Ketelitian PEMERIKSAAN DAN PERLAKUAN TERHADAP UNGGAS PRODUK UNGGAS YANG MASUK
162 Lanjutan
Lampiran 27 Metode pengujian pengawet natrium benzoat dan kalium sorbat saus
cabe sesuai SNI 01-2894-1992 HPLC atau KCKT
Peralatan
a. Seperangkat HPLC yang terdiri dari pompa, injector kolom analitik. Detektor UV dengan panjang gelombang bervariasi, integrator.
b. Penyaring membrane ukuran 0,45 µm.
Pereaksi
Asam sorbat, asam benzoate pa, methanol HPLC grade, asam sitrat, asam asetat glacial CH
3
a. Persiapan analisis COOH
Cara kerja
Khusus untuk contoh beberapa juicesari buah-buahan atau sejenisnya, saring terlebih dahulu dengan penyaring membrane dan encerkan secukupnya dengan
larutan asam sitrat 1. b. Persiapan standar
Buat larutan masing-masing 10,69 mg sakarin, 4,39 mg asam sorbat dan 6,91 mg asam benzoat dengan larutan asam sitrat 1 dalam labu ukur 40 ml.
c. Encerkan larutan di atas sebanyak 15 kali, 12 kali, 10 kali, 8 kali, 6 kali dan 4 kali sehingga diperoleh konsentrasi yang berbeda untuk keperluan kurva
kalibrasi. d. Buat kurva kalibrasi dengan menyuntikkan 10 µl larutan standar dari setiap
konsentrasi yang berbeda. e. Suntikkan pula larutan contoh yang telah diencerkan.
f. Kondisi kromatografi dipersiapkan
163 Lanjutan
Lampiran 28 Metode pengujian jumlah padatan terlarut sesuai SNI 01-2976-2006
Prinsip
Jumlah padatan terlarut adalah selisih dari total padatan dengan padatan yang tidak larut.
Peralatan
a. Neraca analitik b. Pinggan logambotol timbang logam dengan tutup
c. Penangas air d. Vacum oven
e. Centrifugasi f.
Corong Buchner g. Oven
h. Desikator i.
Gelas piala 50 ml
Pereaksibahan
Tanah diatomefilter air
Prosedur
Penetapan total padatan a. Kedalam pinggan yang terbuat dari logam, timbang jumlah tanah diatome filter
aid sehingga pada setiap cm
2
b. Keringkan pada suhu 110 mengandung ±15 mg.
C selama 30 menit, dinginkan dalam desikator kemudian timbang w1 dan selanjutnya timbang contoh secepat mungkin w2.
Sebelumnya pada setiap pinggan, lakukan tes sampel dengan ukuran tertentu sehingga mengandung residu kering
≥ 9 mg sampai ≤ 20 mg pada setiap cm
2
.
164 Lanjutan
c. Ratakam contoh pada tanah detome, sebarkan secara merata di dasar pinggan, jika perlu, tambahnkan H2O untuk memudahkan penyebaran.
d. Letakkan pinggan di atas penangas air sampai contoh kering air yang tertinggal tidak boleh mengandung lebihd dari 50 padatan kering.
e. Masukkan ke dalam vakum oven dengan suhu 69
o
C – 71
o
C, tekanan ≤ 50 mm
Hg 6,6 kpa selama 2 jam pada awal pemanasansatu jam pertama, suhu oven diperbolehkan 65
o
C selanjutnya harus sudah mencapai 69
o
f. Penambahan udara kering ke dalam oven diukur rata-rata 2 sampai 4
gelembung per detik melalui H C periode 30 menit.
2
SO
4
g. Selanjutnya pinggan ditutup dan timbang setelah mencapai suhu kamar w3. .
Perhitungan
Kadar total padatan =
- Timbang dengan teliti ± 20 gram contoh ke dalam gas piala 50 ml w4,
tambahkan air panas. w3 – w1 x 100
w2 – w1 dengan
w1 adalah bobot pinggan kosong w2 adalah bobot pinggan dan contoh
w3 adalah bobot pinggan dan contoh setelah dikeringkan dalam vakum oven
Penetapan padatan yang tidak larut
- Timbang 2 buah kertas saring dalam botol timbang yang telah dikeringkan
pada suhu 100
o
- Sentrifugasi kemudian buang cairan jernih melalui corong bunchner dengan
menggunakan kertas saring yang diketahui bobotnya. C selama 2 jam w5.
- Ulangi pencucian contoh 4 sampai 5 kali dengan menggunakan air panas, jika
diperlukan gunakan kertas saring yang ke 2. -
Pindahkan sisa padatan yang tidak larut ke dalam botol timbang, keringkan pada suhu 100
o
Perhitungan:
Kadar padatan yang tidak larut = C selama 2 jam, dinginkan dalam desikator dan timbang w6.
w6 – w5 x 100
w4 dengan:
165 Lanjutan
w6 adalah bobot botol timbang + kertas saring + zat padat yang tidak larut w5 adalah bobot botol timbang + kertas saring
w4 adalah bobot contoh
Lampiran 29 Metode pengujian asam lemak secara kromatografi gas GC
Ruang lingkup
Metode ini meliputi cara uji penentapan asam lemak dalam minyak, lemak, sereal atau sejenisnya secara kromatografi gas.
Acuan
AOAC Official Method 969.33 Fatty Acids in Oils and Fats. 4 1.1. 28 2005.
Prinsip
Lemak dan asam lemak diekstrak dari contoh dengan cara hidrolisis menggunakan basa. Hasil ekstraksi kemudian dimetilasi menjadi asam lemak metal ester dengan
menggunakan BF 3 dalam methanol. Jumlah asam metil ester dapat diukur dengan menggunakan GC.
Peralatan
a. GC dilengkapi dengan flame ionization detector, injector dan oven temperature program
b. Kondisi operasi: Temperatur injektor : 200
O
- 100
- C
Pembawa : Helium Colomn flow : 2.68
Split ratio : 30.0 Keceaptan alir : 30 mlmenit
Gas pembakar : udara tekan dan hydrogen Temperatur oven:
Rate Temperatur
Hold time
166 Lanjutan
3.0 150
- 3.0
250 -
Temperatur FID = 250 C
Make up flow : 30.0 mlmm H
2
c. Kolom : INNOWA X, length 30 m flow :
40.0 mlmin Udara tekan : 400
Internal diameter 0.25 μm, film 0.25 m d. Neraca analitik terkalibrasi
e. Kondensor f. Penangass air
g. Labu didih 250 ml h. Labu kocok
Pereaksi
- Pereaksi BF-3 methanol
- Natrium hidroksida NaOH – 0.5 N dalam methanol
- Timbang 20 gr NaOH larutan dalam 1 liter methanol
- Natrium klorida NaCl jenuh dalam air:
Larutkan NaCl ke dalam 500 ml air aduk hingga larut, lakukan penambahan NaCl berulang-ulang hingga larutan tidak dapat melarutkan lagi NaCl
- Petroleum eter 40 – 60
O
Natrium sulfat Na C
2
SO
4
- Panaskan pada suhu 100
- andhidrat
o
- Standar campuran asam lemak
C selama 1 jam. -
Larutan indicator MM – 1 dalam alcohol 60.
Penetapan Asam Lemak
Cara kerja a. Penimbangan contoh
Penimbangan contoh jumlahnya tidak ditentukan, tetapi perlu diketahui untuk menentukan ukuran labu dan jumlah yang akan digunakan.
Penyiapan
167 Lanjutan
- Timbang contoh, masukkan ke dalam labu didik 250 ml.
- Tambahkan pereaksi NaOH 0,5 N methanol; dan BF 3 methanol kemudian
didihkan di atas penangas air selama 2 menit dengan kondensor atau pendinginan tegak.
- Tambahkan 5 ml heptana melalui kondensor, kemudian didihkan kembali
selama 1 manit, lepaskan labu didih dari kondensor, kemudian pada saat masih hangat tambahkan 30 ml larutan NaCl jenuh. Labu didih ditutup dan larutan
digoyang-goyang dengan hati-hati selama 1 menit. Penambahan larutan NaCl jenuh harus cukup untuk mendapatkan proses pemisahan sempurna.
- Masukkan larutan dalam labu kocok, tambahkan 50 ml petroleum eter
kemudian dikocok 3 menit. -
Lakukan penambahan petroleum eter dengan penambahan 3 x 50 ml. -
Pisahkan lapisan bagian atas larutan petroleum yang mengikat asam lemak, dan cuci larutan petroleum eter dengan air suling hingga bebas basa.
- Masukkan larutan petroleum eter yang mengandung metil ester ke dalam labu
didih berdasar bulat, kemudian uaapkan larutan dengan vakum evaporator hingga kering.
- Larutkan residu dengan 1 ml petroleum eter.
- Larutan siap untuk diinjeksikan ke dalam alat GC
Perhitungan
Kadar asam lemak = persen area 100 x kadar lemak dalam contoh
168 Lanjutan
Lampiran 30 Analisis Hasil Uji yang Handal melalui Uji Profisiensi untuk Produk Agroindustri
ANALISIS HASIL UJI YANG HANDAL MELALUI UJI PROFISIENSI UNTUK PRODUK AGROINDUSTRI
Fajarina Budiantari
1
, Yandra Arkeman
2
, Julia Kantasubrata
3
1 Staf pada Pusat Akreditasi Laboratorium dan Lembaga Inspeksi, BSN 2 Staf pengajar Fakultas Teknologi Pertanian, IPB 3 Peneliti pada Pusat Kimia LIPI, Bandung
Abstrak
Uji profisiensi adalah uji banding antar laboratorium. Sampel yang sama dapat mempunyai data hasil analisis yang berbeda apabila dianalisis pada beberapa laboratorium yang berbeda. Perbedaan hasil
pengujian yang cukup besar dapat menimbulkan keraguan dalam mengambil suatu keputusan atau kesimpulan. Untuk mengetahui unjuk kerja laboratorium dan meningkatkan kinerja laboratorium dapat
dilakukan uji profisiensi. Evaluasi hasil uji profisiensi yang berbeda dapat menyebabkan interpretasi hasil uji profisiensi yang berbeda pula. Hal ini berarti berpengaruh pula bagi penilaian kinerja
laboratorium peserta. Penelitian ini bertujuan menganalisis beberapa metode evaluasi hasil uji banding Metode 1: seleksi data Grubbs 1 kali kemudian terhadap data yang tersisa dilakukan
perhitungan Robust Z-Score; Metode 2: seleksi data Grubbs berulang kali sampai tidak ada lagi data yg keluar, kemudian terhadap data yang tersisa dilakukan perhitungan Robust Z-Score; Metode 3:
langsung Robust Z-Score. Selain itu dalam makalah ini akan dinalisis juga jenis metode pen gujian yang digunakan oleh peserta uji profisiensi. Data yang digunakan adalah data hasil uji banding yang
dikoordinasikan oleh Komite Akreditasi Nasional KAN tahun 2011 untuk komoditi kakao bubuk dan saus cabe. Hasil penelitian menunjukkan perbedaaan ketiga metode evaluasi hasil uji tersebut. Hasil
kinerja laboratorium peserta yang menggunakan metode pengujian Standar Nasional Indonesia SNI cukup memuaskan.
Kata kunci: uji profisiensi, Z-score, SNI
Abstract
Proficiency testing was inter laboratory comparisons. The same sample could have different test results when tested in some different laboratories. To find out and improve the performance of
laboratories, proficiency testing can be done. Different evaluation of test results from participant laboratories could make different interpretations of the proficiency testing, which means it can also
affect the assessment of the participant laboratories. The aims of this research are 1 to analyze some evaluation methods of test results Method 1: one round data selection by Grubbs and the rest
of the data is calculated by Robust Z-Score; Method 2: data selection by Grubbs several times until no more data can be excluded and the rest data is calculated by Robust Z-score; Method 3: direct
calculation by Robust Z-Score; Method 4: calculation by reference value 2 to identify the testing methods used by the participant laboratories. The data used are the results of proficiency testing
which were coordinated by the National Accreditation Committee KAN in 2011 for the commodities of cocoa powder and chili sauce. The results show differences in the three methods of evaluation the
169 Lanjutan
test results. The assessment of participant laboratories using National Standard of Indonesia