D. Perencanaan dan Pengawasan Persediaan
J.B. Heckert 1996 : 429 mengemukakan bahwa terdapat beberapa keuntungan yang akan diperoleh dari perencanaan dan pengawasan persediaan
yang baik yaitu : 1. Menekan investasi modal dalam persediaan pada tingkat yang minimum.
2. Mengeliminasi atau mengurangi pemborosan dan biaya yang timbul dari penyelenggaraan persediaan yang berlebihan, kerusakan, penyimpanan,
kekunoan, dan jarak serta asuransi persediaan. 3. Mengurangi resiko kecurangan atau kecurian persediaan.
4. Memungkinkan pemberian jasa yang lebih memuaskan kepada para pelanggan dengan cara selalu mernyediakan bahan atau barang yang
diperlukan. 5. Dapat mengurangi investasi dalam fasilitas dan peralatan pergudangan.
6. Mengurangi biaya opname fisik persediaan tahunan. 7. Melalui pengendalian yang wajar dan informasi yang tersedia untuk
persediaan, dimungkinkan adanya pelaksanaan pembelian yang lebih baik untuk memperoleh keuntungan dari harga khusus dari harga
khusus dari perubahan harga.
8. Mengurangi penjualan dan biaya administrasi, melalui pemberian jasa pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggan.
1. Perencanaan Persediaan Barang Dagang
Menurut Hansen dan Mowen 2004:354 perencanaan adalah “pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya dilakukan agar dapat
mewujudkan tujuan-tujuan tertentu”
Hal-hal yang tercakup dalam perencanaan persediaan barang dagang yaitu:
a. Metode Kuantitas Pemesanan Ekonomis Economic Order Quantity Merupakan teknik jumlah persediaan yang dipesan pada suatu
waktu sedemikian rupa sehingga meminimalkan biaya persediaan tahunan. Jika perusahaan membeli persediaan secara tidak terlalu sering
Universitas Sumatera Utara
dan dalam jumlah yang besar, biaya penyimpanan menjadi tinggi karena investasi yang cukup besar dalam persediaan. Jika pembelian
dilakukan dalam jumlah yang kecil, dengan pemesanan yang cukup sering, akibatnya biaya pemesanan yang tinggi akan terjadi.
Asumsikan bahwa permintaan diketahui, maka total biaya pemesanan dan penyimpanan dapat diuraikan sbb :
TC = PD + CQ Q 2
= Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan Dimana TC = Total biaya pemesanan dan penyimpanan
P = Biaya melakukan pesanan dan penerimaan pesanan atau biaya pelaksanaan produksi
D = Jumlah permintaan tahunan diketahui Q = Jumlah unit yang dipesan setiap waktu pesanan dilakukan
atau ukuran lot produksi C = Biaya penyimpanan satu unit persediaan selama satu tahun
Contoh 1 :
D = 10.000 unit Q = 1.000 unit
P = 25 sen per pesanan C = 2 per unit
Maka TC = PD + CQ Q 2
= 25 x 10.000 + 2 x 1.000 1.000
2
Universitas Sumatera Utara
= 250 + 1.000
= 1.250 Namun, kuantitas sebanyak 1.000 dengan total biaya 1.250
mungkin bukan merupakan pilihan terbaik. Beberapa kuantitas pesanan lainnya mungkin menghasilkan total biaya yang lebih rendah. Maka kita
dapat menggunakan model EOQ untuk meminimalkan biaya. Q = EOQ = 2 DP
C = 250.000
= 500 Dengan menstubstitusi 500 sebagai nilai Q ke dalam contoh 1 maka akan
menghasilkan total biaya sebesar 1.000 dengan perhitungan sbb : TC = PD + CQ
Q 2 = 25 x 10.000 + 2 x 500
500 2
= 500 + 500
= 1.000 Dari perhitungan diatas, kuantitas sebesar 500 adalah lebih murah daripada
pemesanan sebesar 1.000
b. Inventory Turn Over Teknik ini membandingkan antara permintaan tahunan dengan rata-rata
persediaan. Tingkat perputaran standar untuk persediaan secara menyeluruh atau penggolongan persediaan yang berbeda-beda dapat ditetapkan. Suatu
Universitas Sumatera Utara
variasi dari prinsip ini adalah penetapan suatu batas dana yang dapat diinvesatasikan dalam persediaan.
Rumus : Perputaran barang jadi = Jumlah harga pokok penjualan Perputaran
Rata-Rata barang
jadi Jadi, apabila tingkat perputaran persediaan yang diperlukan adalah
empat kali per tahun dan penjualan menurut harga pokok yang berjumlah 2.800.000 maka persediaan rata-rata tidak boleh melebihi
700.000. Metode ini dapat dipergunakan dalam kondisi ekonomi yang agak stabil dan bahan dapat diperoleh dengan mudah.
Tingkat perputaran yang rendah menunjukkan adanya investasi yang terlalu besar dalam persediaan. Sebaliknya tingkat perputaran yang sangat
tinggi dapat diperoleh dengan menekan jumlah persediaan serendah- rendahnya. Hal ini mengakibatkan perusahaan kehilangan sebagian
penjualan atau terpaksa membeli dengan harga yang lebih mahal karena pembelian yang jumlahnya kecil. Tingkat perputaran yang lebih tinggi
juga dapat diperoleh melalui penjualan atau pemakaian barang yang lebih besar.
Tingkat perputaran memegang peranan tertentu dalam menilai efisiensi, tetapi peningkatan perputaran tidak boleh dipandang tujuan akhir. Metode
ini bukan merupakan alat pengendalian yang otomatis.
c. Perencanaan Melalui Anggaran Budgetary Plan Biasanya pengendalian anggaran cenderung mengharuskan adanya
persediaan yang terkoordinasi secara erat dengan pemakaian yang
Universitas Sumatera Utara
diperkirakan. Anggaran persediaan barang dagang mencakup perencanaan pembelian dan penjualan. Perusahaan harus menentukan jumlah
persediaan awal yang ada di perusahaan dan pembelian yang akan dilakukan untuk mendukung penjualan yang telah direncanakan. Bertolak
dari persediaan awal tahun, maka ditetapkan adanya pembelian. Persediaan inilah persediaan awal ditambah pembelian yang akan
dipertanggungjawabkan sebagai jumlah penjualan.
2. Pengawasan Persediaan Barang Dagang