Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

19

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini banyak konsumen tenaga listrik menggunakan beban tidak linier, baik konsumen rumah tangga, perkantoran maupun industri yang disebabkan pemakaian peralatan elektronik dan penyearah AC ke DC. Dari peralatan penyearah yang digunakan masyarakat kebanyakan adalah penyearah satu fasa gelombang penuh dibandingkan penyearah tiga fasa yang biasanya dipakai oleh industri. Salah satu jenis penyearah yang banyak digunakan adalah modulasi lebar pulsa atau Pulse Width Modulation PWM hal ini dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan penyearah dioda dan SCR yang ada sebelumnya seperti tegangan keluaran tidak dapat dikendalikan sehingga besar nilai tegangan keluaran sangat tergantung pada besar tegangan masukan. Sedangkan penyearah SCR menimbulkan distorsi harmonisa yang besar pada jala-jala dan mempunyai faktor daya masukan yang rendah[1,2]. Khusus penyearah PWM yang menggunakan Insulated Gate Bipolar Transistor IGBT, pengaturan tegangan output penyearah dilakukan dengan mengatur lebar pulsa konduksi IGBT sesuai keperluan nilai output beban. Pengaturan lebar pulsa gate IGBT dilakukan dengan bantuan modulasi gelombang segitiga dengan gelombang tegangan yang sinusoidal dan frekuensinya sama dengan frekuensi input. PWM yang menggunakan gelombang sinusoidal sebagai gelombang referensi Universitas Sumatera Utara 20 pulsa gate disebut Sinusoidal Pulse Width Modulation SPWM. Gelombang tegangan input penyearah SPWM mendekati gelombang sinusoidal murni, akan tetapi gelombang arus input bukan merupakan gelombang sinusoidal murni tetapi mengandung distorsi harmonisa ke jaringan, seperti ditunjukkan hasil simulasi terhadap gelombang arus dan tegangan input penyearah SPWM satu fasa pada Gambar 1.1. Gambar 1.1. Bentuk gelombang tegangan dan arus input penyearah SPWM gelombang penuh [2] Pada Gambar 1.1 memperlihatkan gelombang tegangan v x sinusoidal dan gelombang arus i x yang sudah terdistorsi oleh arus harmonisa yang dihasilkan oleh penyearah jenis SPWM. Kadar harmonisa dalam sistem tidak dikehendaki yang dinyatakan dengan Total Harmonic Distortion THD, karena dapat menimbulkan beberapa kerugian, seperti: penurunan kualitas sistem tenaga listrik yang mengakibatkan pemanasan pada peralatan, penurunan faktor daya, naiknya distorsi terhadap input, kegagalan fungsi Universitas Sumatera Utara 21 dari peralatan elektronik yang sensitif, menurunkan efisiensi. Oleh karena itu, harmonisa yang ditimbulkan oleh penyearah perlu dikurangi agar tidak mengganggu kerja peralatan lain yang tersambung pada sumber yang sama. Untuk menurunkan harmonisa dapat dilakukan dengan menggunakan filter pasif seperti filter single tune [3,4]. Selain filter single tune dapat digunakan filter double tune yang mempunyai fungsi yang sama seperti single tune yang mana meredeuksi beberapa frekuensi harmonisa pada frekuensi tertentu yang dipilih. Pemasangan filter double tune ini juga dapat digunakan untuk tingkat daya kecil sampai daya besar [3]. Filterisasi ini dilakukan sampai diperoleh nilai harmonisa sesuai standar IEC 61000-3-2. Penggunaan filter pasif harus dilakukan dengan perhitungan yang tepat, karena tanpa melakukan perhitungan yang tepat akan semakin mendistorsi gelombang input penyearah SPWM dan tidak mereduksi harmonisa yang dihasilkan [5]. Filterisasi terhadap harmonisa yang dihasilkan penyearah SPWM dapat dilakukan dengan filter pasif jenis LCL sehingga diperoleh harga yang sesuai standar IEC 61000-3-2 [6]. Penelitian ini bermaksud menganalisa perbandingan penggunaan filter harmonisa jenis single tune dengan double tune yang akan mereduksi atau mengurangi harmonisa pada input penyearah SPWM. Banyak metode yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dalam hal meredam harmonisa dan sekaligus memperbaiki faktor daya. Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya berkaitan mengenai filter untuk meredam harmonisa dengan berbagai teknologi seperti pada Tabel 1.1. Universitas Sumatera Utara 22 Tabel 1.1. Penelitian mengenai model filter harmonisa yang telah dilakukan No Nama Judul Penelitian Metode Identifikasi Harmonisa Filter yang Dirancang Hasil yang Diperoleh 1. Ferdinant Visser, Master thesis project, 2011[2] Design and implementation of a bi-directional 3 phase converter for a 30kW range extender application Metode kontrol SPWM Merancang alat kontrol PWM Penurunan THD 2. Darwin Rivas, et al, IEEE, 2000[3] Improving Passive Filter Compenstion Performance with Active Techniques Simulasi menggunakan Program MATLAB Simulink. Filter Pasif dan Filter Aktif Sebelum filterisasi THDv = 7,51. setelah dipasang filter pasif dan filter akif THDv= 4,7. 3. F. Jafari, A.Dastfan [4] Optimization of Single-phase PWM Rectifier Performance by Using the Genetic Algorithm Menggunakan metode genetic algoritm untuk optimasi parameter penyearah seperti C, fs, k p dan T - Diperoleh THDi akhir 3,26 4. Zargari, Navid R., et al. IEEE 1994[5] Input Filter Design for PWM Current-Source Rectifiers Perhitungan parameter filter sampai diperoleh THD yang diizinkan. Filter pasif LC THDi 5 5. Lastya, Hari Anna, 2012[6] Analisa Perbandingan Perancangan Filter LCL Pada Penyearah terkendali satu Fasa Full Converter Dengan Penyearah PWM Satu Fasa Full Bridge Simulasi mengguna- kan Program MATLAB Simulink Filter LCL Menurunkan arus harmonisa pada penyearah PWM menjadi di bawah standar IEC 61000- 3-2 Universitas Sumatera Utara 23

1.2. Permasalahan