Perbandingan Hasil Penggunaan Filter Single Tune dan Double Tune

129 Namun untuk kondisi Vdc max beban maksimum dengan, RLR= 20 Ω, L = 200 mH nilai THDi masih berada di atas 5,0. Tabel 4.2. Perbandingan THDi sebelum dan sesudah pemasangan filter double tune Beban THDi Orde harmonisa yang difilter Awal Akhir R=5 Ω 4,22 2,06 3 dan 5 R=20 Ω 28,99 3,67 3,5,7 dan 9 R=5 Ω, L=50 mH 14,88 4,46 3 dan 5 R=20 Ω, L= 200 mH 32,50 9,50 3,5,7 dan 9

4.4. Perbandingan Hasil Penggunaan Filter Single Tune dan Double Tune

Pada Penyearah SPWM Pemasangan filter single tune dan double tune mampu menurunkan harmonisa yang dihasilkan penyearah SPWM. Penurunan harmonisa yang dihasilkan oleh kedua filter tersebut berbeda satu sama lain. Untuk melihat harmonisa yang dapat dikurangi oleh masing-masing filter tersebut, maka harmonisa yang dihasilkan setelah filterisasi dengan menggunakan filter single tune dibandingkan dengan harmonisa yang dihasilkan setelah penggunaan filter double tune. Perbandingan hasil filterisasi ditunjukkan oleh Tabel 4.3 sampai Tabel 4.6. Universitas Sumatera Utara 130 Tabel 4.3. Perbandingan arus harmonisa hasil filterisasi filter single tune dengan double tune pada penyearah SPWM beban R= 5 Ω Parameter Sebelum filterisasi Setelah Filterisasi Standar IEC610003-2 kelas D A Menggunakan filter single tune Menggunakan filter double tune I fund A 67,02 77,43 77,46 I 3 A 2,38 0,11 0,35 2,3 I 5 A 0,27 0,01 0,02 1,14 I 7 A 0,08 0,04 0,04 0,77 I 9 A 0,02 0,02 0,01 0,4 I 11 A 0,01 0,01 0,01 0,33 I 13 A 0,02 0,02 0,01 0,21 Dari Tabel 4.3 dapat dianalisa bahwa perancangan parameter filter single tune dan double tune dapat menurunkan arus harmonisa pada frekuensi tuning-nya yaitu harmonisa orde ke-3 dan 5. Penurunan arus harmonisa orde ke-3 dengan filter single tune dari nilai 2,38 A menjadi 0,11 A atau sebesar 95,37 dan dengan filter double tune menjadi 0,35 atau 85,29, pada harmonisa orde ke-5 dengan filter single tune dari nilai 0,27 menjadi 0,01 atau 96,30 dan dengan filter double tune menjadi 0,02 atau 88,66. Sementara itu pada orde lain seperti orde ke-7 dan ke-9 juga terkoreksi, hal ini disebabkan kecuraman kurva filter single tune yang akan berpengaruh kepada frekuensi di sekitar orde tuning-nya. Pada filter double tune pada frekuensi di sekitar Universitas Sumatera Utara 131 orde tuning penurunan arus harmonisanya tetap ada namun tidak sebesar akibat filter single tune. Tabel 4.4. Perbandingan arus harmonisa hasil filterisasi filter single tune dengan double tune pada penyearah SPWM beban R= 20 Ω Parameter Sebelum filterisasi Setelah Filterisasi Standar IEC610003-2 kelas D A Menggunakan filter single tune Menggunakan filter double tune I fund A 91,40 193,15 193,56 I 3 A 25,21 0,52 2,45 2,3 I 5 A 4,19 0,02 0,20 1,14 I 7 A 0,30 0,01 0,13 0,77 I 9 A 0,21 0,00 0,01 0,4 I 11 A 0,18 0,06 0,06 0,33 I 13 A 0,12 0,06 0,06 0,21 Pada Tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa dengan melakukan filterisasi terhadap arus harmonisa untuk 4 orde frekuensi sekaligus yaitu orde ke-3, 5, 7 dan 9 kejadian yang sama tetap terjadi sebagaimana analisa Tabel 4.3 seperti penurunan arus harmonisa pada frekuensi di dekat orde yang difilter. Penurunan arus harmonisa pada orde harmonisa yang difilter juga mengalami penurunan yang besar yaitu orde ke- 397,94, ke-596,67, ke-799,52 dan ke-9100 atau secara umum di atas 95 pada kedua jenis filter single tune dan double tune. Pada orde ke-11 penurunan arus sebesar 66,66 dan 84 pada orde ke-13. Universitas Sumatera Utara 132 Tabel 4.5. Perbandingan arus harmonisa hasil filterisasi filter single tune dengan double tune pada penyearah SPWM beban R= 5 Ω, L=50 mH Parameter Sebelum filterisasi Setelah Filterisasi Standar IEC610003-2 kelas D A Menggunakan filter single tune Menggunakan filter double tune I fund A 18,65 26,58 26,65 I 3 A 2,46 0,04 0,11 2,3 I 5 A 0,71 0,01 0,00 1,14 I 7 A 0,30 0,18 0,17 0,77 I 9 A 0,23 0,15 0,15 0,4 I 11 A 0,13 0,11 0,11 0,33 I 13 A 0,11 0,07 0,07 0,21 Analisa Tabel 4.5 memperlihatkan penurunan arus harmonisa terbesar pada orde harmonisa yang difilter dan penurunan juga terjadi pada frekuensi di dekat frekuensi harmonisa yang difilter. Tabel 4.6. Perbandingan arus harmonisa hasil filterisasi filter single tune dengan double tune pada penyearah SPWM beban R = 20 Ω, L = 200 mH Parameter Sebelum filterisasi Setelah Filterisasi Standar IEC610003-2 kelas D A Menggunakan filter single tune Menggunakan filter double tune I fund A 8,54 9,40 9,38 I 3 A 2,22 0,34 0,35 2,3 I 5 A 1,19 0,07 0,08 1,14 I 7 A 0,71 0,02 0,03 0,77 I 9 A 0,44 0,01 0,01 0,4 I 11 A 0,26 0,13 0,13 0,33 I 13 A 0,16 0,13 0,13 0,21 Universitas Sumatera Utara 133 Analisa Tabel 4.6 memperlihatkan penurunan arus harmonisa terbesar pada orde harmonisa yang difilter dan penurunan juga terjadi pada frekuensi di dekat frekuensi harmonisa yang difilter. Dari Tabel 4.3 sampai Tabel 4.6 terlihat bahwa penggunaan filter pasif single tune dan double tune dapat menurunkan arus harmonisa cukup besar. Semua konfigurasi beban yang digunakan dalam simulasi rata-rata arus harmonisa ganjil telah memenuhi standar standar IEC61000-3-2 mengenai arus harmonisa ganjil pada peralatan kelas D. Tabel 4.7. Perbandingan persentase penurunan THDi menggunakan filter single tune dan double tune Beban THDi Awal sebelum menggunakan filter THDi Akhir setelah menggunakan filter Persentase penurunan R= 5 Ω 4,22 Single tune 2,03 51,90 Double tune 2,06 51,18 R= 20 Ω 28,99 Single tune 3,51 87,89 Double tune 3,67 87,34 R= 5 Ω, L= 50 mH 14,88 Single tune 4,46 70,03 Double tune 4,46 70,03 R= 20 Ω, L= 200 mH 32,5 Single tune 9,28 71,45 Double tune 9,50 70,77 Universitas Sumatera Utara 134 Dari Tabel 4.3 sampai dengan Tabel 4.7 di atas dapat kita amati bahwa pada beberapa konfigurasi beban pada penyearah SPWM untuk menurunkan harmonisa arus ke-3, 5, 7 dan 9 ternyata dengan menggunakan filter single tune lebih baik dibandingkan filter double tune. Secara keseluruhan THDi yang menjadi ukuran keseluruhan arus harmonisa yang dihasilkan peralatan telah dapat diturunkan dengan menggunakan filter single tune dan double tune. Sebagai contoh untuk penyearah SPWM dengan beban R= 20 Ω, menggunakan filter single tune THDi awal 28,99 dapat diturunkan menjadi 3,51 dan filter double tune menjadi 3,67. Ini berarti menurunkan harmonisa arus sebesar 87,89 untuk single tune dan 87,34 untuk filter double tune. Dari Tabel 4.7 juga menunjukkan hasil filterisasi untuk semua konfigurasi beban dalam penelitian ini. 4.5. Pengaruh Faktor Kualitas Filter Terhadap Penurunan Harmonisa Pengaruh faktor kualitas pada perancangan filter single tune dan filter double tune dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan 4.9. Keseluruhan nilai perhitungan dan simulasi perancangan filter single tune dan double tune dengan merubah harga faktor kualitas filter Q dari harga 10 sampai dengan 100 memperlihatkan hasil, bahwa perubahan nilai Q sampai nilai maksimum 100 hanya menurunkan persentase harmonisa arus atau THDi sebesar 0.13. Universitas Sumatera Utara 135 Tabel 4.8. THDi hasil simulasi filter single tune dengan mengatur nilai faktor kualitas Q dengan beban R= 5 Ω Faktor Kualitas Filter Q THDi 10 2.23 20 2.14 30 2.12 40 2.11 50 2.1 60 2.1 70 2.1 80 2.1 90 2.1 100 2.1 Selanjutnya hasil simulasi filter double tune menunjukkan hasil perubahan nilai Q dari 10 sampai 100 hanya menurunkan persentase harmonisa arus atau THDi sebesar 0,09 sebagaimana terlihat pada Tabel 4.9. Universitas Sumatera Utara 136 Tabel 4.9. THDi hasil simulasi filter double tune dengan mengatur nilai faktor kualitas untuk beban R= 5 Ω Faktor kualitas Q THDi 10 2.23 20 2.21 30 2.18 40 2.16 50 2.15 60 2.15 70 2.14 80 2.14 90 2.14 100 2.14 Berdasarkan Tabel 4.8 dan 4.9 dapat disimpulkan bahwa perubahan faktor kualitas filter tidak terlalu mempengaruhi kemampuan filter mengurangi THDi peralatan. Universitas Sumatera Utara 137

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN