BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan suatu bangsa erat sekali hubungannya dengan masalah- masalah pendidikan. Pendidikan merupakan wadah kegiatan sebagai pencetak
sumber daya manusia SDM yang berkualitas tinggi. Dalam mewujudkan manusia yang berkualitas tinggi, maka perlu menumbuh kembangkan potensi
manusia agar menjadi manusia dewasa, beradab, dan normal. Potensi ini merupakan benih bawaan sejak dilahirkan. Tugas pendidikan adalah
mengembangkan potensi itu. Seperti yang tertera dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi:
“Pendidikan berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun
1945, berfungsi
mengembangkan kemampuan dan mengembangkan watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab
” Oemar Hamalik 2011: 79 “Pendidikan adalah suatu proses dalam
rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan
dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat”.
Suatu proses pendidikan tidak akan lepas dari tujuan pendidikan yaitu memberikan anak kegiatan pendidikan. Jadi, untuk memperlancar proses
1
pendidikan diperlukan suatu wadah atau lembaga yang disebut dengan sekolah. Disinilah anak didik akan dibentuk secara formal untuk menjadi
generasi penerus bangsa. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu mendapat
perhatian lebih. Dibandingkan dengan mata pelajaran lain, hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika selalu rendah. Apa yang menyebabkan
kualitas pendidikan matematika di Indonesia rendah? Faktor –faktor yang
menyebabkan kualitas pendidikan matematika kita rendah, antara lain : pandangan yang salah tehadap peran guru, pada umumnya guru banyak
mendominasi jalannya proses pembelajaran matematika di sekolah, kurangnya pengakuan dan penghargaan terhadap perbedaan individu siswa, pembelajaran
yang kurang dapat menumbuhkan kesadaran akan makna belajar, sebab siswa dipaksa untuk mempelajari materi yang diajarkan oleh guru dengan
menerapkan berbagai jenis hukuman dan sebagainya. Dari tahun ke tahun hasil pembelajaran matematika di sekolah
–sekolah selalu dikeluhkan atau lebih ekstrim dicela orang. Para guru calon guru perlu
merenungi kembali “sebenarnya untuk apa matematika diajarkan kepada siswa?”. Tentu bukan untuk mengetahui semua matematika yang ada atau
sebanyak mungkin matematika. Tetapi, matematika diberikan kepada siswa untuk membantu siswa agar tertata nalarnya, terbentuk kepribadiannya, serta
terampil menggunakan matematika dan penalarannya dalam kehidupan sehari
–hari. Berdasarkan hal ini guru manyadari bahwa matematika sering dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit sehingga banyak siswa yang
kurang berminat dan dihindari oleh sebagian besar siswa. Oleh karena itu berbagai cara, metode dan strategi pembelajaran diperlukan untuk
memperkecil kesulitan siswa dalam mempelajari matematika tersebut. Realitas yang terjadi dalam pembelajaran matematika di SDN 03
Bandardawung berdasarkan hasil ulangan harian masih rendah, rata – rata
perolehan nilai ulangan harian mata pelajaran matematika adalah 50. Berdasarkan pengamatan di SDN 03 Bandardawung ternyata proses
pembelajaran matematika yang berlangsung mengalami berbagai kendala baik dilihat dari segi guru maupun siswa. Dari segi guru, proses pembelajaran
masih sangat monoton, guru belum mampu mengembangkan materi yang diajarkan, sangat terikat pada kurikulum dan buku paket, media yang tersedia
sangat kurang, dan suasana kelas yang membosankan. Dari segi siswa, siswa merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran yang hanya mendengarkan
ceramah guru, siswa kurang menangkap penjelasan guru, siswa cenderung pasif dan kurang bersemangat dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang
menyebabkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 03 Bandardawung rendah. Berdasarkan observasi pada pembelajaran matematika diketahui hanya 5 siswa
15,15 yang dinyatakan tuntas, sedangkan 28 siswa 84,85 belum tuntas dari 33 siswa.
Rendahnya minat belajar siswa dapat diketahui pada saat pembelajaran berlangsung yang diamati dari aktivitas siswa saat mengikuti pembelajaran,
serta interaksi antara guru dan siswa. Hal ini menunjukkan minat belajar siswa masih rendah dan perlu ditingkatkan lagi. Guru memiliki peranan yang sangat
penting dalam hal menumbuh kembangkan minat siswa untuk meraih hasil belajar yang baik. Untuk itu seorang guru perlu mencari strategi alternatif
dalam menumbuhkan minat siswa agar mau belajar dengan gembira tanpa merasa dipaksa, sehingga dapat menimbulkan percaya diri yang pada
akhirnya siswa dapat mengembangkan kemampuan yang telah ada tanpa mereka sadari.
Terkait dengan kondisi tersebut, untuk menciptakan suasana belajar yang disukai oleh siswa, maka guru perlu melakukan suatu inovasi
– inovasi agar siswa lebih antusias dan memiliki minat yang tinggi dalam mengikuti
proses pembelajaran matematika. Strategi pembelajaran yang aktif dan inovatif perlu diberikan kepada siswa agar mampu meningkatkan minat
belajar siswa. Strategi Missouri Mathematics Project MMP sebagai salah satu dari sekian banyak strategi aktif inovatif yang mendorong siswa untuk
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran dengan strategi Missouri Mathematics Project MMP
guru mengajar dengan melibatkan siswa untuk beralih dari metode pengajaran secara tradisional dan beralih kepada strategi Missouri Mathematics Project
MMP. Siswa akan diajak untuk mereview materi yang telah disampaikan pada pertemuan yang telah lalu sehingga sebelum menempuh materi
berikutnya siswa di ingatkan akan materi yang telah lampau, sekaligus membahas PR jika diberikan oleh guru apabila diberikan. Kemudian setelah
itu membahas materi berikutnya dan pembahasan materi tidaklah cukup berkutat pada materi itu akan tetapi harus memperluas konsep yang di ajarkan
dengan mengkaitkan contoh yang bersifat konkret. Langkah selanjutnya adalah merespon siswa dengan bentuk latihan-latihan soal yang telah
disiapkan oleh guru dengan bentuk belajar kooperatif, selain itu, guru juga mengamati dan membimbing siswa yang sedang mengerjakan soal-soal
latihan yang telah diberikan sehingga dapat mengetahui apakah siswa- siswanya memahami materi disampaikan. Langkah ke empat yang harus
dilakukan ialah Seatwork yaitu siswa belajar sendiri untuk latihan dan perluasaan konsep yang telah di berikan. Dengan begitu siswa tidak terpaku
dengan rumus yang telah di berikan guru akan tetapi mampu merealisaikannya pada kegiatan sehari-hari. Dan yang terakhir adalah pemberian PR kepada
siswa. Berdasarkan uraian di atas, mendorong guru untuk mengangkat
masalah ini menjadi bahan penelitian dengan judul “Peningkatan minat belajar matematika melalui strategi Missouri Mathematics Project MMP pada siswa
kelas IV SD Negeri 03 Bandardawung Tawangmangu tahun ajaran 2013 2014”.
B. Identifikasi Masalah