c. Alga Coklat Pada perairan Indonesia terdapat sekitar 8 marga kelas alga coklat
Phaeophyceae. Tumbuhan jenis ini merupakan kelompok alga laut penghasil algin alginofit. Jenis rumput laut coklat sebagai penghasil algin
adalah Sargassum sp. dan Turbinaria sp. Alga coklat memiliki ukuran besar dan membentuk padang alga di laut lepas Kordi dan Ghurfan, 2011.
2.2 Kappaphycus alvarezii Doty.
Klasifikasi Kappaphycus alvarezii Doty. menurut Aslan 1998 adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae Divisio : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieraceae Genus
: Kappaphycus Spesies : Kappaphycus alvarezii Doty. Eucheuma cottonii Doty.
Gambar 2.1 Alga Kappaphycus alvarezii Doty. Rompas dkk., 2015 Kappaphycus alvarezii Doty. merupakan salah satu jenis alga merah
Rhodophyceae penghasil kappa carrageenan. Kappaphycus alvarezii Doty.
memiliki ciri-ciri fisik seperti talus silindris, permukaan licin, dan cartilogineus. Penampakan talus alga jenis ini bervariasi, mulai dari bentuk sederhana sampai
kompleks. Duri-duri pada talus runcing memanjang, agak jarang-jarang dan tidak bersusun melingkari talus. Percabangan ke berbagai arah dengan batang-batang
utama keluar saling berdekatan ke daerah basal pangkal Anggadiredja dkk., 2006.
Tabel 2.1 Komposisi Nilai Nutrisi Kappaphycus alvarezii Doty.
Komponen Jumlah
Kadar air 13,90
Protein 2,69
Lemak 0,37
Serat kasar 0,95
Abu 17,09
Mineral: Ca ppm 22,39
Fe ppm 0,0121
Cu ppm 2,763
Pb ppm 0,04
Vitamin B1 Thiamin mg100 g 0,14
Vitamin B2 Riboflavin mg100 g 2,7
Vitamin C mg100 g 12
Carrageenan 61,52
Sumber: Istini et al. 1986
Warna merah dari Kappaphycus alvarezii Doty. timbul karena adanya kandungan pigmen phycoerythrin dan pigmen phycocyanin. Phycoerythrin adalah
pigmen yang berwarna merah cerah dan memancarkan warna oranye, sedangkan phycocyanin berwarna biru dan memancarkan warna merah tua Atmadja, 2007.
Keadaan warna tidak selalu tetap, kadang-kadang berwarna hijau, hijau kuning, abu-abu atau merah. Perubahan warna sering terjadi karena faktor lingkungan.
Kejadian ini merupakan suatu proses adaptasi kromatik yaitu penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaan Aslan, 1998. Warna
talus juga dipengaruhi oleh kedalaman air hampir hitam pada laut dalam, merah cerah pada kedalaman sedang, dan menjadi kehijauan pada air yang sangat
dangkal karena lebih sedikit phycoerythrin yang menutupi warna hijau klorofil Campbell dkk., 2003.
Umumnya Kappaphycus alvarezii Doty. tumbuh dengan baik di daerah pantai terumbu karena tempat ini mempunyai persyaratan untuk pertumbuhan,
yaitu faktor kedalaman, suhu, cahaya, substrat dan gerakan air. Habitat khasnya adalah daerah yang memperoleh aliran air laut yang tetap, variasi suhu harian
yang kecil dan substrat batu karang mati Atmadja, 1996. Kappaphycus alvarezii Doty. memerlukan sinar matahari untuk proses fotosintesis. Oleh karena itu,
rumput laut jenis ini hanya mungkin dapat hidup pada lapisan fotik, yaitu pada kedalaman sejauh sinar matahari masih mampu mencapainya. Pertumbuhan
cabang-cabang rumput laut ini membentuk rumpun yang rimbun dengan ciri khas mengarah ke arah datangnya sinar matahari Anggadiredja dkk., 2006.
Rumput laut Kappaphycus alvarezii Doty. dalam dunia perdagangan nasional maupun internasional lebih dikenal dengan nama Eucheuma cottonii.
Eucheuma cottonii secara taksonomi disebut Kappaphycus alvarezii Doty. karena carrageenan yang dihasilkan termasuk fraksi kappa carrageenan. Kadar
carrageenan dalam spesies ini berkisar antara 54-73 tergantung pada jenis dan lokasi tumbuhnya. Jenis rumput laut ini berasal dari perairan Sabah Malaysia
dan Kepulauan Sulu Filipina Syamsuar, 2006. Kappaphycus alvarezii Doty. merupakan jenis rumput laut yang banyak
ditemui di Kecamatan Nusa Penida. Pantai di sebelah utara Kecamatan Nusa
Penida merupakan pantai landai sehingga pantai tersebut cocok digunakan untuk budidaya rumput laut. Secara geografis, Kecamatan Nusa Penida memiliki
keunggulan komparatif, dengan luas lokasi penanaman rumput laut sebesar 290 hektar dan jumlah petani rumput laut sebesar 1.782. Dari luas area tersebut,
pengembangan budidaya rumput laut mencapai 45 dari luas areal pantai. Produksi rumput laut perbulan adalah 130 sampai 225 per ton Badan Pusat
Statistik Kabupaten Klungkung, 2012.
2.3 Carrageenan 2.3.1 Definisi Carrageenan