TEKNIK PENGUMPULAN DATA PROSEDUR PENELITIAN

165 Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan disini adalah dengan menggunakan Koefisien Reliabilitas Alpha yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :             − − = ∑ = total k i i S S k k 2 1 2 1 1 α dimana : k adalah banyaknya belahan item S i 2 adalah varians dari item ke-i S 2 total adalah total varians dari keseluruhan item Bila koefisien reliabilitas telah dihitung, maka untuk menentukan keeratan hubungan bisa digunakan kriteria Guilford 1956, yaitu : 1. kurang dari 0,20 : Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan 2. 0,20 - 0,40 : Hubungan yang kecil tidak erat 3. 0,40 - 0,70 : Hubungan yang cukup erat 4. 0,70 - 0,90 : Hubungan yang erat reliabel 5. 0,90 - 1,00 : Hubungan yang sangat erat sangat reliabel 6. 1,00 : Hubungan yang sempurna

H. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

166 Untuk memperoleh data tentang efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik, budaya TIK, ketersediaan fasilitas TIK, dan kualitas SDM Sistem Informasi Akademik terhadap kinerja perguruan tinggi dan dampaknya terhadap prestasi akademik mahasiswa penulis menggunakan alat angket terbuka-tertutup. Angket diberikan kepada setiap individu yang dijadikan sampel di tiap perguruan tinggi dengan jumlah sesuai hasil perhitungan secara proporsional.

I. TEKNIK ANALISIS DATA

Data yang diperoleh dari penelitian kemudian dianalisa dengan analisis deskriptif, sedangkan pengujian hipotesis menggunakan analisis jalur atau path analysis. Selanjutnya dilakukan uji beda rata-rata uji t untuk mengetahui perbedaan masing-masing aspek yang diteliti antara Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif berusaha memaparkan data atau jawaban-jawaban yang diberikan oleh siswa sebagai responden atas sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam bentuk kuesioner, sehingga hasil yang didapat akan memperjelas masalah yang akan diteliti.

2. Analisis Jalur Path Analysis

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah analisis jalur path analysis. Analisis ini berpedoman pada diagram jalur untuk membantu 167 konseptualisasi masalah atau menguji hipotesis yang kompleks. Dengan cara ini, dapat dihitung hubungan langsung dan tidak langsung dari variabel-variabel bebas terhadap variabel-variabel terikat. Hubungan ini tercermin dalam koefisien jalur path coefficient yang sesungguhnya ialah koefisien regresi yang telah dibakukan. Menurut Dillon dan Goldstein 1984:438, agar analisis jalur efektif ada enam asumsi yang harus dipenuhi: 1. Hubungan-hubungan diantara variabel bersifat linier dan aditif. 2. Kekeliruan yang satu tidak berkorelasi dengan yang lain. 3. Harus ada model rekursif. 4. Data variabel penelitian berskala interval. 5. Variabel-variabel yang diamati diukur tanpa kekeliruan. 6. Model-model hubungan mencerminkan kekhususan model.

3. Metode trasnformasi Data Method Of Successive Interval MSI

Mengenai variabel-variabel peneliti yang terkumpul melalui kuesioner adalah data yang berskala ordinal sedangkan syarat data untuk dapat digunakan statistik inferential sebagai analisis utama dalam pengujian hipotesis pada peneliti ini adalah sekurang-kurangnya berskala interval. Oleh karena itu terlebih dahulu dilakukan konversi untuk menaikkan dari skala ordinal ke skala interval. Teknik yang dipergunakan adalah method of successive interval dari Hays dalam Harun Al-Rasyid 1994 dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Hitung Frekuensi f setiap skor 1 sampai 5 dari responden yang memberikan respon. 2. Hitung proporsi dengan membagi setiap jumlah f frekuensi dengan jumlah n sampel. 3. Tentukan proporsi kumulatif dengan menjumlahkan proporsi secara berurutan setiap respon. 168 4. Proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku, Selanjutnya hitung nilai Z berdasarkan propori kumulatif tadi. 5. Dari nilai Z yang diketahui tersebut tentukan nilai density-nya dengan menggunakan tabel 4 ordinates Y the norma curve of Z. 6. Menghitung SV untuk masing-masing pilihan dengan rumus : Scale value = Density at lower limit – Density at upper limit Area under upper limit – Area under lower limit Keterangan : density at lower limit = kepadatan batas bawah density at upper limit = kepadatan batas atas area under upper limit = daerah di bawah batas atas area under lower limit = daerah di bawah batas bawah 7. Mengubah SV terkecil menjadi sama dengan 1 dan mentransformasikan masing – masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh Transformed Scale Value TSV. Proses perhitungan ini menggunakan SPSS 14.00, statistik atau excel 2002. Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.

4. Langkah-Langkah Analisis Jalur

1 Gambarkan terlebih dahulu diagram jalurnya sesuai dengan hipotesis yang akan diuji. X1 Y 1 yx ρ 2 yx ρ 3 yx ρ 1 ε 1 2 x x r 169 Gambar 3.2 Diagram Jalur Adapun bentuk persamaan jalurnya adalah sebagai berikut : a Persamaan Pertama Y = Pyx1 + Pyx2 + Pyx3 + Pyx4 + 1 ε b Persamaan Kedua Z = Pzx1 + Pzx2 + Pzx3 + Pzx4 + Pzy + 2 ε Keterangan : Y : variabel akibat endogenus ρ : koefisien jalur antara variabel akibat dan variabel penyebab ε : variabel residu 2 Hitung matrik korelasi antar variabel eksogen endogen. 176             = 1 ... 1 ... 1 R 2 1 2 1 XX k k X X X X X X r r r Rumus untuk menentukan korelasinya adalah sebagai berikut : k Y Y n X X n Y X Y X n r n h n h h h n h n h jh jh n h n h n h h jh h jh yx ...., 2 , 1 ; 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 =               −               − − = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ = = = = = = = 3 Hitung matrik korelasi antar variabel eksogen yang menyusun sub struktur.             = 1 ... 1 ... 1 R 2 1 2 1 XX k k X X X X X X r r r 4 Hitung Matrik invers.             = − kk k k C C C C C C R 2 22 1 12 11 1 5 Hitung semua koefisien jalur , X 1 u ρ X i = 1,2,...,k dengan rumus :                           =               k U u u k X X X X X X X X X r r r 2 1 U 2 u 1 U kk 2k 22 1k 12 11 X X X C C C C C C P P P 6 Hitung R 2 y X 1 X 2 ...X k yang merupakan koefisien determinasi total X 1 , X 2 ,...X k terhadap Y yang rumusnya : 171 [ ]               = K U U U K U U u X X X X X X X X X X X X k r r r P P P x x x y R 2 1 2 1 ... 2 1 2 7 Hitung P yE berdasarkan rumus : 2 1 2 3 1 y yx x x P R ε = − 8 Uji keberartian model secara keseluruhan dengan menggunakan uji F. Hipotesis pada pengujian ini adalah sebagai berikut : Ho : P YX1 = P YX2 = .... = P Yxk = 0 H1 : sekurang-kurangnya ada sebuah P Yxj ≠ Statistik ujinya : = − − 1 1 − Statistik uji di atas dengan derajat bebas penyebut v 1 = k dan derajat bebas pembilang v 2 = n - k –1, dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel penelitian. Kriteria Pengujian : Tolak H bila F hitung F tabel 9 Jika uji F signifikan maka selanjutnya diuji masing-masing koefisien jalur untuk mengetahui keberartiannya. a. Kita tentukan hipotesis uji misalkan H : P yx1 = 0 versus H 1 : p yx1 ≠ 172 b. Gunakan statistik uji : 2 1 1 yxi i ii P t R CR n k = − − − Keterangan : i = 1,2,...,k k = banyaknya variabel penyebab dalam sub struktur t berdistribusi t- studen dengan derajat bebas n-k-1 c. Tolak H jika t hitung t tabel 362

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI