b.
Batang Batangnya tumbuh tegak dan bercabang-cabang. Warnanya adalah putih kehijauan jika
pucuknya masih muda dan hijau jika sudah dewasa. Tinggi tanaman ini berkisar 30 cm hingga 120 cm, pada sekujur batangnya, tumbuh daun majemuk yang berujung runcing dan tepinya
bergerigi. Lapisan terluarnya merupakan epidermis batang. Bagian batang yang disebut korteks, disusun oleh parenkim korteks.
c.
Daun Daun tunggal, menyirip menyerupai daun majemuk. Bentuknya memanjang hingga
menyempit, dengan bintik kelenjar bulat dekat tepinya, warnanya hijau.
d.
Bunga Bunganya merupakan bunga majemuk. Bunga ini berbentuk cawan dengan tangkai yang
panjang. Memiliki organ-organ bunga yang lengkap, berupa putik dan benang sari pada tengah bunga, warnanya kuning.
Gumitir Tagetes erecta L termasuk kedalam keluarga Compositae Asteraceae dan mempunyai 59 species. Tanaman ini merupakan salah satu herba hias yang biasa digunakan
sebagai tanaman pagar dan pembatas. Secara komersial sebagai bunga potong, karena mempunyai bentuk bunga yang unik dan warnanya yang mencolok.
2.2 Peranan Pupuk Mineral terhadap Tanah dan Tanaman
Para petani sering dilematik dalam meningkatkan mutu dan produktivitas tanamannya. Sementara permintaan pasar untuk kebutuhan hotel, restoran berbintang dan pasar global
menghendaki pertanian yang ramah lingkungan. Namun, dari segi budidaya sistem pertanian ramah lingkungan pertanian organik sering dianggap oleh petani menurunkan produktivitas dan
keuntungan yang diperoleh. Hasil usaha taninya lebih kecil bila dibandingkan dengan
penggunaan pupuk anorganik, bahkan bila hanya menggunakan pupuk organik terjadi kerugian Indrawati, 2000.
Penambahan pupuk organik telah terbukti memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Akan tetapi dari aspek produksi, mutu dan keuntungan hasil usaha tani penggunaan pupuk organik
masih perlu dikaji ulang, karena besarnya volume dan sedikitnya hara yang terkandung di dalam pupuk organik. Berdasarkan hal tersebut, maka terobosan baru melalui penambahan pupuk
mineral yang ramah lingkungan untuk meningkatkan produksi dan mutu tanaman pangan khususnya hortikultura.
Hasil pengamatan secara kualitatif menunjukkan bahwa tanah-tanah berkapur yang mengandung unsur hara kalsium Ca dan Mg yang tergolong tinggi, menghasilkan produk
pertanian lebih tinggi kualitasnya, bila dibandingkan dengan tanah masam. Ini terbukti dari lokasi kebun salak di Karangasem, jeruk dan kacang tanah dari Sumba dan Soe P. Timor, serta
bengkuang, ubi dan jeruk dari Bukit Jimbaran memberikan rasa manis dan enak, serta renyah bila di bandingkan dengan buah-buahan dari tanah yang tidak berkapur. Uji coba penambahan
pupuk mineral pada jeruk, menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis kapur, semakin besar kadar gula total Lanya, 1999.
Sumber pupuk mineral kapur sangat tinggi di Bali, yaitu di Bukit Jimbaran, Nusa penida dan Bali Barat. Hasil analisis tanah dari survei LREPP Puslitanak, 1993 menunjukkan bahwa
kandungan Ca di daerah perbukitan kapur Jimbaran tergolong tinggi dan Mg rendah sampai sedang. Demikian pula daerah perbukitan kapur Nusa Penida. Adapun status hara di daerah
perbukitan Karangasem Barat, menunjukkan bahwa kandungan Ca sangat tinggi dan Mg tergolong tinggi. Tanah tersebut didominasi oleh tanaman salak Netera dkk, 1989. Berbeda
dengan di daratan Pulau Bali pada umumnya, kadar Ca di lahan pertanian tergolong sedang dan
Mg rendah sampai sedang, kecuali di lahan yang tanahnya berasal dari batu gamping dan atau sisipan batu gamping. Hasil observasi lainnya menunjukkan bahwa buah-buahan yang berasal
dari tanah berkapur memiliki mutu lebih baik. Peningkatan kandungan Ca ke dalam tanah untuk tanah – tanah di Bali dari kandungan
rendah 5 me100 g tanah ke sedang 5 - 100 me 100 g tanah, sedang ke tinggi 10-20 me100 g tanah dan sangat tinggi 20 me100 g tanah diperlukan rata-rata penambahan 5
me100 g tanah atau setara dengan 2 ton Caha untuk kedalaman 20 cm tanaman semusim, sedangkan untuk kedalaman 40 cm atau lebih diperlukan 4-5 tonha untuk tanaman tahunan.
Berbeda dengan kandungan Mg tanah dari rendah 0,2 me100 g tanah atau 30 ppm ke sedang 0,2 - 0,5 me100 g tanah atau 30 - 60 ppm dan dari sedang ke tinggi 0.5 me100 g
tanah atau 60 ppm dibutuhkan penambahan Mg rata – rata sebesar 20 ppm 40 kg Mgha untuk tanaman semusim, setara dengan 50 kg garam inggris dan 3 ku kiserit. Untuk tanaman
tahunan dibutuhkan setara dengan 100 kg garam inggris dan 6 ku kiserit. Pupuk mineral plus adalah kombinasi dari pupuk organik + pupuk mineral + pupuk
kimia, yang mana kandungan unsur hara yang ada di dalam pupuk mineral plus lengkap yaitu kandungan unsur hara N-total, P-tersedia, K-tersedia, Ca, Mg, dan bahan organik yang
dibutuhkan tanaman dalam proses pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman dapat tumbuh secara optimal.
Stanier et al.. 1963 menyatakan bahwa Ca sebagai kofaktor beberapa enzim, seperti proteinase, sehingga berperan dalam pembentukan senyawa protein. Peranan ion Ca sangat
esensial dalam pengangkutan asam amino dan sintesis protein dalam sel Achliya Singh dan Le John, 1975 dalam Payne, 1980. Booth dan Hamilton 1980 melaporkan bahwa ion Ca berperan
sebagai perangkai atau pengikat energi dalam pengangkutan asam amino dengan sistem
penggerak proton. Berbeda dengan Mg, yang berperan sebagai inti klorofil, kofaktor beberapa enzim pengikat energi dan stabilisator asam dan basa dalam sel.
Magnesium terlibat dalam reaksi-reaksi enzimatik melalui beberapa mekanisme: 1 menjadi jembatan penghubung antara komplek enzim dan substrat, seperti misalnya dalam
transfer dari ATP; 2 mengubah konstanta keseimbangan dalam transfer fosfat dari ATP. Mg
2+
bereaksi dengan gugusan firofosfat dari suatu molekul koenzim ATP membentuk Mg ATP
2-
. Mg ATP
2-
merupakan bentuk aktif dari koenzim Mengel dan Kirkby, 1979. Kalsium dan magnesium mempunyai arti penting dalam fiksasi N udara secara simbiotik. Rao 1982
melaporkan bahwa dalam fiksasi N oleh rhizobium diperlukan energi dalam bentuk ATP, Mg sebagai pengikat energi dari Mg- ATP menjadi Mg- ADP. Dengan kata lain, untuk pembentukan
bintil akar diperlukan Ca dan Mg yang cukup. Selain itu penambahan CaSO
4
pada tanaman kacang tanah dapat meningkatkan kandungan sukrosa, fruktosa dan glukosa Hale, 1977.
Peningkatan produktivitas lebih besar dipengaruhi oleh penambahan unsur Mg dibandingkan dengan unsur Ca. Peningkatan tersebut disebabkan Mg sangat berperanan dalam
pembentukan klorofil dan terlibat dalam reaksi enzimatik. Demikian pula Ca sangat esensial dalam pengangkutan asam amino dan protein. Ion Ca juga sangat berperan sebagai pengikat
energi dalam pengangkutan asam amino dengan sistem tenaga penggerak proton Singh dan Le John, 1975 dalam Payne, 1980.
Hasil uji ini menunjukkan bahwa kandungan Ca dan Mg yang tinggi dalam tanah akan meningkatkan produktivitas dan mutu buah. Salah satu penyebabnya adalah semakin banyaknya
pembentukan klorofil yang berimplikasi maka semakin besar proses fotosintesis dan produk yang dihasilkan, baik berupa karbohidrat, protein, maupun gula total kerenyahannya semakin
meningkat. Uji mutu secara kualitatif memperoleh gambaran bahwa penambahan kapur
mempengaruhi warna kulit melon, kerenyahannya dan rasa manis dan besar buah warna kulit melon. Demikian pula tingkat kerenyahannya semakin meningkat. Hasil analisis kuantitatif kadar
gula total menunjukkan semakin tinggi dosis pupuk mineral semakin tinggi kadar gula total, sedangkan pengaruh garam terhadap besar buah, sejalan dengan penambahan dosis garam.
Semakin tinggi dosisnya, semakin besar buah melonnya Lanya, I. 2001.
2.3 Peranan NPK terhadap Tanah dan Tanaman