172 domestik, 7,3 - 7,4, 11,0 - 11,1 industri non AMDK, dan 45,5 -
45,8, 46,3 - 47,3 pertanian. Selanjutnya dengan pertumbuhan ekonomi 6, alokasi kebutuhan air optimal antara tahun 2010-2030 pada kondisi normal dan saat
terjadi tren perubahan iklim masing-masing berkisar antara 46,8 - 47,0, 45,4 - 46,2 domestik, 7,4 - 7,5, 11,0 - 11,1 industri non AMDK, dan
45,4 - 45,8, 43,3 - 43,7 pertanian. Lebih lanjut dengan pertumbuhan ekonomi 7, alokasi kebutuhan air optimal antara tahun 2010-2030 pada kondisi
normal dan saat terjadi tren perubahan iklim masing-masing berkisar antara 46,8 - 47,0, 45,4 - 46,2 domestik, 7,5 - 7,6, 3,3 - 3,4 industri non
AMDK, dan 45,4 - 45,7, 46,3 - 47,3 pertanian. Dengan sistem irigasi intermittent, alokasi air untuk kebutuhan pertanian
untuk tiga kali tanam sebesar 40 - 50. Alokasi ini lebih kecil apabila dibandingkan dengan irigasi konvensional yang mencapai 70 - 80. Sehingga
pertanian bisa lebih banyak menghemat penggunaan air, dimana dari segi lingkungan sangat menguntungkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa apabila
dengan irigasi konvensional, alokasi untuk AMDK relatif lebih kecil dibandingkan dengan irigasi intermittent yang menyisakan alokasi untuk AMDK relatif cukup
banyak. Sehingga secara ekonomi lebih menguntungkan.
5.4 Hasil Survei Sosial Ekonomi
Dalam menunjang identifikasi sumber daya air khususnya untuk mengetahui penggunaan air dan aplikasi optimal water sharing, telah dilakukan survei sosial
ekonomi. Hasil analisis sosial ekonomi untuk total responden 52 orang di seluruh DAS Cicatih adalah sebagai berikut:
A. Data Responden dan Penggunaan Air
Lebih dari 50 responden yang ditemui di lapangan adalah kepala keluarga dengan tingkat pendidikan sekolah dasar dan sederajatnya dengan tingkat umur di
atas 50 tahun Gambar 172 dan 173. Sedangkan sumber air yang digunakan disajikan pada Gambar 174 dan 175. Jenis usaha yang menggunakan sumber air
disajikan pada Gambar 176 dan 177.
173
Gambar 172 Persentase jumlah responden pada setiap tingkat pendidikan
Gambar 173 Asal responden
Gambar 174 Persentase sumber air yang digunakan untuk sehari-hari
Gambar 175 Persentase sumber air yang digunakan untuk usaha
Gambar 176 Persentase jenis usaha yang menggunakan sumber air
Gambar 177 Persentase kontribusi usaha terhadap sumber pendapatan keluarga
Informasi yang ingin didapat dari responden ini adalah sejarah perkembangan kodisi sumber daya air dari usia sejak mereka muda hingga saat ini. Responden
dengan tingkat pendidikan setara sekolah menengah pertama masing-masing 16 dan atas diharapkan dapat mewakili informasi mengenai hubungannya antara
kerusakan lingkungan dan sumber daya air terhadap pembangunan pembangunan di lokasi penelitian. Sedangkan responden dengan tingkat pendidikan setara
Tingkat Pendidikan Responden
SD 61
SMP 18
SMA 16
Universtitas 5
Asal Responden
Penduduk Asli 82
Bukan penduduk asli
18
Sumber Air yang Digunakan Responden
Sumur 72
Sungai 5
Mata Air 23
Sumber Air yang dugunakan untuk Usaha
Sumur 3
Lainnya 21
Sungai 76
Jenis Usaha yang menggunakan Sumber Air
Lainnya 15
Pertanian dan perikanan
80 Perdagangan
3 Industri
Rumah Tangga
2
Kontribusi Usaha terhadap Sumber Pendapatan Keluarga
Tidak sama sekali
16
Sumber Penghasilan
Tambahan 8
Sumber Penghasilan
Utama 76
174 perguruan tinggi diharapkan dapat mewakili informasi tentang konsepsi water
sharing dan aplikasinya di lingkungan mereka. Sementara itu asal-usul responden di lokasi penelitian dapat digunakan untuk
memperkuat tingkat kebenaran informasi yang diberikan oleh responden pada setiap golongan umur dan tingkat pendidikan. Responden yang merupakan
penduduk asli setempat lebih dari 50, data ini dapat dianggap cukup mewakili informasi yang diteliti.
B. Kondisi Sumber Daya Air
Hasil survei sosial ekonomi tentang kondisi sumber daya air di DAS Cicatih disajikan pada Gambar 178-183.
Gambar 178 Persentase kondisi sumber air ketika musim kemarau
Gambar 179 Persentase latar belakang menurunnya pasokan sumber air
Gambar 180 Persentase pihak-pihak dibalik kerusakan sumber air
Gambar 181 Persentase waktu kerusakan sumber air berlangsung
Kondisi sumberdaya Air Ketika Musim Kemarau
berkurang 59
kering 26
tersedia sepanjang
tahun 15
Latar Belakang Menurunnya Pasokan Sumberdaya Air Ketika Musim Kemarau
Kerusakan Alam
23 Tidak tahu
15
Akibat Tingkah Laku
Manusia 62
Pihak-pihak dibalik kerusakan kondisi Sumberdaya Air
Tidak tahu 39
Pemerintah 6
Sw asta 26
Kepentingan Pribadi
29
Waktu Sejak Kerusakan Sumberdaya Air telah berlangsung
Tidak tahu 35
1 sd 3 th yang lalu
10
diatas 10 th yang lalu
36 4 sd 10 th
yang lalu 19
175
Sumber mata air utama untuk kehidupan • Air dari sumur yang letaknya di pekarangan rumah: 89
• Air dari mata air yang jaraknya kurang dari 300 m : 11 Jumlah responden yang memanfaatkan air selain untuk MCK :
• Untuk pertanian, perikanan dan perkebunan: 63 sumber penghasilan utama
• Untuk industri rumah tangga: 5 • Perdagangan dan lainnya : 5
• Universitas : 0
Pendapat responden tentang kondisi sumber air untuk saat ini: • Merasa bahwa sumber air tidak berubah : 16
• Merasa bahwa sumber air sudah sangat berkurang : 58 • Merasa bahwa sumber air sudah rusak dan kering : 26
Penyebab kerusakan :Kerusakan tersebut disebabkan oleh: • Karena alam: 37
• Ulah manusia: 62
C. Peran Stakeholders Sumber Daya Air
Responden yang menyatakan bahwa kerusakan sumber air akibat perbuatan manusia dilakukan oleh pihak:
• Pribadi : 11 • Pemerintah : 5
• Swasta : 37 • Tidak tahu penyebabnya: 47
Gambar 182 Persentase efek akibat kerusakan sumber air
Gambar 183 Persentase peran pemerintah dalam mengurangi kerusakan sumber air
Efek yang Dirasakan Responden akibat Kerusakan Sumberdaya Air
Kualitas hidup dan
kesehatan. 19
Terhadap Pendapatan
dan Kesehatan
39
Penurunan produktivitas
dan pendapatan.
42
Peran Serta Pemerintah Dalam Rangka Mengurangi Kerusakan Sumberdaya Air
Tidak ada 27
Tidak tahu 3
Menegur si pelaku
pengrusakan 2
Melalui bantuan dari
pihak ketiga 11
Berperan aktif memperbaiki
lingkungan sekitarnya
57
176 Efek yang ditimbulkan dari kerusakan sumber air:
• Penurunan kualitas hidup dan kesehatan : 42 • Penurunan kualitas hidup dan pendapatan : 58
Menurut responden peran aktif pemerintah sangat kecil untuk mengatasi kerusakan ini
D. Konsep
Water Sharing
Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang konsep water sharing dan aplikasinya di lokasi penelitian telah dilaksanakan dengan cara mengetahui
pemahaman responden terhadap konsep water sharing Gambar 184 dan 187. Responden yang mengetahui apakah pernah terjadi konflik dalam pembagian
air, hanya 17 responden yang pernah mengetahui ada konflik pembagian air, sedangkan 83 responden tidak tahu.
Responden yang mengetahui tentang konsep water sharing lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang tidak tahu. Hanya 21 responden mengetahui
konsep ini dari berbagai informasi baik melalui media cetak maupun dari mulut ke mulut, bahkan ada 23 di antara yang sangat yakin bahwa konsep water sharing
ini pernah dilaksanakan di lingkungan mereka. Sedangkan 77 responden tidak mengetahui bahwa water sharing telah berlangsung di wilayah mereka. Alasan
yang paling banyak ditemui adalah bahwa tidak adanya dukungan dari pihak ketiga, baik dari pemerintah maupun institusi lokal.
Gambar 184 Persentase mekanisme water sharing yang sudah berjalan di masyarakat
Gambar 185 Persentase pernah adanya konsep water sharing
Pada 1 sampai 5
tahun yang lalu
14 Pada 5
sampai 10 tahun yang
lalu 3
Tidak Pernah Terjadi
Konflik 83
Histori Kejadian Konflik dalam Pembagian Sumberdaya Air
Pengetahuan Responden Terhadap Konsep Water Sharing
Pernah Mendengar
21
Belum pernah
Mendengar 79
177
Gambar 186 Persentase mekanisme water sharing yang sudah berjalan di masyarakat
Gambar 187 Persentase pihak yang paling berhak mengatur water sharing
Dari hasil survei telah ditunjukkan bahwa beberapa lokasi telah menerapkan konsep water sharing ini terutama dalam pada pembagian air untuk kebutuhan
konsumsi rumah tangga. Beberapa lokasi mengupayakan konsep water sharing dengan dana swadaya dan dikelola secara swadaya pula. Masyarakat menyerahkan
kepengurusannya kepada orang yang ditunjuk untuk mengelola pembagian air, mulai dari perawatan hingga perbaikan jika ada saluran yang rusak.
Sementara itu beberapa lokasi mengawali pelaksanaan water sharing semenjak adanya bantuan dari pemerintah. Mereka diserahi tugas perawatan setelah
seluruh material keperluan pembagian air disediakan oleh pemerintah. Lokasi sumber air cukup jauh dari permukiman penduduk sehingga harus dialirkan melalu
pipa-pipa secara gravitasi dan ditampung pada bak penampungan, sekaligus sebagai pintu pembagi saluran. Kendala yang dihadapi pada saat ini adalah kondisi
debit air yang dikonsumsi masyarakat semakin menurun, terutama pasa saat musim kemarau, sehingga beberapa tempat tinggal responden tidak dapat dijangkau oleh
pembagian air. Informasi lebih lanjut digali mengenai pentingnya water sharing dilakukan di
wilayah tersebut, responden menjelaskan bahwa perlu pengelolaan pembagian air yang diserahkan kepada masyarakat dan pemerintah. Sebagian besar responden
yakin jika pengelolaan water sharing diserahkan langsung kepada pemerintah, maka akan lebih baik. Hal ini karena pemerintah dapat menjamin keberlanjutan
program tersebut hingga masa yang akan datang Gambar 186. Selanjutnya diketahui bahwa di DAS Cicatih memang belum ada institusi
lokal yang khusus untuk mengatur distribusi air antar stakeholders. Mata air telah
Adakah mekanisme sejenis water sharing yang sudah berjalan di masyarakat?
Belum 77
Ya 23
Yang paling berhak mengatur water sharing
Tidak tahu 2
Sw asta 2
Pemerintah 51
Pribadi 2
Masyarakat 43
178 digunakan untuk keperluan rumah tangga sejak beberapa waktu yang lalu, hampir
tanpa kendala untuk semua orang. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, dengan pasokan air yang semakin terbatas diperlukan upaya dari seluruh stakeholders
untuk menggunakan air secara adil dan optimal untuk meminimalisir konflik antar pengguna air. Selain itu perlu dilakukan stakeholders meeting dalam upaya
pembagian air yang adil dan optimal dan kompensasi atas jasa lingkungan di DAS Cicatih untuk mengembangkan pemahaman dan penyamaan persepsi di antara para
pemanfaat untuk menjamin keberlanjutan ketersediaan sumber daya air DAS, memfasilitasi diskusi antar para stakeholders dengan membahas pilihan mekanisme
distribusi dan dewan pengawas independen yang berfungsi sebagai wasit yang adil dan profesional.
5.5 Pembahasan Umum