Keseragaman irigasi tetes dapat dikatakan seragam atau layak apabila nilai Cu lebih besar dari 90 90. Nilai Cu yang rendah dapat dijadikan indikator
kehilangan air melalui perkolasi sangat tinggi Sapei, 2003. Irigasi tetes dibawah permukaan tanah subsurface irrigation
Pipa lateral ditanam dalam tanah dan irigasinya diteteskan pada zona perakaran. Sistem ini mulai diterima atau dijalankan setelah permasalahan
mengenai emmiter yang tersumbat terselesaikan. Sistem irigasi tetes ini memerlukan beberapa peralatan seperti emmiter, pipa lateral, pipa utama, dan
bangunan utama Lingga, 2002.
C. Bentuk dan indikasi pencemaran air
Air dikatakan tercemar apabila kualitasnya menurun sehingga dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan dan keselamatan jiwa makhluk hidup,
terutama manusia. Bentuk pencemaran terhadap lingkungan air bisa tiga macam yaitu :
a. Unsur-unsur fisis Suhu yang berlebih
Temperatur atau suhu air adalah ukuran tinggi rendahnya panas air yang berada ditempat budidaya, baik kolam, keramba maupun keramba jaring apung.
Temperatur air dipengaruhi oleh radiasi cahaya matahari sebagai sumber energy, suhu udara, musim dan lokasi. Air mempunyai kapasitas yang besar untuk
menyimpan panas sehingga suhunya relatif konstan dibanding suhu udara.
Universitas Sumatera Utara
Energi cahaya matahari sebagian besar diserap lapisan permukaan air, intensitas cahaya matahari semakin dalam semakin berkurang. Suhu air
mempengaruhi densitasnya. Semakin tinggi suhu air, densitasnya semakin rendah grcm
3
. Suhu yang mematikan untuk hampir semua jenis ikan adalah 10-11 C
selama beberapa hari. Nafsu makan ikan akan menurun pada suhu dibawah 16 C
Matthew,1992.
b. Unsur-unsur kimiawi Derajat keasaman air
Keasaman pH air yang sesuai untuk benih ikan gurami berkisar pada angka 6,5-7,5. Apabila air yang akan digunakan belum sesuai dengan pH yang
diinginkan maka pH air tersebut dapat diatur dengan menambahkan larutan asam atau basa. Perubahan pH tidak disarankan pada air yang sudah berisi ikan.
Sebaliknya untuk menurunkan pH sebesar satu angka dapat ditambahkan asam fosfor sebanyak 1 grl Senjaja dan Riski, 2002.
Derajat keasaman air dibagi menjadi tiga, yaitu pH rendah asam, pH netral, dan pH tinggi basa. Derajat keasaman air dipengaruhi oleh aktivitas ion
hidrogen H
+
. Air menjadi asam apabila pH 7, dan dikatakan basa bila pH 7 Puspowardoyo, 1992.
Kadar amonia
Bahan organik seperti sisa pakan, kotoran ikan, plankton dan tumbuhan air yang mati akan menghasilkan amonia NH
3
yang larut dalam air. Amonia merupakan hasil akhir dari proses metabolisme protein. Amonia dalam bentuk
Universitas Sumatera Utara
tidak terionisasi merupakan racun bagi ikan. Toksisitas amonia berkaitan erat dengan pH, dan sedikit terkait dengan suhu dan DO.
Pada pH tinggi, total amonia berubah menjadi bentuk tak terion dalam keadaan bebas. Pada pH 7, amonia dalam bentuk tak terion yang beracun 1,
selanjutnya semakin meningkat. Pada pH 8: 5-9 , pada pH 9: 30-50 , dan pada pH 10: 80-90 fluktuasi pH sendiri berkaitan dengan nilai alkalinitas yang
rendah kadar alkalinitas yang baik 20 mgl CaCO3 kadar amonia akan meningkat jika suhu naik dan kadar DO rendah. Batas maksimal kadar amonia
total pada air kolam perairan umum untuk budidaya ikan air tawar adalah dibawah 0,016 ppm 1 mg: 1 mgliter. Amonia total sebesar 0,08 ppm sudah
mengakibatkan penurunan nafsu makan dan pertumbuhan. Amonia total sebesar 0,3 ppm menyebabkan kerusakan pada insang sehingga ikan kekurangan oksigen
Rahmat, 1994.
Kadar nitrogen NO
2
Nitrit NO
2
merupakan bentuk senyawa N. kadar nitrogen terlarut dalam perairan 0,1 ppm sudah menimbulkan penyakit brown blood. Kadar nitrit sebesar
1,0 ppm sudah menimbulkan kematian pada ikan. Diperairan, nitrit merupakan hasil proses dekomposisi dari organik oleh jasad renik. Kadar nitrit maksimum
adalah 0,05 ppm Tim redaksi agromedia pustaka, 2002.
Kesadahan total
Kesadahan didalam air disebabkan oleh ion Ca
2+
dan Mg
2+
. Juga oleh Mn
2+
, Fe2+, dan semua kation bermuatan dua. Kualitas air yang sesuai untuk
Universitas Sumatera Utara
budidaya ikan air tawar adalah yang mempunyai kesadahan total minimal 20 mgl CaCO
3-
Ciptanto, 2010. Perubahan pH air dalam sudah tentu berbahaya bagi ikan dan kehidupan
aquatic lain. pH diatas 9,0 dan di bawah 5,0 sangat potensial menyebabkan kematian ikan. pH yang tinggi mencerminkan keadaan asam, sedangkan pH yang
rendah mencerminkan keadaan yang basa. pH sama dengan 7,0 menunjukkan keadaan normal atau netral Santoso, 1993.
Oksigen terlarut DO
Salah satu faktor yang paling penting dan harus dipertimbangkan adalah jumlah oksigen di dalam air, biasanya disebut sebagai dissolved oxygen DO. DO
persyaratan bervariasi sebagai fungsi dari spesies, suhu kualitas air, kepadatan tebar, dan air.Udara sekitar 21 O
2
berdasarkan volume, Tingkat transfer oksigen ke dalam air berkaitan dengan berikut :
- Suhu.
- Kotoran dalam air.
- Luas permukaan di mana difusi dapat terjadi Landau,1992.
Semua organisme yang hidup tergantung pada oksigen untuk metaboliknya. Organime-organisme aerobik membutuhkan DO dan menghasilkan
produk-produk akhir yang tidak berbahaya.Untuk air permukaan, kandungan DO perlu sering diukur guna menjamin kondisi yang nyaman bagi pertumbuhan dan
reproduksi ikan serta kehidupan aquatik lainnya yang diinginkan Dumairy, 1992.
Universitas Sumatera Utara
Keteruraian oksigen didalam air menurun dengan kenaikan temperatur dan garam-garam terlarut. Didalam air segar, keteruraian oksigen adalah 14,6 mgl.
Satuan DO dinyatakan dalam mgl, pengukuran dapat dilakukan antara lain berdasarkan teknik titrasi dengan menggunakan metode modifikasi Azida.
Berbagai alat pengukur oksigen terlarut DO-meter kini sudah banyak tersedia secara komersial. Kebutuhan oksigen bagi ikan bervariasi menurut jenis dan
umurnya. Secara umum dapat dinyatakan bahwa rentang antara 3 sampai 6 mgl merupakan interval tingkatan DO yang aman bagi hampir semua ikan Dumairy,
1992.
D. Teknologi Vertikultur