Dilihat dari diagaram alir diatas, proses perhitungan total pressure drop dilakukan dengan menghitung tiap bagian penyebab turunnya tekanan. Terdapat sepuluh sub-proses yang ada, dimana
tiap sub-proses akan dijabarkan lebih detail mengenai diagran alir sub-proses tersebut. Untuk masukan data oil debit dapat dilihat dalam Data for Cooling Calculation seperti yang
ada di Lampiran 3.1. Sedangkan jumlah lubang dan diameter lubang pada oil chamber dapat dilihat dalam kalkulasi Oil chamber hole diameter.
Perhitungan pertama yang dilakukan adalah menentukan oil density atau berat jenis oli yang mengalir dalam sistem pendinginan. Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan pressure drop pada oil
chamber dan pressblock, hingga perhitungan pressure drop pada pipa lurus. Setelah tiap bagian penyebab pressure drop dihitung, maka total pressure drop yang terjadi dalam trafo tersebut sudah
dapat dihitung. Nilai total pressure drop tersebut adalah penjumlahan dari semua pressure drop yang terjadi dalam setiap sub-proses diagram diatas.
Program perhitungan pressure drop ini menggunakan program aplikasi Access dengan pertimbangan kemudahan dalam pembuatan, pengoperasian, dan penyimpanan data perhitungan.
Selain itu adanya permintaan data perhitungan pressure drop dari konsumen dapat dipenuhi dengan fasilitas report pada aplikasi Access. Data hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 2.4.
3.1.1 Perhitungan Oil Density
Dalam sebuah sistem pendinginan, nilai berat jenis dari fluida yang digunakan sangat penting untuk perhitungan sub-proses selanjutnya. Fluida yang digunakan untuk mendinginkan trafo adalah oli
khusus seperti yang terdapat pada Lampiran 2.1. Gambar 3.2 merupakan diagram alir proses perhitungan oil density.
Gambar 3.2 Perhitungan Oil Density
23
Tipe oli dipilih oleh designer berdasarkan data spesifikasi trafo yang biasanya tercantum dalam gambar General Arrangement . Dalam program ini, cara pemasukan data tipe oli digunakan
tools combo box. Dimana data dalam tools tersebut bersumber dari tabel data spesifikasi oli yang beredar dipasaran. Contoh oli yang digunakan dapat dilihat dalam Lampiran 2.1.
Top oil temperature adalah suhu tertinggi oli yang berada dalam trafo. Oli ini berada dalam Tangki bagian atas. Data top oil temperature dapat dilihat dalam Kalkulasi Elektrik atau Data for
Cooling Calculation. Setelah data sudah dimasukan, program akan mengkalkulasi nilai densitas oli yang mengalir dalam sistem dengan menerapkan persamaan 2.8. Nilai densitas oli tersebut kemudian
disimpan dalam variabel �1.
3.1.2 Perhitungan Pressure Drop di Oil Chamber
Setelah nilai densitas oli diketahui proses perhitungan pressure drop di sub-proses sudah dapat dilakukan. Gambar 3.3 merupakan diagram alir dari proses perhitungan pressure drop di oil chamber.
Gambar 3.3 Perhitungan Pressure drop di Oil Chamber
24
Siapkan data kalkulasi Oil Chamber Hole Diameter untuk masukan diameter lubangd3 dan jumlah lubangn3. Dengan menerapkan persamaan2.5, nilai diameter dan jumlah lubang
dipengaruhi oleh besarnya debit yang mengalir. Dilihat dari diagram alir di atas, perhitungan ini berhubungan dengan spesifikasi dan nilai
densitas oli. Dimana data ini merupakan hasil dari perhitungan sebelumnya. Setelah semua data dimasukan, program akan memproses perhitungan luas areaA3. Persamaan luas area disesuaikan
dengan bentuk bidang yang dilewati fluida, dalam kasus ini bentukan tersebut adalah lingkaran. Luas permukaan lingkaran adalah :
A =
1 4
π d
2
Dari nilai A3 tersebut maka nilai kecepatan fluida yang mengalir dapat diketahui, yaitu dengan menggunakan persamaan kontinuitas fluida. Dimana kecepatan fluida merupakan hasil bagi antara
debit dengan luas area penampang fluida. Setelah nilai kecepatan fluida diketahui proses perhitungan selanjutnya adalah menentukan
bilangan reynold. Persamaan yang digunakan adalah persamaan 2.7. Dari bilangan reynold inilah dapat diketahui jenis aliran yang melewati area tersebut, apakah aliran laminar atau aliran turbulen.
Apabila nilai Re kurang dari 2300 maka akan terjadi aliran laminar, koefisien gesekannya adalah : λ=
64 ℜ
Apabila nilai Re lebih dari 2300 maka aliran dianggap aliran turbulen dengan koefisien gesakan mengikuti persamaan2.10, dimana:
= 0.005 1+2 x 10 �
4
x
ε D
+
10 ⁶
ℜ ⅓
Nilai � digunakan untuk menentukan nilai pressure drop yang terjadi dalam oil chamber
melalui persamaan: �p= � x
ρ 2
x
vs
2
3.1.3 Perhitungan Pressure Drop di Bottom Yoke