PEMAKNAAN AUDIENS TENTANG ACARA KUIS TELEVISI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI POLITIK (Studi Resepsi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2013 tentang Kuis Kebangsaan)

(1)

PEMAKNAAN AUDIENS TENTANG ACARA KUIS TELEVISI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI POLITIK

(Studi Resepsi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2013 tentang Kuis

Kebangsaan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S -1) Komunikasi

Hafidz Thaha Indra Maulana 201010040311205

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

ii LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Hafidz Thaha Indra Maulana Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Komunikasi

Judul : PEMAKNAAN AUDIENS TENTANG ACARA KUIS

TELEVISI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI POLITIK (Studi Resepsi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2013 tentang Kuis Kebangsaan)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Prodi Ilmu Komunikasi FISIP dan dinyatakan LULUS sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Ikom) Pada tanggal 12 Agustus 2014

Dihadapan Dewan Penguji

Dewan Penguji:

1. Dr. Muslimin Machmud, M.Si ( )

2. Drs. Sulismadi, M.Si ( )

3. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si ( )

4. Widiya Yutanti, S.Sos, MA ( )

Mengetahui, Dekan Fakultas


(3)

(4)

(5)

(6)

vi ABSTRAKSI

Hafidz Thaha Indra Maulana, 201010040311205

PEMAKNAAN AUDIENS TENTANG ACARA KUIS TELEVISI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI POLITIK (Studi Resepsi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2013 tentang Kuis Kebangsaan) Dosen pembimbing: Dra. Frida Kusumastuti, M.Si dan Widiya Yutanti, S.Sos, MA

(76 halaman + 7 tabel + 24 gambar + 1 Bagan + 7 lampiran) Bibliografi: 23 buku + 11 database internet

Kata kunci: Studi Resepsi, Audiens, Teks Media, Kuis Kebangsaan, Penelitian ini dilatarbelakangi dengan munculnya Kuis Kebangsaan yang tayang di RCTI. Kuis Kebangsaan merupakan kuis interaktif (berdurasi ± 5 menit), yang menguji wawasan kebangsaan pemirsanya dengan pertanyaan-pertanyaan seputar Indonesia. Kuis tersebut disponsori oleh Wiranto dan Harry Tanoesodibjo. Pada akhir tahun 2013 yang lalu, pengguna media sosial, khususnya Twitter dan Kaskus, ramai membicarakan Kuis Kebangsaan setelah beredarnya video di situs YouTube yang menggambarkan beberapa peserta melontarkan jawaban sebelum pembawa acara mengajukan pertanyaan. Pengguna media sosial tersebut beranggapan bahwa Kuis Kebangsaan telah diatur atau disetting untuk kampanye politik pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden partai Hanura. Sebagai sebuah teks media, kuis tersebut dimaknai berbeda-beda oleh audiens. Sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana penerimaan mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2013 terhadap Kuis Kebangsaan

Penelitian ini menggunakan metode studi resepsi. Studi resepsi merupakan studi untuk menemukan atribusi dan konstruksi makna (berasal dari media) dengan penerima. Karena pesan media selalu terbuka dan polisemi memiliki banyak makna potensial yang ditafsirkan sesuai dengan konteks dan budaya penerima. Berkaitan dengan penerimaan atau pemaknaan pesan media oleh audiens, Stuart Hall mengelompokan tiga bentuk pembacaan/hubungan antara penulis dan audiens dan bagaimana pesan itu dibaca oleh keduanya, yaitu posisi audiens dominan, posisi audiens negosiasi dan posisi audiens oposisi

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dimana data yang digunakan merupakan data kualitatif (data yang tidak terdiri dari angka-angka) melainkan berupa kata-kata dari subjek penelitian penelitian. Penelitian ini mengembangkan pertanyaan-pertanyaan (wawancara) kepada subjek penelitian melalui in depth interview, yang kemudian dilakukan analisis dengan apa yang telah diungkapkan oleh masing-masing subjek penelitian tersebut.


(7)

vii Dari hasil penelitian ditemukan 3 kategori penonton dalam memaknai Kuis Kebangsaan. Pertama, penonton dengan kategori oposisi (Oppositional Code Position), Dalam posisi ini, subjek penelitian menandakan secara berbeda atau berseberangan dengan apa yang ingin disampaikan oleh penulis (pengirim pesan). Mereka yang termasuk dalam posisi ini kebanyakan tidak setuju atau menolak muatan-muatan politis yang ada dalam Kuis Kebangsaan. Sedangkan yang kedua, penonton dengan kategori negosiasi (Negotiated Code Position). Dalam posisi ini, subjek penelitian menggunakan kepercayaan dan keyakinannya untuk dikompromikan dengan kode yang disediakan oleh penulis. Mereka menyadari bahwa Kuis Kebangsaan penuh akan muatan politis dan mereka menolaknya, namun mereka tetap setuju bahwa Kuis Kebangsaan dapat dikatakan bertujuan untuk menumbuhkan semangat kebangsaan, karena mereka melihat dari sisi konten pertanyaan yang mencerminkan wawasan kebangsaan. Dan yang terakhir adalah posisi penonton dominan

(Dominant Hegemonic Position). Dalam posisi ini kode-kode yang

disampaikan oleh penulis dapat diterima atau terjadi kesusaian oleh subjek penelitian. Dalam posisi ini subjek penelitian kebanyakan menerima atau setuju bahwa pertanyaan-pertanyaan dalam Kuis Kebangsaan menarik dan cukup menguji wawasan kebangsaan.

Maka dapat diartikan disini, seluruh subjek penelitian penelitian merupakan audiens yang aktif. Dengan kata lain mereka tidak hanya berperan sebagai konsumen, tetapi juga produsen yang turut aktif menciptakan makna dari sebuah media. Karena mereka secara aktif melakukan interpretasi makna yang terdapat didalam teks Kuis Kebangsaan berdasarkan konteks dan budaya mereka masing-masing

Peneliti

Hafidz Thaha Indra Maulana

Dosen Pembimbing I

Dra. Frida Kusumastuti, M.Si

Dosen Pembimbing II


(8)

viii ABSTRACT

Hafidz Thaha Indra Maulana, 201010040311205

AUDIENCE MEANING ABOUT TV QUIZ AS A POLITICAL COMMUNICATION MEDIA. (Reception Studies on Students of Communication Science and Government Science Class of 2013, University of Muhammadiyah Malang to the Kuis Kebangsaan)

Advisors: Dra. Frida Kusumastuti, M.Si and Widiya Yutanti, S.Sos, MA (76 pages + 7 table + 24 pictures + 1 schematic + 7 appendiches)

Bibliography: 23 books + 11 internet databases

Keywords : Reception Studies, Audience, Media Text, Kuis Kebangsaan This research is motivated by the Kuis Kebangsaan on RCTI. Kuis Kebangsaan is an interactive quiz game show (duration is about ± 5 minutes), which tested the concept of nationalism viewers with questions about Indonesia. The quiz is sponsored by Wiranto and Harry Tanoesodibjo. At the end of 2013 ago, users of social media, especially Twitter and Kaskus, was talking about Kuis Kebangsaan after the release of a video on YouTube that illustrates some of the quiz participants answers the question before the host asking a question. The social media users believe that the Kuis Kebangsaan has been set for a political campaign of president and vice president candidates from Hanura party. As a media text, the quiz is interpreted differently by the audience. So the researchers are interested in knowing how the students’ reception in communication science and government science class of 2013, University of Muhammadiyah Malang to the Kuis Kebangsaan

This research uses the reception studies. The essence of reception studies is to locate the attribution and construction of meaning (derived from media) with the receiver. Media messages are always open and polysemic having multiple meanings and are interpreted according to the context and the culture of receivers. In the context of reception or interpretation of media messages by audience, Stuart Hall classify three types of reading or relationship between writers and audiece, and how the message was read by both. There are dominant hegemonic position, negotiated code position and opposition code position

The research approach that is used in this research is qualitative approach. Whereas the data used qualitative data (data that does not consist of the numbers) but in the form of words of the research subject. This research develops the questions (interview) to the research subject through in-depth interviews, then analyzed to what has been disclosed by the research subject.

The finding of this research showed three categories of reading Kuis Kebangsaan. First, the viewer with the oppositional code position, in this position, the research subject decode differently or contrast codes provided


(9)

ix by the writer (sender). Those in this position mostly disagree or reject political heavies in the Kuis Kebangsaan. While the latter, viewers with negotiated code position. In this position, the research subject uses their own faith and belief to be compromised with a code provided by the writer. They are fully aware that the Kuis Kebangsaan have full political heavies and they reject it, but they still agree that ethnicity can be said quiz aims to foster the spirit of nationality, because they see the content of the questions that reflect the concept of nationalism. And the last is the dominant hegemonic position. In this position, the codes submitted by the writer can be accepted or suitability for research subject. In this position the most research subject accept or agree of the questions in the Kuis Kebangsaan are interesting and test the concept of nationalism enough. So it can be said that all of research subject are active audience. In other words, they not only act as consumers, but also producers who participate actively create meaning from a media. Because they are actively engaged in the interpretation of the meaning of the text contained in the Kuis Kebangsaan based on their own context and culture.

Peneliti

Hafidz Thaha Indra Maulana

Dosen Pembimbing I

Dra. Frida Kusumastuti, M.Si

Dosen Pembimbing II


(10)

x KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur ke hadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti diberi kekuatan dan kemudahan dalam menyelesaikan tugas akhir yang berjudul PEMAKNAAN AUDIENS TENTANG ACARA KUIS TV SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI POLITIK (Studi Resepsi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2013 terhadap Kuis Kebangsaan).

Terselesaikannya tugas akhir ini, juga tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil. Untuk itu, peneliti patut mengucapkan syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang turut membantu selama proses pengerjaan tugas akhir ini hingga selesai. Maaf, jika hanya kata sederhana berupa ucapan terimakasih yang bisa peneliti berikan. Peneliti berharap semoga Allah memberikan balasan yang tak terhingga lebih dari apa yang telah kalian berikan dalam penelitian ini.

Ucapan terima kasih, peneliti sampaikan kepada :

1. Bapak Drs. Muhadjir Effendy, M.Ap selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMM.

3. Bapak Sugeng Winarno, M.A selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi (Ikom) FISIP UMM.

4. Ibu Dra. Frida Kusumastuti, M.Si selaku Dosen Pembimbing I, terimakasih atas kesabarannya dalam memberikan arahan serta bimbingan kepada peneliti hingga terselesaikannya tugas akhir ini. Banyak ilmu yang bisa peneliti dapat dari diskusi dengan beliau. 5. Ibu Widiya Yutanti, S.Sos, M.A selaku Dosen Pembimbing II, yang

selalu sabar dan sangat tekun memberikan masukan serta waktunya untuk membimbing dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Terimakasih atas ilmu-ilmu berharga yang telah diberikan kepada peneliti.


(11)

xi 6. Segenap dosen Prodi Ilmu Komunikasi yang telah menyampaikan segala ilmunya selama 4 tahun ini kepada peneliti. Tanpa mereka gelar sarjana yang peneliti peroleh hanyalah pepesan kosong belaka.

7. Kedua orang tua peneliti, Bapak Achid Setiawan Candraningrat dan Ibu Nur Tjahjaningsih, terimakasih atas doa-doa yang selalu diselipkan dalam setiap shalat dan ucapan. Serta terimakasih atas limpahan kasih sayangnya yang selalu diberikan selama ini. Maaf jika buah hatimu belum bisa melukis simpul bahagia untuk kalian wahai wakil Allah di dunia ini.

8. Nur Annisa Vanist Kalsitrania dan Afina Maryam Pratiwi selaku kakak dan adik kandung peneliti yang turut mendukung dan memberikan semangat, motivasi, dan mendoakan kelancaran perkuliahan di UMM.

9. Adik tingkat, yang leletnya minta ampun, Prasetyani Ayu. Terimakasih telah membantu peneliti dalam mencari subjek penelitian

10.Para subjek penelitian Olivia Karunianti Putri, Muhammad Rheza Noor Fahmi, Sri Wahyuningtias, Basman Tri Sutrisno, Ari Cahya Widyanto dan Mira Amelia. Terimakasih telah bersedia meluangkan waktunya untuk terlibat dalam penelitian ini.

11.Sahabat-sahabat peneliti yang selalu mendengarkan keluh kesah dan berbagi suka ataupun duka selama ini, di antaranya: M. Rifaul Yahya S.Ikom, Yogie Prasetyo Adi, S.Ikom, Nanang Effendi, Fajri Rohmadi, Fatkul Muhtarom dan semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu disini.

12.Terimakasih juga kepada Rizki Silvia A, S.Ikom dan Siska Rosdiana O, S.Ikom yang selalu setia menjadi rekan peneliti dalam tugas praktikum serta terimakasih atas keceriwisan kalian dalam mendorong peneliti untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

13.Keluarga Besar Kine Klub UMM, yang telah memberikan banyak pengalaman, kenangan, ilmu, dan rasa kekeluargaan.

14. Juga kepada Tri Ajeng Natalina Kusumaningtyas, Terimakasih banyak atas segala perhatian yang telah diberikan kepada peneliti,


(12)

xii terimakasih telah bersedia untuk selalu menemani peneliti, berbagi suka maupun duka, menjadi teman diskusi yang baik dan banyak lagi. Beribu ucapan terimakasih dari peneliti mungkin tidaklah cukup untuk membalas kebaikanmu, untuk itu peneliti hanya bisa mendoakan semoga Allah yang membalas apa yang telah kamu berikan kepada peneliti selama ini.

Tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak guna perbaikan di masa mendatang.

Malang, 17 Juli 2014 Peneliti


(13)

xiii DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR BAGAN ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...6

1.3 Tujuan Penelitian...7

1.4 Manfaat Penelitian...7

1.4.1 Manfaat Teoritis ……...………...7

1.4.1 Manfaat Praktis ...7


(14)

xiv BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Politik ... 8

2.1.1 Pengertian Komunikasi Politik ... 8

2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi Politik ... 9

2.1.3 Fungsi Komunikasi Politik ... 10

2.2 Televisi sebagai Media Komunikasi Politik ... 11

2 2.1 Televisi sebagai Pembentuk Pendapat Umum... 11

2.2.2 Televisi sebagai Pembentuk Citra Kandidat ... 13

2.3 Iklan Politik ... 14

2.3.1 Konsep Iklan Politik ... 14

2.3.2 Peraturan Iklan Politik di Indonesia ... 15

2.4 Program Televisi ... 17

2.4.1 Jenis-jenis Program Televisi ... 17

2.4.2 Program Kuis TV... 18

2.5 Audiens ... 19

2.5.1 Konsep Audiens ... 19

2.5.2 Audiens Aktif ... 20

2.6 Studi Resepsi ... 22

2.6.1 Konsep Studi Resepsi ... 22

2.6.2 Teks Media dan Pembacaannya ... 23


(15)

xv BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian ... 27

3.2 Tipe Penelitian ... 27

3.3 Waktu dan Lokasi Penelitian. ... 28

3.4 Subjek penelitian Penelitian ... 28

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 29

3.6 Tehnik Pengumpulan Data ... 30

3.7 Tehnik Analisis Data ... 30

3.8 Tehnik Keabsahan Data ... 33

BAB IV GAMBARAN OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum RCTI ... 34

4.1.1 Sejarah Singkat RCTI ... 34

4.1.2 Visi dan Misi RCTI ... 35

4.1.3 Logo RCTI ... 36

4.1.4 Program RCTI ... 37

4.2 Kuis Kebangsaan ... 38

4.2.1 Screenshot Kuis Kebangsaan ... 38

4.3 Profil Singkat Wiranto ... 41

4.4 Profil Singkat Harrytanoesodibjo ... 43

4.5 Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang ... 45

4.5.1 Mata Kuliah Ilmu Komunikasi UMM angkatan 2013... 46

4.6 Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang... 47


(16)

xvi BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Subjek penelitian Penelitian ... 49

5.2 Tujuan Kuis Kebangsaan ... 54

5.3 Password Kuis Kebangsaan ... 63

5.4 Bintang Tamu Kuis Kebangsaan ... 66

5.4 Pertanyaan dalam Kuis Kebangsaan ... 70

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 74

6.2 Saran Akademis ... 75

6.3 Saran Praktis ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77


(17)

xvii DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Logo RCTI dari Masa ke Masa………. 36

Tabel 2 Program Acara RCTI...…………... 37

Tabel 3 Mata Kuliah Ilmu Komunikasi Semester 1……… 45

Tabel 4 Mata Kuliah Ilmu Komunikasi Semester 2……… 45

Tabel 5 Mata Kuliah Ilmu Pemerintahan Semester 1...… 47

Tabel 6 Mata Kuliah Ilmu Pemerintahan Semester 2………… 47


(18)

xviii DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 1 Model Analisis Miles dan Huberman………..31


(19)

xix DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Pembukaan Acara ………..……..… 39

Gambar 2 Pembawa Acara Memberikan Kategori Pertanyaan .... 39

Gambar 3 Bintang tamu Kuis Kebangsaan ………….…… 39

Gambar 4 Suasana Kuis Kebangsaan saat On Air …………. 40

Gambar 5 Bintang tamu membacakan pertanyaan ………… 40

Gambar 6 Hadiah Kuis Kebangsaan ………….……… 45

Gambar 7 Jenderal TNI (Purn) Wiranto ………….……… 41

Gambar 8 Hary Tanoesodibjo………….……… 43

Gambar 9 Wawancara pertama,Olivia Karunianti Putri ……… 110

Gambar 10 Wawancara kedua,Olivia Karunianti Putri ……… 110

Gambar 11 Wawancara pertama Muhammad Rheza Noor Fahmi 110 Gambar 12 Wawancara kedua Muhammad Rheza Noor Fahmi .. 110

Gambar 13 Wawancara pertama, Sri Wahyuningtias …………. 111

Gambar 14 Wawancara kedua, Sri Wahyuningtias …………. 111

Gambar 15 Wawancara pertama, Basman Tri Soetrisno ……… 111

Gambar 16 Wawancara pertama, Ari Cahya Widyanto ……… 111

Gambar 17 Wawancara pertama, Mira Amelia ………….…… 112

Gambar 18 Wawancara kedua, Mira Amelia ………….…… 112

Gambar 19 Kartu Identitas Mira Amelia ………….……... 113

Gambar 20 Kartu Identitas Basman Tri Soetrisno …... 113

Gambar 21 Kartu Identitas Olivia Karunianti Putri …... 113

Gambar 22 Kartu Identitas Ari Cahya Wdyanto ……... 113

Gambar 23 Kartu Identitas M. Rheza Noor Fahmi …... 114


(20)

xx DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Draft Pertanyaan Wawancara dan Draft Pertanyaan

Prasyarat Subjek penelitian... 80

Lampiran 2 Rekapan Hasil Wawancara ……… 82

Lampiran 3 Tabel Kategori Resepsi ...………... 100

Lampiran 4 Surat Pernyataan Persetujuan Subjek penelitian……… 103

Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian……… 110

Lampiran 6 Foto Kartu Identitas Subjek penelitian……… 113


(21)

xxi DAFTAR PUSTAKA

American Psychological Association. 2007. Publication Manual of The American Psychological Association. United States: British Library Cataloguing in Publication Data

Azwar, Saifuddin. 1998. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Baran,S.J and Davies, D.K. 2009. Mass Communication Theory. United States: Wadsworth Cengage Learning.

Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Danial, Ahmad. 2009. Iklan Politik Televisi: Modernisasi Kampanye Politik

Pasca Orde Baru. Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara

Eriyanto. 2009. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara

Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif, Aplikasi Praktis Pembuatan

Proposal dan Laporan Penelitian . Malang: UMM Press

McQuail, Dennis. 1998. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga

._____________. 2005. Mass Communication Theory Fifth Edition. Singapore: SAGE Publication Asia-Pacific

._____________. 2011. Teori Komunikasi Massa, Edisi 6, Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika

._____________. 2011 .Teori Komunikasi Massa, Edisi 6, Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika

Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Morrisan. 2009. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

.______. 2010 .Psikologi Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia

Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya PT. Remaja Rosdakarya.


(22)

xxii Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta

._______. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta

Suhady, Idup dan A M, Sinaga. 2006. Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta: Lembaga Administrasi

Negara

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi dan Tesis). Jakarta: Kencana Prenada Media Group Universitas Kristen Petra. 2008. Pedoman Tata Tulis Tugas Akhir Mahasiswa

Universitas Kristen Petra Ed. 4. Surabaya: Universitas Kristen Petra

West, Richard; Turner, Lynn. 2007. Introducing Communication Theory. New York: McGraw Hill

Non Buku/Online :

Ado. 2013. Kuis WIN-HT Disorot, Wiranto: Semuanya Di-setting. Online

http://news.liputan6.com/read/770784/kuis-win-ht-disorot-wiranto-semuanya-di-setting. Diakses tanggal 20 Januari 2014. Jam 21.55 WIB. Anam, Khairul. 2013. MNC Group Sebut 'Kuis Win-HT' Sebagai Iklan. Online

https://id.berita.yahoo.com/mnc-group-sebut-39-kuis-win-ht-39-044643621.html. Diakses tanggal 20 Januari 2014. Jam 20.20 WIB.

Asril, Sabrina. 2014. 9 Poin dalam SKB soal Moratorium Iklan Politik. Online http://nasional.kompas.com/read/2014/02/28/1722351/9.Poin.dalam.SKB.so al.Moratorium.Iklan.Politik. Diakses tanggal 03 Maret 2014. Jam 09.55 WIB.

Liauw, Hendra. 2013. Medsos: Kuis Kebangsaan Win-HT Terbukti "Setting"-an. Online

http://nasional.kompas.com/read/2013/12/10/1825415/Medsos.Kuis.Kebang saan.Win-HT.Terbukti.Setting.-an. Diakses tanggal 20 Januari 2014. Jam 21.10 WIB.

Tim Kaltim Post. 2013. Elektabilitas Wiranto-HT Meroket Hasil Survei Lembaga

Klimatologi Politik. Online

http://www.kaltimpost.co.id/berita/detail/30384/elektabilitas-wiranto-ht-meroket.html. Diakses tanggal 20 Januari 2014. Jam 20.55 WIB.


(23)

xxiii Wandi. 2013. Pakar: Caleg Pemilu 2014 Harus Punya Karakter. Online

http://infopublik.kominfo.go.id/read/43103/pakar--caleg-pemilu-2014-harus-punya-karakter.html. Diakses tanggal 11 Februari 2014. Jam 20.37 WIB.

- . 2013. Hary Tanoesodibjo. Online

http://id.wikipedia.org/wiki/Hary_Tanoesoedibjo. Diakses tanggal 10 Juni 2014. Jam 20.02 WIB.

- . 2013. Keunggulan dan Kompetensi. Online http://pemerintahan.umm.ac.id/home.php?c=0202031106&lang=id. Diakses tanggal 10 Juni 2014. Jam 20.02 WIB.

- . 2013. Profil. Online http://komunikasi.umm.ac.id/home.php?lang=id. Diakses tanggal 10 Juni 2014. Jam 20.02 WIB.

- . 2013. Profile Perusahaan. Online http://rcti.tv/profile/view/1. Diakses tanggal 10 Juni 2014. Jam 20.02 WIB.

- . 2013. Wiranto. Online http://id.wikipedia.org/wiki/Wiranto. Diakses tanggal 10 Juni 2014. Jam 20.02 WIB


(24)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejarah penelitian/pembahasan mengenai audiens telah dimulai seiring dengan penelitian tentang efek komunikasi massa. Pada awalnya, audiens dianggap pasif karena pengaruh media pada saat itu didukung oleh munculnya kekuatan propaganda Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Ketakutan terhadap propaganda telah mendramatisasikan efek media massa. Pada waktu itu media massa memanipulasi kekuatan besar. Salah satu contoh manipulasi kekuatan besar dari media massa dapat dilihat dari kesuksesan kampanye periklanan yang secara efektif mampu memobilisasi opini publik dan perilaku konsumen (Nurudin, 2007).

Namun, Barran dan Davis menjelaskan bahwa audiens tidaklah serta merta pasif melainkan juga aktif. Herta Herzog, Paul Lazarsfeld dan Frank Stanton merupakan pelopor yang mempelajari aktifitas audiens (yang kemudian melahirkan konsep audiens aktif) dan kepuasan audiens. Contohnya pada tahun 1942 Lazarfeld dan Stanton memproduksi buku seri dengan perhatian pada bagaimana audiens menggunakan media untuk mengorganisir pengalaman dan kehidupan sehari-hari. Tahun 1944 Herzog menulis artikel Motivation and Gratifications of Daily Serial Listener, yang merupakan publikasi awal tentang penelitian kepuasan audiens terhadap media. (Barran & Davis, 2009, h. 232)

Selain itu Stuart Hall dalam tradisi cultural studies juga memperkenalkan khalayak aktif melalui model komunikasi encoding/decoding. Model tersebut berisi gagasan tentang proses komunikasi di mana gagasan/ide di-encode dalam


(25)

2 pesan, dikirim dan diterima untuk di-decode, yang bisa jadi ide yang dikirimkan tadi tidak difahami secara identik dengan yang mengirim, karena makna tidaklah ada dalam pesan, melainkan bahwa pemaknaan ditentukan oleh faktor seperti konteks, tujuan, ideologi, kepentingan atau bahkan juga media yang digunakan. Di situlah muncul bahwa khalayak tidaklah pasif, tapi aktif karena berhak menentukan sendiri makna dan refleksi pengalamannya terhadap teks yang dikonsumsinya.

Konsep audiens aktif juga terlihat di Indonesia. Contoh konkritnya adalah adanya share and rating yang dilakukan oleh AC Nielsen terhadap program-program tv di Indonesia. Share and Rating merupakan apresiasi dari khalayak, baik itu apresiasi yang positif ataupun negatif. Disamping itu budaya merekam dan memutar ulang sebuah video dari televisi adalah indikasi lain dari keterlibatan audiens yang diatas rata-rata (Mc Quail, 2011). Sehingga dapat dikatakan bahwa masyarakat Indonesia saat ini, sering kali berpartisipasi dalam pengalaman media dengan memberikan makna terhadapnya, dan secara aktif memproduksi teks media pada akhirnya.

Namun, sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Altschull, “konten media selalu mencerminkan kepentingan mereka yang membiayainya” (dalam McQuail, 2011, h. 254). Menjelang pemilu 2014, para pemilik stasiun televisi swasta di Indonesia yang terjun ke dunia politik sebut saja Hary Tanoesodibjo (MNC Group-Cawapres Hanura), Aburizal Bakrie (Viva Group-Capres Partai Golkar), dan Surya Paloh (Media Group-Ketua Umum Partai Nasdem) berlomba-lomba menggunakan kekuasaanya pada media yang mereka miliki untuk merebut


(26)

3 simpati masyarakat, melalui kampanye terang-terangan seperti iklan politik sampai dengan kampanye terselubung melalui berbagai program TV mereka.

Kampanye terselubung dapat berupa, pemberitaan yang mencitrakan partai politik atau calon legislatif yang diusung, siaran internal partai yang memiliki durasi waktu tidak wajar, sampai program acara kuis. Hal tersebut sering terlihat di layar kaca, seperti berita tentang acara Partai Nasdem atau ormas Nasional Demokrat (yang juga dipimpin Surya Paloh) sekecil apa pun kegiatannya, tetap disiarkan oleh Metro TV (Media Group), lengkap dengan cuplikan pidato Surya Paloh yang menggebu-gebu. Pola pemberitaan yang sama juga muncul pada berita tentang Aburizal Bakrie dan Hary Tanoesodibjo. Bahkan Hary Tanoesoedibjo mendapat surat teguran langsung dari KPI dengan nomor 872c/K/KPI/12/13 tentang Kuis Kebangsaan dan siaran berita politiknya yang tidak berimbang.

Para pemilik media tersebut seolah masih percaya bahwa mereka dapat menggunakan kekuasaannya pada media untuk mempengaruhi sikap politik masyarakat. Hal tersebut dapat beralasan jika ditinjau dari perspektif politik-ekonomi, dimana media dianggap sebagai sebuah institusi yang kuat dalam mempengaruhi realitas sosial. Media memiliki konsekuensi dan nilai ekonomi, serta merupakan obyek persaingan untuk memperebutkan kontrol dan akses.

“Media massa khususnya televisi seringkali dipandang sebagai alat kekuasaan yang efektif karena kemampuannya untuk melakukan dan mengarahkan perhatian, membujuk pendapat, mempengaruhi pilihan sikap, memberikan status dan legitimasi, mendefinisikan dan membentuk persepsi realitas” (McQuail, 1998, h. 82).


(27)

4 Selain hal tersebut, masifnya iklan-iklan politik di televisi, muncul sebagai konsekuensi dari modernisasi kampanye politik yang mengubah secara drastis bentuk direct-campaign dalam komunikasi interpersonal menjadi

mediated-campaign menggunakan media. Modernisasi kampanye politik dengan

menggunakan televisi sebagai medium utamanya mengubah kontestasi ideologis menjadi kontestasi citra. Dalam kontestasi citra, popularitas seorang kandidat lebih mempengaruhi perilaku pemilih daripada kompetensi mereka (Danial, 2009)

Melihat fenomena tersebut, peneliti tergelitik untuk meneliti acara Kuis Kebangsaan yang tayang di RCTI setiap hari pukul 09.30 dan 17.00. Kuis tersebut disponsori oleh Wiranto dan Harytanoesodibjo (Anam, 2013). Kuis Kebangsaan merupakan kuis interaktif (berdurasi ± 5 menit), yang menguji wawasan kebangsaan pemirsanya dengan pertanyaan-pertanyaan seputar Indonesia. Hadiah yang disediakan mulai dari mesin cuci, handphone hingga sepeda motor. Setiap episode ada dua penelepon yang berkesempatan memperoleh hadiah yang disediakan tadi.

Yang menarik peneliti untuk meneliti acara tersebut adalah dimata peneliti, acara Kuis Kebangsaan sarat akan muatan politik. Hal tersebut dapat terlihat seperti password yang harus diucapkan oleh penelpon sebelum mengikuti kuis, Password-nya adalah “Bersih, peduli, tegas”. Password tersebut merupakan salah satu jargon yang diusung oleh pasangan capres dan cawapres RI 2014 Wiranto-Hary Tanoesodibjo. Muatan politik juga terlihat ketika peserta diharuskan memilih salah satu huruf berisi pertanyaan-pertanyaan, dari kata WINHT. Sedangkan WIN-HT sendiri merupakan nama marketing dari pasangan capres Wiranto-Hary Tanoesodibjo (Kaltim Post, 2013). Bintang tamu yang


(28)

5 memberikan pertanyaan juga merupakan calon-calon legislatif dari Partai Hanura. Selain hal tersebut, alasan peneliti memilih acara Kuis Kebangsaan juga dikarenakan, pada akhir tahun 2013 kemarin pengguna media sosial, khususnya Twitter dan Kaskus, ramai membicarakan Kuis Kebangsaan. Kuis tersebut diduga telah diatur atau disetting setelah beredarnya video di situs YouTube yang menggambarkan beberapa peserta melontarkan jawaban sebelum pembawa acara mengajukan pertanyaan. (Liauw, 2013).

Atas dasar itulah peneliti ingin melakukan sebuah studi resepsi pada mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang angkatan tahun 2013 tentang acara Kuis Kebangsaan. Peneliti ingin mengetahui pemaknaan yang dilakukan oleh subjek penelitian terhadap Kuis Kebangsaan

Peneliti memilih mahasiswa angkatan 2013, karena mereka termasuk dalam pemilih muda. Dimana secara psikologis, pemilih muda memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang- orang tua pada umumnya. Menurut Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali, kalangan muda sangat tertarik terhadap popularitas seseorang yang kerap muncul di media massa khususnya televisi (Wandi, 2013). Karena menurut Azwar “struktur sikap individu akan sangat dipengaruhi oleh pengalaman (pengetahuan) pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, kondisi budaya, aspek emosional, lembaga pendidikan dan agama serta media massa” (Azwar, 1998, h. 30). Jadi, dapat dikatakan media massa mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan individu.


(29)

6 Disamping faktor diatas, alasan peneliti memilih mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemerintahan UMM dikarenakan, peneliti ingin mengetahui pemaknaan yang dilakukan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemerintahan. Sebab menurut peneliti, Kuis Kebangsaan dapat ditinjau dari berbagai disiplin ilmu. Namun peneliti lebih menekankan pada dua disiplin ilmu yaitu Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik. Karena Kuis Kebangsaan merupakan produk Audio Visual dimana didalam kuis tersebut terdapat proses komunikasi yang berlangsung, disamping itu menurut peneliti kuis tersebut memiliki muatan-muatan politis yang cukup kuat, sehingga kuis ini juga dapat dikatakan sebagai bentuk komunikasi politik. Dimana komunikasi politik merupakan sebuah studi interdisplinari yang dibangun atas berbagai macam disiplin ilmu, terutama dalam hubungannya antara proses komunikasi dan proses politik (Cangara, 2009). Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti pemaknaan yang dilakukan oleh para mahasiswa tersebut berdasarkan latar disiplin ilmu yang mereka geluti masing-masing.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana makna program acara Kuis Kebangsaan yang tayang di RCTI menurut mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemerintahan UMM angkatan 2013?

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana makna program acara Kuis Kebangsaan yang tayang di RCTI menurut mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemerintahan UMM angkatan 2013


(30)

7 1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Menambah literatur riset audiens tentang bagaimana pemaknaan audiens atau penonton pada isi media dengan menggunakan studi resepsi.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Sebagai bahan materi literasi media untuk program pengabdian masyarakat oleh lembaga maupun institusi pendidikan.

2. Menjadi bahan pertimbangan bagi para lulusan yang ketika terjun menjadi seorang praktisi sebuah media khususnya bidang penyiaran televisi untuk tidak membuat program acara yang bertujuan menghegemoni audiens.

1.1. Fokus Penelitian

Untuk memberi batasan dan pemahaman lebih jelas tentang penelitian yang dilakukan, maka penulis mencamtumkan fokus penelitian. Menurut Spradley, “fokus merupakan domain tungal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial” (dalam Sugiyono, 2011, h. 209)

Fokus penelitian ini adalah pemaknaan atau hasil interpretasi dari subjek penelitian yaitu mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemerintahan angkatan 2013 pada acara Kuis Kebangsaan yang tayang di RCTI. Peneliti ingin mengetahui pemaknaan audiens tentang program acara tersebut dengan menggunakan analisis resepsi.


(1)

2 pesan, dikirim dan diterima untuk di-decode, yang bisa jadi ide yang dikirimkan tadi tidak difahami secara identik dengan yang mengirim, karena makna tidaklah ada dalam pesan, melainkan bahwa pemaknaan ditentukan oleh faktor seperti konteks, tujuan, ideologi, kepentingan atau bahkan juga media yang digunakan. Di situlah muncul bahwa khalayak tidaklah pasif, tapi aktif karena berhak menentukan sendiri makna dan refleksi pengalamannya terhadap teks yang dikonsumsinya.

Konsep audiens aktif juga terlihat di Indonesia. Contoh konkritnya adalah adanya share and rating yang dilakukan oleh AC Nielsen terhadap program-program tv di Indonesia. Share and Rating merupakan apresiasi dari khalayak, baik itu apresiasi yang positif ataupun negatif. Disamping itu budaya merekam dan memutar ulang sebuah video dari televisi adalah indikasi lain dari keterlibatan audiens yang diatas rata-rata (Mc Quail, 2011). Sehingga dapat dikatakan bahwa masyarakat Indonesia saat ini, sering kali berpartisipasi dalam pengalaman media dengan memberikan makna terhadapnya, dan secara aktif memproduksi teks media pada akhirnya.

Namun, sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Altschull, “konten media selalu mencerminkan kepentingan mereka yang membiayainya” (dalam McQuail, 2011, h. 254). Menjelang pemilu 2014, para pemilik stasiun televisi swasta di Indonesia yang terjun ke dunia politik sebut saja Hary Tanoesodibjo (MNC Group-Cawapres Hanura), Aburizal Bakrie (Viva Group-Capres Partai Golkar), dan Surya Paloh (Media Group-Ketua Umum Partai Nasdem) berlomba-lomba menggunakan kekuasaanya pada media yang mereka miliki untuk merebut


(2)

3 simpati masyarakat, melalui kampanye terang-terangan seperti iklan politik sampai dengan kampanye terselubung melalui berbagai program TV mereka.

Kampanye terselubung dapat berupa, pemberitaan yang mencitrakan partai politik atau calon legislatif yang diusung, siaran internal partai yang memiliki durasi waktu tidak wajar, sampai program acara kuis. Hal tersebut sering terlihat di layar kaca, seperti berita tentang acara Partai Nasdem atau ormas Nasional Demokrat (yang juga dipimpin Surya Paloh) sekecil apa pun kegiatannya, tetap disiarkan oleh Metro TV (Media Group), lengkap dengan cuplikan pidato Surya Paloh yang menggebu-gebu. Pola pemberitaan yang sama juga muncul pada berita tentang Aburizal Bakrie dan Hary Tanoesodibjo. Bahkan Hary Tanoesoedibjo mendapat surat teguran langsung dari KPI dengan nomor 872c/K/KPI/12/13 tentang Kuis Kebangsaan dan siaran berita politiknya yang tidak berimbang.

Para pemilik media tersebut seolah masih percaya bahwa mereka dapat menggunakan kekuasaannya pada media untuk mempengaruhi sikap politik masyarakat. Hal tersebut dapat beralasan jika ditinjau dari perspektif politik-ekonomi, dimana media dianggap sebagai sebuah institusi yang kuat dalam mempengaruhi realitas sosial. Media memiliki konsekuensi dan nilai ekonomi, serta merupakan obyek persaingan untuk memperebutkan kontrol dan akses. “Media massa khususnya televisi seringkali dipandang sebagai alat kekuasaan yang efektif karena kemampuannya untuk melakukan dan mengarahkan perhatian, membujuk pendapat, mempengaruhi pilihan sikap, memberikan status dan legitimasi, mendefinisikan dan membentuk persepsi realitas” (McQuail, 1998, h. 82).


(3)

4 Selain hal tersebut, masifnya iklan-iklan politik di televisi, muncul sebagai konsekuensi dari modernisasi kampanye politik yang mengubah secara drastis bentuk direct-campaign dalam komunikasi interpersonal menjadi mediated-campaign menggunakan media. Modernisasi kampanye politik dengan menggunakan televisi sebagai medium utamanya mengubah kontestasi ideologis menjadi kontestasi citra. Dalam kontestasi citra, popularitas seorang kandidat lebih mempengaruhi perilaku pemilih daripada kompetensi mereka (Danial, 2009)

Melihat fenomena tersebut, peneliti tergelitik untuk meneliti acara Kuis Kebangsaan yang tayang di RCTI setiap hari pukul 09.30 dan 17.00. Kuis tersebut disponsori oleh Wiranto dan Harytanoesodibjo (Anam, 2013). Kuis Kebangsaan merupakan kuis interaktif (berdurasi ± 5 menit), yang menguji wawasan kebangsaan pemirsanya dengan pertanyaan-pertanyaan seputar Indonesia. Hadiah yang disediakan mulai dari mesin cuci, handphone hingga sepeda motor. Setiap episode ada dua penelepon yang berkesempatan memperoleh hadiah yang disediakan tadi.

Yang menarik peneliti untuk meneliti acara tersebut adalah dimata peneliti, acara Kuis Kebangsaan sarat akan muatan politik. Hal tersebut dapat terlihat seperti password yang harus diucapkan oleh penelpon sebelum mengikuti kuis, Password-nya adalah “Bersih, peduli, tegas”. Password tersebut merupakan salah satu jargon yang diusung oleh pasangan capres dan cawapres RI 2014 Wiranto-Hary Tanoesodibjo. Muatan politik juga terlihat ketika peserta diharuskan memilih salah satu huruf berisi pertanyaan-pertanyaan, dari kata WINHT. Sedangkan WIN-HT sendiri merupakan nama marketing dari pasangan capres Wiranto-Hary Tanoesodibjo (Kaltim Post, 2013). Bintang tamu yang


(4)

5 memberikan pertanyaan juga merupakan calon-calon legislatif dari Partai Hanura. Selain hal tersebut, alasan peneliti memilih acara Kuis Kebangsaan juga dikarenakan, pada akhir tahun 2013 kemarin pengguna media sosial, khususnya Twitter dan Kaskus, ramai membicarakan Kuis Kebangsaan. Kuis tersebut diduga telah diatur atau disetting setelah beredarnya video di situs YouTube yang menggambarkan beberapa peserta melontarkan jawaban sebelum pembawa acara mengajukan pertanyaan. (Liauw, 2013).

Atas dasar itulah peneliti ingin melakukan sebuah studi resepsi pada mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang angkatan tahun 2013 tentang acara Kuis Kebangsaan. Peneliti ingin mengetahui pemaknaan yang dilakukan oleh subjek penelitian terhadap Kuis Kebangsaan

Peneliti memilih mahasiswa angkatan 2013, karena mereka termasuk dalam pemilih muda. Dimana secara psikologis, pemilih muda memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang- orang tua pada umumnya. Menurut Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali, kalangan muda sangat tertarik terhadap popularitas seseorang yang kerap muncul di media massa khususnya televisi (Wandi, 2013). Karena menurut Azwar “struktur sikap individu akan sangat dipengaruhi oleh pengalaman (pengetahuan) pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, kondisi budaya, aspek emosional, lembaga pendidikan dan agama serta media massa” (Azwar, 1998, h. 30). Jadi, dapat dikatakan media massa mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan individu.


(5)

6 Disamping faktor diatas, alasan peneliti memilih mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemerintahan UMM dikarenakan, peneliti ingin mengetahui pemaknaan yang dilakukan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemerintahan. Sebab menurut peneliti, Kuis Kebangsaan dapat ditinjau dari berbagai disiplin ilmu. Namun peneliti lebih menekankan pada dua disiplin ilmu yaitu Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik. Karena Kuis Kebangsaan merupakan produk Audio Visual dimana didalam kuis tersebut terdapat proses komunikasi yang berlangsung, disamping itu menurut peneliti kuis tersebut memiliki muatan-muatan politis yang cukup kuat, sehingga kuis ini juga dapat dikatakan sebagai bentuk komunikasi politik. Dimana komunikasi politik merupakan sebuah studi interdisplinari yang dibangun atas berbagai macam disiplin ilmu, terutama dalam hubungannya antara proses komunikasi dan proses politik (Cangara, 2009). Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti pemaknaan yang dilakukan oleh para mahasiswa tersebut berdasarkan latar disiplin ilmu yang mereka geluti masing-masing.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana makna program acara Kuis Kebangsaan yang tayang di RCTI menurut mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemerintahan UMM angkatan 2013?

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana makna program acara Kuis Kebangsaan yang tayang di RCTI menurut mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemerintahan UMM angkatan 2013


(6)

7 1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Menambah literatur riset audiens tentang bagaimana pemaknaan audiens atau penonton pada isi media dengan menggunakan studi resepsi.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Sebagai bahan materi literasi media untuk program pengabdian masyarakat oleh lembaga maupun institusi pendidikan.

2. Menjadi bahan pertimbangan bagi para lulusan yang ketika terjun menjadi seorang praktisi sebuah media khususnya bidang penyiaran televisi untuk tidak membuat program acara yang bertujuan menghegemoni audiens.

1.1. Fokus Penelitian

Untuk memberi batasan dan pemahaman lebih jelas tentang penelitian yang dilakukan, maka penulis mencamtumkan fokus penelitian. Menurut Spradley, “fokus merupakan domain tungal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial” (dalam Sugiyono, 2011, h. 209)

Fokus penelitian ini adalah pemaknaan atau hasil interpretasi dari subjek penelitian yaitu mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Ilmu Pemerintahan angkatan 2013 pada acara Kuis Kebangsaan yang tayang di RCTI. Peneliti ingin mengetahui pemaknaan audiens tentang program acara tersebut dengan menggunakan analisis resepsi.


Dokumen yang terkait

PEMAKNAAN PENONTON TENTANG PROGRAM ACARA TALKSHOW “KICK ANDY” DI METROTV (Studi Resepsi pada Mahasiswa UMM Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2007)

2 10 94

PEMAKNAAN MAHASISWA PENGGUNA AKUN TWITTER TENTANG CYBERBULLY (Studi Resepsi Pada Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2010 Atas Kasus Pernyataan Pengacara Farhat Abbas Tentang Pemerintahan Jokowi - Ahok)

2 85 24

PENGGUNAAN WHATSAPP SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DI KALANGAN MAHASISWA (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2009 Universitas Muhammadiyah Malang )

14 80 25

Efektivitas Twitter Sebagai Media Informasi Bagi Mahasiswa (Studi Deskriptif Akun @ikomUMM Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2013)

0 4 21

PENERIMAAN AUDIENS TENTANG PROGRAM TAYANGAN RISING STAR INDONESIA DI RCTI (Studi Resepsi di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang 2012)

1 13 37

MOTIF – MOTIF PENGGUNAAN PATH SEBAGAI MEDIA CYBERBULLY (Studi pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2013 )

0 4 11

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG SITUS YOUTUBE SEBAGAI MEDIA POPULARITAS SESEORANG (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang)

13 54 15

CITRA DAN EKSPEKTASI TERHADAP JURUSAN ILMU KOMUNIKASI Studi pada Mahasiswa Baru Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2007 Universitas Muhammadiyah Malang

0 5 3

PEMAKNAAN AUDIENS PADA ETIKA KOMUNIKASI DALAM TAYANGAN ACARA PESBUKERS (Studi Resepsi pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Program Studi Ilmu Komunikasi Angkatan Tahun 2011)

9 46 24

PEMAKNAAN PENONTON TENTANG PROGRAM ACARA TALKSHOW “KICK ANDY” DI METROTV (Studi Resepsi pada Mahasiswa UMM Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2007)

0 3 94