Standar Deviasi dan RSD Uji t dan F

15

2.3.2 Standar Deviasi dan RSD

Cara yang terbaik untuk mengevaluasi ketelitian dari data analisis adalah dengan menghitung standar deviasi. Standar deviasi mengukur penyebaran data-data percobaan dan memberikan indikasi yang bagus mengenai seberapa dekat data tersebut satu sama lain Nielsen 2003. Standar deviasi dapat dihitung dengan rumus: = ∑ − ̅ − 1 Cara lain untuk mengukur ketelitian adalah dengan menghitung nilai Relative Standard Deviation RSD. Nilai RSD ini merupakan nilai standar deviasi yang dinyatakan sebagai presentase dari rata-rata. RSD dapat dihitung dengan rumus: = ̅ × 100 Keterangan: SD = standar deviasi ; x i = nilai yang diperoleh dari setiap ulangan ; x̅ = nilai rata-rata; n = jumlah ulangan; RSD = standar deviasi relatif Nilai RSD yang dapat diterima tergantung dari konsentrasi analat yang diperoleh dari hasil pengujian. Nilai RSD yang dapat diterima dibandingkan dengan nilai RSD Horwitz RSD R . RSD R dihitung menggunakan rumus: = 2 , RSD R adalah standar deviasi relatif antar laboratorium dan C adalah konsentrasi dalam bentuk fraksi desimal. RSD dalam laboratorium biasanya ½ sampai 23 RSD R Pomeranz dan Meloan 1994; Garfield 2000. Batas RSD yang dapat diterima dalam penelitian ini adalah 23 RSD.

2.3.3 Uji t dan F

Uji signifikansi meliputi uji t-student dan uji F. Uji t membandingkan rata-rata ulangan yang dilakukan oleh dua metode dan membuat asumsi dasar atau hipotesis nol, bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata dari dua set data James, 1999. Uji t memberikan jawaban ya atau tidak terhadap pembenaran dari hipotesis nol dengan keyakinan yang pasti, seperti 95 atau bahkan 99. Nilai kritik untuk t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka hipotesis nol dapat ditolak yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara dua hal yang dibandingkan. Nilai t hitung didapat dari rumus: 16 ℎ = ̅ ̅ 1 + 1 = − 1 + − 1 + − 2 dengan derajat bebas sebesar + − 2 Uji F atau uji rasio varian ialah uji yang digunakan untuk membandingkan antara dua standar deviasi, yang berarti membandingkan pula ketelitian antara dua metode. Asumsi dasar atau hipotesis nol dari uji ini adalah bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara dua standar deviasi. Hipotesis nol ditolak jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F Tabel yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara ketelitian dua metode. Nilai F hitung didapat dari rumus: ℎ = Keterangan: nilai s yang lebih besar ditempatkan sebagai pembilang sehingga F1.

III. METODE PENELITIAN