38
10. Pengukuran sikap petani penggarap terhadap usaha pelestarian alam atau isu
konservasi dilakukan dengan penilaian atas pilihan jawaban responden terhadap 26 item pertanyaan yang sengaja dirancang untuk menggali dan
menemukan  tingkat  sikap  masyarakat terhadap usaha pelestarian alam atau isu konservasi. Isi daftar pertanyaan dijelaskan dalam sub bab 4.5.2.
11. Pruning adalah kegiatan pemangkasan terhadap cabang-cabang pohon.
4.5. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kombinasi, yang menggabungkan rancangan  metode  penelitian deskriptif –  partisipatif  -
eksploratif.  Metode deskriptif merupakan metode yang mengkaji dan memecahkan persoalan serta memberikan interpretasi dari fakta yang ada saat ini.
Sementara itu, metode partisipatif merupakan metode penelitian yang memberikan kesempatan pada responden dalam proses pengambilan keputusan dalam
menyelesaikan isu penelitian. Kemudian metode  penelitian eksploratif yaitu metode penelitian mengkaji dan mengungkapkan sesuatu dari lapangan sebagai
suatu temuan.-  temuan yang  dapat digunakan untuk menyusun dan menarik kesimpulan  Nazir, 1988. Metode penelitian survai antara lain dapat digunakan
untuk pelaksanaan penelitian deskriptif dan eksploratif Singarimbun dan Effendi, 1995.
Perumusan konsep TPN-GGP sebagai alternatif  pendekatan restorasi biodiversitas pada kawasan perluasan TNGGP mencakup  dimensi ekologi,
dimensi ekonomi, dan dimensi sosial  budaya. Selanjutnya dapat dirinci kedalam aspek biofisik-ekologis, aspek  sosial-ekonomi, dan aspek relasional pemanfaatan
SDA  dan  atau  SDH.  Dalam ketiga aspek tersebut terkandung harapan ideal kerangka dasar teoritis, tujuan manajemen, apa yang perlu dibangun  yaitu
output yang diinginkan untuk mencapai tujuan penelitian, dan  apa yang harus dianalisis untuk menyelesaikan masalah penelitian.
Aspek biofisik-ekologis kawasan perluasan TNGGP
Aspek ini meliputi komponen biofisik-ekologis yang mengharapkan kondisi SDA  atau  SDH  baik  fisik  atau  non fisik maupun hayati  dan  non hayati pada
kawasan perluasan TNGGP dapat diperbaiki, dipulihkan keasliannya dan
39 dipertahankan kelestariannya.  Juga mengharapkan proses interaksi dari faktor-
faktor ekologis dari ekosistem dapat berlangsung sebagaimana mestinya tentunya melalui aplikasi prinsip-prinsip  sistem silvikultur. Hal ini akan mendorong
pemulihan sumberdaya hutan kawasan TNGGP dan mencegah terjadinya bencana kepunahan kekayaan biodiversitas terutama jenis endemik Gunung Gede
Pangrango di masa datang. Dalam pengembangan model restorasi maka perlu dibuat analisis potensi SDA atau SDH yang terdapat di dalam ekosistem kawasan
perluasan  TNGGP,  analisis alokasi penggunaannya, analisis kondisi SDA  dan SDH di kawasan perluasan saat ini dan tingkat kebutuhan restorasi kawasan jenis
dan luas penutupan lahan TNGGP faktual. Aspek sosial-ekonomi
Aspek sosial-ekonomi terfokus pada komponen sosial ekonomi petani. Aspek sosial ekonomi mengharapkan adanya kesadaran sosial semua pihak untuk
menjaga kelestarian SDH dengan segala kekayaan keanekaragaman hayati yang ada di dalam dan di sekitar TNGGP sesuai dengan posisi dan kedudukan masing-
masing.  Pemerintah diharapkan   mampu  melakukan penanggulangan baik fisik maupun sosial dampak terjadinya kerusakan pada ekosistem kawasan TNGGP.
Masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi terhadap kelestarian SDH beserta kekayaan keanekaragaman hayatinya.  Masyarakat di sekitar kawasan TNGGP
diharapkan terlibat aktif dalam kegiatan restorasi kawasan perluasan TNGGP dengan menyelaraskan kepentingan ekonomi terhadap kepentingan pelestarian
kawasan konservasi TNGGP. Hal ini  bisa diwujudkan dengan melibatkan masyarakat dalam kegiatan restorasi dan dalam pengelolaan SDH yang ada di
dalam kawasan  perluasan TNGGP. Disamping itu,  aspek  sosial-ekonomi juga dimaksudkan  agar kegiatan
restorasi bisa dilakukan guna menyelamatkan kepentingan ekonomi masyarakat yang berkaitan dengan restorasi dan pengelolaan SDA dan SDH di dalam dan di
sekitar kawasan perluasan TNGGP. Dalam hal ini bagaimana bentuk pelibatan masyarakat pada kegiatan restorasi kawasan TNGGP yang menjamin akses dan
kontrol serta hak masyarakat terhadap penggunaan dan pemanfaatan komponen produksi yang ada pada SDA dan SDH di kawasan perluasan dapat berjalan atas
dasar prinsip keadilan. Masyarakat harus diutamakan dalam mendapatkan insentif