Kesimpulan Dan Saran 95 ANALISIS INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI, SUMUR BOR DAN KANDUNGAN LOGAM BERAT DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK.

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1. Hasil Penelitian Intrusi Air Laut 4 Tabel 2.1 Sifat-sifat, Efek dan kegunaan Air 17 Tabel 2.2. Taksiran Kekayaan Air Pada Bumi 20 Tabel 2.3. Parameter Wajib 28 Tabel 2.4. Klasifikasi Air berdasarkan Nilai TDS 30 Tabel 2.5. Klasifikasi Air Berdasarkan Konsentrasi Garam 30 Tabel 2.6. Klasifikasi Intrusi Air Laut Berdasarkan Konduktivitas Listrik 31 Tabel 2.7 . Klasifikasi Air berdasarkan “ Clorida Bicarbonat Ratio” 31 Tabel 3.1. Waktu Penelitian 42 Tabel 3.2. Alat yang digunakan dalam penelitian 43 Tabel 3.3. Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian 44 Tabel 3.4. Kandungan Logam Berat Air sumur Bor 53 Tabel 3.4. Kandungan Logam Berat Air sumur Gali 53 Tabel 4.1. Data Pengukuran DHL Air Laut 55 Tabel 4.2. Data Pengukuran Pada Sumur Gali 56 Tabel 4.3. Data Pengukuran Pada Sumur Bor 58 Tabel 4.4. Data Pengukuran Pada Air Laut yang nilai DHL Tinggi 60 Tabel 4.5. Data Kandungan Logam Berat pada Sumur Gali 1 61 Tabel 4.6. Data Kandungan Logam Berat pada Sumur Gali 2 61 Tabel 4.7. Data Kandungan Logam Berat pada Sumur Gali 17 62 Tabel 4.8. Data Kandungan Logam Berat pada Sumur Gali 19 62 Tabel 4.9. Data Kandungan Logam Berat pada Sumur Bor 8 63 Tabel 4.10. Data Kandungan Logam Berat pada Sumur Bor 9 63 Tabel 4.11. Data Kandungan Logam Berat pada Sumur Bor 15 64 Tabel 4.12. Data Kandungan Logam Berat pada Sumur Gali 1 64 Tabel 4.13. Analisis DHL Air Laut pada Suhu 25 C 66 Tabel 4.14. Analisis DHL 25 C Air Sumur Gali 69 Tabel 4.15. Analisis DHL 25 C Air Sumur Bor 72 Tabel 4.16. Analisis DHL pada suhu 25 C di Laboratorium 76 Tabel 4.17. Daya Hantar Listrik 25 C terhadap Jarak SG 78 Tabel 4.18. Daya Hantar Listrik 25 C terhadap Jarak SB 79 Tabel 4.19. Hubungan Salinitas ppm terhadap Daya Hantar Listrik 80 25 C SG Tabel 4.20. Hubungan Salinitas ppm terhadap Daya Hantar Listrik 81 25 C SB Tabel 4.21. Klasifikasi Intrusi Air Laut Berdasarkan 84 Daya Hantar Listrik DHL Tabel 4.22. Klasifikasi Intrusi Air Laut pada Sumur Gali 85 Tabel 4.23. Klasifikasi Intrusi Air Laut pada Sumur Bor 87 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Profil tanah yang memperlihatkan 9 horizon-horizon tanah Gambar 2.2. Siklus Hidrologi Pendek 13 Gambar 2.3. Siklus Hidrologi Sedang 14 Gambar 2.4. Siklus Hidrologi Panjang 14 Gambar 2.5. Siklus Hidrologi Air 16 Gambar 2.6. Perbatasan antara air asin dan air 23 tawar berada seimbang di pantai Gambar 2.7. Penampang Air Bawah Tanah 24 Gambar 2.8. Mengubah Pola Pemompaan 33 Gambar 2.9. Pengisian Air tanah Buatan 33 Gambar 2.10.Extraction Barrier 33 Gambar 2.11.Injection barrier 34 Gambar 2.12.Subsurface Barrier 34 Gambar 3.1. Peta Topografi 40 Gambar 3.2. Peta Geologi 41 Gambar 3.3. Skema titik pengambilan sampel penelitian 45 Gambar 4.1. Kontur pengambilan sampel di daerah penelitian 57 Gambar 4.2. Kontur pengambilan sampel di daerah penelitian 59 Gambar 4.3. Grafik Regresi Linear antara DHL air laut 67 25 C terhadap jarak m Gambar 4.4. Kontur DHL Air Sumur Gali 71 Gambar 4.5. Kontur DHL Air Sumur Bor 74 Gambar 4.6. Grafik DHL µmhoscm, 25 C Terhadap ppm mll 77 pada Uji Laboratorium Gambar 4.7. Hubungan Jarak terhadap DHL µmhoscm, 25 C 78 sumur gali Gambar 4.8. Hubungan Jarak terhadap DHL µmhoscm, 25 C sumur bor 79 Gambar 4.9. Grafik Salinitas ppm terhadap DHLµmhoscm, 25 C 81 Gambar 4.10. Grafik Salinitas ppm terhadap DHL µmhoscm, 25 C 83 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Peta Topografi 99 Lampiran 2 Peta Geologi 100 Lampiran 3 Tabel Penolong untuk Perhitungan 101 Regresi Linear Berganda Sumur Bor Lampiran 4 Tabel Penolong untuk Perhitungan 102 Regresi Linear Berganda Sumur Gali Lampiran 5 Perhitungan Kuartil 103 Lampiran 6 Letak Koordinat Pengambilan Sampel Air Sumur Gali 105 Lampiran 7 Letak Koordinat Pengambilan Sampel Air Sumur Bor 106 Lampiran 8 Pengkonversian Letak Titik Sampel Air Sumur Gali dan 107 Sumur Bor Lampiran 9 Perhitungan DHL Air Laut Pada Suhu 25 C, DHL 108 Sumur Gali dan Sumur Bor suhu 25 C Lampiran 10 Kontur DHL Air Sumur Gali terhadap Jarak dan Kedalaman110 Lampiran 11 Kontur DHL Air Sumur Bor terhadap Jarak dan Kedalaman 115 Lampiran 12 Foto Alat dan Bahan Penelitian 120 Lampiran 13 Dokumentasi penelitian 121

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah perairan mencapai 5,8 juta km 2 , dan memiliki panjang pantai 95,181 km. Indonesia juga merupakan negara nomor empat yang mempunyai pantai terpanjang dan 75 wilayahnya adalah lautan. Meskipun demikian, Indonesia masih saja tidak pernah terlepas dari masalah yang berhubungan dengan kondisi air bersih. Banyak kota-kota besar di Indonesia yang masih kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Misalnya di kota Sumatera Utara khususnya daerah yang berada di dekat pesisir pantai. Air merupakan salah satu sumber utama bagi manusia. Manusia tidak bisa dipisahkan dari air. Banyak kegiatan makhluk hidup khususnya manusia yang yang memerlukan air dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam kehidupan sehari- hari air digunakan untuk minum, mandi, mencuci, masak, dll. Dari hasil penelitian di dalam tubuh manusia hampir terdapat 60-70 air dan sisanya adalah sumber- sumber makanan yang dikonsumsi oleh manusia. Oleh karena itu manusia tanpa air bisa mati. Air yang digunakan oleh manusia biasanya adalah air permukaan yaitu air tawar dan air tanah murni. Air tanah merupakan salah satu potensi sumber daya alam yang dapat memenuhi kebutuhan air bagi makhluk hidup, sehingga sangat diperlukan pemanfaatan air tanah. Air tanah merupakan sumber daya alam yang bersifat dapat diperbaharui renewable, karena air tanah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari siklus hidrologi di bumi, yang ditemukan pada reservoir air tanah. Reservoir ini berasal dari peresapan air hujan yang turun ke bumi Wuryantoro,2007. Air tanah merupakan salah satu sumberdaya air yang baik untuk air bersih dan air minum, dibandingkan dengan sumber air lainnya. Kebutuhan air tanah selalu meningkat sesuai dengan pertambahan penduduk. Kebutuhan air yang selalu meningkat sering membuat orang lupa bahwa daya dukung alam ada batasnya dalam memenuhi kebutuhan air. Kebutuhan air manusia terutama untuk kebutuhan domestik sehari-hari, industri, irigasi, jasa, penyediaan air perkotaan, dan sebagainya Sriyono, 2000. Kondisi sistem akifer di dalam tanah sangat rumit, namun dapat dipelajari dan diprediksi keberadaannya. Akifer adalah semua air yang terdapat pada lapisan pengandung air akuifer di bawah permukaan tanah, termasuk mata air yang muncul di permukaan tanah. Pada musim hujan kandungan air pada akifer meningkat sedangkan pada musim kemarau kandungan air menurun atau tidak ada sama sekali. Padahal air sangat dibutuhan dari waktu ke waktu untuk mendukung kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Dengan melakukan upaya-upaya konservasi maka kondisi air tanah pada musim kemarau dapat diatasi dengan teknik tindakan dan perlakuan tertentu. Kajian imbangan antara ketersediaan air tanah dan intrusi air laut memberikan gambaran tentang kondisi akifer, dinamika potensi air tanah dan penyebaran intrusi air laut. Secara prinsip air tanah dari darat mengalir ke laut melalui media akifer, sedangkan air laut juga meresap ke darat karena tekanan hidrostatika air laut Soemarto, 1995. Masyarakat di Indonesia hampir seluruhnya masih menggunakan air tanah dalam kegiatan sehari-hari, khususnya di kota Sumatera Utara. Sebagai Negara yang alamya kaya akan kandungan mineral, tetapi air tanah di Indonesia masih sering ditemui mengandung besi, mangan, timbal, cadmium yang cukup tinggi. Di dalam air tanah lebih sering ditemukan kandungan besi dan mangan. Kandungan logam berat ini selalu ada bersama-sama terdapat dalam air tanah. Bagi manusia kedua logam adalah esensial tetapi juga toksik. Keberadaannya dalam air tidak saja dapat diditeksi secara laboratoris tetapi juga dapat dikenali secara organoleptik. Dengan konsentrasi Fe atau Mn sedikitnya 1 mgL, air terasa pahit- asam, berbau tidak enak dan berwarna kuning kecoklatan Lee, 1990 . Di daerah pesisir pantai, penggunaan air tanah oleh penduduk perlu mendapat perhatian yang serius karena masih terbatasnya sarana Perusahaan Daerah Air Minum PDAM, seiring dengan semakin meningkatnya laju pertumbuhan penduduk, maka tingkat konsumsi air juga semakin tinggi. Pentingnya air bawah tanah karena potensinya yang diperkirakan 98 dari