Masjid Agung Pondok Tinggi

29 Senarai Sejarah Kebudayaan Suku Kerinci masyarakat yang mendiami daerah alam Kerinci pada masa Kesultanan Jambi,dengan adanya piagam ini membuktikan bahwa orang Kerinci pada masa lalu telah menjalin hubungan diplomatik dan persahabatan yang baik dengan Kerajaan Jambi dan Kerajaan Inderapura di Minangkabau, pada periode itu alam Kerinci berada dibawah Pemerintahan Depati Empat Pemangku Lima Manti Rang Empat Delapan Helai kain Di Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci terdapat bedug tabuh antara lain Tabuh Sigeger Bumi dan Tabuh Larangan . Tabuh Sigeger Bumi mempunyai panjang 6 m dan diameter 0,8 m. Bedug yang terbuat dari batang kayu utuh ini pada sisi belakangnya dihias dengan motif geometris, sulur-suluran, dan tumpal. Bedug ini diletakkan di atas bale-bale yang tiangnya mempunyai hiasan yang sama. Bedug tersebut berangka tahun 1901. Tabuh Larangan mempunyai panjang 3,15 m dan diameter 0,7 m. Bedug ini juga diletakkan di atas bale-bale. Bagian belakang bedug dihias dengan motif tumpal., BedukTabuh Larangan juga terdapat di daerah Rawang , Siulak , Pondok Tinggi , Kemantan , Kubang.

A. Masjid Agung Pondok Tinggi

Masjid Agung Pondok Tinggi terletak di Kelurahan Pondok Tinggi , Kota Sungai Penuh, Propinsi Jambi. Secara astronomis berada pada koordinat 01º04’15” LS dan 101º01’32” BT. Masjid Agung Pondok Tinggi merupakan salah satu masjid kuno dengan arsitektur khas nusantara , beratap tumpang dan berkontruksi kayu . Demikian halnya pada interior masjid berupa dinding-dinding dan tiang kayu yang didominasi dengan ukiran khas Kerinci, motif sulur-suluran, hiasan geometris, dan pada bagian lain dinding juga terdapat ukiran terawangan yang juga berfungsi sebagai fentilasi udara. Di dalam masjid juga tersimpan sebuah bedug larangan yang cukup panjang lebih dari 5 meter. menurut adat masyara- kat Kerinci fungsinya adalah dibunyikan sebagai sarana komunikasi untuk berkumpul atau menandai peristiwa tertentu. Masjid Agung Pondok Tinggi berdenah bujur sangkar dengan ukuran 30 x 30 m dan memiliki atap berbentuk tumpang 3 tiga. Pada bagian atasnya terdapat mustaka yang puncaknya dihias dengan bulan sabit Bab-02-SEJARAH KEB-ALAM KERINCI-29 29 8142012 10:10:07 AM 30 Peradabatan Manusia Suku Kerinci dan bintang. Dinding masjid terbuat dari kayu dan dihias dengan ukiran motif flora dan mempunyai kisi-kisi yang berfungsi sebagai ventilasi. Pada setiap sudut dinding terdapat hiasan motif sulur-suluran. Sedangk lantai masjid terbuat dari ubin. Seniman dan Pemangku adat wilayah adat Pondok Tinggi Kota Sungai Penuh Depati Satmar Lendan , mengungkapkan Masjid ini mem- punyai 2 buah pintu masuk berdaun ganda yang berhiaskan ukiran motif tumpal dan sulur-suluran . Di dalam masjid terdapat 36 buah tiang kayu berbentuk segi delapan dan berhiaskan ukiran motif tumpal dan sulur-suluran.Tiang-tiang tersebut dikelompokkan menjadi 3, yakni kelompok 1 terdiri atas 4 buah tiang berdiameter 0,90 m yang terletak di tengah-tengah ruang utama masjid. Kelompok 2 terdiri atas 8 buah tiang berdiameter 0,65 m yang mengelilingi tiang kelompok 1. Kelompok 3 terdiri atas 24 buah tiang berdiameter 0,65 m yang mengelilingi tiang kelompok 2. Mihrab masjid terletak di sebelah barat, berdenah persegi panjang dengan ukuran 3,10 x 2,40 m. Pada bagian depan mihrab ter- dapat bentuk lengkung yang dihias dengan ukiran motif geometris dan sulur-suluran, serta tempelan tegel keramik.Keunikan lain dari masjid ini adalah tempat muadzin mengumandangkan adzan terletak di atas tiang utama masjid. Untuk mencapainya dihubungkan dengan tangga berukir motif sulur-suluran dan diakhiri sebuah panggung kecil berbentuk bujur sangkar yang berukuran 2,60 x 2,60 m dikelilingi pagar berhias ukiran motif flora. Panggung kecil inilah yang merupakan tempat muadzin berdiri dan mengumandangkan adzan. Sedangkan bagian mimbar masjid berukuran 2,40 x 2,80 m, dihias dengan ukiran motif sulur-suluran dan atap berbentuk kubah. Sebelum tahun 1953, Mesjid ini bernama Mesjid Pondok Tinggi, Dpt.H.A.Norewan Depati Satmar Lendan pada tahun 1953 oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Muhamad Hatta yang ketika itu mengunjungi Kerinci - pada saat itu Kerinci masih berada dalam lingkungan administrasi Kabupaten Pesisir Selatan –Kerinci PSK Propinsi Sumatera Tengah menambah nama mesjid menjadi mesjid Agung Pondok Tinggi, Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia pada saat itu sangat kagum pada konstruksi, seni ukiran dan keunikkan Bab-02-SEJARAH KEB-ALAM KERINCI-30 30 8142012 10:10:12 AM 31 Senarai Sejarah Kebudayaan Suku Kerinci mesjid Agung di wilayah adar Pondok Tinggi, saat itu Wakil Presiden RI menyarankan agar mesjid ini dibiarkan dalam bentuk konstruksi asli dan jangan diberi loteng dengan tujuan dimasa mendatang mesjid ini akan dijadikan objek penelitian bagi generasi generasi dimasa yang akan datang.,berdasarkan fakta sejarah nama Mesjid Agung Pondok Tinggi ini pemakaian namanya diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Drs.H.Muhamad Hatta. Berdasarkan catatan Satmar Lendan,Depati Mesjid Agung Pondok Tinggi didirikan pada hari Minggu tanggal 1 Juni 1874, jauh sebelum kedatangan penjajah Belanda ke Kerinci tahun 1903.Sejak didirikan tahun 1874 sampai dengan tahun 1890, Mesjid ini telah dimanfatkan ma- syarakat sebagai tempat beribadah dan kegiatan keagamaan walaupun pada saat itu kondisi mesjid masih sangat sederhana berdinding bambu, Mesjid ini dibangun secara swadayagotong royong warga Pondok Tinggi yang saat itun jumlah warga hanya 90 KK, namun semangat gotong royong dan rasa kekeluargaan masih sangat kental, hal ini dibuktikan seluruh ramuanbahan bangunan kayu diusahakan secara bersama,dan pada saat itu ramuan kayu gelondongan untuk bahan bangunan mesjid ditarik secara bersama sama dengan menggunakan tali yang berasal dari Rotan Manau , kegiatan menarik ramuan kayu kayu tersebut oleh masyarakat disebut “ Naheik Pamau” Jenis ramuan kayu untuk bangunan mesjid menggunakan kayu berkualitas tinggi seperti kayu Letou , Kayu Tuai,atau kayu medang Jangkat. K egiatan pengambilan kayu mulai dari proses penentuan jenis kayu, penebangan kayu hingga ditarik ke lokasi pembangunan dilakukan secara bergotong royong yang pengerjaannya dikepalai oleh beberapa kepala tukang yang ahli, para ahli adat dan ulama ulama, dengan diiringi kesenian tradisi Kerinci “Tale asuh Sike” untuk memberi semangat bagi para pekerja bangunan, sedangkan untuk makanan ringan mereka disuguhi makanan khas kerinci “Lempouk” Lemang” dan minuman air sebuk” daun kawo” dengan campuran gula enau dan untuk makan siang para wanita wanita dan ibu ibu rumah tangga mempersiapkan makanan masakan khas Kerinci berupa , gulai merah “Temedeak” gulai nangka muda masakan khas Kerinci samban suhein , samban Bab-02-SEJARAH KEB-ALAM KERINCI-31 31 8142012 10:10:17 AM 32 Peradabatan Manusia Suku Kerinci kapanjang , samban puaing , samban umbu penyelang , dengan sayur ‘Cekehaa anyang daun Sapilo mudea” dan gulai Kalado“. Semua jenis masakan tersebut hanya terdapat di alam Kerinci. Pada tiang tiang,alang dan dinding terdapat ukiran ukiran yang pengerjaannya dilakukan oleh ahli ukir dari masyarakat setempat.Tokoh tokoh yang ikut mengagagas pembangunan Mesjid tersebut antara lain H.Ridho dari Rio Mendaro , H.Sudin dari Rio Senggaro , H.Thalib dari Rio Pati dan H.Rajo Saleh dari Rio Temenggung , khusus untuk Desaian digunakan Desain yang dibuat oleh H.Ridho dari Rio Mendaro. MasjidKuno Masjid Agung pondok Tinggi Sungai Penuh Hingga saat ini Bangunan Mesjid Agung Pondok Tinggi masih berdiri kokoh dan ang- gun dan masih dimanfaatkan untuk kegiatan kegiatan Ibadah dan kegiatan peringatan hari hari besar ke agamaan

B. Masjid Keramat Pulau Tengah