111 pihak lain dengan pengelola kawasan. PHPT-TPN disusun menurut
tahapan kegiatan implementasi TPN dan tingkatan hak menurut Schlager and Ostrom 1992 sesuai dengan varian desain fisik TPN.
c Perumusan pedoman aturan representasi menjadi tanggungjawab
pengelola kawasan. Dalam pedoman tersebut diatur batasan kewenangan yang jelas dan definitif untuk pengambilan keputusan
atas masalah yang mungkin terjadi dalam proses implementasi dan pengembangan TPN. Prinsip yang harus dipenuhi dalam perumusan
aturan representasi pada kelembagaan TPN adalah adanya kepastian aturan main dalam pengambilan keputusan yang menjadi keputusan
mengikat dan ditaati bagi semua pihak yang terlibat dalam proses implementasi TPN mulai dari perencanaan sampai dengan monitoring,
dan juga meliputi pengelolaan TPN secara berkelanjutan.
7.2. Saran
1 Dalam rangka implementasi model di lokasi tertentu yang akan dilakukan kegiatan restorasi, perlu dikaji terlebih dahulu karakteristik variabel
penyusun model yang ada di lokasi tersebut untuk menentukan varian desain fisik TPN dan model kelembagaan yang akan digunakan. Selain itu
perlu dibangun kelembagaan masyarakat dalam rangka mendukung implementasi model.
2 Perhitungan nilai pendapatan petani penggarap lahan hutan berasal dari jumlah responden sampel yang sangat terbatas sehingga dalam penelitian
selanjutnya perlu perhitungan yang lebih teliti dengan memperbanyak jumlah responden untuk menghitung nilai pendapatan petani dari usaha
tani atas lahan garapan dan nilai pendapatan masyarakat dari pemanenan HHBK.
3 Perlu diselenggarakan sebuah forum yang didalamnya dapat dilakukan negosiasi kepentingan dan kebutuhan stakeholder khususnya masyarakat
yang akses terhadap SDA di kawasan perluasan misalnya melalui penyelenggaraan FGD atau bentuk pertemuan koordinasi antara tokoh
masyarakat dan pihak BBTNGGP sehingga dapat disusun pedoman-
112 pedoman yang lebih terinci dan lebih lengkap terkait dengan implementasi
model restorasi, yang berpijak pada realitas karakteristik kondisi biofisik kawasan yang akan direstorasi dan karakteristik masyarakat, aspirasi,
kepentingan-kebutuhan stakeholder dalam proses implementasi dan pengelolaan TPN antara lain meliputi: 1 Pedoman hak dan kewajiban bagi
stakeholders yang terlibat dalam kegiatan restorasi; 2 Pedoman pengaturan hak kepemilikan atas hasil kegiatan restorasi; dan 3 Pedoman
aturan representasi pengambilan keputusan terkait dengan pelaksanaan kegiatan restorasi.
BPD = Badan Perwakilan Desa
DAFTAR SINGKATAN:
BB TNGGP = Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango CBD = Convention on Biological Diversity
CITES = Convention on International Trade of Endangered Species of Wild Fauna and Flora
DIRJEN PHKA = Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Ditjen = Direktorat Jenderal
DITJEN PHKA = Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Dirjen PHPA = Direktur Jendral Pelestarian Hutan dan Perlindungan Alam
ESP = Environmental Services Program Gerhan = Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan
GPO = Gede Pahala Organization Ha = Hektar
HANSIP = Pertahanan Sipil HHBK = Hasil Hutan Bukan Kayu
IUCN = International Union for the Conservation in Nature KEHATI = Keanekaragaman Hayati
KU = Kelas Umur KEPPRES = Keputusan Presiden
LINMAS = Pengendalian Masyarakat LIPI = Lembaga Ilmu Pengeetahuan Indonesia
LSM = Lembaga Swadaya Masyarakat MPTs = Multi Purpose Tree species
PAMDES = Pengelola Air Minum desa PHBM= Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat
PHPT-TPN=Pengaturan Hak atas Properti Tanaman dalam Taman Plasma Nutfah PKK = Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
PP = Peraturan Pemerintah PPKAB = Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol
PTN = Pengelolaan Taman Nasional PTNGGP = Pengelolaan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
RHL = Rehabilitasi Hutan dan Lahan RT = Rukun Tetangga