Penelitian Lapang Metode Penelitian .1 Penelitian Rumah Kaca

Aplikasi Vitazyme pada tanaman jagung di rumah kaca dilakukan dengan dosis rendah sebanyak tiga kali, yaitu: pada benih, saat jagung berumur 7 dan 3 MST. Aplikasi pada benih dilakukan dengan merendam benih pada 5 larutan Vitazyme selama 5 menit. Dosis penyemprotan yang pertama 1 MST adalah 0,1 literha atau 10 lebih rendah dibandingkan dosis yang disarankan, sedangkan dosis penyemprotan yang kedua 3 MST adalah 1 literha. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari, dan diaplikasikan merata pada seluruh bagian daun dan tanah disekitar akar. Perhitungan jumlah Vitazyme yang ditambahkan ke setiap tanaman dilakukan dengan asumsi jarak tanam. Asumsi jarak yang digunakan adalah 50 x 50 cm, sehingga jumlah tanaman per hektar adalah 40,000 individu. Sehingga masing-masing tanaman akan memperoleh 10 ml larutan 0.025 Vitazyme untuk dosis 0.1 literha dan 10 ml larutan 0.25 Vitazyme untuk dosis 1 literha. Analisis data dilakukan dengan Analysis of Variances ANOVA, menggunakan uji lanjut Duncan Multiple Range Test DMRT pada taraf 5. Model linear yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Yij = μ + i + εij Keterangan: Yij = Respon tanaman jagung akibat perlakuan ke i dan ke j μ = Rataan umum i = Pengaruh jenis perlakuan P1V0, P1V1, P2V0, P2V1, P3V0, P3V1 εij = Nilai acak dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

3.3.2 Penelitian Lapang

Perlakuan yang dicobakan dalam penelitian ini adalah enam perlakuan dan empat kali ulangan, dengan luas lahan tiap satuan percobaan adalah 3 m x 6 m atau 18 m 2 . Dosis perlakuan yang diuji disajikan pada Tabel 7. Rancangan percobaan yang digunakan untuk percobaan di lapang adalah Rancangan Acak Kelompok RAK. Tabel 7. Dosis Perlakuan yang Dicobakan di Lapang Perlakuan Dosis ha Dosis satuan percobaan Urea kg SP-36 kg KCl kg Vitazyme liter Urea g SP-36 g KCl g Vitazyme ml P1V0 400 100 100 720 180 180 P1V1 400 100 100 1 720 180 180 1.8 P2V0 300 75 75 540 135 135 P2V1 300 75 75 1 540 135 135 1.8 P3V0 200 50 50 360 50 50 P3V1 200 50 50 1 360 50 50 1.8 Keterangan: P1 Dosis 100 pupuk konvensional; P2 Dosis 75 pupuk konvensional; P3 Dosis 50 pupuk konvensional; V0 Tidak diberikan aplikasi Vitazyme; V1 Diberikan aplikasi Vitazyme Gambar 1. Skema Plot Percobaan Peningkatan Efisiensi Pemupukan Jagung Angka Romawi Menunjukkan Ulangan Tiap Perlakuan Penelitian dimulai dengan pengolahan tanah, dimana tanah digemburkan, diratakan, dan disiangi dari gulma. Jarak tanam yang digunakan adalah jarak antar baris 75 cm dan jarak antar tanaman 20 cm. Penanaman dilakukan dengan sistem tugal dengan 2 butir benih tiap lubangnya. Setelah berumur 1 MST, penyulaman dilakukan bersamaan dengan penjarangan tanaman. Pupuk urea diberikan dua kali, setengah dosis yang pertama diberikan saat tanam dan dosis berikutnya diberikan saat jagung berumur 4 MST. Sedangkan untuk pupuk SP-36 dan KCl seluruhnya diberikan pada saat penanaman Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiangan dan pembubunan. Pengendalian hama dilakukan dengan menyemprotkan pestisida untuk belalang dan lalat bibit merk Decis 25 EC bahan aktif deltrametrin 25gliter, dengan dosis 2 mlliter air saat tanaman berumur 4 MST. Penyiraman dilakukan dengan irigasi apabila hujan tidak turun. Namun demikian dikarenakan posisi lahan percobaan yang rendah dan debit air irigasi yang tinggi maka lahan percobaan tergenang setiap kali irigasi dilakukan. Penyiraman dilakukan pada malam hari oleh tenaga lapang, sehingga peneliti tidak mengetahui adanya penggenangan pada lahan. Aplikasi Vitazyme pada tanaman jagung di lapang diberikan sebanyak tiga kali, yaitu: pada benih saat tanam, pada daun dan tanah disekitar tanaman saat jagung berumur 1 MST dan saat jagung mulai berbunga 4 MST. Aplikasi Vitazyme pada benih dilakukan dengan merendam benih pada 1 larutan Vitazyme selama 5 menit sebelum ditanam. Dosis yang digunakan untuk penyemprotan pada daun dan tanah disekitar akar, baik pada umur 1 MST dan 4 MST adalah 1 literha dengan volume semprot 400 literha. Dikarenakan luas tiap satuan percobaan adalah 18 m 2 , maka dosis Vitazyme yang digunakan per satuan percobaan adalah 0.18 ml. Parameter yang diamati sebelum panen adalah tinggi tanaman pada sepuluh tanaman contoh yang ditentukan secara acak dari setiap satuan percobaan. Komponen produksi yang diamati saat panen 100 HST adalah: panjang tongkol, jumlah baris biji, bobot tongkol tanpa dan dengan kelobot 10 tanaman contoh petak, bobot berangkasan tanaman contoh, bobot tongkol tanpa dan dengan kelobot setiap petak, bobot 100 biji pipilan kering gpetak, dan bobot pipilan kering petak. Analisis data dilakukan dengan Analysis of Variances ANOVA, menggunakan uji lanjut Duncan Multiple Range Test DMRT pada taraf 5. Model linear yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Yijk = μ + i + j + εij Keterangan: Yijk = Respon tanaman jagung akibat perlakuan ke i dan ke j μ = Rataan umum i = Pengaruh jenis perlakuan P1V0, P1V1, P2V0, P2V1, P3V0, P3V1 j = Pengaruh kelompok ulangan 1, 2, 3, 4 εij = Nilai acak dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian di Rumah Kaca

4.1.1 Tinggi Tanaman

Hasil Analisis ragam Analysis of Variance terhadap tinggi tanaman jagung Tabel Lampiran 2-7 menunjukkan bahwa tiga taraf pemupukan NPK nyata memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman sedangkan aplikasi Vitazyme tidak nyata berpengaruh. Hasil tidak nyata juga ditunjukkan oleh interaksi antara kedua faktor tersebut. Setelah dilakukan uji lanjut Duncan, diperoleh hasil seperti pada Tabel 8. Tabel 8. Tinggi Tanaman Jagung di Rumah Kaca pada Tiga Taraf Pemupukan NPK dan Dua Taraf Pemberian Vitazyme Perlakuan Tinggi Tanaman cm 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST Perlakuan Pupuk 100 NPK 17.24 a 40.87 a 56.24 a 90.74 a 118.80 a 142.65 a 75 NPK 15.34 b 38.7 ab 51.99 b 84.42 b 114.75 ab 136.30 a 50 NPK 15.32 b 37.31 b 48.09 c 78.87 c 108.00 b 130.10 a Uji F tn tn Perlakuan Vitazyme Tanpa Vitazyme 15.46 a 38.98 a 52.27 a 84.74 a 114.55 a 137.83 a Dengan Vitazyme 16.47 a 38.93 a 51.95 a 84.61 a 113.15 a 134.87 a Uji F tn tn tn tn tn tn Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom dengan perlakuan yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada =5 atau 1. tn: tidak nyata, nyata pada =5, nyata pada =1 Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan Tabel 8 diketahui bahwa tinggi tanaman jagung nyata berbeda pada minggu ke-2 hingga ke-5 setelah tanam. Tidak nyatanya perbedaan tinggi tanaman pada minggu pertama dan ke-6 setelah tanam disebabkan oleh pertumbuhan vegetatif yang baru dimulai dan mulai berakhir pada minggu ke-6.