Matriks SWOT Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats Study of Operations Strategy of Fish Feed Company Based on By Products of Capture Fisheries and Agroindustry at CV Babelan Agro Sejahtera Bekasi.

23 dan kelemahan sebagai faktor strategis internal. Setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk masing-masing faktor kemudian dilakukan analisis SWOT. Dalam mengembangkan alternatif strategi digunakan matriks SWOT untuk membantu dalam melakukan pencocokkan antar kekuatan dan peluang strategi SO, kekuatan dan ancaman strategi ST, peluang dan kelemahan strategi WO serta kelemahan dan ancaman strategi WT. Matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 8. Tahapan yang dilakukan dalam menggunakan matriks SWOT adalah sebagai berikut David 2011: a. membuat daftar peluang eksternal; b. membuat daftar ancaman eksternal; c. membuat daftar kekuatan internal; d. membuat daftar kelemahan internal; e. mencocokkan kekuatan internal dan peluang eksternal serta melakukan pencatatan terhadap hasil dalam kolom strategi SO; f. mencocokkan kelemahan internal dan peluang eksternal serta melakukan pencatatan terhadap hasil dalam kolom strategi WO; g. mencocokkan kekuatan internal dan ancaman eksternal serta melakukan pencatatan terhadap hasil dalam kolom strategi ST; dan h. mencocokkan kelemahan internal dan ancaman eksternal serta melakukan pencatatan terhadap hasil dalam kolom strategi WT. Tabel 8 Contoh matriks SWOT Faktor Internal Faktor Eksternal KEKUATAN STRENGTH KELEMAHAN WEAKNESS PELUANG OPPORTUNITIES Strategi S-O Progresif Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi W-O Korektif Mengatasi kelemahan untuk memanfaatkan peluang ANCAMAN THREATS Strategi S-T Diversifikasi Menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi W-T Defensif Mengatasi kelemahan untuk menghindari ancaman Sumber : David 2011 Analisis Hirarki Proses AHP Terdapat tiga 3 prinsip dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit, yaitu penyusunan hirarki, penetapan prioritas dan konsistensi logis Marimin dan Maghfiroh 2010. a. Penyusunan Hirarki dan Penilaian Setiap Level Hirarki Penyusunan tersebut dimulai dari permasalahan yang kompleks yang diuraikan menjadi unsur pokok, unsur pokok ini diuraikan lagi ke dalam bagian- bagiannya lagi secara hirarki. Susunan hirarkinya terdiri dari goal, kriteria dan alternatif. Nilai level hirarki dapat dilhat pada Tabel 8. 24 Tabel 9 Nilai level hirarki Nilai Keterangan 1 Faktor Vertikal sama penting dengan Faktor Horizontal 3 Faktor Vertikal lebih penting dari Faktor Horizontal 5 Faktor Vertikal jelas lebih penting Faktor Horizontal 7 Faktor Vertikal sangat jelas lebih penting dari Faktor Horizontal 9 Faktor Vertikal mutlak lebih penting dari Faktor Horizontal 2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai unsur yang berdekatan 1 2-9 Kebalikan dari keterangan nila 2 – 9 Catatan : Penilaian dilakukan melalui perbandingan berpasangan, skala 1-9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. b. Penentuan Prioritas Untuk setiap level hirarki, perlu dilakukan perbandingan berpasangan pairwise comparisons untuk menentukan prioritas. Proses perbandingan berpasangan dimulai pada puncak hirarki goal digunakan untuk melakukan pembandingan yang pertama lalu dari level tepat di bawahnya kriteria, ambil unsur-unsur yang akan dibandingkan. Elemen disusun dalam sebuah matriks perbandingan seperti pada Tabel 10. Dalam matrik ini, unsur K1 dalam kolom vertikal dengan unsur K1, K2, K3 dalam baris horizontal dan seterusnya. Tabel 10 Matriks perbandingan kriteria Goal K1 K2 K3 K1 K2 K3 c. Konsistensi Logis Konsistensi sampai batas tertentu dalam menetapkan prioritas sangat diperlukan untuk memperoleh hasil-hasil yang sahih dalam dunia nyata. Nilai rasio konsistensi harus 10 atau kurang, jika lebih dari 10, maka penilaiannya masih acak dan perlu diperbaiki. Berikut ini adalah persamaan matematika yang digunakan untuk pengolahan data AHP Marimin dan Maghfiroh, 2010. 1. Penghitungan Bobot Vektor Prioritas Vektor prioritas VP atau bobot W dari setiap elemen dalam satu level hirarki terhadap elemen tertentu diatasnya dihitung dengan rumus sebagai berikut: �� = �� �� =1 Dimana: VE = vektor eigen = rata-rata geometrik satu baris metrik �� = � =1 � 2. Penghitungan Nilai Eigen  atau VB � atau � = � �� Dimana VA = vektor antara VA = � VP 25 3. Penghitungan Nilai Eigen Maksimum  maks atau VB maks � � � = � =1 4. Penghitungan Konsistensi Ratio Consistency Tolak ukur konsistensi dinyatakan oleh nilai Indeks konsistensi CI dan nisbah konsistensi CR. Keduanya menyatakan konsistensi jawaban responden yang berpengaruh pada kesahihan hasil. Nilai CI dan CR tidak seragam dipengaruhi oleh responden dan tingkat kepakarannya. � = � � � − − 1 � = � �� , bila CR ≤ 10 dinyatakan konsisten Dimana: � � � = nilai eigen maksimum n = jumlah elemen yang diperbandingkan ukuran matriks CR = rasio konsistensi RI = indeks random Tabel 11. Nilai Indeks Random RI Ukuran Matriks Indeks Random RI Ukuran Matriks Indeks Random RI 1,2 0,00 8 1,41 3 0,58 9 1,45 4 0,90 10 1,49 5 1,12 11 1,51 6 1,24 12 1,48 7 1,32 13 1,56 Sumber: Oak Ridge Laboratory dalam Marimin dan Maghfirah 2010 5. Matriks Pendapat Gabungan Matriks pendapat gabungan g merupakan matrik baru yang elemen matriknya � berasal dari rata-rata geometrik elemen matriks pendapat individu � yang rasio konsistensinya memenuhi persyaratan. � = � =1 � Dimana : � = elemen matriks gabungan pada baris ke-i kolom ke-j m = jumlah pengolah data � = elemen matriks individu pada baris ke-i kolom ke-j Hasil pendapat gabungan tersebut kemudian dihitung dengan prosedur yang sama seperti perhitungan vektor prioritas gabungan. Komponen hierarki yang memiliki nilai eigen prioritas gabungan tertinggi pada setiap level, merupakan komponen prioritas pertama. Alternatif strategi prioritas adalah alternatif strategi yang memiliki eigen vektor prioritas tertinggi. Penyelesaian perhitungan dilakukan dengan menggunakan program Super Decision dan Microsoft Exce 2007. 26

3. PROFIL PERUSAHAAN

Sejarah Pendirian dan Perkembangan Perusahaan CV. Babelan Agro Sejahtera BAS yang berlokasi di Kampung Kedaung Desa Kedung Jaya Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi didirikan pada tahun 2003. Informasi tentang sulitnya mendapatkan ikan yang dialami petani ikan di Bekasi dipahami oleh Abdul Qodir, SP – yang kemudian menjadi Direktur CV. BAS - sebagai peluang pasar pakan ikan. Inilah yang menjadi inspirasi dirintisnya usaha pengolahan pakan ini. Motivasi lainnya, yaitu turut mengangkat potensi daerah sekaligus membantu menyediakan lapangan kerja bagi orang lain di sekitar tempat tinggalnya. Potensi bahan baku pakan ikan di daerah Bekasi dan sekitarnya cukup banyak, yaitu terdapat bahan baku pakan ikan seperti ikan kering yang tak layak konsumsi sebagai produk sampingan perikanan tangkap dan produk sampingan atau limbah agroindustri seperti dedak, bungkil kelapa, bungkil sawit, dan bahan lainnya. Hal ini sejalan dengan upaya untuk mewujudkan pakan ikan berbasis bahan baku lokal. Ketika memulai usaha, modal awal yang digunakan sangat minim, yaitu sebesar Rp. 15 juta. Modal itu digunakan untuk membeli peralatan sederhana dan pembelian bahan baku. Mesin pembuatan pakan ikan masih menyewa. Awalnya kapasitas produksi hanya sekitar 300 kilogram per hari. Untuk memasarkan produknya, diawali dengan promosi door to door, dari petani ikan yang satu ke petani ikan lainnya. Masa-masa sulit tersebut dilalui sekitar tiga tahun. Setelah bergerilya dari satu bank ke bank lainnya, akhirnya dana pinjaman berhasil didapat dari Bank Mandiri pada tahun 2006. Dana tersebut dipergunakan untuk membeli mesin produksi. Setelah itu kapasitas produksi usahanya meningkat tajam, sehingga sehari bisa memproduksi 600 kilogram pakan ikan. Kerjasama dengan Bank Mandiri terus berlanjut, bahkan pada pertengahan 2010, Abdul Qodir mendapat penghargaan dari Bank Mandiri sebagai wirausaha yang sukses dan dengan produk yang unik. Mengusung merek dagang Babelan Agro Sejahtera, pakan ikan produksinya telah mendapatkan tempat di kalangan para petani. Sebagian besar produknya dipasarkan di daerah Bandung dan Cianjur, yakni petani ikan di Waduk Cirata. Sebagian kecil di Bekasi. Untuk memenangkan pesaingan, perusahaan menerapkan strategi harga dibawah rata-rata harga pasar namun dengan kualitas produk yang standar bahkan sedikit di atas rata-rata. Saat ini rata- rata produksi mencapai sekitar 600-700 kg per hari dengan omset penjualan sekitar Rp. 50 juta per bulan. Naiknya harga pakan ikan sejak tahun 2011 sampai saat ini membuat petani ikan di Waduk Cirata mengalami kesulitan dalam membeli pakan ikan yang umumnya dipasarkan dengan harga di atas Rp. 5.600,00 per kg membuka peluang pengembangan pasar pakan ikan bagi produk CV BAS yang masih mampu menjual dengan harga di bawah Rp.4.600,00 per kg. Para petani ikan yang tergabung dalam koperasi mencoba mengajak kerjasama pemasaran pakan ikan 27 Modal dan Aset Perusahaan Modal Usaha Awalnya usaha ini dilakukan dengan modal sendiri yang kecil dan didukung dana investasi dari seorang Saudara sebesar Rp. 15 juta. Dengan modal yang kecil, produksi ikan dilakukan dengan peralatan seadanya dan bahkan mesin yang digunakan masih menyewa. Pada awalnya lahan yang diatasnya didirikan bangunan sederhana untuk pembuatan pakan ikan adalah lahan milik mertua. Selanjutnya setelah mencoba mengajukan pinjaman ke beberapa bank, CV. Babelan Agro Sejahtera berhasil mendapatkan pinjaman dari Bank Mandiri. Sampai saat ini, Bank Mandiri telah mengucurkan pinjaman sebanyak 3 tiga kali sebagaimana tercantum pada Tabel 12 berikut. Tabel 12. Besar pinjaman yang diberikan Bank Mandiri kepada CV. BAS No. Tahun Besar Pinjaman Rp 1. 2006 30.000.000,00 2. 2008 50.000.000,00 3. 2010 60.000.000,00 Kesulitan mendapatkan pinjaman dialami CV, BAS hanya terjadi pada tahap awal. Pinjaman yang kedua dan ketiga relative mudah karena sudah ada kepercayaan. Bahkan saat ini Bank Mandiri telah menawarkan pinjaman yang keempat meskipun pinjaman yang ketiga yang didapat tahun 2010 sampai saat penelitian ini dilakukan belum lunas angsurannya. Aset Perusahaan Sejak akhir tahun 2011 CV. Babelan Agro Sejahtera telah memiliki lahan sendiri dengan luas 500 m2. Di atas lahan tersebut berdiri bangunan permanen untuk pabrik pakan dengan spesifikasi sebagaimana tertera pada Tabel 13 berikut. Tabel 13. Lahan dan Bangunan Perusahaan No. Lahan dan Bangunan Luas m2 Harga Rp. Juta Tahun pembelian pembangunan 1.  Lahan  500 50  2010 2.  Bangunan  Bangunan Utama 12x8 50 2009 akhir  Teras 12x2 2009 akhir  Ruang Oven 4x8 21 2011 akhir  Bangunan oven 1.2x6.8 2011 akhir Sampai dengan tahun 2009 bangunan utama didirikan di atas lahan mertua, setahun kemudian lahan tersebut dibeli, dan pada tahun 2011 akhir bangunan telah dilengkapi dengan ruang oven. Aset berupa sejumlah alat dan mesin sebagai tercantum pada Tabel 14 sebagai berikut :