Perumusan Masalah Kerangka Konseptual Komponen-Komponen Biaya

dan Pengawasan Barang Dagang Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Persediaan Pada PT. Sinar Baru Medan.”

B. Perumusan Masalah

Untuk dapat mengarahkan dan memudahkan dalam melakukan penelitian yang lebih terfokus dan sistematis, penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah perencanaan dan pengawasan persediaan barang dagangan pada PT. Sinar Baru Medan telah dilaksanakan dengan baik ? 2. Apakah perencanaan dan pengawasan persediaan barang dagangan pada PT. Sinar Baru Medan sudah dapat meningkatkan efisiensi biaya persediaan?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.

Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui apakah PT. Sinar Baru Medan telah merencanakan dan mengawasi persediaan barang dagang dengan baik. b. Untuk mengetahui apakah perencanaan dan pengawasan persediaan barang dagang pada PT. Sinar Baru Medan sudah dapat meningkatkan efisiensi biaya persediaan . Universitas Sumatera Utara

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah : a. Bagi penulis untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang perencanaan dan pengawasan persediaan barang dagang untuk meningkatkan efisiensi biaya persediaan. b. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi serta bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan untuk mengatasi permasalahan persediaan yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang. c. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan sebagai referensi di dalam melakukan penelitian sejenis. d. Serta menambahkan kontribusi ilmiah dan tambahan bukti empiris dalam bidang akuntansi keuangan terutama dalam hal persediaan.

D. Kerangka Konseptual

PT. Sinar Baru Medan Persediaan Barang Dagangan Meningkatkan Efisiensi Biaya Persediaan Pengawasan Barang Dagangan Perencanaan Barang Dagangan Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Dan Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan

Persediaan merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang. Pengaruh persediaan terhadap laba lebih mudah terlihat ketika kegiatan bisnis berfluktuasi. Selama iklim usaha baik, penjualan menjadi tinggi dan persediaan bergerak lebih cepat dari pembelian ke penjualan. Namun ketika kondisi ekonomi menurun, tingkat penjualan juga menjadi turun, persediaan bertumpuk dan perlu dilakukan penjualan meskipun mengalami kerugian. Persediaan terdiri dari barang-barang yang dimiliki oleh suatu bisnis. Persediaan ini disimpan dengan baik dan digunakan untuk membuat produk atau sebagai produk yang siap dijual.Persediaan dalam perusahaan dagang disebut persediaan barang dagang, yaitu barang –barang yang dibeli baik dengan tunai maupun kredit dengan tujuan untuk dijual kembali. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai persediaan, pada bagian ini diberikan batasan maupun kriteria mengenai pengertian persediaan. Istilah persediaan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK didefinisikan sbb : IAI 2002 : 14.03 Persediaan adalah aktiva : a. tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal b. dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan ; atau Universitas Sumatera Utara

c. dalam bentuk bahan perlengkapan supplies untuk digunakan

dalam proses produksi atau pemberian jasa. Persediaan menurut Skousen 2001:360 adalah “nama yang diberikan untuk barang-barang baik yang dibuat atau dibeli untuk dijual kembali dalam bisnis normal ”. Sedangkan menurut Richardus 2003:4, barang persediaan adalah “sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar selalu dalam keadaan siap pakai dan ditatausahakan dalam buku perusahaan”. Pendapat yang hampir sama mengenai persediaan juga diungkapkan oleh Warren 2005:440 yang mengatakan bahwa persediaan adalah “ 1 barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan, dan 2 bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu”.

2. Jenis-Jenis Persediaan

Karakteristik dari barang yang diklasifikasikan sebagai persediaan sangat bervariasi terhadap jenis usaha. Secara umum perusahaan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Oleh sebab itu, jenis-jenis persediaan pada ketiga perusahaan tersebut berbeda.

a. Jenis-jenis Persediaan menurut Fungsinya

1 Batch Stock atau Lot Size Inventory Ini merupakan persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang Universitas Sumatera Utara dibutuhkan pada saat itu. Persediaan ini perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah. 2 Fluctuation Stock Persediaan ini diadakan apabila terjadi fluktuasi permintaan konsumen pada saat yang tidak dapat diramalkan. 3 Anticipation Stock Persediaan ini diadakan pada saat permintaan konsumen dapat diramalkan berdasarkan pengalaman atau data tahun lalu. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman seasional inventories dan persediaan ini juga untuk mengatasi permintaan yang meningkat.

b. Jenis-jenis Persediaan menurut Jenis dan Posisi Barang

1 Bahan Baku Raw Materials Stock Barang berwujud yang dibeli atau diperoleh dengan cara lain misalnya dengan menambang dan disimpan untuk penggunaan langsung dalam membuat barang untuk dijual kembali. 2 Bagian Produk atau parts yang dibeli Purchased PartsComponent Stock Persediaan ini merupakan barang-barang yang terdiri dari komponen- komponen yang diperoleh dari perusahaan lain dan secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk. Dalam hal bahan baku yang digunakan di dalam proses produksi berupa suku cadang dan harus dibeli dari pihak lain, Universitas Sumatera Utara maka barang-barang demikian sering juga disebut sebagai persediaan suku cadang. 3 Bahan-bahan Pembantu Perlengkapan Supplies Stock atau manufacturing supplies incentory Persediaan ini adalah barang-barang yang dibutuhkan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi. Termasuk dalam kelompok persediaan ini antara lain ; minyak pelumas untuk mesin-mesin pabrik, lem , benang dan lain-lain untuk penjilidan buku-buku pada perusahaan percetakan. 4 Barang setengah jadi dalam proses Work in Process Progess Stock Persediaan ini adalah keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. Produk dalam proses, pada umumnya dinilai berdasarkan jumlah harga pokok bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik biaya produksi tidak langsung lainnya yang telah dikeluarkan atau terjadi sampai dengan tanggal tertentu. 5 Barang jadi Finished Goods Stock Persediaan ini adalah barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim kepada langganan. Seperti halnya produk dalam proses, produk jadi umumnya dinilai sebesar jumlah harga pokok bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut. Universitas Sumatera Utara

B. Komponen-Komponen Biaya

Biaya yang terkait dengan manajemen persediaan disebut biaya persediaan, yang biasanya terdiri dari: Biaya persediaan menurut Freddy 2004:16 terdiri dari : a. Biaya Penyimpanan holding cost yaitu terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya-biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan ialah : - biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan termasuk penerangan, pendingin ruangan, dan sebagainya. - biaya modal opportunity cost of capital yaitu alternatif pendapatan atas dana yang diinvestasikan dalam persediaan. - biaya keusangan - biaya perhitungan fisik - biaya asuransi persediaan - biaya pajak persediaan - biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan - biaya penanganan persediaan dan sebagainya. Biaya-biaya tersebut di atas adalah variabel apabila bervariasi dengan tingkat persediaan. Apabila biaya fasilitas penyimpanan gudang tidak variabel, tetapi tetap, maka tidak dimasukkan dalam biaya penyimpanan per unit. b. Biaya Pemesanan atau pembelian ordering cost atau procurement costs . Biaya-biaya ini meliputi : - pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi - upah - telepon - pengeluaran surat-menyurat - biaya pengepakan dan penimbangan - biaya pemeriksaan inspeksi penerimaan - biaya pengiriman ke gudang - biaya utang lancar dan sebagainya c. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan shortage costs, adalah biaya yang timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya permintaan barang. Biaya-biaya yang termasuk dengan biaya kekurangan bahan adalah sebagai berikut: - biaya kehilangan kesempatan penjualan - biaya kehilangan langganan - biaya pemesanan khusus - biaya ekspedisi - terjadinya selisih harga Universitas Sumatera Utara - terganggunya operasi - tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan sebagainya. Biaya kekurangan bahan, sulit diukur dalam praktek terutama dalam kenyataannya biaya ini sering merupakan opportunity costs, yang sulit diperkirakan secara objektif.

C. Metode Pencatatan Dan Penilaian Persediaan 1.