dahulu mengimport file-file tersebut ke dalam library yang aktif. Adapun prosedurnya adalah:
1. Klik File Import Import to Library..., maka akan tampil kotak dialog yaitu Pilih file yang berekstension .WAV . Sebagai contoh pilih file
Beep1.wav. 2. Tekan tombol Open.
3. Klik Windows Library, maka pada library tercantum file tersebut.
19. Memasukkan Suara ke
Frame
Terlebih dahulu arahkan
play head
ke
frame
1 sebagai contoh, selanjutnya seret simbol suara Beep1.wav ke
stage
, maka pada bagian time line frame 1 telah berubah tandanya yaitu simbol
sound
yang dapat di
drag
ke
stage
.
2.3 Metamorfosis Hewan
Metamorfosis adalah suatu proses biologi dimana hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas. Proses ini melibatkan
perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel. Beberapa serangga, amfibi, mollusca, crustacea, echinodermata, dan tunicata
mengalami proses metamorfosis, yang biasanya tapi tidak selalu disertai perubahan habitat atau kelakuan.
Dari sekian banyak hewan yang ada di dunia ini, ada beberapa hewan yang hidupnya harus melewati beberapa tahapan berbeda sebelum menjadi dewasa.
Tahapan tersebut bisa terlihat dari perubahan bentuk tubuh hewan. Hewan yang mengalami metamorfosis cukup banyak, di antaranya adalah Katak, Kupu-kupu dan
Serangga. Sebelum mengetahui tahapan metamotphosis pada katak, kupu-kupu dan serangga. sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis metamorphosis. Apa
saja jenis metamorphosis dan proses metamorphosis pada hewan?
2.3.1 Jenis-jenis metamorphosis
1. Metamorphosis tidak sempurna
Gambar 2.2 Metamorfosis tidak sempurna pada belalang
Metamorfosis tidak sempurna adalah metamorfosis yang mengalami 3 tahap pertumbuhan, yaitu telur, nimfa, dan dewasa. Metamorphosis tidak sempurna
umumnya terjadi pada hewan jenis serangga seperti capung, belalang, jangkrik dan lainnya.
2. Metamorphosis sempurna
Metamorfosis sempurna adalah metamorfosis yang mengalami 4 tahap pertumbuhan. Tahapan tersebut, yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa. Contoh
proses metamorphosis sempurna terjadi pada katak dan kupu-kupu. Seperti terlihat pada gambar di bawah.
Gambar 2.3 Metamorfosis sempurna pada katak dan kupu-kupu
2.3.2 Metamorphosis Serangga
Metamorfosis biasanya terjadi pada fase berbeda-beda, dimulai dari larva atau nimfa, kadang-kadang melewati fase pupa, dan berakhir sebagai spesies dewasa. Ada dua
macam metamorfosis utama pada serangga, hemimetabolisme dan holometabolisme.
Fase spesies yang belum dewasa pada metamorfosis biasanya disebut larva. Tapi pada metamorfosis kompleks pada kebanyakan spesies serangga, hanya fase
pertama yang disebut larva dan kadang-kadang memiliki nama yang berbeda.
Pada hemimetabolisme, perkembangan larva berlangsung pada fase pertumbuhan berulang dan ekdisis pergantian kulit, fase ini disebut instar.
Hemimetabolisme juga dikenal dengan metamorfosis tidak sempurna.
Pada holometabolisme, larva sangat berbeda dengan dewasanya. Serangga yang melakukan holometabolisme melalui fase larva, kemudian memasuki fase tidak
aktif yang disebut pupa, atau chrysalis, dan akhirnya menjadi dewasa. Holometabolisme juga dikenal dengan metamorfosis sempurna. Sementara di dalam
pupa, serangga akan mengeluarkan cairan pencernaan, untuk menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja. Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi
dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh larva. Proses kematian sel disebut
histolisis
, dan pertumbuhan sel lagi disebut
histogenesis
.
Lama serangga menghabiskan waktunya pada fase dewasa atau pada fase remajanya tergantung pada spesies serangga itu. Misalnya
mayfly
yang hanya hidup pada fase dewasa hanya satu hari, dan
cicada
, yang fase remajanya hidup di bawah tanah selama 13 hingga 17 tahun. Kedua spesies ini melakukan metamorfosis tidak
sempurna. Contoh serangga yang mengalami metamorfosis sempurna antara lain : kupu-kupu, lalat, nyamuk, lebah dan kumbang.
2.3.3 Metamorfosis Kupu-Kupu
Kupu-kupu merupakan bentuk akhir dari suatu proses metamorfosis. Bentuk baru, berupa kupu-kupu, ini dapat terbang jauh dan bebas dari satu pohon ke pohon lainnya,
suatu hal yang tidak dapat dilakukan seekor ulat. Makanannya pun tidak lagi daun melainkan sari bunga yang manis.
Pada Metamorfosis Kupu-Kupu Tahapan yang dialami kupu-kupu, yaitu:
1 Tahap larva tempayak.
Setelah induk kupu-kupu bertelur, kemudian telur tersebut menetas menjadi larva yang disebut ulat, bentuk ulat sangat berbeda dari bentuk induknya. Tahap ini
merupakan masa “makan”, seperti ulat yang terus makan dedaunan yang ada di sekitarnya.
2 Tahap kepompong.
Setelah selesai masa makan, larva membentuk kepompong. Tahap ini merupakan masa istirahat. Di dalam kepompong terjadi perubahan bentuk, menjadi kupu-kupu.
3 Tahap dewasa.
Kupu-kupu dewasa meninggalkan kepompong, lalu terbang mencari makan dengan cara menghisap sari bunga nektar.
2.3.4 Metamorfosis amfibi
Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi
Berudu. Setelah berumur 3 hari, Berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas. Setelah berumur 4 minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit.
Menjelang umur 9 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul. Umur 16 minggu, kaki depannya mulai berbentuk,
ekornya menjadi pendek serta bernapas dengan paru-paru . Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa.
Ada beberapa hal yang berbeda dari daur amfibi pada umumnya. Beberapa spesies salamander tidak perlu bermetamorfosis untuk menjadi dewasa sepenuhnya secara
seksual, dan hanya akan bermetamorfosis dalam tekanan kondisi lingkungan tertentu. Banyak spesies kodok tropis meletakkan telurnya di darat, di mana kecebong
bermetamorfosis di dalam telur. Ketika mereka menetas, mereka menjadi dewasa yang belum benar-benar matang, kadang-kadang masih memiliki ekor yang dalam beberapa
hari kemudian diserap kembali. Pada metamorfosis amphibi banyak sekali mengalami perubahan baik secara morfologi, biokimia maupun fisiologi.
1. Proses Morfologi
Pada amphibi, metamorfosis umumnya digabungkan dengan perubahan persiapan yang mana dari organisme aquatik untuk menjadi organisme daratan. Pada urodela
salamander, perubahan ini meliputi berkurangnya ekor dan rusaknya insang bagian dalam dan berubahnya struktur kulit. Pada anura, perubahan metamorfosis
berlangsung secara dramatis dan kebanyakan organ-organnya telah termodifikasi. Perubaan ini meliputi hilangnya gigi dan insang internal pada anak katak, seperti
hilangnya ekor, kemudian akan terjadi proses pembentukan seperti berkembangnya anggota tubuh dan morfogenesis kelenjar dermoid.
Perubahan lokomosi terjadi dari pergerakan ekor menjadi terbentuknya lengan depan dan engan belakang . Gigi yang digunakan untuk mencabik
tanaman hilang dan digantikan dengan perubahan bentuk baru dari mulut dan rahangnya, otot dari lidah juga berkembang, insang mengalami degenerasi, paru-paru
membesar, otot dan tulang rawan berkembang untuk memompa udara masuk dan keluar pada paru - paru. Mata dan t elinga berdiferensiasi. Telinga bangian tengah
berkembang dan membran timfani terletak pada bagian telinga luar.
2.Proses Biokimia
Penambahan secara nyata pada perubahan morfologi, yang terpenting adalah terjadinya transformasi biokimia selama metamorfosis. Pada berudu, fotopigmen
ratina yang utama adalah
porphyropsin
. Selama metamorfosis, pigmen ini merubah karakterisik fotopigmen dari darat dan vertebrata perairan. Pengikatan hemoglobin
Hb dengan O2 juga mengalami perubahan. Enzim yang terdapat pada hati juga
mengalami perubahan, hal ini disebabkan adanya perubahan habitat. Kecebong bersifat ammonotelik yaitu mensekresikan amonia, sedangkan katak dewasa bersifat
ureotelic yaitu mensekresikan urea. Selama metamorfosis, hati mensintesis enzim untuk siklus urea agar dapat membentuk atau menghasilkan urea dari CO2 dan
amonia.
3. Proses Fisiologi
Organ tubuh yang berbeda juga akan merespon beda pada stimulasi hormon. Stimulus yang sama menyebabkan beberapa jaringan degenerasi dan menyebabkan
diferensiasi dan perkembangan yang berbeda. Respon hormon thyroid lebih spesifik pada bagian-bagian tubuh tertentu. Pada ekor, T3 menyebabkan kematian dari sel-sel
epidermal. Meskipun terjadi kematian dari sel-sel epidermal pada ekor, kepala dan epidermis tubuh tetap melanjutkan fungsinya.
BAB 3
PERANCANGAN SISTEM
Untuk memulai membuat sebuah animasi flash baru, bukalah aplikasi flash baru. Kemudian pada halaman awal, pilih create new flash document. Maka akan terbuka
sebuah layar antarmuka untuk membuat sebuah animasi flash.
3.1 Intro