luar negeri Amerika Serikat cenderung mendukung Israel dan merugikan pihak Palestina. Hal tersebut ditandai dengan tidak adanya

kesepahaman antara Israel-Palestina. Peta Jalan Damai yang diprediksikan dapat menyelesaikan konflik Israel-Palestina diragukan keberhasilannya dalam menciptakan perdamaian di Palestina. Maka proses penyelesaian konflik Israel-Palestina


(15)

15

Pengumpulan data dengan studi kepustakaan

Analisa data

perdamaian yang baru.

4 M. Hamli, Konflik Israel Palestina, Kajian Historis Atas Perebutan Tanah Antara Israel dan Palestina (1920-1993) Deskriptif

Teori dan Konsep:

Konflik Sosial Oberschall

Berusaha untuk menjelaskan konflik Israel-Palestina dalam kajian historis atas perebutan tanah antara Israel dan Palestina pada tahun 1920-1993

Pengumpulan data dengan studi kepustakaan

Analisa data

1. Konflik Israel-Palestina telah

berlangsung lama dan banyak memakan korban, baik dari pihak Israel maupun Palestina. Dari tahun 1987-2011, tercatat 7978 korban dari pihak Palestina dan 1503 korban dari pihak Israel.

2. Faktor yang menonjol dari konflik tersebut adalah faktor teologis (agama) dimana Israel menganggap bahwa Palestina adalah tanah yang dijanjikan bagi mereka, sedangkan Palestina menganggap bahwa tanah tersebut adalah tanah suci umat Islam, dimana terdapat banyak sejarah Islam dan Nabi yang berasal dari tanah Palestina. 3. Faktor penyebab tidak

terselesaikannya konflik Israel Palestina adalah politik dan ekonomi (hegemoni Barat), dimana AS dan sekutunya selalu berada dibarisan terdepan dalam konflik ataupun perdamaian antara Israel dan Palestina. Hal tersebut

dikarenakan secara konstelasi politik, AS


(16)

16

mempunyai tempat strategis dikawasan Timur Tengah untuk memudahkan

pengaruh mereka di sana.

5 Rentha Natallia Pardade, Penerapan Hukum Internasional Dalam Menyelesaikan Konflik Internasional Israel Dan Palestina Deskriptif

Teori dan Konsep:

Hukum Internasional

Konsep Konflik Internasional

Berusaha untuk menjelaskan penerapan hukum internasional dalam menyelesaikan konflik internasional Israel dan Palestina.

Pengumpulan data dengan studi kepustakaan

Analisa data

Pada dasarnya hukum internasional melarang penggunaan kekerasan oleh negara- negara dalam rangka menjaga perdamaian dan

keamanan dunia. Hukum internasional lebih menganjurkan negara yang berkonflik untuk meyelesaikan konflik tersebut dengan cara-cara damai. Hingga detik ini konflik Israel-Palestina belum dapat

terselesaikan secara keseluruhan. Hal tersebut dipengaruhi oleh

lemahnya hukum internasional dalam memberikan sangsi bagi negara yang melanggar ketentuan hukum internasional. Selain itu, hukum internasional lemah dalam hal suatu negara yang tidak meratifikasi perjanjian internasional yang telah dijadikan ketetapan hukum internasional oleh negara-negara dalam rangka pergaulan internasional, sehingga tidak ada kewajiban bagi negara tersebut untuk tunduk dan patuh pada ketentuan hukum internasional. 6 Fuad Hasan

Asy’ari,

Kebijakan Luar

Deskriptif

Teori dan Konsep:

Kebijakan Luar

Secara umum Indonesia menerapkan politik luar negerinya dengan bebas


(17)

17 Negeri Indonesia Terhadap Konflik Israel-Palestina Pasca Reformasi Negeri

Politik Luar Negeri Indonesia Bebas dan Aktif

Berusaha untuk menjelaskan politik luar negeri Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina pasca Reformasi

Pengumpulan data dengan studi kepustakaan

Analisa data

dan aktif. Dalam hal ini politik luar negeri Indonesia yang bersifat bebas dan aktif dikaitkan dengan penyelesaian konflik Israel-Palestina. Indonesia senantiasa berperan aktif ikut serta dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina serta mendukung kemerdekaan Palestina. Tentunya dalam implementasi kebijakan luar negeri tiap rezimnya berbeda-beda dalam memandang konflik Israel-Palestina. Ada yang dengan tegas

mendukung kemerdekaan dan perdamaian

Palestina, ada juga yang lunak. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh situasi dan kondisi perpolitikan pada masa tersebut serta peran Presiden sebagai aktor pengambil kebijakan.

1.4.2 Teori dan Konsep

Berdasarkan rumusan masalah diatas, terkait kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina pasca reformasi, dimana kebijakan politik luar negeri Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina mempunyai penerapan yang beragam tiap rezimya, maka penulis menggunakan teori- teori yang relevan untuk menjelaskan dan menganalisa permasalahan diatas.


(18)

18 1.4.2.1 Politik Luar Negeri

Hubungan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain, tentu saja tidak bisa dilepaskan dari politik luar negeri suatu negara termasuk Indonesia. Suatu definisi yang standar menyatakan bahwa politik luar negeri itu adalah politik untuk mencapai tujuan nasional dengan menggunakan segala kekuasaan dan kemampuan yang ada18. Definisi tersebut diatas belum memberikan jawaban terhadap banyak pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dibelakang putusan dari pelaksanaan politik luar negeri. Kita juga perlu mengetahui apakah terdapat unsur-unsur konflik atau kerjasama dalam politik luar negeri tersebut, apa hubungan politik luar negeri dengan politik dalam negeri, yakni apakah peristiwa-peristiwa didalam negeri mempunyai konsekwensi-konsekwensi internasional, atau sebaliknya politik luar negeri itu mempunyai dampak-dampak domestik? Selanjutnya siapa yang menentukan dan menetapkan politik luar negeri dan siapa pula yang melaksanakannya?

Di negara-negara demokratik terdapat apa yang disebut interest groups

dan pressure groups. Struktur politik dan ekonomi serta kepribadian nasional suatu bangsa, kebudayaan, idiologi, sejarah masa lampau dan lokasi geografiknya mempunyai peranan dalam penentuan politik luar negeri. Apalagi bila suatu bangsa mendapat tantangan dari luar, maka hal ini pasti mempunyai pengaruh dalam menyusun politik luar negeri suatu negara. Memang banyak pertanyaan yang perlu dijawab terlebih dahulu dalam kita menganalisis politik luar negeri suatu negara, yakni apakah posisi negara itu dalam adanya pertikaian dan persaingan di dunia, mempunyai sifat ofensif, defensif, imperialis, isolasionis,

18 Suffri Yusuf, S.H., 1989, Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri Sebuah Analisis


(19)

19

intervensionis, aligned (terikat), non aligned (non-blok), netral dan sebagainya. Struktur politik dan bentuk demokrasi yang ada di suatu negara memang sangat menentukan cara mengambil keputusan dalam politik luar negeri negara tersebut19.

Menguraikan politik luar negeri suatu negara dapat dilakukan melalui abstraksi-abstraksi, generalisasi, klasifikasi, perband ingan dan evaluasi serta mencari sebab-sebab dari fenomena politik luar negeri tersebut. Cara lain ialah menangani tiap-tiap isu dan kebijaksanaan sebagaimana adanya, sesuai dengan peraturan dan dinamika hal ihwal tersebut. Penentuan putusan dalam poltik luar negeri tergantung dari idiologi dan dari bentuk demokrasi dari suatu negara, dimana penting untuk diperhatikan kepribadian, tugas dan kewajiban pimpinan nasionalnya dan peranan pressure groups di negara itu yang mempunyai daya tekanan secara psikis terhadap mereka yang berkuasa.

Dalam kaitan ini, Indonesia berdasarkan kapasitasnya sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia telah mengambil upaya-upaya untuk menengahi konflik Arab-Israel, khususnya konflik Israel-Palestina. Posisi Indonesia sejak lama mendukung terus berlanjutnya proses penyelesaian damai Timur Tengah serta menyatakan komitmenya bagi kemerdekaan Palestina dan pembentukan negara Palestina yang berdaulat dan langgeng serta hidup berdampingan secara damai dengan Israel. Kebijakan Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina telah konsisten untuk memperjuangkan terwujudnya perdamaian di Timur Tengah. Hal tersebut tidak lepas dari kepribadian nasional, kebudayaan,

19Ibid,


(20)

20

idiologi, sejarah masa lampau, lokasi geografik negara Indonesia yang mempunyai peranan dalam penentuan politik luar negerinya.

1.4.2.2 Kebijakan Luar Negeri

Sering kali kita tertukar dalam penggunaan terminologi politik luar negeri dan kebijakan luar negeri, walaupun didalam literatur hubungan internasional, perbedaan istilah ini memang tidak dikenal, namun yang dikenal adalah terminologi foreign policy (kebijakan luar negeri), bukan foreign politics (politik luar negeri), sebenarnya dua terminologi tersebut mempunyai perbedaan yang cukup mendasar.20

Politik luar negeri adalah paradigma besar yang dianut sebuah negara tentang cara pandang negara tersebut terhadap dunia. Oleh sebab itu, politik luar negeri sebuah negara menentukan arah, warna dan pola pergaulan negara dalam kancah regional maupun global. Pembentukan paradigma tentang dunia ini dipengaruhi oleh sejarah, kondisi sosial, geografis, maupun nilai- nilai sosial dan agama yang mendasari sistem di negara tersebut21.

Sementara itu kebijakan luar negeri adalah strategi implementasi yang diterapkan dengan variasi yang bergantung pada pendekatan, gaya, dan keinginan pemerintahan terpilih. Kebijakan luar negeri suatu negara dapat berbeda-beda dari satu pemerintahan dengan pemerintahan lain yang menggantikannya. Kebijakan luar negeri suatu negara dipengaruhi juga oleh faktor- faktor seperti kondisi ekonomi, politik, sosial maupun keamanan dalam negeri, sehingga tidak seperti politik luar negeri yang cenderung tetap, kebijakan luar negeri bersifat

20 http://64.203.71.11/ ko mpas -cetak/0509/ 19/opini/ 2054757.ht m o leh Cecep Za karia, Politik Luar

Negeri Indonesia: Potensi Kerjasama Bisnis Indonesia – Arab, diakses pada tanggal 04 Juni 2014 21Ibid.,


(21)

21

temporer sesuai dengan kondisi-kondisi tersebut, sehingga kebijakan luar negeri merupakan bagian (instrument) dari politik luar negeri22.

Di samping itu, terdapat pula faktor politik domestik dan ekternal internasional yang menurut Rosenau, terdapat pula variabel individu

decision-maker seperti Kepala Negaral Pemerintahan, khususnya mengenai image,

persepsi, dan karakteristik pribadinya yang menentukan corak politik luar negerinya. Variabel individu ini biasanya terlihat pada gaya kepemimpinan yang khas dari decision-maker tersebut yang umumnya sangat bersifat personal. Sebagai contoh, pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno, kebijakan politik luar negeri Indonesia dengan tegas mendukung kemerdekaan Palestina dan mengecam keberadaan Israel. Berbeda dengan masa kepemimpinan Presiden Soeharto dan Abdurrahman Wahid yang relatif lebih lunak terhadap Israel. Hal tersebut ditandai dengan adanya komunikasi Presiden Soeharto dan Abdurrahman Wahid terhadap Israel. Keberagaman kebijakan tersebut tentunya di pengaruhi oleh gaya kepemimpinan Presiden pada masa tersebut sebagai bagian dari

individu decision-maker

Menurut James N. Rosenau, terdapat lima sumber yang mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara, diantaranya adalah23;

1. Idiosinkretik, karakteristik individu dari pembuat keputusan. 2. Govermental, faktor pemerintahan.

3. Societal, faktor masyarakat.

4. Peran dari pembuat keputusan tersebut. 5. Sistemik

22Ibid,.

23 Coulou mbis, T. A., & Wolfe , J. H, 1990, Pengantar Hubungan Internasional: Keadilan dan


(22)

22

Menganalisis politik luar negeri merupakan suatu usaha untuk menyelidiki suatu fenomena kompleks dan luas yang kurang lebih melibatkan kehidupan internal (aspirasi, atribut, budaya, konflik, kapabilitas, institusi dan rutinitas) dan eksternal dari sekelompok masyarakat yang berusaha sedemikian rupa untuk memperoleh dan menjaga identitas sosial, hukum dan geografis, sebagai sebuah bangsa.

Menurut William D.Coplin, kebijakan luar negeri merupakan sebuah keputusan yang didahuli oleh sebuah proses di mana ada tuntutan dari domestic politics, serta dengan melihat kemampuan dari kekuatan ekonomi dan militer24. Faktor-faktor tersebut kemudian mempengaruhi para pembuat kebijakan, yang kemudian meramunya menjadi sebuah kebijakan luar negeri dalam merespon stuasi internasional.

William D. Coplin juga menyebutkan bahwa terdapat empat issue yang mempengaruhi kebijakan luar negeri (policy influencers) suatu negara, antara lain25:

1. Keamanan nasional 2. Kepentingan ekonomi 3. Ideologis dan histories

4. Sarana dan prosedur politik luar negeri

Apabila kita akan menganalisa kebijakan luar negeri suatu negara, maka kita harus mempertanyakan keberadaan para pemimpin negara tersebut dalam membuat kebijakan luar negerinya. Salah besar jika menganggap para pemimpin negara bertindak tanpa adanya suatu pertimbangan (konsiderasi). Tetapi

24

Willia m D. Coplin, 1992, Pengantar Politik Internasional: Suatu Telaah Teoritis. Bandung, CV Sinar Ba ru, hlm 30


(23)

23

sebaliknya, tindakan luar negeri tersebut dipandang sebagai akibat dari konsiderasi yang mempengaruhi para pengambil kebijakan luar negeri tersebut.

1.4.2.3 Politik Luar Negeri Indonesia Bebas dan Aktif

Politik luar negeri suatu negara merupakan suatu pola atau skema dari cara dan tujuan secara terbuka dan tersembunyi dalam aksi negara tertentu terhadap negara lain ataupun sekelompok negara lain, yang merupakan perpaduan dari tujuan dan kepentingan nasional suatu negara. Politik luar negeri merupakan strategi dan taktik yang digunakan oleh suatu negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain, atau dalam arti lebih luas politik luar negeri merupakan pola perilaku yang digunakan oleh suatu negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Politik luar negeri juga berhubungan dengan proses pembuatan keputusan untuk menentukan pilihan tertentu.

Dalam sejarah bangsa Indonesia, sejak tanggal 2 September 1948, PemerintahIndonesia mengambil haluan bebas aktif untuk politik luar negerinya. Dalam sidangBadan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), Wakil Presiden RI pertama Drs. Moh. Hatta mencetuskan gagasannya mengenai prinsip politik luar negeri Indonesia bebas aktif. Bebas berarti tidak terikat oleh suatu ideologi atau oleh politik negara asing atau blok negara-negara tertentu, atu negara-negara adikuasa. Aktif artinya dengan sumbangan realitas giat mengembangkan kebebasan persahabatan dan kerja sama internasional dengan menghormati kedaulatan negara lain26.

26 Drs. A. W. W idja ja, 1986, Indonesia, Asia Afrik a, Non Blok : Politik Bebas Ak tif. Jakarta: Bina Aksara, hlm.14.


(24)

24

Setelah Perang Dingin berakhir, prinsip bebas aktif politik luar negeri Indonesia sudah kehilangan konteksnya. Namun demikian, pemaknaan prinsip tersebut lebih pada bagaimana Indonesia menjadi negara yang mandiri dan mampu memerankan peranan penting dalam pergulatan dunia internasional. Hal ini sebenarnya seperti apa yang ditafsirkan sendiri oleh Moh. Hatta;

Politik luar negeri Indonesia harus ditentukan oleh kepentingan kita

sendiri dan dijalankan sesuai dengan kondisi dan kenyataan yang kita hadapi…

politik Indonesia tidak dapat ditentukan oleh politik negara lain yang diputuskan berdasarkan atas kepentingan negara tersebut27.

Dari tafsiran diatas, Indonesia juga harus mampu cermat dalam memanfaatkan setiap kesempatan yang dapat menguntungkan kepentingan nasionalnya. Drs. Moh. Hatta juga mengatakan, bahwa tujuan politik luar negeri Indonesia adalah sebagai berikut28:

1. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara. 2. Memperoleh barang-barang dari luar untuk memperbesar kemakmuran

rakyat, apabila barang-barang itu tidak atau belum dapat dihasilkan sendiri.

3. Meningkatkan perdamaian internasional, karena hanya dalam keadaan damai Indonesia dapat membangun dan syarat-syarat yang diperlukan untuk memperbesar kemakmuran rakyat.

4. Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai cita-cita yang tersimpul dalam Pancasila, dasar dan falsafah negara Indonesia.

27

Pandu Utama Manggala, “Penyesuaian Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Dinamika

Dunia Internasional di Awal Abad 21: Penggunaan Identitas Islam Moderat”, Jurnal Polit ik Internasional: GLOBA L Vo l.9 No.2Desember 2007-Mei 2008,hlm.211.


(25)

25

Corak politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas dalam pengertian bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sebagaimana dicerminkan dalam Pancasila. Aktif berarti bahwa di dalam menjalankan kebijaksanaan luar negerinya, Indonesia tidak bersikap pasif atas kejadian atau peristiwa yang terjadi di dunia internasional, tetapi aktif dalam mengambil peranan di dalamnya. Dengan politik luar negeri yang bebas aktif, Indonesia mendudukkan d irinya sebagai subjek dalam hubungan luar negerinya, dan tidak sebagai objek. Hal ini menyebabkan Indonesia tidak dapat dikendalikan oleh haluan politik negara lain yang berdasarkan pada kepentingan nasional negara itu sendiri. Rumusan yang ada pada alinea I dan alinea IV Pembukaan UUD 1945 merupakan dasar hukum yang sangat kuat bagi politik luar negeri RI. Namun dari rumusan tersebut, kita belum mendapatkan gambaran mengenai makna politik luar negeri yang bebas aktif.

Mochtar Kusumaatmaja merumuskan bebas aktif sebagai berikut: Bebas, dalam pengertian bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sebagaimana dicerminkan dalam Pancasila. Aktif, berarti bahwa di dalam menjalankan kebijaksanaan luar negerinya, Indonesia tidak bersifat pasif-reaktif atas kejadian-kejadian internasionalnya, melainkan bersifat aktif.

Apabila kita simpulkan dari uraian di atas, maka tujuan politik luar negeri Indonesia bebas aktif adalah sebagai berikut29;

29 Soe madi D.M. Brotodiningrat, Perjalanan Politik Luar Negeri Indonesia di Kancah Global:


(26)

26

1. Untuk menjaga kedaulatan negara dan mempertahankan kemerdekaan bangsa

2. Ikut serta menciptakan perdamaian dunia internasional, sebab hanya dalam keadaan damai kita dapat memenuhi kesejahteraan rakyat

3. Menggalang persaudaraan antarbangsa sebagai realisasi dari semangat Pancasila.

Dalam menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif, bangsa Indonseia menjalankan prinsip-prinsip sebagai berikut30:

1. Negara Indonesia menjalankan politik damai, dalam arti bangsa Indonesia bersama-sama dengan masyarakat bangsa-bangsa lain di dunia ingin menegakkan perdamaian dunia

2. Negara Indonesia ingin bersahabat dengan negara-negara lain atas dasar saling menghargai dan tidak akan mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Indonesia menjalankan politik bertetangga baik dengan semua negara di dunia.

3. Negara Indonesia menjunjung tinggi sendi-sendi hukum internasional 4. Indonesia membantu pelaksanaan keadilan sosial internasional dengan

berpedoman kepada Piagam PBB.

Dalam kaitan ini politik luar negeri Indonesia selalu memberikan dukungan terhadap Palestina yang dipastikan memberikan nuansa positif dan signifikan bagi kinerja politik luar negeri Indonesia yang mulai pro aktif dan high profile dalam turut membantu menciptakan perdamaian dunia sesuai dengan amanat UUD 1945. Indonesia selalu menyambut baik upaya perdamaian yang


(27)

27

sejalan dengan resolusi-resolusi yang telah dikeluarkan oleh baik PBB maupun OKI, termasuk diantaranya Konferensi Perdamaian Madrid (1991), Oslo (1993), Sharm Al Sheikh (1999), Inisiatif Perdamaian Liga Arab (2002) serta Peta Jalan Perdamaian (Road-Map 2003) gagasan quarter AS, Russia, PBB dan Uni Eropa yang diharapkan dapat kembali dilaksanakan untuk menciptakan perdamaian antara Israel dan Palestina31.

1.5.1 Metode Penelitian 1.5.1 Tipe Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif disebut juga penelitian taksomonik yang dimaksudkan untuk mengeksplorasi dan klasifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berke naan dengan masalah dan unit yang diteliti32. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara tepat mengenai kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina pasca reformasi dimana kebijakan politik luar negeri Indonesia mengalami pola yang berbeda-beda tiap rezimnya dalam memandang dan menjalankan politik luar negerinya terhadap konflik israel-Palestina. Hal tersebut tentu dipengaruhi oleh beragam faktor dalam pengambilan keputusan, baik faktor internal maupun eksternal. Dengan me ngumpulkan berbagai macam fakta maka penulis bisa melakukan eksplorasi dan klarifikasi mengenai masalah yang diteliti.

31

Moenir Ari Soenanda , Kepentingan Nasional Indonesia di Dunia Internasional dalam http://ditpolko m.bappenas.go.id/?page=news&id=31d iakses pada 17 Ju li 2014

32 Sanapiah, Faisal.2003, Format-format Penelitian Sosial Cetak an k eenam, Jakarta, PT.Ra ja Grafindo Persada, hal 107


(28)

28 1.5.2 Jenis Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari literatur- literatur yang didapatkan dari berbagai sumber seperti perpustakaan dan internet yang mencakup berbagai dokumen yang berkaitan dengan kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina pasca reformasi

1.5.3 Teknik Analisa Data

Dalam studi hubungan internasional kita perlu mengidentifikasi tingkat kejelasan atau eksplanasi demi memperjelas proses pembentukan teori. Unit

eksplanasi yaitu unit yang dianggap variabel independen dan perilakunya hendak diamati sedangkan variabel dependen adalah variabel yang tingkah lakunya akan dianalisa dan diprediksi oleh variabel independen.

Dari uraian diatas, dalam judul Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Konflik Israel-Palestina Pasca Reformasi dapat diidentifikasikan variabel- variabel dalam ilmu hubungan internasional atau tingkat eksplanasinya. Judul di atas terbagi menjadi dua variabel yaitu; Variabel independennya adalah Kebijakan Luar Negeri Indonesia Pasca Reformasi yang mencerminkan kebijakan bagi sebuah negara, sedangkan Variabel dependennya adalah Konflik Israel-Palestina yang mencerminkan konflik negara bangsa sehingga dalam penelitian ini bersifat korelasionis yangmana unit analisa sejajar dengan unit eksplanasi.


(29)

29 1.5.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu dengan mencari data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar,jurnal, website dan lain sebagainya yang diterbitkan oleh berbagai lembaga atau instansi yang berkaitan dengan topik yang peneliti teliti. Data mengenai penelitian ini sendiri peneliti dapatkan dari perpustakan pusat Universitas Muhammadiyah Malang ( UMM), perpustakaan AR. Fachrudin (UMM), Lab HI UMM, perpustakaan Kota Malang, dan website yang terkait dengan topik yang penulis teliti.

1.5.5 Ruang Lingkup Penelitian 1.5.5.1Ruang Lingkup Materi

Materi yang akan di bahas pada penelitian ini terkait dengan kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik israel-palestina pasca reformasi. Pada dasarnya politik luar negeri indonesia bersifat bebas dan aktif, akan tetapi dalam implementasi kebijakan tersebut berbeda dari rezim ke rezim. Dari sini peneliti ingin menjelaskan kebijakan luar negeri indonesia tiap rezimnya serta pengambilan kebijakan politik luar negeri indonesia terhadap konflik israel palestina pasca reformasi.

1.5.5.2Ruang Lingkup Waktu

Dalam penelitian ini penulis akan membatasi waktu penelitian, yaitu pasca reformasi Negara Indonesia pada tahun 1999 sampai 2014 dimana pada masa tersebut presiden Indonesia melakukan berbagai macam kebijakan terhadap


(30)

30

konflik Israel palestina. Walaupun negara indonesia menjalankan politik luar negeri yang bersifat bebas dan aktif, namun implementasi kebijakan tersebut berbeda-beda tiap rezimnya.

1.5.5.3Argumen Pokok

Secara umum, kebijakan Indonesia bagi Palestina dipastikan memberikan nuansa positif dan signifikan bagi kinerja politik luar negeri Indonesia yang mulai pro aktif dan high profile dalam turut membantu menciptakan perdamaian dunia sesuai dengan amanat UUD 1945. Sekalipun Indones ia menyadari bahwa dalam melaksanakan peran aktif Indonesia sebagai mediator dalam proses perdamaian Timur Tengah sulit diwujudkan karena masih terkendala baik oleh faktor kapasitas internal maupun dominasi eksternal yang sulit dilepaskan dari tangan Amerika Serikat sebagai satu-satunya negara super power di dunia yang mempunyai hubungan baik dengan Israel-Palestina.

Selama ini kebijakan Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina telah konsisten untuk memperjuangkan terwujudnya perdamaian di Timur Tengah. Indonesia secara konsisten mendukung perjuangan bangsa Palestina berdasarkan Resolusi DK-PBB No. 242 tahun 1967 dan No. 338 tahun 1973, yang menyebutkan pengembalian tanpa syarat semua wilayah Arab yang diduduki Israel dan pengakuan atas hal- hak sah rakyat Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri, mendirikan negara diatas tanah airnya sendiri dengan Al-Quds As-Sharif (Jerussalem) sebagai ibukotanya serta prinsip “land for peace”

Indonesia selalu menyambut baik upaya perdamaian yang sejalan dengan resolusi-resolusi yang telah dikeluarkan oleh baik PBB maupun OKI, termasuk


(31)

31

diantaranya Konferensi Perdamaian Madrid (1991), Oslo (1993), Sharm Al Sheikh (1999), Inisiatif Perdamaian Liga Arab (2002) serta Peta Jalan Perdamaian (Road-Map 2003) gagasan quarter AS, Russia, PBB dan Uni Eropa yang diharapkan dapat kembali dilaksanakan untuk menciptakan perdamaian antara Israel dan Palestina.

Dalam menjalankan politik luar negerinya, Indonesia berpegang pada prinsip bebas dan aktif. Bebas dalam pengertian bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sebagaimana dicerminkan dalam Pancasila. Aktif berarti bahwa di dalam menjalankan kebijaksanaan luar negerinya, Indonesia tidak bersikap pasif atas kejadian atau peristiwa yang terjadi di dunia internasional, tetapi aktif dalam mengambil peranan di dalamnya, termasuk pera nan Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina. Walaupun politik luar negeri Indonesia bersifat bebas dan aktif, namum penerapan kebijakan tersebut dari masa ke masa berubah-ubah pemaknaannya sejalan dengan pergantian penguasa. Hal ini dikarenakan masing-masing pemerintahan mengalami situasi, kondisi dan tantangan yang berbeda sehingga mengharuskan perubahan dalam menentukan sikap.

1.6 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari 4 bab, dimana kesinambungan dan keterkaitan dalam tiap bab diperjelas oleh sub-sub bab, sehingga pada akhirnya akan membentuk karya ilmiah yang sistematis dan konstruktif.


(32)

32

BAB I : Bab ini berupa Pendahuluan yang terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian serta Sistematika Penulisan.

BAB II : Bab ini akan menjelaskan tentang sejarah konflik Israel Palestina serta prespektif negara Indonesia dalam memandang konflik Israel-Palestina:

2.1 Gambaran Umum Konflik Israel-Palestina 2.2 Sejarah Konflik Israel Palestina

2.3Konflik Israel-Palestina Dalam Prespektif Negara Indonesia BAB III : Bab ini akan menjelaskan implementasi kebijakan luar negeri

Indonesia terhadap konflik Israel-palestina pasca reformasi: 3.1Gambaran Umum Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap

konflik Israel-Palestina.

3.2Kebijakan Luar Negeri Indonesia terhadap Konflik Israel-Palestina Pasca Reformasi:

3.2.1 Pada Masa Presiden BJ Habibie

3.2.2 Pada Masa Presiden Abdurrahman Wahid 3.2.3 Pada Masa Presiden Megawati Soekarnoputri 3.2.4 Pada Masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

BAB IV : Bab terakhir akan memberikan kesimpulan dan rangkuman dari argumen yang dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya.


(33)

i

SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA

TERHADAP KONFLIK ISRAEL PALESTINA PASCA

REFORMASI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana ilmu politik (S.IP) strata-1

Jurusan Hubungan Internasional

Oleh :

FUAD HASAN ASY’ARI

07260082

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(34)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Fuad Hasan Asy’ari

NIM : 07260082

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : IMPLEMENTASI KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP KONFLIK ISRAEL-PALESTINA PASCA

REFORMASI

Disetujui

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Gonda Yumitro, M.A M. Syaprin Zahidi, M.A

Mengetahui

Dekan FISIP UMM Ketua Jurusan

Hubungan Internasional


(35)

iii

Dr. Asep Nurjaman, M.Si Gonda Yumitro, M.A

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Fuad Hasan Asy’ari

NIM : 07260082

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : IMPLEMENTASI KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP KONFLIK ISRAEL-PALESTINA PASCA

REFORMASI

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Jurusan Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dan dinyatakan LULUS

Pada hari Selasa Tanggal 15 Juli 2014

Tempat: Ruang Dosen FISIP Lt 6 GKB I UMM

Mengesahkan Dekan FISIP UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Dewan Penguji:

1. Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si Penguji I ( )

2. Havidz Ageng P, MA Penguji II ( )


(36)

iv

4. M. Syaprin Zahidi, M.A Penguji IV ( )

PERNYATAAN ORISINALITAS

Nama : Fuad Hasan Asy’ari

NIM : 07260082

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : IMPLEMENTASI KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP KONFLIK ISRAEL-PALESTINA PASCA

REFORMASI

Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah (Sripsi) dengan judul:

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA

TERHADAP KONFLIK ISRAEL-PALESTINA PASCA REFORMASI

Adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila terdapat kekeliruan di kemudian hari dalam pernyataan ini, saya bersedia menerima sanksi dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 02 Juli 2014 Yang menyatakan


(37)

v

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Fuad Hasan Asy’ari

NIM : 07260082

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : IMPLEMENTASI KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP KONFLIK ISRAEL-PALESTINA PASCA

REFORMASI

Pembimbing : 1. Gonda Yumitro, M.A 2. M. Syaprin Zahidi, M.A

Kronologi Bimbingan:

Tanggal Paraf Pemb I Tanggal Paraf Pemb II Keterangan

05-05-14 05-05-14 Pengajuan Skripsi

12-05-14 12-05-14 ACC Judul

31-05-14 31-05-14 Seminar Proposal

09-06-14 09-06-14 Revisi BAB I,

Pengajuan BAB II

16-05-14 16-05-14 ACC BAB II,

Pengajuan BAB III

23-06-14 23-06-14 ACC BAB III,

Pengajuan BAB IV


(38)

vi

ABSTRAK

Fuad Hasan Asy’ari, 2014. “Implementasi Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Konflik Israel Palestina Pasca Reformasi”.

Sebagai negara yang mayoritas berpenduduk muslim, Indonesia mempunyai peranan penting dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina. Dengan berlandaskan politik luar negeri yang bebas dan aktif, Indonesia memberikan dukungan bagi Palestina dengan nuansa positif dan signifikan bagi kinerja politik luar negeri Indonesia yang mulai pro aktif dan high profile dalam turut membantu menciptakan perdamaian dunia sesuai dengan amanat UUD 1945

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan deskriptif dalam mengeksplorasi dan mengklasifikasi suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara tepat mengenai implementasi kebijakan luar negeri Indonesia terhadap konflik Israel-Palestina pasca reformasi dimana kebijakan politik luar negeri Indonesia mengalami pola yang berbeda-beda tiap rezimnya dalam memandang dan menjalankan politik luar negerinya terhadap konflik israel-Palestina, baik yang bersifat high profile maupun low profile. Hal tersebut tentu dipengaruhi oleh beragam faktor dalam pengambilan keputusan, baik faktor internal maupun eksternal. Dengan mengumpulkan berbagai macam fakta maka penulis bisa melakukan eksplorasi dan klarifikasi mengenai masalah yang diteliti.

Kata Kunci: Politik Luar Negeri, Kebijakan Luar Negeri, Konflik Israel-Palestina, Politik Luar Negeri Indonesia Bebas Dan Aktif.

Pembimbing I Pembimbing II


(39)

vii

ABSTRACT

Fuad Hasan Asy’ari. 2014. " Implementation of Indonesian Foreign Policy Towards Israel Palestinian Conflict Post-Reformation".

As a Muslim-majority country, Indonesia has an important role in the resolution of the Israel-Palestinian conflict. With a foreign policy based on free and active, Indonesia provides support for Palestine with shades positive and significant for the performance of Indonesia's foreign policy began to be pro-active and high profile helped to create peace in the world according to the 1945 Constitution.

This study is qualitative descriptive approach in exploring and classifying a phenomenon or social reality, with a number of variables that describe the path with respect to the problem and the unit under study. This study aims to accurately describe the implementation of Indonesia's foreign policy towards the Israel-Palestinian conflict in which the post-reform Indonesia's foreign policy experience a different pattern for each regime in looking and running its foreign policy toward the Israeli-Palestinian conflict, both high profile and low profile. It is certainly influenced by a variety of factors in decision-making, both internal and external factors. By collecting a wide range of facts, the author could have done the exploration and clarification of the issues.

Keywords: Foreign Politics, Foreign Policy, Israel-Palestinian Conflict, Indonesian Foreign Policy Free And Active.

Advisor I Advisor II


(40)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Rabb semesta alam yang telah memberikan nikmat, rahmat dan hidayah serta memberikan kemudahan dalam penyusunan karya ilmiah ini. Rasa syukur senantiasa tercurahkan atas tercapainya tugas akhir yang menutup perkuliahan Strata-1 sehingga tercapai gelar sarjana. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat, yang membawa risalah kemurnian tauhid ditengah kejahiliyahan umat.

Dalam penulisan karya ilmiah ini bukan berarti tanpa kendala. Banyak sekali rintangan yang menghambat dan memperlambat penyelesaian skripsi ini. Hambatan yang paling susah dihindarkan yaitu rasa malas, namun dengan tekad dan kesungguhan serta dukungan dari keluarga, sahabat dan dosen sehingga bisa terselesaikan juga skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan serta saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, MAP. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

3. Bapak Gonda Yumitro, M.A, selaku ketua jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang serta dosen pembimbing I. Atas waktu, dorongan,


(41)

ix

bimbingan dan masukan serta nasehat yang sangat berarti dalam penulisan skripsi dan dalam menyongsomg kehidupan saya.

4. Bapak M. Syaprin Zahidi, M.A, selaku dosen pembimbing II. Atas waktu, bimbingan dan saran-saran mengenai penyusunan skripsi ini.

5. Segenap Dosen Jurusan Hubungan Internasional yang senantiasa memberikan ilmu dan pengetahuan sehingga saya memperoleh pengetahuan terhadap Ilmu Hubungan Internasional, terutama kepada Bapak Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si, yang memberikan kepercayaan kepada saya.

6. Ayah dan Ibu serta adik-adikku (H. Jawari, Hj. Umi Salamah (Alm), Ibu Kulsum, Kholilurrohman, Miftahul Wafiq, Salman Al Farisi, Krisna Kusuma Atmaja) yang telah memberikan dukungan moral, finansial serta doa kepada penulis. Begitu pula senantiasa memberikan motivasi serta dukungan untuk menuntut ilmu.

7. Ibu Mertua dan Kakak Iparku (Ibu Qonitun, Habib Shoim, Sholahuddin Al Anshori, Nasrullah Syifauddin beserta keluarga) yang telah memberikan dukungan moral serta doa kepada penulis

8. Istri dan Anakku tercinta (Nurul Afiyah Hikmatul Mutmainah, S.Sy dan Bintang Ayudya Najah), teman istimewa di hati penulis, yang selalu mendukung dan menjadi motivator bagi penulis. Senantiasa mendampingi serta membawakan obor penyemangat bagi penulis dalam penyusunan karya ilmiah khususnya, dan selalu mendukung untuk terus maju.

9. Saudara seperjuangan HI UMM 2007 yang sudah lulus mendahuluiku (Ahmad Muflichin, Ikhrotul Fitriyah, Dyan Artha, Umi Aliyah, Hafid


(42)

x

Adim Pradana, Dion Maulana, Ilham Virgo, A. Hunaipi, Devi Fitriyani, Shofie Ananta Rastia, Lady Afisca, A. Aziz), Silmi Al Faira, Romandika, Abi-Sean Ghufron (Lab HI), Amir Rifa’i (MKDU), Fika Andriani (Lab

Bhs Arab), Zia (PSIF), Sofie (AIK), Khairil Anwar dkk (Ta’mir Masjid

AR Fahruddin) dan teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas dukungan dan bantuan kalian dalam terselesaikan tugas akhir ini.

10. Ibu-ibu AIK (Ibu Muhtadawati, Ibu Sulistyowati, Ibu Siti Nurwati) yang senantiasa mendukung dan menjadi motivator dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam terselesaikannya Tugas Akhir ini.

Akhir kata, tiada satu karya manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata dan semoga karya ini menjadi bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Malang, 02 Juli 2014

Penulis,


(43)

xi

MOTTO

"

َ َ َ َ َ ْ َ

"

“Barang siapa yang bersungguh

-sungguh,


(44)

xii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini saya persembahkan kepada:

Allah SWT dengan mengharap segala ridlo dan hidayahNya.

Kedua Orang Tua, Bapak H. Jawari dan Ibu Hj. Umi Salamah (alm) serta Ibu Kulsum yang telah memberikan dukungan doa dan finansial, serta senantiasa

menjadi motivator bagi penulis Istri dan Anakku tercinta

Nurul Afiyah HM, S.Sy dan Bintang Ayudya Najah yang Senantiasa mendukung dan menemani penulis sebelum hingga setelah terselesaikannya karya ini.


(45)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Persetujuan ... i

Lembar pengesahan ... ii

Pernyataan Orisinalitas ... iii

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... iv

Abstrak ... v

Abstrct ... vi

Kata pengantar ... vii

Motto ... x

Halaman Persembahan ... xi

Daftar Isi ... xii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kerangka Pemikiran ... 8

1.4.1 Penelitian Terdahulu ... 8

1.4.2 Teori dan Konsep ... 17

1.4.2.1 Politik Luar Negeri ... 18

1.4.2.2 Kebijakan Luar Negeri ... 20

1.4.2.3 Politik Luar Negeri Indonesia Bebas dan Aktif ... 23

1.5 Metode Penelitian ... 27

1.5.1 Tipe Penelitian ... 27

1.5.2 Jenis Sumber Data ... 28

1.5.3 Teknik Analisa Data ... 28

1.5.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29

1.5.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 29

1.5.5.1 Ruang Lingkup Materi ... 29

1.5.5.2 Ruang Lingkup Waktu ... 29

1.5.5.3 Argumen Pokok ... 30

1.6 Sistematika Penulisan ... 31

BAB II: KONFLIK ISRAEL-PALESTINA ... 33

2.1 Gambaran Umum Konflik Israel-Palestina ... 33


(46)

xiv

2.2.1 Penduduk Palestina dan Israel ... 35

2.2.2 Teritorial ... 41

2.2.3 Latar Belakang Konflik Israel-Palestina ... 46

2.2.4 Perkembangan Proyek Zionis ... 47

2.2.5 Pergerakan Nasional Palestina ... 48

2.2.6 Revolusi Palestina Al Qubro 1936-1939... 48

2.2.7 Perkembangan Politis 1939-1947 1 ... 49

2.2.8 Perang 1948 dan Reperkusinya ... 49

2.2.9 Persoalan Palestina 1949-1967 ... 51

2.2.10 Arab dan Palestina ... 51

2.2.11 Aksi Nasional Palestina... 52

2.2.12 Lahirnya Gerakan Fatah ... 53

2.2.13 Organisasi Pembebasan Palestina ... 53

2.2.14 Perang Arab Israel dan Reperkusinya ... 54

2.2.15 Kelahiran Identitas Palestina ... 54

2.2.16 Negara Arab dan Persoalan Palestina ... 55

2.2.17 Kronologi dan Anatomi Konflik Israel-Palestina ... 56

2.3 Konflik Israel-Palestina Dalam Prespektif Negara Indonesia ... 59

BAB III: ANALISA KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP KONFLIK ISRAEL-PALESTINA ... 64

3.1 Gambaran Umum Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap 3.1 Konflik Israel-Palestina ... 64

3.2 Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Konflik Israel-Palestina 3.2 Pasca Reformasi ... 71

3.2.1 Pada Masa Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie ... 73

3.2.2 Pada Masa Presiden Abdurrahman Wahid ... 75

3.2.3 Pada Masa Presiden Megawati Soekarnoputri ... 78

3.2.4 Pada Masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ... 84

BAB IV: PENUTUP ... 96

4.1 Kesimpulan ... 96

4.2 Saran ... 98

4.2.1 Bagi Penelitian Selanjutnya ... 98

4.2.2 Rekomendasi Akademis ... 98


(47)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abd. Rahman Mustafha, 2002, Jejak-jejak Juang Palestina dari Oslo hingga Intifadah Al-Aqsha, Jakarta, Buku Kompas

Ahmad Syalaby, Perbandingan Agama: Agama Yahudi,Surabaya, Bina Ilmu. Ali Muhtar Arifin, Peran Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Dalam

Konflik Israel-Palestina, Studi Kasus Konflik Jalur Gaza Tahun 2007-2009, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2010.

Amanda Varina, Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Pada Masa Pemerintahan George Walker Bush Dan Implikasinya Terhadap Proses Penyelesaian Konflik Israel-Palestina. Universitas Negeri Pasundan. Bandung 2010

Bacharuddin Jusuf Habibie, 2006, Detik-Detik Yang Menentukan: Jalan Panjang

Indonesia Menuju Demokrasi, Jakarta, THC Mandiri

Couloumbis, T. A., & Wolfe, J. H, 1990, Pengantar Hubungan Internasional:

Keadilan dan Power. Bandung, Abardin

Dra. Hermawati, M.A, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005.

Drs, A. W. Widjaja, 1986, Indonesia, Asia Afrika, Non Blok: Politik Bebas Aktif.

Jakarta, Bina Aksara.

Dr. Dino patti Djalal , 2008, Harus Bisa: Seni memimpin ala SBY, Jakarta, Red & White Pub

Ganewati Wuryandari, 2008, Politik Luar Negeri Indonesia di Tengah Pusaran Politik Domestik, Jakarta, Pustaka Pelajar

George Lencezowski, 1993, Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia, terjemahan Asgar Bixsy, Bandung, Sinar Baru Algesindo.

Kencana Syafiie, Inu, Azhari. 2005, Sistem Politik Indonesia. Bandung, PT. Refika Aditama

Labib, Muhsin dan Irman Abdurrahman, 2009, Gelegar Gaza Denyut Perlawanan Palestina, Jakarta, Zahra Publishing House


(48)

xvi

Loekito Santoso , Orde perdamaian memecahkan masalah perang: (penjelajahan polemologik), Jakarta, Universitas Indonesia

Lesmana M.A., Prof. Dr. Tjipta , 2009, Dari Soekarno Sampai SBY : Intrik & lobi Politik Para Penguasa.Jakarta,Gramedia

Mohtar Mas’oed, 1990, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi, Jakarta, LP3ES

Muhsin Muhammad Saleh, 2002, Palestina : Sejarah, Perkembangan , dan Konspirasi, Jakarta, Gema Insani Pers

Mustafha Abd.Rahman, 2002, Jejak-jejak Juang Palestina dari Oslo hingga Intifadah Al-Aqsa, Jakarta, Kompas

Novri Susan, 2010, Sosiologi Konflik & Isu-Isu Konflik Kontemporer, Jakarta, Kencana.

Suffri Yusuf, S.H., 1989, Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri Sebuah Analisis Teoretis dan Uraian Tentang Pelaksanaannya, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan

Sanapiah, Faisal.2003, Format-format Penelitian Sosial Cetakan keenam, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada

William D. Coplin, 1992, Pengantar Politik Internasional: Suatu Telaah Teoritis. Bandung, CV Sinar Baru

Jurnal dan Artikel

Elvira Dewi Ginting, SH, M.Hum., Konflik Israel-Palestina Ditinjau Dari Hukum Internasional, dalam Jurnal Saintech Vol. 05-No.01-Maret 2013, ISSN No. 2086-9681

Pandu Utama Manggala, “Penyesuaian Politik Luar Negeri Indonesia terhadap

Dinamika Dunia Internasional di Awal Abad 21: Penggunaan Identitas Islam Moderat”, Jurnal Politik Internasional: GLOBAL Vol.9 No.2Desember 2007-Mei 2008

Soemadi D.M. Brotodiningrat, Perjalanan Politik Luar Negeri Indonesia di Kancah Global: Sebuah Refleksi, Jurnal Diplomasi Volume 4 No. 1, Maret 2012


(49)

xvii

Website

Anak Agung Banyu Perwita, State-society relationship: assessing Islam in Indonesia's foreign policy Toward the Muslim world under Suharto dalam http:// ehlt.flinders.edu.au/projects/counterpoints/PDF/A1.Pdf www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/8864/1738/ diaksespada 17 Juli 2014

Askan Krisna, RI Diharapkan Berperan dalam Perdamainan Timteng, dalam www.Harian Pelita.com, http://116.213.48.92//artikel/18431.shtml diakses pada tanggal 17 Juni 2014

Ahmed Zakot, Dubes: Indonesia Selalu Ada untuk Palestina dalam www.republika.co.id diakses pada 03 Juni 2014

Eko Prihtianto, Peranan Mer-C Indonesia dalam Penangan Konflik Gaza di Palestina selama 2008-2009, dalam http://www.scribd.com/ doc/ 51090344/ Peranan-Merci-Proposal diakses pada tanggal 28 April 2014

Ensiklopedia Indonesia, 2002, Seri Geografi Asia, Deplu, dalam http://books.google.co.id/ diakses pada 17 Juni 2014

Greg Barton and Colin Rubenstein, Indonesia And Israel: A Relationship In Waiting. Jewish Political Studies Review 17:1-2. Spring 2005 dalam www.husnulmurtadlo-fisip11, Aspek Agama Dalam Konflik Israel Palestina Dan Sikap Indonesia, diakses pada 17 Juni 2014

http://politik.kompasiana.com/2012/03/03/perkembangan-politik-luar-negeri-indonesia-439864.html, di akses tanggal 18 Juni 2014

Ica Wulansari, M.Si, Komunikasi Internasional Indonesia Dalam Upaya

Mendukung Palestina Sebagai Negara yang Berdaulat, dalam

http://www. academia. edu/4964281/ Komunikasi Internasional _Indonesia_Dalam_Upaya_Mendukung_ Palestina_Sebagai_Negara _yang_Berdaulat_Tema_Komunikasi_Internasional_Indonesia_Dalam _Kancah_Global diakses pada 28 April 2014

Indonesian foreign policy and the muslim warld in the changing global environment.http:/www.niaspress.dk/file/excerpts/Perwita_extract.pdf


(1)

xiii DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Persetujuan ... i

Lembar pengesahan ... ii

Pernyataan Orisinalitas ... iii

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... iv

Abstrak ... v

Abstrct ... vi

Kata pengantar ... vii

Motto ... x

Halaman Persembahan ... xi

Daftar Isi ... xii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kerangka Pemikiran ... 8

1.4.1 Penelitian Terdahulu ... 8

1.4.2 Teori dan Konsep ... 17

1.4.2.1 Politik Luar Negeri ... 18

1.4.2.2 Kebijakan Luar Negeri ... 20

1.4.2.3 Politik Luar Negeri Indonesia Bebas dan Aktif ... 23

1.5 Metode Penelitian ... 27

1.5.1 Tipe Penelitian ... 27

1.5.2 Jenis Sumber Data ... 28

1.5.3 Teknik Analisa Data ... 28

1.5.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29

1.5.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 29

1.5.5.1 Ruang Lingkup Materi ... 29

1.5.5.2 Ruang Lingkup Waktu ... 29

1.5.5.3 Argumen Pokok ... 30

1.6 Sistematika Penulisan ... 31

BAB II: KONFLIK ISRAEL-PALESTINA ... 33

2.1 Gambaran Umum Konflik Israel-Palestina ... 33


(2)

xiv

2.2.1 Penduduk Palestina dan Israel ... 35

2.2.2 Teritorial ... 41

2.2.3 Latar Belakang Konflik Israel-Palestina ... 46

2.2.4 Perkembangan Proyek Zionis ... 47

2.2.5 Pergerakan Nasional Palestina ... 48

2.2.6 Revolusi Palestina Al Qubro 1936-1939... 48

2.2.7 Perkembangan Politis 1939-1947 1 ... 49

2.2.8 Perang 1948 dan Reperkusinya ... 49

2.2.9 Persoalan Palestina 1949-1967 ... 51

2.2.10 Arab dan Palestina ... 51

2.2.11 Aksi Nasional Palestina... 52

2.2.12 Lahirnya Gerakan Fatah ... 53

2.2.13 Organisasi Pembebasan Palestina ... 53

2.2.14 Perang Arab Israel dan Reperkusinya ... 54

2.2.15 Kelahiran Identitas Palestina ... 54

2.2.16 Negara Arab dan Persoalan Palestina ... 55

2.2.17 Kronologi dan Anatomi Konflik Israel-Palestina ... 56

2.3 Konflik Israel-Palestina Dalam Prespektif Negara Indonesia ... 59

BAB III: ANALISA KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP KONFLIK ISRAEL-PALESTINA ... 64

3.1 Gambaran Umum Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap 3.1 Konflik Israel-Palestina ... 64

3.2 Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Konflik Israel-Palestina 3.2 Pasca Reformasi ... 71

3.2.1 Pada Masa Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie ... 73

3.2.2 Pada Masa Presiden Abdurrahman Wahid ... 75

3.2.3 Pada Masa Presiden Megawati Soekarnoputri ... 78

3.2.4 Pada Masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ... 84

BAB IV: PENUTUP ... 96

4.1 Kesimpulan ... 96

4.2 Saran ... 98

4.2.1 Bagi Penelitian Selanjutnya ... 98

4.2.2 Rekomendasi Akademis ... 98


(3)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abd. Rahman Mustafha, 2002, Jejak-jejak Juang Palestina dari Oslo hingga Intifadah Al-Aqsha, Jakarta, Buku Kompas

Ahmad Syalaby, Perbandingan Agama: Agama Yahudi,Surabaya, Bina Ilmu. Ali Muhtar Arifin, Peran Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa Dalam

Konflik Israel-Palestina, Studi Kasus Konflik Jalur Gaza Tahun 2007-2009, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2010.

Amanda Varina, Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Pada Masa Pemerintahan George Walker Bush Dan Implikasinya Terhadap Proses Penyelesaian Konflik Israel-Palestina. Universitas Negeri Pasundan. Bandung 2010

Bacharuddin Jusuf Habibie, 2006, Detik-Detik Yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, Jakarta, THC Mandiri

Couloumbis, T. A., & Wolfe, J. H, 1990, Pengantar Hubungan Internasional: Keadilan dan Power. Bandung, Abardin

Dra. Hermawati, M.A, Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005.

Drs, A. W. Widjaja, 1986, Indonesia, Asia Afrika, Non Blok: Politik Bebas Aktif. Jakarta, Bina Aksara.

Dr. Dino patti Djalal , 2008, Harus Bisa: Seni memimpin ala SBY, Jakarta, Red & White Pub

Ganewati Wuryandari, 2008, Politik Luar Negeri Indonesia di Tengah Pusaran Politik Domestik, Jakarta, Pustaka Pelajar

George Lencezowski, 1993, Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia, terjemahan Asgar Bixsy, Bandung, Sinar Baru Algesindo.

Kencana Syafiie, Inu, Azhari. 2005, Sistem Politik Indonesia. Bandung, PT. Refika Aditama

Labib, Muhsin dan Irman Abdurrahman, 2009, Gelegar Gaza Denyut Perlawanan Palestina, Jakarta, Zahra Publishing House


(4)

xvi

Loekito Santoso , Orde perdamaian memecahkan masalah perang: (penjelajahan polemologik), Jakarta, Universitas Indonesia

Lesmana M.A., Prof. Dr. Tjipta , 2009, Dari Soekarno Sampai SBY : Intrik & lobi Politik Para Penguasa.Jakarta, Gramedia

Mohtar Mas’oed, 1990, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi, Jakarta, LP3ES

Muhsin Muhammad Saleh, 2002, Palestina : Sejarah, Perkembangan , dan Konspirasi, Jakarta, Gema Insani Pers

Mustafha Abd.Rahman, 2002, Jejak-jejak Juang Palestina dari Oslo hingga Intifadah Al-Aqsa, Jakarta, Kompas

Novri Susan, 2010, Sosiologi Konflik & Isu-Isu Konflik Kontemporer, Jakarta, Kencana.

Suffri Yusuf, S.H., 1989, Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri Sebuah Analisis Teoretis dan Uraian Tentang Pelaksanaannya, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan

Sanapiah, Faisal.2003, Format-format Penelitian Sosial Cetakan keenam, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada

William D. Coplin, 1992, Pengantar Politik Internasional: Suatu Telaah Teoritis. Bandung, CV Sinar Baru

Jurnal dan Artikel

Elvira Dewi Ginting, SH, M.Hum., Konflik Israel-Palestina Ditinjau Dari Hukum Internasional, dalam Jurnal Saintech Vol. 05-No.01-Maret 2013, ISSN No. 2086-9681

Pandu Utama Manggala, “Penyesuaian Politik Luar Negeri Indonesia terhadap Dinamika Dunia Internasional di Awal Abad 21: Penggunaan Identitas Islam Moderat”, Jurnal Politik Internasional: GLOBAL Vol.9 No.2 Desember 2007-Mei 2008

Soemadi D.M. Brotodiningrat, Perjalanan Politik Luar Negeri Indonesia di Kancah Global: Sebuah Refleksi, Jurnal Diplomasi Volume 4 No. 1, Maret 2012


(5)

xvii Website

Anak Agung Banyu Perwita, State-society relationship: assessing Islam in Indonesia's foreign policy Toward the Muslim world under Suharto dalam http:// ehlt.flinders.edu.au/projects/counterpoints/PDF/A1.Pdf www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/8864/1738/ diakses pada 17 Juli 2014

Askan Krisna, RI Diharapkan Berperan dalam Perdamainan Timteng, dalam www.Harian Pelita.com, http://116.213.48.92//artikel/18431.shtml diakses pada tanggal 17 Juni 2014

Ahmed Zakot, Dubes: Indonesia Selalu Ada untuk Palestina dalam www.republika.co.id diakses pada 03 Juni 2014

Eko Prihtianto, Peranan Mer-C Indonesia dalam Penangan Konflik Gaza di Palestina selama 2008-2009, dalam http://www.scribd.com/ doc/ 51090344/ Peranan-Merci-Proposal diakses pada tanggal 28 April 2014

Ensiklopedia Indonesia, 2002, Seri Geografi Asia, Deplu, dalam http://books.google.co.id/ diakses pada 17 Juni 2014

Greg Barton and Colin Rubenstein, Indonesia And Israel: A Relationship In Waiting. Jewish Political Studies Review 17:1-2. Spring 2005 dalam www.husnulmurtadlo-fisip11, Aspek Agama Dalam Konflik Israel Palestina Dan Sikap Indonesia, diakses pada 17 Juni 2014

http://politik.kompasiana.com/2012/03/03/perkembangan-politik-luar-negeri-indonesia-439864.html, di akses tanggal 18 Juni 2014

Ica Wulansari, M.Si, Komunikasi Internasional Indonesia Dalam Upaya Mendukung Palestina Sebagai Negara yang Berdaulat, dalam http://www. academia. edu/4964281/ Komunikasi Internasional _Indonesia_Dalam_Upaya_Mendukung_ Palestina_Sebagai_Negara _yang_Berdaulat_Tema_Komunikasi_Internasional_Indonesia_Dalam _Kancah_Global diakses pada 28 April 2014

Indonesian foreign policy and the muslim warld in the changing global environment.http:/www.niaspress.dk/file/excerpts/Perwita_extract.pdf


(6)

xviii

Kebijakan presiden gusdur sebagai presiden ke 4, dalam repository.uinjkt.ac.id/ dspace/13444/1/YASTRI%20RUSTINA-FAH.pdf diakses pada tanggal 18 Juli 2014

Moenir Ari Soenanda , Kepentingan Nasional Indonesia di Dunia Internasional dalam http://ditpolkom.bappenas.go.id/?page=news&id=31diakses pada 17 Juli 2014

Mengapa Gus Dur dekat dengan Yahudi (Kearifan Gus Dus sebagai Bapak Humanisme) dalamhttp://sosbud.kompasiana.com/2013/12/20/ mengapa-gus-dur-dekat -dengan-yahudi-kearifan-gus-dus-sebagai-bapak-humanisme-618325. html diakses pada 18 Juni 2014

Menhan Membantah Pemerintah Lambat Menyikapi Konflik Israel-Palestina , www. Liputan6.com, diakses pada tanggal 18 Juni 2014

Prestasi Megawati Selama 3 Tahun Memerintah dalam http://www.scribd.com/ doc/221311272/41712145-Prestasi- Megawati- Selama-3-Tahun-Memerintah, diakses pada 18 Juli 2014

Suara Merdeka, Cheney Sebut Iran Penghalang Perdamaian, dalam http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0710/22/int1.htm diakses pada tanggal 28 April 2014

Trisca Mia Elistifani ,Politik Luar Negeri Republik Indonesia pada Era Reformasi dalam http://triscamiaa-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-92911-SSI%20II%20PLNRI-Politik%

20Luar%20Negeri%20Republik%20Indonesia%20pada%20 Era%20 Reformasi.html diakses pada 17 Juli 2014

Zakaria, Politik Luar Negeri Indonesia: Potensi Kerjasama Bisnis Indonesia-Arab,dalam http://www.kompas.com/64.203.71.11/kompas-cetak /0509/ 19/ opini/ 2054757.htm diakses pada tanggal 04 Juni 2014