Siapkan data kalkulasi Oil Chamber Hole Diameter untuk masukan diameter lubangd3 dan jumlah lubangn3. Dengan menerapkan persamaan2.5, nilai diameter dan jumlah lubang
dipengaruhi oleh besarnya debit yang mengalir. Dilihat dari diagram alir di atas, perhitungan ini berhubungan dengan spesifikasi dan nilai
densitas oli. Dimana data ini merupakan hasil dari perhitungan sebelumnya. Setelah semua data dimasukan, program akan memproses perhitungan luas areaA3. Persamaan luas area disesuaikan
dengan bentuk bidang yang dilewati fluida, dalam kasus ini bentukan tersebut adalah lingkaran. Luas permukaan lingkaran adalah :
A =
1 4
π d
2
Dari nilai A3 tersebut maka nilai kecepatan fluida yang mengalir dapat diketahui, yaitu dengan menggunakan persamaan kontinuitas fluida. Dimana kecepatan fluida merupakan hasil bagi antara
debit dengan luas area penampang fluida. Setelah nilai kecepatan fluida diketahui proses perhitungan selanjutnya adalah menentukan
bilangan reynold. Persamaan yang digunakan adalah persamaan 2.7. Dari bilangan reynold inilah dapat diketahui jenis aliran yang melewati area tersebut, apakah aliran laminar atau aliran turbulen.
Apabila nilai Re kurang dari 2300 maka akan terjadi aliran laminar, koefisien gesekannya adalah : λ=
64 ℜ
Apabila nilai Re lebih dari 2300 maka aliran dianggap aliran turbulen dengan koefisien gesakan mengikuti persamaan2.10, dimana:
= 0.005 1+2 x 10 �
4
x
ε D
+
10 ⁶
ℜ ⅓
Nilai � digunakan untuk menentukan nilai pressure drop yang terjadi dalam oil chamber
melalui persamaan: �p= � x
ρ 2
x
vs
2
3.1.3 Perhitungan Pressure Drop di Bottom Yoke
Data masukan panjang dan lebar yoke dapat dilihat di gambar GA atau di gambar draft dari rancangan trafo tersebut. Secara umum proses perhitungan pressure drop di bottom yoke hampir sama
dengan perhitungan pressure drop pada oil chamber. Perbedaan yang paling mendasar adalah bentuk bidang yang dilewati fluida, dimana bentuk bidang yang dilewati pada bottom yoke adalah segi empat.
Luas penampang A4 merupakan hasil kali dari tinggi dan lebar collector. Collector adalah konstruksi dalam tangki bersama active part yang bertujuan mengarahkan aliran oli menuju oil
chamber. Pada gambar 3.4 ditunjukan konstruksi collector yang hanya ada dalam sistem pendinginan ODAF.
25
Nilai A4 kemudian digunakan sebagai masukan perhitungan selanjutnya, yaitu menentukan nilai kecepatan fluida. Setelah nilai kecepatan fluidavs4 diketahui, perhitungan bilangan reynold
Re dapat ditentukan dengan persamaan: Re=
vs 4∗ 2∗
h 4∗w 4 h 4+w 4
v Dari perhitungan diatas, nilai
� dan pressure drop di bottom yoke dapat diketahui mengunakan persamaan yang sama dengan perhitungan pressure drop di oil chamber. Untuk memudahkan
pemahaman proses perhitungan pressure drop di bottom yoke, gambar 3.5 merupakan diagaram alir proses perhitungan tersebut.
Gambar 3.4 Konstruksi collector ODAF
26
Gambar 3.5 Perhitungan Pressure drop di Bottom Yoke
3.1.4 Perhitungan Pressure Drop akibat Valve
Valve merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dalamsistem pendinginan ODAF. Setiap jenis valve memiliki koefisien resistansi yang berbeda, karena memiliki konstruksi yang
berbeda. Nilai koefisien resistansi dibawah ini dipeoleh dari tabel pada Lampiran 2.3. Di bawah ini merupakan diagram alir dari proses perhitungan penurunan tekanan akibat adanya valve.
27
Gambar 3.6 Perhitungan Pressure drop akibat adanya valve Dari diagram alir diatas diketahui bahwa jenis valve yang digunakan adalah 4 macam, dimana
setiap ukuran valve mempunyai koefiesien resistansi yang berbeda. Tipe, ukuran dan jumlah valve dipilih dengan melihat data dalam gambar GA. Proses perhitungan pressure drop akibat valve
p5menggunakan persamaan 2.12.
3.1.5 Perhitungan Pressure Drop akibat T-Joint