ukurannya harus sama atau lebih besar dari lubang keluar perangkap pada alat plambing.
2. Pipa Cabang Mendatar Pipa pembuangan yang dipasang mendatar dan menghubungkan pipa
pembuangan dari alat plambing dengan pipa tegak air buangan. 3. Pipa Tegak Air Buangan
Pipa pembuangan yang dipasang tegak untuk mengalirkan air buangan dari pipa-pipa cabang mendatar.
4. Pipa Tegak Air Kotor Pipa pembuangan yang dipasang tegak untuk mengalirkan air kotor dari
pipa-pipa cabang mendatar. 5. Pipa atau Saluran Pembuangan Gedung
Pipa pembuangan yang mengumpulkan air kotor maupun air bekas dari pipa-pipa tegak. Di dalam sistem pembuangan air dalam gedung, pipa
pembuangan gedung ini umumnya dibatasi hingga jarak satu meter ke arah luar dari dinding terluar gedung.
6. Riol Gedung Pipa di halaman gedung yang menghubungkan pipa pembuangan
gedung dengan riol umum ataupun instalasi pengolahan.
2.2.4 Ukuran Pipa Pembuangan
Langkah-langkah penentuan dimensi pipa air buangan adalah sebagai berikut :
1. Menentukan daerah atau jalur tiap sistem pada ruang saniter. Jalur setiap sistem tersebut ditentukan karena penentuan dimensi pipa air
buangan dilakukan berdasarkan unit alat plambing kumulatif. 2. Menentukan besarnya beban unit alat plambing dari alat plambing
pada setiap jalur yang telah ditetapkan. Nilai beban UAP ini dapat dilihat pada tabel 2.8 di bawah ini :
22
Tabel 2.8 Nilai Unit Alat Plambing untuk Tiap Alat
Sumber : Soufyan Moh. Noerbambang dan Takeo Morimur
23
3. Menentukan diameter perangkap minimum untuk mesing-masing alat plambing sesuai tabel 2.9 di bawah ini :
Tabel 2.9 Diameter Minimum untuk Perangkap dan Pipa Buangan Alat Plambing
Sumber : “Perancangan dan pemeliharaan sistem plambing” Soufyan Moh. Noerbambang dan Takeo Morimura
Catatan : 1. Ada dua macam perangkap dan pipa buangan, sesuai dengan tipe peturasan.
2. Tidak selalu tersedia di toko. 3. Pipa buangan 32 mm boleh digunakan, tetapi karena pipa ven mudah rusak
lebih disukai system ven dengan lup. Dianjurkan menggunakan pipa buangan 40 mm untuk menjamin ventilasi dan mengatasi kemungkinan mengendapnya
sabun atau bahan lainnya pada dinding dalam pipa.
24
4. Bak cuci tangan kecil ini biasanya tanpa lubang peluap, dan digunakan dalam kakus atau kamar mandi rumah atau apartement. Pipa pembuangan
alat plambing harus berukuran 32 mm.
4. Menentukan nilai beban UAP kumulatif dari setiap alat plambing sampai pada alat plambing yang paling dekat dengan pipa tegak dari setiap jalur.
5. Menentukan diameter pipa alat plambing berdasarkan UAP maksimum dari tabel 2.10 Apabila diameter piap air buangan lebih kecil dari diameter
perangkap minimumnya maka diambil nilai dari diameter perangkap minimum sesuai standar untuk setiap alat plambing. Selain itu, harus
diingat bahwa tidak pernah terdapat perkecilan pipa pada ssitem air buangan dan hanya kloset yang terletak pada ujuang sistem yang boleh
memakai diameter pipa 75 mm kloset kedua dan seterusnya dari ujung diameter pipanya 100 mm
Tabel 2.10 Beban Maksimum UAP yang Ditentukan Untuk Cabang Horizontal dan Pipa Tegak Buangan
Sumber : “Perancangan dan pemeliharaan sistem plambing” Soufyan Moh. Noerbambang dan Takeo Morimura
Catatan : 1. Tidak termasuk cabang buangan gedung.
2. NATIONAL PLUMBING CODE, American Standart, ASA 40,8-1955. 3. Tidak lebih dari dua kloset.
25
4. Tidak lebih dari 3 kloset. 1. Unit alat plambing praktis diterapkan kalau setiap alat plambing
melayani 20-30 penghuni gedung, dan digunakan sistem ven dengan lup. 2. Unit alat plambing dari NPC diterapkan kalau setiap alat plambing
melayani 10-15 penghuni gedung. Dan digunakan sistem ven individu.
6. Menyesuaikan diameter pipa yang terpasang dengan diameter pipa yang ada di pasaran
7. Menentukan slope yang akan digunakan pada pipa air buangan masing- masing alat plambing yang akan menuju pipa tegak
8. Menentukan diameter pipa pembuangan gedung bedasarkan tabel 2.6 di atas.
9. Mengumpulkan semua data yang telah didapat pada tabel sistem air buangan. Berikut tabel 2.11 Sistem air buangan :
I II
III IV V
VI VII VII I
IX X XI
XII XII I
XI V
Tabel 2.11 Sistem air buangan
26
Keterangan kolom : I
: kolom jumlah baris digunakan untuk memberi penamaan pada sebuah sistem jalur air buangan
II : alat plambing
III : daerah berdasarkan sistem
IV : nilai fixture unit
V : nilai akumulasi dari jumlah nilai fixture unit
VI : diameter tabel 11.1 babbit, terlampir
VII : slope pipa tabel 11.3 babbit, terlampir
VIII : P permesible fixture unit atau nilai fixture unit yang diijinkan
IX : luas penampang pipa air buangan
X : panjang pipa dalam meter
XI : panjang pipa dalam feet
XII : jumlah akumulasi panjang pipa
XIII : nilai masimal fixture unit
XIV : diameter pipa air buangan yang dikoreksi
27
2.3 Perencanaan Sistem Vent