Jenis Tanaman Mentimun Kontrol Kualitas dan Kuantitas Air

E. Jenis Tanaman Mentimun

Kedudukan tanaman mentimun dalam tatanama tumbuhan, diklasifikasikan ke dalam: Divisi : Spermtoaphyte Sub-divisi :Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Cucurbitales Famili : Cucurbitaceae Genus :Cucumis Spesies : Cucumis Satifus L. Mentimun termasuk tanaman semusim annual yang bersifat menjalar atau memanjat dengan perantaraan pemegang yang berbentuk pilin spiral. Batangnya basah, berbulu serta berbuku-buku. Tinggi tanaman dapat mencapai 50 hingga 250 cm, bercabang dan bersulur yang tumbuh disisi tangkai daun Rukmana, 1994. Syarat pertumbuhan tanaman mentimun Mentimun dapat tumbuh dengan baik didataran rendah, dataran menengah, sampai dengan dataran tinggi. Pada dasarnya mentimun dapat tumbuh dan beradaptasi hampir semua jenis tanah. Kemasaman tanah yang optimal untuk mentimun adalah antara 5,5-6,5. Tanah yang banyak mengandung air, terutama pada waktu berbunga, merupakan jenis tanah yang baikuntuk penanaman Universitas Sumatera Utara mentimun. Jenis tanah yang cocok untuk penanaman mentimun diantaranya alluvial, latosol dan andosol Supena, 2007. Tanaman mentimun dapat tumbuh baik di ketinggian 0-1000 m diatas permukaan air laut. Untuk tumbuh dengan baik, tanaman mentimun menginginkan suhu tanah antara 18-30 C. Dengan suhu dibawah atau di atas kisaran tersebut, pertumbuhan tanaman mentimun kurang optimal. Namun, untuk perkecambahan biji, suhu optimal yang dibutuhkan antara 25-35 C Heliani, 1992. Benih mentimun yang sudah menjadi kecambah ditanam langsung dilubang tanam yang dibuat dengan cara penugalan sedalam 5 cm. Benih ditanam sebanyak 2 buah per lubang tugal dan selanjutnya lubang tanam ditutup tanah setinggi 1 cm. Jarak antar lubang tugalan adalah 25-30 cm.Aspek penggunaan jarak tanam memberikan pengaruh terhadap bobot hasil per satuan luas. Jarak tanam yang dapat diterapkan, yaitu 30 cm x 60 cm atau 40 cm x 60 cm Sumpena, 2007.Pemasangan ajir dilakukan pada tanaman berumur 2 minggu atau sebelum tanaman keluar sulur atau rambatan. Pada masing-masing ajir, setiap jarak 30-50 cm dipasang benang atau tali raffia yang direntangkan ke ajir yang lainPurwanto,2001. Memang dalam sistem akuaponik ini masih belum banyak informasi tentang kesesuaian antara komoditas ikan yang dipelihara dengan komoditas yang ditanam, yang terpenting adalah air yang telah digunakan dalam budi daya kembali menjadi baik kualitasnya setelah dilewatkan pada media tanam untuk menghidupi tanaman yang ada Nugroho,2008 Universitas Sumatera Utara Kangkung Kangkung termasuk suku convolcvulaceae keluarga kangkung- kangkungan. Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuh- tumbuhan diklasifikasikan kedalam: Divisio : Spermatophyta Sub-divisio : Angiospermae Kelas :Dicotyledonae Family :Convolvulaceae Genus :Ipomea Spesies :Ipomea reptansEko, 1991. Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Kangkung yang dikenal dengan nama latin ipomea reptans terdiri dari 2 varietas, yaitu kangkung darat yang disebut kangkung cina dan kangkung air yang tumbuh secara alami disawah, rawa, atau parit-parit Sumarna, 2011. Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air antara lain adalah sebagai berikut; warna bunga. Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung darat bunga putih bersih. Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dari pada kangkung darat, warna batang berbeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan kangkung darat putih kehijau-hijauan. Kebiasaan berbiji. Kangkung darat lebih banyak berbiji dari pada kangkung air. Itu sebabnya kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan kangkung air dengan stek pucuk batang Eko, 1991. Universitas Sumatera Utara Syarat pertumbuhan tanaman kangkung Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mmtahun. Pada musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur asalkan disekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebunladang yang agak rimbun Sumarna, 2011. Panen dilakukan 2-3 minggu sekali. Setiap kali habis panen, biasanya akan terbentuk cabang-cabang baru. Setelah 5 kali panen atau 10-11 kali panen maka produksi kangkung akan menurun baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Jika sudah terlihat bunga, sisakan ± 2 m untuk dikembangkan terus menjadi biji yang kira-kira memakan waktu 40 hari sampai dapat dikeringkan. Pertanaman kangkung secara komersial menghasilkan sekitar 15 tonha sepanjang beberapa pemanenan berturut-turut atau sekitar 160 kgtahun10 m Sumarna,2011. Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi. Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak bahan yang digunakan. Tak heran jika biayanya semakin besar. Sedangkan, biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang akan dihasilkan Soeharno, 2007. Universitas Sumatera Utara Pengukuran biaya produksi dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap biaya pokok. Biaya C BTT x BT tetap     + = ………………..…………..….4 dimana: BT = total biaya tetap Rptahun BTT = total biaya tidak tetap Rpjam x = total jam kerja per tahun jamtahun C = kapasitas alat jamsatuan produksi Biaya tetap Biaya tetap terdiri dari : - Biaya penyusutan metode garis lurus ………...………………………5 dimana : D = Biaya penyusutan Rptahun P = Nilai awal harga belipembuatan Rp S = Nilai akhir 10 dari P Rp n = Umur ekonomi tahun n S P D − = Universitas Sumatera Utara - Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan, besarnya: ………………....……………………….6 dimana : i = Total persentase bunga modal dan asuransi 17 pertahun - Biaya pajak Di negara kita belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk bangunan dan peralatan pertanian, namun beberapa literatur menganjurkan bahwa biaya pajak pertanian diperkirakan sebesar 4 pertahun dari nilai awalnya. Biaya tidak tetap Biaya tidak tetap terdiri dari : - Biaya perbaikan dapat dihitung dengan persamaan : …………………………..7 - Biaya karyawanoperator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya Darun, 2002. Break Event Point Break event point analisis titik impas umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri self financing. Dan selanjutnya dapat n n P i I 2 1 + = jam S P reparasi Biaya 1000 2 , 1 − = Universitas Sumatera Utara berkembang sendiri self growing. Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol. Bila pendapatan dari produksi berada di sebelah kiri titik impas maka kegiatan usaha akan menderita kerugian, sebaliknya bila di sebelah kanan titik impas akan memperoleh keuntungan Waldiyono, 2008. Untuk menentukan produksi titik impas BEP maka dapat digunakan rumus sebagai berikut: …………………………… 8 dimana: N : Jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas Kg F : Biaya tetap per tahun Rp R : Penerimaan dari tiap unit produksi harga jual Rp V : Biaya tidak tetap per unit produksi. VN = total biaya tidak tetap per tahun Rpunit Darun, 2002. Universitas Sumatera Utara 23 BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni - September 2012 di kolam ikan DesaKelurahan Helvetia Kecamatan Medan Helvetia, Medan. Alat dan Bahan Penelitian Alat Alat yang digunakan dalam penelitian adalah bak beton ukuran 3m x 3m x 1,1m, pipa PVC, selang, pipa keni sistem L, dop, talang air, aerator, pompa air, batang pakis, pH meter, DO meter dengan Metode YSI, NH 3 Metode Salysilat, kamera digital, alat tulis, termometer. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan gurami Osphronemus gouramy, bibit tanaman mentimun Cucumis sativus Ldan bibit tanaman kangkung Ipomea reptans. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan sistem akuaponik bertingkat. Prosedur Penelitian 1. Dibuat bak beton ukuran 3 m X 3 m X 1,1 m dengan kedalaman kolam yang masuk kedalam tanah 0,8 m. Universitas Sumatera Utara 2. Disiapkan wadah tanam dengan berbahan talang air yang ditempatkan pada tingkat petama dari kolam yang diisi media batang pakis dan bibit tanaman kangkung filterisasi. 3. Disiapkan media tanam dengan berbahan talang air yang ditempatkan pada tingkat kedua dari kolam yang diisi batang pakis dan bibit tanaman mentimun komoditas utama. 4. Dibuat rak tanaman beserta dudukan rak yang terbuat dari kayu 5. Dibuat tempat berdirinya tangki bioball 6. Dipasang aerator pada bak beton yang dijadikan sebagai wadah pemeliharaan ikan. 7. Dipasang pipa PVC dan pipa keni L, ukurannya disesuaikan dengan luas area yang digunakan, dalam sistem akuaponik ini pipa yang digunakan sebanyak 3 buah dengan panjang masing-masing 2-4 m. 8. Disambung pipa sirkulasi air, yang terdiri dari tiga bagian : – Pipa yang tersambung di atas tanaman, yang merupakan pipa yang berisi air hisapan dari kolam, – Pipa di bawah kolam filterisasi, merupakan pipa yang berisi air dari fase rembesan penyiraman tanaman ke tangki bioball, – Pipa diatas dan dibawah tangki bioball, terdiri dari pipa inlet berisi air yang bersumber dari kolam filterisasi yang telah tersaring secara sistem grafitasi menuju tangki bioball dan pipa outlet bertujuan untuk menyalurkan air kembali ke kolam setelah terjadi dua kali sistem penyaringan dari tanaman kangkung dan tangki bioball. 9. Dilakukan sistem resirkulasi awal air kurang lebih selama seminggu. Universitas Sumatera Utara 10. Dilakukan penebaran ikan dengan berat bobot benih yang seragam, pada penelitian ini umur benih 6-7 bulan dengan bobot 30-150 gram. 11. Dilakukan penebaran benih sebanyak 50 ekor dengan lebar kolam 3 m X 3 m X 1,1 m. Parameter Parameter yang diamati : 1. Koefisien Keseragaman Keseragaman irigasi tetes dapat dikatakan seragam atau layak apabila nilai Cu lebih besar dari 90 90. Nilai Cu yang rendah dapat dijadikan indikator kehilangan air melalui perkolasi sangat tinggi Sapei, 2003. Penggunaan keran penuh dan setengah penuh, ini dimaksudkan untuk sistem irigasi pada penelitian ini mencapai sesuai dengan standart irigasi yang ditolerir yaitu 90 . Pada keran setengah, keran diputar setengah sehingga aliran air yang tersalurkan melalui pipa menjadi lebih kecil. Pada keran penuh, keran dibuka penuh sehingga aliran air yang melalui pipa sangat cepat dan akan menyebabkan terjadinya limpahan air pada media tanam, dan pada akhirnya tanaman pada penelitian ini tidak begitu menginginkan air yang berlebih. Adapun cara menghitung koefisien keseragaman pada penelitian ini dengan rumus persamaan 1, dan pengambilan data sebagai berikut: - Cara mengukur debit dari setiap lubang pengeluaran air, dilakukan dengan menghidupkan keran penuh ataupun setengah penuh dan ditampung air yang mengalir, dan diukur dengan menggunakan gelas ukur. Universitas Sumatera Utara - Cara menentukan keran penuh dengan setengah penuh, dilakukan dengan cara memutar keran sampai pompa tidak hidup mati konstan aliran airnya dan dilakukan pengambilan data koefisien keseragaman. 2. Kualitas Air Adapun parameter yang diamati pada kualitas air ini adalah suhu, oksigen terlarut DO, amonia NH 3 dan pH derajat keasaman. Dimana pengukuran suhu dilakukan setiap hari dalam tiga bulan berturut-turut, sedangkan parameter pH, DO dan NH 3 dilakukan seminggu sekali dalam tiga bulan berturut-turut. Pada pengukuran DO, NH 3 dan pH pengukuran dilakukan dengan cara penyerahan sampel tersebut ke laboratoriun, pada pengukuran DO metode Spektrometrik dapat dipergunakan untuk mendapatkan hasil yang dibutuhkan. 3. Pertumbuhan panjang dan bobot ikan dan tanaman, Adapun cara menghitung panjang, dan bobot badan ikan adalah sebagai berikut: - Cara mengukur panjang total benih, dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai dengan ujung sirip ekor menggunakan jangka sorong atau penggaris yang dinyatakan dalam satuan centimeter atau milimeter. - Cara mengukur panjang standar, dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai dengan pangkal ekor yang dinyatakan dalam satuan centimeter. Universitas Sumatera Utara - Cara mengukur panjang kepala, dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai dengan ujung tutup insang yang dinyatakan dalam satuan centimeter. - Cara mengukur tinggi badan ikan, dilakukan dengan mengukur garis tegak lurus dari dasar perut sampai ke punggung dengan menggunakan mistar atau jangka sorong yang dinyatakan dalam satuan centimeter. - Cara mengukur bobot badan ikan, dilakukan dengan menimbang ikan per individu yang dinyatakan dalam gram. Adapun cara mengukur panjang dan bobot tanaman adalah sebagai berikut : - Cara mengukur tinggi tanaman dilakukan dengan mengukur dari bagian batang yang paling bawah yang berada diatas permukaan batang pakis, pengukuran dilakukan dengan menggunakan meteran, pengukuran ini dilakukan seminggu sekali. - Cara menimbang bobot tanaman dilakukan dengan ditimbang buah mentimun yang di produksi oleh tanaman, bobot buah mentimun ditimbang setelah di panen setiap periodenya yang mana sebelumnya dicuci terlebih dahulu. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangandigital. 4. Analisis Ekonomi Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi. Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan dapat diperhitungkan. Universitas Sumatera Utara 28 HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Koefisien keseragaman CUCoefficient Uniformity

Tabel 3. Keran Setengah penuh Nilai koefisien keseragaman untuk keran setengah penuh dan keran penuh dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4. Dari tabel 3 menunjukkan nilai rata-rata koefisien keseragaman 87,28 . Nilai ini masih belum mencapai standart koefisien keseragaman 90 . Hal ini disebabkan air yang disalurkan ke setiap tanaman memiliki debit air yang berbeda atau tidak seragam, karena lubang tidak seragam akibat pengerjaannya dilakukan secara manual, adapun debit yang dihasilkan pada keran setengah penuh adalah 10,51 litermenit. Tabel 4. Keran Penuh Dari tabel 4 memperoleh nilai rata-rata koefisien keseragaman 84,41 . Nilai ini masih dibawah standart koefisien keseragaman dan lebih rendah lagi dibandingkan dengan keran setengah penuh. Debit yang dihasilkan pada keran penuh mencapai 18,07 litermenit. Adapun nilai volume air yang tertampung dari setiap wadahnya dapat dilihat pada lampiran 5, 6, 7. No Ulangan Koefisien Keseragaman 1 I 84.26 2 II 87.58 3 Rata-rata III 90.01 87.28 No Ulangan Koefisien Keseragaman 1 I 82.69 2 II 84.04 3 Rata-rata III 86.51 84.41 Universitas Sumatera Utara