3
adalah gabungan dua buah material atau lebih yang digabung pada skala
makroskopis untuk membentuk material baru yang lebih bermanfaat.
Gibson,R.F, 1994.
Bahan komposit secara umum terdiri dari dua unsur yaitu serat
fiber dan matrik. Serat merupakan unsur utama dari bahan komposit,
serat ini adalah yang nantinya menentukan sifat karakteristik suatu
bahan seperti kekuatan, keuletan, dan sifat mekanik yang lain. Serat
berfungsi menahan sebagian besar gaya yang bekerja pada komposit,
sedangkan matrik mengikat serat, melindungi, dan meneruskan gaya
antar serat. 3. Metalurgi serbuk
Menurut Amstead 1993, metalurgi serbuk adalah suatu
kegiatan yang mencangkup pembuatan benda dari serbuk logam
dengan penekanan. Proses ini dapat disertai pemanasan, akan tetapi
suhu yang dipakai harus berada dibawah titik cair serbuk.
Pemanasan selama proses penekanan atau sesudah penekanan
yang dikenal dengan istilah sinter akan menghasilkan pengikatan
partikel yang halus. Dengan demikian kekuatan dan sifat-sifat
fisis lainya meningkat.
Produk hasil metalurgi serbuk dapat terdiri dari produk campuran
serbuk berbagai logam atau dapat pula terdiri dari campuran bahan
bukan logam, yang berguna untuk meningkatkan ikatan partikel dan
mutu benda jadi secara keseluruhan. Bentuk partikel serbuk tergantung
pada cara pembuatanya dapat bulat, tak teratur, pipih atau bersudut tajam
Amstead, 1993.
4. Proses kompaksi
Kompaksi merupakan proses pemampatan serbuk material dalam
dies cetakan dengan gaya tekan dari mesin kompaksi dan besarnya
gaya tekan sesuai ketentuan dalam penelitian yang dilakukan, kompaksi
mempunyai tujuan untuk mendapatkan
green body dari spesimen benda uji yang dihasilkan
dari campuran homogen tersebut.Proses pemampatan adalah
suatu proses mesin yang memberikan gaya penekanan
uniaksial. German, 1984.
5. Proses sintering
Menurut Amstead 1993, Sintering merupakan metode
pembuatan material dari serbuk dengan pemanasan sehingga
terbentuk ikatan partikel dalam suhu yang tinggi. Panas menyebabkan
bersatunya partikel dan efektifitas reaksi tegangan permukaan
meningkat. Dengan perkataan lain proses sinter menyebabkan
bersatunya partikel sedemikian rupa sehingga kepadatan bertambah.
Selama proses ini, terbentuklah batas-batas butir yang merupakan
tahap permulaan rekristalisasi, disamping itu gas yang ada juga
menguap. Suhu sinter umumnya dibawah titik cair unsur serbuk
utama. 6. Pengujian
Keekerasan Brinell
Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh J.A.
Brinell pada tahun 1900. Pengujian kekerasan
dilakukan dengan memakai bola baja yang diperkeras
hardened steel ball dengan beban dan waktu indentasi
tertentu. Hasil penekanan adalah jejak berbentuk lingkaran bulat, yang
harus dihitung diameternya dibawah
4
mikroskop khusus pengukur jejak. Pengukuran nilai kekerasan suatu
material diberikan oleh rumus: Van Vliet, G. L. T, dkk, 1984
. . √
… dimana :
BHN : adalah harga kekerasan spesifik Kgmm
2
P : adalah beban Kg
D : diameter indentor mm
d : diameter jejak mm.
7. Keausan
Keausan umumnya didefinisikan sebagai kehilangan material secara
progesif atau pemindahan sejumlah material dari suatu permukaan
sebagai suatu hasil pergerakan relative antara permukaan tersebut
dan permukaan lainnya. Kenneth G,1999.
Untuk mengetahui harga keausan menggunakan rumus yaitu :
.
dimana : WR :
keausan X1
: tebal awal mm X2
: tebal akhir mm T
: durasi jam 8. Koefisien
Gesek
Gesekan adalah suatu pergeseran dua benda yang
bersentuhan. Koefisien gesek disimbolkan dengan huruf Yunani
µ, yaitu suatu skala dimensional
bernilai kecil yang menjelaskan perbandingan gaya gesek antara
dua bagian dan gaya tekan keduanya. Niemann, G, 1981.
Rumus koefisien gesek dasar µ : …………3
F = gaya gesek Newton N = gaya normal Newton
Rumus koefisien gesekpada uji kampas kopling:
..............
4 T = Torsi kg.mm
p = Tekanan kgmm
2
r
o
= Radius injakan kampas koplingmm
r
i
=Radius luar injakan kampas kopling mm
= Efisiensi luas kampas kopling
dimana torsi T diperoleh dengan rumus :
… … … ….
5 P = Daya watt
P = V.I V = Tegangan Volt
I = Arus Ampere
ω= Omega
n = Putaran rpm dimana tekanan p diperoleh
dengan rumus :
F = Gaya kg dimana
efisiensi luas
2
diperoleh dengan rumus :
A = Luasan kampas mm
2
5
METODOLOGI PENELITIAN Tahapan Penelitian
Gambar 1 . Diagram Alir Penelitian
Tahap Penelitian
1. Persiapan Penelitian