26
Monica Lidwina Sipatuhar, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR LEARNING OBSTACLE
BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian PTK Penerapan DDR
Penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian PTK action research yang menerapkan Didactical Desaign Research DDR pada
pelaksanaan penelitiannya. a.
Penelitian Tindakan Kelas Menurut
Kemmis dan
Carr dalam
Mulyasa, 2012:4
mendefinisikan penelitian tindakan adalah sebuah bentuk penelitian refleksi diri yang melibatkan sejumlah partisipan guru, peserta didik,
kepala sekolah dan partisipan lain di dalam suatu situasi sosial pembelajaran yang bertujuan untuk kerasionalan dan keadilan
terhadap: a praktek sosial dan pembelajaran yang mereka lakukan; b pemahaman mereka terhadap praktek-praktek pembelajaran; c situasi
dan institusi yang terlibat di dalamnya”. Lebih lanjut Kemmis dan Mc. Taggart
bahwa “Penelitian tindakan kelas PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan
oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadaan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat
dilakukan praktik-praktik tersebut ” Arikunto, 2008:58 .
Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan untuk
memperbaiki situasi pembelajaran di dalam kelas. Dimana yang dititik beratkan adalah konsep bahan ajar dan praktek-praktek pembelajaran
dan bukan pada penelitian terhadap suatu uji coba metode dan mentukan kelayakan suatu metode pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas adalah sebuah penelitian dengan aksi dimana lebih menekankan kepada penelitian tentang semua hal yang
Monica Lidwina Sipatuhar, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR LEARNING OBSTACLE
BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terjadi di dalam kelas yang tidak melulu mematok kepada penilaian guru terhadap hasil pekerjaan siswa.
Penelitian tindakan kelas lebih kepada memperdalam proses belajar dan bagaimana membuat suatu aksi atau tindakan yang dapat
membantu siswa dalam mengalami kesulitan belajarnya. Namun patokan siswa menjadi bisa dan faham terhadap suatu
konsep materi ajar pembelajaran bukan hanya sekedar penilaian berdasarkan nilai tetapi juga kepada keaktifan siswa karena pada
hakikatnya yang seharusnya diutamakan dalam praktik pembelajaran di dalam kelas adalah siswa itu sendiri.
Dalam praktek peneletian tindakan kelas terdapat beberapa langkah yang biasa disebut siklus seperti yang dikemukakan oleh para
peneliti. Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto, 2010:138 menyatakan
bahwa penelitian tindakan memiliki bebrapa tahapan yaitu tahap pra siklus, perencanaan, pelaksanaan dan refleksi.
Berikut adalah tahap dalam penelitian tindakan: 1.
Pra-siklus Tahap ini adalah tahap dimana peneliti menentukan tentang
apa, mengapa, kapan, dimana dan bagaimana sebuah tindakan akan dilakukan. Peneliti menentukan masalah apa yang akan
diteliti dan mengapa masalah tersebut layak untuk diteliti. 2.
Siklus I Siklus terdiri dari :
a. Perencanaan
Tahap perencanaan adalah tahap dimana peneliti menentukan titik fokus pada penelitian atau dalam kata lain peristiwa apa yang
menjadi fokus dan yeng perlu mendapatkan perhatian khusus lalu membuat sebuah instrument berupa rancangan pembelajaran yang
Monica Lidwina Sipatuhar, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR LEARNING OBSTACLE
BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membantu peneliti dalam mengumpulkan data dan merekam data berupa fakta saat penelitian dan tindakan berlangsung.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah tahap dimana tindakan dilaksanakan atau diimplementasikan. Pada tahap ini peneliti harus
melaksanakan tindakan sesuai rangcangan yang telah di buat pada tahap perencanaan namun tetapi harus berlaku wajar dan
dapat melakukan sebuah perubahan atau modifikasi jika diperlukan selama tidak merubah prinsip rancangan yang telah
dibuat. c.
Pengamatan Pada tahap ini peneliti mengamati hasil dari
pelaksanaan rancangan awal dengan kegiatan yang terjadi di dalam kelas.
d. Refleksi
Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah merefleksikan bagian mana dari tindakan yang dinyatakan
sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum dinyatakan baik kemudian melanjutkan kembali pada tahap siklus
selanjutnya.
Monica Lidwina Sipatuhar, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR LEARNING OBSTACLE
BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 siklus penelitian tindakan Kemmis dan Mc. Taggart
Dalam melaksanakan sebuah penelitian tindakan kelas diperlukan sebuah metode pembelajaran yang bertujuan untuk
memperbesar peluang kemudahan bagi penelitian dan sesuai dengan hasil yang diharapkan oleh seorang peneliti.
Metode yang akan digunakan oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dalam praktik
penelitian tindakan yang menghasilkan sebuah desain didaktik atau dalam kata lain melaksanakan penelitian PTK yang berbasis kepada
DDR. Sugiyono 2012:8 menyatakan bahwa metode penelitian
kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah natural setting
b. Didactical Design Research DDR
Pembelajaran gaya magnet yang akan penelitti teliti ini menggunakan desain penelitian DDR didactical design research
seperti yang telah diungkapkan Suryadi dan Turmudi dalam
Monica Lidwina Sipatuhar, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR LEARNING OBSTACLE
BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Asulihati,2014:15 yaitu „„penelitian desain didaktik pada dasarnya
terdiri atas tiga tahap yaitu: analisi situasi didaktis sebelum pembelajaran dan wujudnya berupa desain didaktis hipotesis termasuk
ADP, analisis metapedadidaktik, dan analisis retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotesisi
dengan h asil analisis metapedadidaktik.“
Dari ketiga tahapan ini akan diperoleh desain didaktik empirik yang tidak menutup kemungkinan untuk terus dikembangkan dan
disempurnakan lebih lanjut melalui tiga tahapan DDR. Pola dan hubungan yang terjadi terdapat pada konsep materi
ajar dan tahap perencanaan. Tahap perencanaan adalah tahap dimana peneliti melakukan repersonalisasi diri menjadi seorang siswa SD
kembali dan mencoba menganalisa letak kesulitan belajar atau learning obstacle lalu menghubungkannya dengan learning trajectory
yang peneliti rasakan. Pada tahap perencanaan peneliti juga menngklasifikasikan
jenis learning obstacle yang ditemukan kedalam jenis learning obstacle menurut penelitian DDR yaitu epistemological obstacle, didactical
obstacle dan ontogenical obstacle. Menurut Suryadi dan Turmudi dalam Asulihati, 2013, hlm. 4,
penelitian Desain Didaktis atau Didactical Desain Reasearch DDR, pada dasarnya terdiri atas tiga tahap, yaitu: 1 Analisis situasi didaktis
sebelum pembelajaran prospective analysis yang wujudnya berupa Desain
Didaktis Hipotesis
termasuk ADP,
2 analisis
Metapedadidaktik, dan 3 analisis retrosfektif retrospective analysis yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotesis
dengan hasil analisis Metapedidaktik.
Monica Lidwina Sipatuhar, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR LEARNING OBSTACLE
BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2 Segitiga Didaktis yang Dimodifikasi
Melalui tahapan diatas terbuka peluang untuk membuat modifikasi kembali desain pembelajaran magnet yang ada untuk
disempurnakan dengan tujuan membantu siswa menciptakan dunia belajar yang menyenangkan.
Didalam setiap proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas terdapat hubungan langsung antara guru dengan siswa, guru dengan
materi, siswa dengan materi dan siswa dengan siswa lainnya. Hubungan antara Materi-Guru-Siswa digambarkan oleh
Kansanen dalam Suryadi, 110:62 sebagai sebuah Segitiga Didaktik yang menggambarkan hubungan didaktis HD antara Siswa dan
materi, serta hubungan pedagogis HP antara guru dan siswa. Hubungan didaktis terjadi antara materi dan siswa, sementara
hubungan pedagogis terjadi antara siswa dan guru. Hubungan yang terjadi tersebut dijelaskan melalui gambar segitiga didaktik Kansanen
yang telah dimodifikasi berikut.
Monica Lidwina Sipatuhar, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR LEARNING OBSTACLE
BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.3 Segitiga Didaktis yang Dimodifikasi
c. Modifikasi PTK dalam Penerapan DDR
Untuk penelitian tindakan yang menerapkan DDR terdapat beberapa hubungan yang sebenarnya masih berkaitan dengan dasar
pemikiran penelitian tindakan Kemmis dan Mc. Taggart. Pada alur penelitian Didactical Design Research terdapat
beberapa bagian yang saling berhubungan dari awal hingga akhir. Bagian yang dimaksud adalah tahap yang dinamakan prospektiv
analisis, analisis metapedadidaktik dan analisis retrospektif. Pengumpulan data yang akan dilaksanakan oleh peneliti adalah
teknik gabungan antara analisis buku sumber bacaan yang digunakan siswa di dalam kelas, wawancara langsung, tes uji kesulitan belajar
siswa dan bila dimungkinkan akan melakukan wawancara mendalam terhadap guru.
Peneliti akan memperhatikan setiap kegiatan yang terjadi di dalam kelas pada saat peneliti melakukan observasi learning obstacle.
Mulai dari reaksi siswa di dalam kelas secara mendalam. Seperti ekspresi siswa, respon siswa dalam bentuk lisan dan tulisan di dalam
kelas dan perasaan siswa dalam mempelajari materi magnet, mengapa pola belajar siswa demikian dan kemungkinan-kemungkinan cara
siswa memahami materi gaya magnet dari awal kegiatan proses belajar yang terjadia sampai kepada analisis akhir kegiatan siswa sudah
memahami materi magnet. Peneliti melakukan hal demikian merujuk kepada definisi
teknik pengumpulan data yang di ungkapkan oleh Levina dalam Asulihati, 2014:19 pengumpulan data pada penelitian kualitatif
Monica Lidwina Sipatuhar, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR LEARNING OBSTACLE
BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan melalui studi literatur yang dilaksanakan dengan cara mengkaji sumber tertulis seperti dokumen, laporan dan artikel, dan
studi lapangan dimana peneliti akan bersentuhan langsun dengan situasi lapangan yang bersifat alamiah, yaitu dengan mengamati
observasi, wawancara mendalam bila diperlukan, diskusi kelompok dan terlibat dalam penelitian.
Hal tersebut diatas terkait dengan masalah pembelajaran. Disebut dengan hubungan didaktis atau dalam kata lain bagaimana
anak memahami materi. Hubungan didaktis dalam pembelajaran adalah tentang
masalah anak yaitu : Analisis kesulitan belajar siswa learning obstacle
Analisis lintasan belajar siswa learning trajectory
Pada tahap perencanaan yang harus dilaksanakan adalah analisis jenis learning obstacle dan learning trajectory. Berikut
adalah beberapa cara yang akan peneliti lakukan dalam mengidentifikasi learning obstacle. Observasi langsung terhadap
kegiatan belajar dan mengajar di dalam kelas mengenai konsep gaya magnet dan repersonalisasi rancangan awal yaitu:
- Kesulitan siswa
- Lintasan belajar
- Konsep
Hasil data yang dibuat adalah data yang berupa narasi atau deskriptif berdasarkan analisis kepada siswa yang bisa dan
tidak bisa yaitu: -
apa kesulitannya? -
Mengapa itu terjadi? -
Bagaimana membantunya?
Monica Lidwina Sipatuhar, 2015 DESAIN PEMBELAJARAN GAYA MAGNET MELALUI ANALISIS KESULITAN BELAJAR LEARNING OBSTACLE
BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.4 Flowchart PTK penerapan DDR
Hubungan guru dengan siswa atau yang disebut juga dengan hubungan pedagogis.
Bagaimana guru dan siswa berinteraksi dan bagaimana siswa dengan siswa berinteraksi
Luaran yang diharapkan adalah berupa analisis peta siswa yaitu:
o Motivasi
o Pola fikir
o Keterampilan
o Pemahan
B. Prosedur dan Rencana Penelitian