Manifestasi Klinis Pengkajian Fokus dan Pemeriksaan Penunjang

E. Manifestasi Klinis

1. Bukti anemia, perdarahan dan infeksi a. Demam b. Keletihan c. Pusat d. Anorexia e. Petekia dan perdarahan f. Nyeri sendi dan tulang g. Nyeri abdomen yang tidak jelas h. Berat badan turun i. Pembesaran dan fibrosis organ-organ sistem retikuloendotelia hati, limfa dan linfonodus. 2. Peningkatan tekanan intrakranial karena infiltrasi meninges a. Sakit kepala b. Iritabilitas c. Letargi d. Muntah e. Edema pupil f. Koma 3. Gejala-gejala sistem saraf pusat yang berhubungan dengan bagian sistem yang terkena a. Kelemahan ekstremitas bawah b. Kesulitan berkemih Cecily betz,2002 16

F. Komplikasi

1. Gagal sumsum tulang 2. Infeksi 3. Perdarahan 4. Splenomegali 5. Hepatomegali

2. Penatalaksanaan

1. Pelaksanaan kemoterapi Terdapat dengan fase pelaksanaan kemoterapi : a. Fase Induksi Dimulai 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi kortikosteroid prednison, vincristin, dan L- asparaginase. Fase induksi dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5 . b. Fase Profilaksis Sistem saraf pusat Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melalui intrakranial untuk mencegah invasi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi cranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat. 17 c. Kosolidasi Pada fase kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempertahankan remisi dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, mingguan atau bulanan dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi. 2. Irradiasi Kranial 3. Tranfusi darah dan trombosit bila ditemukan trombositopenia 4. Transplantasi sumsum tulang bila diperlukan

H. Pengkajian Fokus dan Pemeriksaan Penunjang

Pengkajian fokus 1. Aktivitas : kelelahan, kelemahan, malaise, kelemahan otot. 2. Sirkulasi ; palpitasi, takikardi, mur-mur jantung, membarn mukosa pusat. 3. Eliminasi : diare, nyeri tekan perianal, darah merah terang, fese hitam, penurunan haluaran urin, darah pada urine. 4. Integritas ego : perasaan tidak berdaya, menarik diri, takut, mudah terangsang, ansietas. 5. Makanancairan : anoreksia, muntah, perubahan ras, faringitis, penurunan BB dan disfagia. 6. Neurosensori penuruan koordinasi, disorientasi, pusing, kesemutan parestisia, aktifitas kejang otot mudah terangsang. 18 7. Nyeri : nyeri abdomen, sakit kepala, nyeri sendi perilaku hati-hati gelisah. 8. Pernafasan : nafas pendek, batuk, dispneu, takipneu, ronkhi, gemericik, penurunan bunyi nafas. 9. Keamanan : gangguan penglihatan, perdarahan spontan tidak terkontrol,. Demam, infeksi, kemerahan, purpura,pembesaran nodus limfe, limpahati. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien AML adalah sebagai berikut 1. Jumlah sel darah putih bisa berkurang, normal atau meningkat. 2. Pada sebagian besar kasus terjadi trombositopena 3. Biasanya pada pemeriksaan fungsi lumbal memperlihatkan bahwa cairan spinal mempunyai tekanan yang meninggi dan mengandung sel leukemik 4. Pemeriksaan dengan Sinar X dapat memperlihatkan lesi tulang 5. Tes fungsi hati fan ginjal dilakukan sebagai pedoman sebelum terapi 6. Biopsi Apsirasi sumsum tulang, untuk mengidentifikasi adanya blast dalam sumsum tulang 7. Pemeriksaan rotgen dada untuk mengidentifikasi massa mediastinum 19 20

J. FOKUS INTERVENSI 1. Dx 1