Strategi Humas PT. Diorgantara Indonesia (Persero) Melalui Plant Tour Dalam Membentuk Citra Perusahaan

(1)

( Suatu Studi Deskriptif Analisis Dengan Data Kualitatif Tentang Strategi Humas Yang Dilaksanakan Oleh Pihak Protokoler Melalui Plant Tour )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMengikuti Sidang SarjanaPada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh : Yudi Satria Purana

Nim 41807033

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA B A N D U N G


(2)

iv

( Suatu Studi Deskriptif Analisis Dengan Data Kualitatif Tentang Strategi Humas Yang Dilaksanakan Oleh Pihak Protokoler Melalui Plant Tour )

Oleh :

Yudi Satria Purana NIM 41807033

Skripsi ini dibawah bimbingan: Dra. Kiki Zakiah, M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk dapat mendeskripsikan, menggambarkan, menjelaskan, menceritakan, dan merumuskan persoalan yang peneliti teliti tentang Strategi Humas PT. Dirgantara Indonesia Persero melalui Plant Tour Dalam Membentuk Citra Perusahaan. Sehingga untuk menjawab penelitian diatas maka peneliti mengangkat beberapa sub fokus yang beberapa berasal dari definisi strategi yakni Rencana, Kegiatan, Pesan, Citra, dan Media.

Pendekatan penelitian adalah kualitatif, sedangkan metode penelitian adalah deskriptif dengan data kualitatif. Sebagian besar data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi serta didukung oleh studi pustaka dan internet searching. Informan dalam penelitian ini diambil dari Divisi Humas PT. Dirgantara Indonesia (Persero) yang terlibat dalam kegiatan Plant Tour dan salah seorang mahasiswi sebagai peserta dari kegiatan tersebut.

Hasil dari penelitian ini adalah Humas PT. Dirgantara Indonesia (Persero) telah melakukan langkah-langkah yang sebelumnya telah direncanakan dalam melaksanakan kegiatan Plant Tour guna mencapai tujuan tertentu yakni membentuk citra perusahaan. Upaya pengembangan juga dilakukan PT. Dirgantara Indonesia dengan menjalin hubungan yang baik dengan seluruh komponen masyarakat. Telah terpenuhinya kriteria-kriteria dalam identifikasi masalah penelitian ini yakni yakni rencana, kegiatan, pesan, media, dan citra sebagaimana mestinya maka dapat dikatakan Humas PT. Dirgantara Indonesia (Persero) telah berhasil menjalankan strateginya untuk membentuk citra perusahaan melalui plant tour sesuai dengan perencanaan yang ada.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah strategi Humas yang dilakukan melalui Plant Tour dimulai dari proses perencanaan peserta, proses pelaksanaan kegiatan, penyampaian pesan, penggunaan media, dan proses evaluasi telah menunjang keberhasilan perusahaan untuk membentuk citra perusahaan yang positif.

Saran yang diberikan adalah sebaiknya Humas PT. Dirgantara Indonesia (Persero) secara rutin memberikan pelatihan-pelatihan khusus mengenai ilmu komunikasi publik kepada karyawan perusahaan supaya dapat memberikan kinerja yang terbaik bagi perusahaan.


(3)

v

PUBLIC RELATIONS STRATEGIC OF PT.DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) THROUGH PLANT TOUR TO FORM CORPORATE IMAGE (A Study Descriptive Analysis With Qualitative Data About Public Relations

Strategies Implemented by the Protocol Parties Through Plant Tour)

By :

Yudi Satria Purana NIM 41807033 Research under supervise :

Dra. Kiki Zakiah, M.Si

This study aims to describe, explain, narrate, and formulate issues that researcher do carefully about the strategy of Public Relations of PT. Dirgantara Indonesia Persero through Plant Tour to form corporate image. So to answer the above research, the researcher picked up several sub focus some of it derived from the definition of the strategy that is Plan, Activities, Message, Image, and Media.

Research approach is qualitative, while the method is descriptive with qualitative data. Most of the data collected through interviews and also observation, supported by the literature and internet searching. Informants in this study were drawn from the Public Relations Division of PT. Dirgantara Indonesia (Persero) that was involved in Plant Tour activities and one student as a participant of the activity.

The results of this research is Public Relations of PT. Dirgantara Indonesia (Persero) has taken steps that had previously been planned in conducting Plant Tour in order to achieve certain objectives that form the corporate image. Development efforts are also conducted by PT. Dirgantara Indonesia (Persero) to establish a good relationship with the entire community. Fulfilled the criteria for the identification of the research problem that is the Plan, Activities, Messages, Media, and the Image properly then it can be said Public Relations of PT. Dirgantara Indonesia (Persero) has successfully run its strategy to establish a corporate image through a plant tour in accordance with the existing plan.

The conclusion of this research is a Public Relations strategy conducted through Plant Tour starts from the participants planning process, the implementation process of activities, delivering messages, media usage, and evaluation processes has been support the success of the company to establish a positive corporate image.

Researcher suggest the Public Relations of PT. Dirgantara Indonesia (Persero) routinely provide specialized training on public communication to the company's employees in order to provide the best performance for the company.


(4)

vi

rahmat dan karunia-Nya. Salam dan syalawat tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai mana mestinya.

Peneliti menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, ini disebabkan karena manusia memiliki keterbatasan dalam kemampuan, dan pengetahuan yang dimiliki. Namun demikian, peneliti berharap kekurangan tersebut dapat menjadi motivasi agar peneliti dapat selalu menimba ilmu sebanyak-banyaknya menuju kearah yang lebih baik. Maka dari itu peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak.

Dalam penulisan skripsi peneliti telah banyak dibantu oleh beberapa pihak. Untuk itu peneliti ingin mengucapkan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Ayah dan Mamah tersayang yang selalu memberikan doa dan restu juga kasih sayang yang tidak terbalas sampai kapanpun.

Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia atas pengesahan dan perizinannya.

2. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relation FISIP Unikom atas informasi serta amanat kepada peneliti sebelum melaksanakan penelitian.


(5)

vii peneliti bisa menyelesaikan karya ini.

4. Ibu Melly Maulin P,S.Sos.,M.si selaku dosen wali yang telah membantu dalam pelaksanaan perwalian setiap semesternya dan selalu setia mendengarkan keluh kesah anak walinya.

5. Ibu Rismawaty S. Sos., M. Si selaku dosen atas ajaran dan bimbingannya. 6. Ibu Desayu Eka Surya S.Sos., M.Si. selaku pembina bidang

kemahasiswaan IK & PR FISIP Unikom.

7. Bapak dan Ibu Dosen tetap dan Dosen luar biasa Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations Unikom, yang telah memberikan motivasi serta dorongannya kepada peneliti serta pengajaran yang baik. 8. Mbak Astri Ikawati, A.Md.kom, selaku Sekertariat Program Studi Ilmu

Komunikasi dan Public Relation FISIP UNIKOM, atas segala bantuan dan pengertiannya baik sebelum dan setelah proses perkuliahan berlangsung. 9. Bapak Drs Rakhendi Triyatna, Bapak Denny Perdana, dan Bu Endang

Triwulaningsih yang telah memberikan dan meluangkan waktunya membimbing peneliti dalam membuat karya ini.

10.Semua karyawan PT. Dirgantara Indonesia Bandung, atas ilmu, bantuan, dan bimbingan saat bersama mahasiswa dalam penelitian.

11.Teman-teman terdekat di kampus Juneanto, Fadly, Meta, Unah, Harlina, Citra Abadi, Yusuf, Rio, Tisa, Ovi, Friska, dan Olga.


(6)

viii

Mayang, Gaby, Rizky, Akrom, Tyo, Farly, Fatah, Agi, Mila, Nouncy, Bayu, Duane, Jani, Ade, Tomi, Adin, Asha, Mute, Evi, Alan, Kikin, Gita, Boim, Jarot, Ipi, Donda, Eva, Iha, Alya, Fiona, Uwi, Mpit, V3cure, Selvi, Janitha, Lisda, Rian, Linda, Indra, Iza, Santi, Diah, Roffiq, Aris, Nia, Dikar, Fany, Apenk, Icha, Oki, Adit, Ilona, Mega, Citra, teh Uci, Adel, Nela, Shanti, Indri, Dian, Nining, Popon, Yesi, Garnita, Pramitha, kang Taufik, Bayu, Demas, Tri, Omen, Adit, Areji, dan Jericho.

13.Para pahlawan tanpa tanda jasa,para guru yang sudah mendidik dan membagi ilmunya kepada peneliti mulai dari peneliti TK,SD,SMP,dan SMA.Jasamu sangatlah besar dan peneliti ucapkan terima kasih atas jasamu yang sungguh mulia.

14.Keluarga besar peneliti yang sangat peneliti sayangi dari mulai kakek,nenek,kakak,sepupu,om,ua,keponakan dan tante.

Peneliti juga dalam kesempatannya kali ini ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu untuk mengerjakan karya ini baik secara langsung maupun tidak langsung, semoga Allah SWT. Memberikan balasan yang berlimpah bagi orang-orang yang telah membantu dengan segala kesabaran dan keikhlasannya dalam penulisan karya ini.


(7)

ix

Bandung, Juli 2011


(8)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Strategi dalam sebuah perusahaan sangat diperlukan supaya langkah-langkah yang akan dilakukan demi kepentingan perusahaan lebih terarah dan mencapai hasil yang diinginkan. Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku

berjudul “Dimensi-dimensi Komunikasi” menyatakan bahwa :

“Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi

(communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu

tergantung dari situasi dan kondisi”. (1981 : 84).

Strategi adalah suatu langkah-langkah yang direncanakan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan kegiatan, pesan, dan media tertentu. Oleh karena itu diperlukan sebuah badan khusus dalam perusahaan untuk menampung ide-ide yang dapat membantu menyusun strategi tersebut yaitu Humas.

Dalam hal ini peran Humas sangat penting sekali karena seperti yang dikatakan oleh salah seorang pakar komunikasi bahwa :

“Humas adalah proses yang kontinu dari usaha-usaha managemen untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para pelanggannya, pegawainya, dan publik pada umumnya; kedalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan

pernyataan-pernyataan” (JC.Seidel, Public Relation Director, Divising Of Housing, State Of New York)”.

Humas timbul karena adanya tuntutan. Dalam suatu organisasi atau perusahaan Humas mempunyai tujuan untuk membina hubungan baik terhadap


(9)

semua pihak yang berkepentingan. Oleh sebab itu, Humas merupakan sesuatu yang penting pada waktu sekarang ini dan dibutuhkan oleh suatu organisasi atau perusahaan agar menciptakan citra positif dan dapat menguntungkan organisasi atau perusahaan tersebut jika ingin dikenal publik. Humas adalah suatu seni untuk menciptakan citra positif publik pada perusahaan yang lebih baik.

Salah satu fungsi Humas adalah mengiring pandangan publik terhadap organisasi atau perusahaan yang mewakilinya untuk memperoleh identitas dan citra organisasi yang baik (corporate identity and good image). Hal ini didorong oleh seringnya organisasi atau perusahaan berhadapan dengan sorotan yang bernada negatif dari masyarakat serta tekanan liputan pihak media atau pers yang menyiarakan berita-berita kritikal tentang organisasi namun tidak berdasarkan data yang aktual serta objektif.

Dengan demikian, organisasi atau perusahaan mana pun juga tidak terlepas dari hubungannya dengan lingkungan sekitarnya atau masyarakat. Setiap organisasi atau perusahaan harus senantiasa berinteraksi dengan lingkungan yang dapat diwujudkan dengan membina hubungan baik dengan masyarakaat. Seperti yang dilakukan oleh Humas PT.DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) dengan cara melakukan kegiatan Plant tour. Hubungan ini terjadi di antara organisasi bisnis dan komunitas publik yang juga ikut banyak mengubah praktisi bisnis yang dijalankan berbagai perusahaan. Salah satu diantaranya perubahan praktik Plant tour yang dijalankan organisasi bisnis. Plant tour tidak hanya dijalankan untuk sebagai tali silaturahmi ataupun sebagai sarana pendidikan saja bagi masyarakat tetapi digunakan demi kepentingan organisasi atau perusahaan


(10)

seperti untuk mendapatkan profit secara langsung maupun tidak dan meminimalkan risiko gangguan dari komunitas media akan pemberitaan negatif seputar perusahaan, dan yang paling penting kegiatan Plant tour ini ternyata dapat digunakan sebagai sarana pembentukan citra perusahaan.

Plant Tour adalah suatu kegiatan dimana pesertanya dapat melihat dari keseluruhan tempat-tempat produksi suatu pabrik dalam perusahaan. Plant Tour yang dilakukan oleh PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) memberikan pesertanya kesempatan untuk melihat produksi pesawat terbang yang ada diseluruh perusahaan PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) secara lebih mendalam dan melihat langsung dengan jelas bagian pesawat terbang yang tengah diproduksi, ataupun ke tempat dimana bagian pesawat yang sedang melakukan perbaikan, dan para peserta plant tour pun dapat memasuki hanggar pesawat yang telah diproduksi.

Manfaat dari Plant Tour ini adalah untuk lebih mengenalkan kepada masyarakat tentang keberadaan PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) yang masih berdiri dan masih memproduksi pesawat-pesawat pesanan baik untuk memenuhi pesanan dalam negeri maupun luar negeri.

Plant tour PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) dimulai dengan berkumpulnya para peserta di ruangan auditorium dan mereka diajak untuk bersama-sama menonton tayangan tentang produk-produk yang di buat oleh PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) sekaligus sekilas informasi dan sejarah perusahaan, setelah tayangan tersebut selesai ditampilkan para peserta


(11)

diberi kesempatan untuk bertanya untuk memuaskan rasa ingin tahu mereka. Kemudian peserta mengikuti pihak Protokoler ke pabrik-pabrik dan pihak Protokoler sebagai pelaksana kegiatan tersebut akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh para peserta selama kegiatan.

Saat berkeliling ke pabrik-pabrik peserta dapat melihat proses pembuatan pesawat dan mendapat penjelasan tentang fungsi-fungsi komponen pesawat tersebut, belum lagi peserta diberikan kesempatan untuk berfoto didalam pesawat dan bergaya seperti seorang pilot atau pramugari pesawat terbang.

Peserta juga lebih mendapatkan pengetahuan baru seputar divisi yang ada di PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) karena melihat langsung ke tempatnya dan mendengar langsung arah pengembangan perusahaan karena sebagai perusahaan besar dan menjadi andalan Negara Indonesia dalam pengadaan produksi komponen pesawat, PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) tentu saja memiliki arahan pengembangan perusahaan yang beragam dan menyeluruh dari berbagai divisi yang terakumulasi dalam suatu tujuan perusahaan.

Oleh karena itu Humas PT.DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) melakukan sebuah strategi untuk membentuk citra perusahaan, dalam melakukan strateginya Humas PT.DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) melakukan Plant tour sehingga masyarakat dapat melihat langsung pabrik pembuatan pesawat di perusahaan dan mendapatkan informasi-informasi tentang perusahaan baik itu seputar sejarah, prestasi, produk terbaru, dan kondisi perusahaan dengan


(12)

itu semua diharapkan perusahaan dapat mendapatkan citra positif dari masyarakat yang akan berpengaruh baik bagi perusahaan sekaligus menyanggah kabar yang tidak benar tentang perusahaan.

Strategi yang dilakukan oleh Humas PT.DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) tersebut menjadi sebuah kajian menarik untuk diteliti karena di tengah pemberitaan negatif dan eksistensi perusahan yang semakin menurun kegiatan Plant tour masih tetap berlangsung.

Keberadaan Humas di dalam suatu perusahaan sangatlah penting, bahkan citra perusahaan dapat dibentuk oleh seorang Humas. Khususnya dalam penelitian ini akan membahas tentang Strategi Humas PT.DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) melalui Plant tour Dalam Membentuk Citra Perusahaan di Kalangan Pesertanya. Fungsi humas sesungguhnya memiliki cakupan yang lebih luas yang menyangkut hubungan dengan berbagai pihak dan pada akhirnya komunikasi tersebut menimbulkan pemahaman dan penerimaan publik.

Pelaksanaan Plant tour merupakan salah satu strategi yang dipakai oleh Humas PT.DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) sebagai salah satu cara untuk menjembatani hubungan antara perusahaan dengan masyarakat. Dalam konteksnya strategi yang dibentuk oleh Humas PT.DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) telah menjadi suatu bentuk strategi komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan informasi sebagai wadah untuk memberikan wawasan kepada pesertanya serta sebagai media interaksi antara perusahaan dengan masyarakat.


(13)

Kegiatan Plant tour sendiri melahirkan tantangan bagi praktisi Humas. Melalui kegiatan ini, citra atau reputasi organisasi atau perusahaan harus diikhtiarkan agar tetap terjaga. Disamping itu, melalui kegiatan Plant tour organisasi bisnis dituntut untuk membina hubungan baik dengan publik karena tidak dapat dipungkiri sebuah perusahaan membutuhkan peran masyarakat sebagai salah satu media pencitraan yang luas, karena itu diperlukan hubungan yang baik antara perusahaan dengan pihak publik.

Hubungan dengan publik merupakan sebagai alat, pendukung, atau media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi Humas dengan pihak publik. Dengan hubungan baik dengan publik perusahaan bisa mengontrol, mencegah, dan meminimalisir pemberitaan-pemberitaan negatif atau tidak benar tentang perusahaan.

Dengan adanya kegiatan Plant tour ini tentunya diharapkan dapat tercipta hubungan saling menguntungan antara kedua belah pihak baik dari pihak perusahaan maupun pihak peserta, apalagi dengan adanya strategi dalam penyusunannya akan lebih mengarahkan kepada hubungan harmonis yang tercipta dan otomatis citra perusahaan di kalangan peserta yang tidak lain adalah masyarakat akan baik. Namun,bisa saja realitas yang terjadi tidak begitu indah seperti dipaparkan diatas, bisa saja dalam pelaksanaanya strategi Humas gagal sehingga kegiatan pembentukan citra menjadi sia-sia.


(14)

Berdasarkan fakta diatas maka peneliti berniat untuk memahami apa saja yang biasa dilakukan oleh Humas PT.DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) untuk melakukan kegiatan Plant tour dengan baik dan benar dalam membentuk citra perusahaan. Hal ini sangat menarik untuk diteliti karena banyak sekali terdapat faktor-faktor menarik dalam kegiatan Plant tour. Penelitian ini juga penting dilakukan karena dapat menjawab teka-teki apa saja yang biasa dilakukan oleh perusahaan untuk menjaga dan membentuk nama baiknya yang juga melibatkan peran dari masyarakat luas ?

Berdasarkan hal diatas maka penulis tertarik untuk menentukan rumusan

masalah “BAGAIMANA STRATEGI HUMAS BAGIAN PROTOKOLER PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) MELALUI PLANT TOUR DALAM MEMBENTUK CITRA PERUSAHAAN ?”


(15)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, peneliti mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti supaya lebih terfokus dengan menyusunnya menjadi berupa pertanyaan-pertanyaan, yaitu sebagai berikut

1. Bagaimana rencana Humas PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) melalui plant tour dalam membentuk citra perusahaan ?

2. Bagaimana kegiatan Humas PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) melalui plant tour dalam membentuk citra perusahaan ?

3. Bagaimana pesan yang disampaikan Humas PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) melalui plant tour dalam membentuk citra perusahaan ?

4. Bagaimana citra yang ingin dibentuk Humas PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) melalui plant tour ?

5. Bagaimana media yang digunakan Humas PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) melalui plant tour dalam membentuk citra perusahaan ?


(16)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini dilakukan adalah untuk dapat mendeskripsikan, menggambarkan, menjelaskan, menceritakan, dan merumuskan persoalan yang penelti teliti tentang Strategi Humas PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) melalui plant tour dalam membentuk citra perusahaan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dibuat dalam penelitian ini peneliti memiliki beberapa tujuan yang ingin peneliti capai. Tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui rencana Humas PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) melalui plant tour dalam membentuk citra perusahaan.

2. Untuk mengetahui kegiatan Humas PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) melalui plant tour dalam membentuk citra perusahaan.

3. Untuk mengetahui pesan yang disampaikan Humas PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) melalui plant tour dalam membentuk citra perusahaan.

4. Untuk mengetahui citra apa yang ingin dibentuk Humas PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) melalui plant tour.


(17)

5. Untuk mengetahui media yang digunakan Humas PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) melalui plant tour dalam membentuk citra perusahaan.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan penelitian secara teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai salah satu pengembangan ilmu komunikasi secara umum dan pengembangan keilmuan tentang Humas secara khusus.

1.4.2 Kegunaan Praktis

A. Kegunaan bagi Peneliti

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti karena berguna untuk peneliti sendiri sebagai salah satu bentuk aplikasi dari keilmuan yang selama masa perkuliahan hanya diterima materinya hanya berupa secara teori.

B. Kegunaan bagi Akademik

Penelitian ini dilakukan diharapkan dapat berguna bagi para mahasiswa yang kuliah di UNIKOM secara umum,mahasiswa ilmu komunikasi secara khusus sebagai salah satu bahan literatur.


(18)

C. Kegunaan bagi Perusahaan

Berguna sebagai masukan bagi PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) mengenai stategi Humas melalui kegiatan Plant Tour dalam membentuk citra perusahaan dan berguna sebagai bahan referensi atau evaluasi tentang strategi Humas.

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Teoritis

Seorang Humas yang baik harus selalu berhubungan baik dengan masyarakatnya. Komunikasi yang baik adalah dasar dari hubungan baik tersebut. Dengan terciptanya komunikasi yang baik antara perusahaan dengan publiknya maka hubungan baik pun pasti akan tercipta. Seorang Humas harus dapat mengemas setiap pesan komunikasi dengan baik dan terencana. Berbagai cara diciptakan untuk menjaga setiap hubungan tersebut itulah yang juga bisa dinamakan strategi.

Strategi komunikasi merupakan suatu proses yang berjalan secara terus-menerus dalam kegiatan komunikasi. Strategi komunikasi menjadi sebuah alat untuk menentukan arah dari bentuk komunikasi yang dilakukan, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif tidak dapat dipungkiri banyak ditentukan oleh strategi komunikasi.

Suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Dalam merumuskan strategi


(19)

komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga perlu memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Itulah sebabnya maka langkah pertama yang dilakukan adalah mengenal khalayak atau sasaran. Kemudian berdasarkan pengenalan komunikator dipilih, sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. Hal ini dimaksudkan selain agar kekuatan penangkal yang dimiliki khalayak dapat ditangani,juga untuk mengalahkan kekuatan pengaruh dari pesan-pesan lain yang bersumber dari komunikator lain.

Setelah mengenal khalayak dan situasinya maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan dalam perumusan strategi ialah menyusun pesan, menetapkan metode atau cara penyampaian pesan, dan baru memikirkan penggunaan media yang tepat untuk menyampaikan pesan tersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas definisi strategi yang peneliti gunakan untuk menentukan sub fokus adalah definisi strategi menurut Jalaludin Rahmat yaitu :

“Strategi adalah suatu langkah untuk mencapai tujuan yang direncanakan dengan melakukan berbagai aktifitas termasuk dialamnya kegiatan, pesan, dan media yang digunakan.”(Rahmat,2001,201)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi dibutuhkan untuk mengatur suatu kegiatan berdasarkan arah yang telah ditentukan agar dapat mencapai sasaran atau tujuan dengan cara yang baik dan benar.

Sedangkan strategi menurut Anwar Arifin dalam bukunya “Strategi


(20)

“Strategi merupakan keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Dalam merumuskan strategi komunikasi selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak atau sasaran” (Arifin 1984:56).

Menurut Anwar Arifin untuk dapat membuat rencana dengan baik maka ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk menyusun strategi, yaitu :

1. Mengenal Khalayak, dengan mengenal khalayak, diharapkan komunikasi dapat berjalan dengan efektif.

2. Menyusun Pesan, setelah khlayak dan situasinya jelas diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menyusun pesan yang mampu menarik perhatian para khalayak. Pesan dapat terbentuk dengan menentukan tema atau materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari komponen pesan adalah mampu membangkitkan perhatian khalayak. Perhatian merupakan pengamatan yang terpusat. Awal dari suatu efektivitas dalam komunikasi adalah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan – pesan yang disampaikan.

3. Menetapkan Metode, di dalam dunia komunikasi, metode penyampaian dapat dilihatdari 2 aspek: (1) menurut cara pelaksanaannya, yaitu semata – mata melihat komunikasi dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya. (2) menurut bentuk isi yaitu melihat komunikasi dari segi pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung. Menurut cara pelaksanaannya metode komunikasi diwujudkan dalam bentuk : a. Metode Redudancy, yaitu cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang pesan kepada khalayak. Pesan yang diulang akan


(21)

menarik perhatian. Selain itu khalayak akan lebih mengingat pesan yang telah disampaikan secara berulang. Komunikator dapat memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dalam penyampaian sebelumnya.

b. Metode Canalizing, pada metode ini, komunikator terlebih dahulu mengenal khalayaknya dan mulai menyampaikan ide sesuai dengan kepribadian, sikap-sikap dan motif khalayak.

c. Metode Edukatif, diwujudkan dalam bentuk pesan yang berisi pendapat, fakta-fakta dan pengalaman yang merupakan kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan. Penyampaian isi pesan disusun secara teratur dan berencana dengan tujuan mengubah perilaku khalayak. d. Metode koersif, yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa, dalam hal ini khalayak dipaksa untuk menerima gagasan atau ide oleh karena itu pesan dari komunikasi ini selain berisi pendapat juga berisi ancaman.

4. Seleksi dan Penggunaan Media, penggunaan media merupakan alat penyalur ide dalam rangka memberikan informasi kepada khalayak. Dalam penyampaian pesan penerapan metode komunikasi harus didukung dengan pemilihan media secara selektif artinya pemilihan media menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi khalayak, secara tekhnik dan metode yang diterapkan.

5. Tahap Evaluasi, perencanaan strategi komunikasi merupakan bagian dari manajemen secara umum manajemen harus memahami arah


(22)

organisasi yang diinginkan sebelum mulai melangkah ke arah tersebut secara umum.

Sejalan dengan pemikiran yang diiungkapkan oleh dari Onong Uchyana Effendy yang menyatakan bahwa :

“Strategi adalah perpaduan antara perencanan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Unutk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi” (effendy, 2003:301)

Untuk menyusun sebuah strategi harus ada tujuan yang jelas dan diolah melalui perencanaan yang matang. Masih menurut Onong Uchyana Effendy, beliau mengemukakan bahwa strategi komunikasi memiliki fungi ganda, yaitu : Pertama menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang

optimal. Kedua, menjembatani “kesenjangan budaya” (cultural gap) akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya. Demikian beberapa uraian tentang urgensinya strategi komunikasi khususnya dalam proses komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. Namun dalam kajian ini strategi komunikasi akan dijadikan suatu pijakan dalam mengelola proses interaksi yang terjadi dalam suatu organisasi agar efektif dan efesien dalam mencapai tujuan didirikannya.

Adapun definisi singkat dari sub fokus dalam penelitian ini ialah rencana dengan pengertian suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang


(23)

tepat melalui serangkaian pilihan-pilihan, kegiatan adalah perbuatan atau tindakan yang telah dipikirkan sebelumnya untuk dilakukan, pesan adalah informasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan, dan terakhir citra adalah pandangan akibat dari sesuatu yang biasanya diharapkan memiliki nilai positif.

Pesan adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tulisan yang dikirimkan dari satu orang ke orang lainnya. Pesan dapat menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin.Secara umum, jenis pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan. Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul.

Pesan juga dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu pesan yang memiliki sifat perintah yang biasa diberikan oleh atasan kepada bawahan atau disebut pesan instruktif, pesan koersif yang memiliki sifat memaksa dengan adanya sanksi bagi pelanggar aturan, dan terakhir pesan persuasif yang bersifat mempengaruhi.

Media adalah alat bantu untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Media sendiri ada dua jenis yang pertama adalah media cetak yang terdiri dari koran, majalah, spanduk, pamflet,dll. Media elektronik yang terdiri dari radio, internet, dan televisi. Masing-masing media memiliki kelemahan


(24)

dan kelebihan masing-masing yang juga dapat menjadi karakteristik khusus dari media tersebut.

Citra merupakan gambaran tentang objek misalnya produk atau perusahaan di pikiran khalayak atau konsumen, khalayak membentuk citra mengenai produk atau perusahaan dengan menghubungkan atau mengasosiasikannya dengan sesuatu yang lain yang ada dalam pikiran mereka.

1.5.2 Kerangka Praktis Konseptual

Dalam penelitian ini peneliti berusaha menjelaskan tentang “Strategi

Humas PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) Melalui Plant Tour dalam membentuk citra perushaan” yang merupakan konsep dalam penelitian ini. Seperti yang sudah dijelaskan diatas tentang strategi komunikasi maka peneliti akan mengaitkan dengan konsep atau judul yang telah dibuat.

Dalam menyampaikan pesan kita harus memperhatikan beberapa hal agar pesan itu dapat terstruktur dengan baik dan dengan mudah dicerna oleh penerima pesan itu. Maka dari itu dibutuhkan sebuah strategi untuk merencanakan langkah-langkah yang perlu diambil dalam penyampaian pesan seperti tema, tujuan, isi pesan, cara penyampaian, dsb. Untuk memjelaskan suatu strategi komunikasi maka harus dipertautkan dengan cara merumuskan strategi itu sendiri, yaitu dengan cara menyusun isi pesan, menentukan metode, atau cara penyampaian dan memilih media yang tepat untuk menyampaikan pesan.

Fokus dan Sub fokus dari penelitian ini jika di terapkan dalam kerangka praktis konseptual akan menjadi suatu langkah yang dilakukan oleh Humas PT.


(25)

DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) untuk mencapai tujuan yang direncanakan melalui kegiatan Plant Tour dengan menggunakan atau bisa juga menyampaikan pesan dengan penggunaan media yang tepat dan mendapatkan citra positif di mata masyarakat.

Citra yang ingin dibentuk oleh Humas PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) adalah citra perusahaan dengan definisi citra dari suatu perusahaan atau organisasi secara keseluruhan jadi bukan hanya citra dari produk atau pelayannanya saja. Citra positif dari suatu perusahaan ini terbentuk dari banyak hal hal hal positif yang bisa membantu meningkatakan citra dari perusahaan antara lain sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang keberhasilan-keberhasilan yang pernah diraihnya hubungan industri yang baik,kesuksesan dalam bidang keuangan,reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah yang besar,kesediaan memikul tanggung jawab sosial,komitmen mengadakan riset,dan pada kasus ini adalah hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan masyarakat yang bisa dibentuk dengan kegiatan Plant Tour.

Citra terbentuk berdasarkan informasi yang diterima seseorang terhadap suatu lembaga, citra bisa berbentuk positif juga bisa berbentuk negatif tergantung pada nilai-nilai yang bersumber pada diri penilaian masing-masing individu yang bisa didapat melalui pengalaman langsung berdasarkan interaksi namun bisa didasarkan pula pada pengalaman tidak langsung melalui berita atau cerita seseorang.penilaian tersbut berdasarkan reaksi aktif yang berupa dimensi positif atau negatif terhadap suatu objek.


(26)

F. Pertanyaan Penelitian

 Rencana

1. Apakah maksud melakukan Plant Tour?

2. Ditujukan untuk siapa saja kegiatan Plant Tour?

3. Tujuan apa yang ingin anda raih dan bagaimana pandangan anda kedepan melihat kegiatan Plant Tour?

4. Bagaimana proses publikasi dan perencanaan sebelum melakukan kegiatan Plant Tour?

 Kegiatan

5. Apa saja yang dilakukan saat kegiatan Plant Tour berlangsung? 6. Kegiatan evaluasi seperti apa yang dilakukan?

 Pesan

7. Apa saja isi pesan yang disampaikan dalam setiap kegiatan Plant Tour?

8. Apakah pesan yang disampaikan merupakan informasi yang diperlukan oleh peserta kegiatan Plant Tour?

 Citra

9. Citra seperti apa yang sebenarnya ingin dibentuk di kalangan peserta kegiatan Plant Tour?

 Media


(27)

1.7 Metode Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Strauss dan Corbin, yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah :

“Jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).” (1997: 11-13)

Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan.

Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah :

“Salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.”(1992: 21-22)

Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.


(28)

Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perpektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yakni merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya.

Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.

Metode deskriptif, yaitu menggambarkan dan menganalisa data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan keadaan yang nyata. Hal ini sejalan dengan Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Metode Penelitian Komunikasi.

“Metode deskriptif, yaitu dengan cara mempelajari masalah-masalah dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan fenomena secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu

secara faktual dan cermat”. (Rakhmat, 2002:22).

1.8 Subjek dan Informan Penelitian 1.8.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang diambil untuk menjadi pembahasan dalam penelitian adalah Divisi Humas PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) yang terlibat dalam kegiatan Plant Tour.


(29)

1.8.2 Informan Penelitian

Beberapa individu yang diambil dari subjek penelitian yang secara jelas bisa dilihat pada tabel di bawah ini :

TABEL 1.1

INFORMAN PENELITIAN

Nomor Nama Umur Pekerjaan

1 Rakhendi Triyatna 55 tahun Kepala Humas

2 Endang Triwulaningsih 55 tahun Promosi

3 Denny P. Perdana 56 tahun Protokoler

1.8.3 Informan Kunci

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menggali dan mendapatkan informasi lebih mendalam guna kepentingan penelitian dari salah seorang peserta kegiatan Plant Tour yaitu Alty Septia Utami sebagai informan kunci.

1.9 Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data penelitian ini dilakukan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut, yakni :

1. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil menatap muka antara si penanya atau si pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan berbagai


(30)

alat yang dinamakan Interview Guide atau dalam bahasa Indonesia pedoman Wawancara.( Najir,1999:234)

2. Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan penelitian secara langsung ke objek penelitian.(Singarimbun,1976:3).

3. Studi pustaka adalah pengumpulan data dengan cara mencari sumber-sumber tertulis literatur ke beberapa tempat atau sumber-sumber dengan maksud melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian.

4. Internet Searching atau dalam bahasa indonesia biasa disebut pencarian lewat internet seperti namanya metode ini dilakukan dengan cara melakukan pencarian ke situs-situs untuk kelengkapan data penelitian.

5. Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara meminta data yang telah ada sebelumnya.(Djarwanto,1990:23).

1.10 Teknik Analisa Data

Analisa data merupakan suatu kegiatan yang mengacu pada penelaahan atau pengujian yang sistematik mengenai suatu hal dalam rangka menentukan bagian-bagian atau hubungan diantara bagian-bagian dalam keseluruhan. Peneliti dalam menganalisa data, yaitu dengan cara mengumpulkan data-data terlebih dahulu sebelum diinterprestasikan artinya data diproses terlebih dahulu sebelum diinterprestasikan artinya data diproses terlebih dahulu.


(31)

1. Data Reduction (reduksi data) yaitu bagian dari proses analisis dengan bentuk analisis untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sehingga dapat disimpulkan.

2 Data Display (penyajian data), yaitu susunan informasi yang memungkinkan dapat ditariknya suatu kesimpulan, sehingga memudahkan untuk memahami apa yang terjadi

3 Conclusion verification (penarikan kesimpulan), yaitu suatu kesimpulan yang diverifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali, dengan meninjau kembali secara sepintas pada catatan lapangan untuk memperoleh pemahaman yang lebih cepat. (Sugiyono, 2005:92).

Peneliti menggunakan analisis ini supaya dapat mengklasifikasikan secara efektif dan efisien mengenai data-data yang terkumpul, sehingga siap untuk di diinterprestasikan. Di samping itu data yang didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam dan kredibel serta bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.

1.11 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.11.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Dirgantara Indonesia dengan keterangan sebagai berikut :

Alamat : Jl.Pajajaran No. 154 Bandung 40174

Telepon : 022-6040606, 6031717

Fax :022- 6033912

Web : www. Indonesian-aerospace.com


(32)

1.11.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari bulan Januari 2011 hingga bulan Juli 2011. Mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga ke penyelesaian dengan perincian waktu pada tabel 1.2 berikut :

Tabel 1.2 Waktu penelitian

No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan

judul

2 Penulisan Bab 1

Bimbingan

3 Seminar UP

4 Penulisan Bab II

Bimbingan 5 Penulisan Bab

III

Bimbingan

6 Pengumpulan


(33)

1.12 Sistematika Penelitian

BAB I : PENDAHULUAN

Sebagai latar belakang penelitian, paragraph ini sering disebut dengan motivator atau pendorong dilakukannya penelitian. Di bagian pendahuluan dijelaskan tentang latarbelakang masalah, rumusan masalah , identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian yang terdiri dari kegunaan praktis dan teoretis, kerangka pemikiran yang terdiri dari kerangka teoritis dan kerangka konseptual, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, subjek dan informan, pertanyaan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, serta sistematika penulisan.

Wawancara Bimbingan

7 Pengolahan

Data

Penulisan Bab IV

Bimbingan 8 Penulisan Bab

V

Bimbingan

9 Penyusunan

Bab 10 Sidang


(34)

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang teori yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Tinjauan pustaka ini dapat pula berisi tentang data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian yang lain yang data dijadikan asumsi yang memungkinkan terjadinya penalaran untuk menjawab masalah yang diajukan peneliti.

BAB III : OBJEK PENELITIAN

Bab ini memberikan gambaran umum mengenai objek penelitian, khususnya keadaan objek yang berisikan tentang sejarah singkat, visi dan misi, logo, struktur organisasi, dan job descriptionnya, serta berbagai macam lainnya.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan yang meliputi identitas informan (responden), data yang diperoleh peneliti, dan data hasil penelitian yang diperoleh dideskripsikan, hal ini untuk menjawab rumusan masalah dan identifikasi yang telah dirumuskan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan rangkuman kesimpulan dan saran dari apa yang telah dibahas pada bab sebelumnya, yakni dengan cara melihat indikasi dan kecederungan yang muncul, kemudian menjadi suatu kesimpulan.


(35)

28 2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1 Definisi Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah satu makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si pengirim sepaham dari suatu pesan tertentu (Effendy, 2005:42).

Berbicara tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi yang benar atau yang salah. Seperti juga model atau teori, definisi harus dilihat dari kemamfaatan untuk menjelaskan fenomena yang didefinisikan dan mengevaluasinya. Beberapa

definisi mungkin terlalu sempit, misalnya “Komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media elektronik”, atau terlalu luas, misalnya “Komunikasi adalah

interaksi antara dua pihak atau lebih sehingga peserta komunikasi memahami pesan yang disampaikannya.

Banyak definisi komunikasi diungkapkan oleh para ahli dan pakar komunikasi seperti yang di ungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip oleh

Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi Teori dan Peraktek” ilmu komunikasi adalah: Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampain informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.(Effendy, 2001:10)


(36)

Hovland juga menungkapkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan hanya penyampain informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Tetapi dalam pengertian khusus komunikasi, Hovland mengatakan Komunikasi adalah proses mengubah prilaku orang lain (communication is the process to modify the behafavior of other individuals). Jadi dalam berkomunikasi bukan sekedar memberitahu, tetapi juga berupaya mempengaruhi agar seseorang atau sejumlah orang melakukan kegiatan atau tindakan yang diinginkan oleh komunikator, akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap pendapat atau perilaku orang lain, hal itu bisaterjadi apabila komunikasi yang disampaikanya bersifat komunikatif yaitu komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan harus benar-benar di mengerti dan dipahami oleh komunikan untuk mencapai tujuan komunikasi yang komunikatif.

Menurut Wilbur Schramm, seorang ahli komunikasi kenamaan, dalam karyanya “Communication Research In The United States”. Menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikastor cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni panduan pengalaman dan pengertian (collection of expreiences and meanings) yang pernah di peroleh komunikan.

Komunikasi atau dalam bahasa Inggris “communication” berasal dari

perkataan “communis” yang berarti sama dan jika kita mengadakan komunikasi dengan orang lain, berarti kita sedang mengadakan kesamaan dengan orang lain.


(37)

komunikasi pada hakekatnya adalah membuat komunikan dan komunikator sama-sama sesuai (tune) untuk satu pesan.

Menurut Willbur Schramm dalam definisinya mengatakan bahwa,” Istilah

komunikasi berasal dari perkataan latin communis yang artinya common atau sama. Jadi apabila manusia mengadakan komunikasi dengan orang lain, maka ia mengoperkan (gagasan) untuk memperoleh commones atau kesamaan dengan

pihak lain itu mengenai sesuatu objek tertentu”.(Palapah & Syamsudin, 1983;2)

Sedangkan Carl I Hovland mendefinisikan komunikasi, ”sebagai suatu proses dimana seorang insan (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk mengubah tingkah laku

insan-insan lainnya (komunikate)”. (Effendy, 1986:12)

Dari dua definisi yang disampaikan para ahli dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses dimana seseorang (komunikator) menyatakan pesan yang dapat berupa gagasan untuk memperoleh “commones” dengan orang lain (komunikate) mengenai objek tertentu dimana komunikate merubah tingkah lakunya sesuai dengan yang diharapkan komunikator. Kalau diantara dua orang yang berkomunikasi itu terdapat persamaan pengertian, artinya tidak ada perbedaan terhadap pengertian tentang sesuatu maka terjadilah situasi yang

disebut “in tune”.

Dengan demikian jelaslah bahwa komunikasi memungkinkan manusia untuk mengemukakan ide-ide atau gagasan, perasaan dan sikap. Selain itu manusia dapat pula mengetahui ide-ide perasaan dan sikap individu lainnya yang akhirnya terdapat pengertian diantara individu-individu.


(38)

2.1.2 Bentuk-Bentuk Komunikasi

Di dalam bukunya Dimensi-dimensi komunikasi, Onong Uchjana Effendy menyatakan bahwa dalam pelaksanaanya, komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga bentuk, yaitu :

a. Komunikasi antar pribadi ( Diadic Communication) yaitu komunikasi antar dua orang dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi ini bisa berlangsung berhadapan muka (face to face), bisa melalui medium seperti telepon. Ciri khas komunikasi antar pribadi ini sifatnya dua arah timbal balik (two way communication).

b. Komunikasi kelompok (group communication) adalah komunikasi antar seseorang (komunikator) dengan sejumlah orang (komunikan) yang berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok.

c. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas seperti siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum.

(Effendy, 1986;48)

Ketiga macam komunikasi tersebut dapat digunakan dalam suatu kegiatan komunikasi yang lebih dulu telah disesuaikan dengan tujuan komunikasi yang akan dilakukan. Dalam hal ini menyangkut materi yang akan di sampaikan, media yang akan di gunakan dan kondisi khalayak yang dihadapi.


(39)

2.1.3 Unsur-Unsur Komunikasi

Didalam suatu proses komunikasi dibutuhkan paling sedikit tiga komponen, artinya bagian-bagian terpenting yang harus ada pada suatu kesatuan atau keseluruhan proses komunikasi. Komunikasi dapat dikatakan efektif atau berhasil apabila diantara komunikator dan komunikan terdapat satu pengertian yang sama mengenai pesan. Komponen komunikasi tidak hanya komunikator, komunikan dan pesan tetapi terdapat komponen-komponen lain yang juga penting dalam proses komunikasi yaitu:

1. Komunikator 2. Pesan 3. Media 4. Komunikan 5. Efek

(Effendy, 1986:13)

Dengan adanya unsur-unsur yang lima tersebut peneliti menguraikannya sebagai berikut:

1. Komunikator

Komunikator adalah penyebar pesan atau orang yang menyampaikan pesan kepada komunikan atau penerima pesan. menurut Susanto komunikator mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Melakukan encoding atau merumuskan ide atau gagasan ke dalam pesan yang dimengerti. Kegiatan encoding ini adalah sangat penting dan sulit pula, karena harus dapat memindahkan ide/gagasan ke benak orang lain agar terdapat kesamaan pengertian.


(40)

b. Dalam merumuskan pesan, ia juga harus memilih lambang-lambang yang menjadi titian atau kendaraan bagi ide atau pesan untuk dibawa kepada si penerima pesan,

c. Komunikatorpun perlu dengan cermat memilih sarana atau medium yang akan dipergunakan untuk menyebarkan pesannya

(Susanto,1984:186)

Komunikator dalam pandangan ini bertugas melakukan proses encoding terhadap pesan yang akan disampaikan pada komunikan dimana ini merupakan proses yang sulit karena komunikator harus memilih lambang-lambang yang sama dengan karakter komunikan, sehingga gagasan yang akan disampaikan dapat dipahami sesuai dengan yang dimaksudkan, disamping itu komunikator pun harus dapat memilih media yang tepat guna menunjang kelancaran komunikasi.

Ketika komunikator menyampaikan pesan, yang berpengaruh bukan saja apa yang ia katakan tetapi juga keadaan komunikator itu sendiri. Jalaludin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi mengatakan bahwa,” komunikator tidak dapat membatasi komunikan hanya untuk memperhatikan apa yang dikatakan komunikator saja, tetapi komunikan juga akan memperhatikan juga siapa yang mengatakan dan kadang-kadang siapa lebih penting dari pada

apa”.(Rakhmat,2001:255)

Petunjuk kesehatan dari seorang dokter, penjelasan perkembangan mode oleh seorang designer dan dakwah keagamaan dari seorang kiai akan lebih kita dengar dari pada yang dikemukakan orang lain. Menurut Aristoteles yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat menyatakan tentang karakteristik komunikator,bahwa:

Persuasi tercapai karena karakteristik personal pembicara yang ketika ia menyampaikan pembicaraanya kita menganggapnya dapat dipercaya, kita lebih penuh dan lebih cepat percaya pada orang-orang baik daripada


(41)

orang lain : ini berlaku pada masalah apa saja dan secara mutlak berlaku ketika tidak mungkin ada kepastian dan pendapat terbagi.tidak benar anggapan sementara penulis retorika bahwa kebaikan personal yang diungkapkan pembicara tidak berpengaruh apa-apa pada kekuasaan persuasinya; sebaliknya karakteristiknya hampir bisa disebut sebagai alat persuasi yang paling efektif yang dimilikinya.

(Rakhmat,2001:255)

Aristoteles menyebut karakteristik komunikator sebagai etos, menurutnya etos terdiri dari dari pikiran yang baik,akhlak yang baik dan maksud yang baik (good sense, good moral,good character). Sedangkan menurut Jalaludin Rakhmat salah satu dari dimensi etos adalah kredibilitas. Pengertian Kredibilitas menurut Rakhmat adalah :

Persepsi komunikan tentang sifat-sifat komunikator dalam hal ini terkandung dua hal (1) kredibilitas adalah persepsi komunikate jadi tidak inhern dalam diri komunikator; (2) kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator yang selanjutnya akan kita sebut sebagai komponen – komponen kredibilitas.(Rakhmat, 2001;257)

Dapat disimpulkan bahwa kredibilitas adalah tanggapan yang diberikan komunikate terhadap atau mengenai orang yang menyampaikan pesan (komunikator) dimana berkenaan dengan sifat-sifat yang ada pada diri komunikator.

Menurut Hovland dan weiss menyebutkan bahwa kredibilitas terdiri dari: Expert (keahlian) dan trustworthiness (kepercayaan), menurut jalaludin Rakhmat keahlian adalah kesan yang dibentuk komunikate tentang kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan, sedangkan kepercayaan adalah kesan komunikate tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya. Sedangkan Koheln menambahkan empat komponen lagi untuk kredibilitas, yaitu: Dinamisme,sosiabilitas, koorientasi dan karisma


(42)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa komponen kredibilitas dapat dikategorikan pada kepercayaan, keahlian, dinamisme, sosiabilitas, koorientasi serta karisma yang ada pada diri komunikator. Untuk komunikator yang memiliki keahlian dapat kita lihat dari kecerdasannya, kemampuannya dalam berkomunikasi, keahliannya atas materi yang disampaikan , pengalamannya serta keterlatihannya, sedangkan kepercayaan dapat kita nilai dari kejujurannya dalam menyampaikan pesan, bermoral serta adil. Sedangkan untuk dinamisme dapat dilihat pada keaktifannya ketika menyampaikan pesan, tegas, berani serta bersemangat dalam menyampaikan materi pesan.

Sosiabilitas adalah kesan komunikate tentang komunikator sebagai orang yang periang dan senang bergaul, kemudian koorientasi merupakan kesan komunikate tentang komunikator sebagai orang yang mewakili kelompok yang kita senangi. Sedangkan karisma digunakan untuk menunjukan suatu sifat luar biasa yang dimiliki komunikator yang menarik dan mengendalikan komunikate seperti magnet menarik benda-benda disekitarnya.

2. Pesan

Pesan adalah suatu gagasan atau ide yang telah dituangkan ke dalam lambang untuk disebarkan atau diteruskan oleh komunikator kepada komunikan. 3. Media

Media adalah alat yang digunakan untuk mengantarkan atau menyalurkan pesan kepada komunikan untuk mencapai sasaran komunikasi. Dalam penggunaan media tergantung dari tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan khalayak yang akan dituju.


(43)

4. Komunikan

Komunikan atau penerima pesan adalah merupakan orang yang meneima pesan dari komunikator atau bisa juga disebut objek dari kegiatan komunikasi. 5Efek

Bilamana komunikasi yang dilancarkan oleh komunikator telah berlangsung efektif, maka pesan yang sampai pada komunikan atau penerima pesan akan menimbulkan suatu perubahan, inilah yang disebut efek. Efek atau dampak yang ditimbulkan pada komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi : a. Efek kognitif, yaitu efek yang timbul pada komunikan yang menyebabkan

dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya dimana tujuan komunikator berkisar pada upaya mengubah prilaku dari komunikan.

b. Efek afektif, yaitu komunikator bertujuan bukan hanya sekedar komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya, menimbulkan perasaan tertentu, misalnya terharu, sedih dsb.

c. Efek behavioral, yaitu efek yang ditimbulkan pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.

Dalam kegiatan komunikasi terdapat proses yang dimulai dengan penyampian pesan atau materi oleh komunikator kemudian ditujukan kepada komunikan melalui media dimana pada akhirnya pesan tersebut menimbulkan efek tertentu


(44)

2.1.4 Fungsi Komunikasi

a. Fungsi Informasi (information function)

Komunikasi memungkinkan penyampaian informasi, petunjuk, dan pedoman yang disampaikan seseorang dalam suatu organisasi untuk menjalankan pekerjaannya.

b. Fungsi perintah dan intruksi (Comand and instructive function) Fungsi ini merupakan fungsi komunikasi antara atasan dan bawahan c. Fungsi pengaruh dan persuasi atau motivasi (influence and persuasion function)

Komunikasi dapat menumbuhkan motivasi karyawan dan dapat mempengaruhi perilaku karyawan.

d. Fungsi integrasi (Integrative function)

Komunikasi memungkinkan terciptanya kerjasama yang harmonis antara atasan-bawahan dan antara rekan kerja

e. Fungsi pengungkapan emosi (Emotional exspresion)

Komunikasi yang mengungkapkan perasaan seseorang, misalnya sedih, senang, riang, marah, dan lain sebaginya.

f. Fungsi Evaluative (Evaluation function)

Adalah komunikasi yang berfungsi untuk memberikan laporan, dari bawahan kepada atasan


(45)

2.1.5 Proses komunikasi

Sebuah komunikasi tidak terlepas dari sebuah proses. Oleh karena itu menurut Onong Uchjana, proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada oranglain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yakni secara primer dan sekunder:

1. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada oranglain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, ikal, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

Pikiran dan atau perasaan seseorang baru akan diketahui oleh dan aka nada dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan dengan menggunkan media primer tersebut, yakni lambang-lambang.

Media primer atau lambang yang paling banyak dalam komunikasi adalah bahasa, jelas karena hanya bahasalah yang mampu atau menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain.


(46)

2. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada oranglain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi adalah surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi. Pentingnya peranana media yakni media sekunder dalam proses komunikasi, disebabkan oleh efisiennya dalam mencapai komunikan. (Effendy, 2003:11-17)

2.2 Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang ditujukan kepada kelompok. Berikut ini beberapa pendapat dari para pakar mengenai komunikasi kelompok .

Menurut Onong Uchjana Effendy komunikasi kelompok (group communication) adalah, “komunikasi antar seseorang (komunikator) dengan sejumlah orang (komunikan) yang berkumpul bersama-sama dalam bentuk

kelompok”.(Effendy:1986;55)

Sedangkan menurut Michel Burgou yang dikutip oleh pratikno

mengemukakan bahwa, “komunikasi kelompok adalah interaksi tatap muka yang

terdiri dari tiga individu atau lebih dengan tujuan yang sudah diketahui sebelumnya, seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri, pemecahan masalah yang anggotanya dapat mengingat karakter pribadi anggota kelompok lainya


(47)

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi kelompok adalah komunikasi yang melibatkan tiga individu atau lebih untuk memperoleh pengertian bersama sehingga terjadi proses interaksi dengan cara berbagi informasi, pemecahan masalah di suatu tempat tertentu.

Pelaksanaan Plant Tour yang dilakukan Humas PT. DIRGANTARA INDONESIA (PERSERO) menggunakan bentuk komunikasi kelompok, karena penyampaian pesan dalam bentuk tersebut disampaikan didalam kelompok.

Mengenai kelompok kecil ini Dedi Djamaludin dalam buku Komunikasi

Persuasi menyatakan bahwa, ”Perilaku dan sikap dapat diubah melalui pertemuan singkat dalam bentuk kelompok kecil”.(Malik, 1994 ; 72)

Dalam hubungannya dengan hal tersebut Wilbur Schram yang dikutip Roekmy dalam Dasar-dasar Persuasi menyatakan bahwa, suatu hal yang paling sukar untuk berusaha mempengaruhi atau mengubah pendapat serta sikap kelompok, bahkan usaha untuk menarik perhatian mereka untuk sekedar mendengarkan argumen dari pihak lain yang bertentangan dengannya merupakan hal yang sulit , tetapi mungkin sekali berhasil dalam usaha mempengaruhi kelompok apabila kita mengadakan persuasi dengan menyampaikan pesan-pesan yang bersangkutan apalagi cara ini dapat dilakukan dengan tekun dalam waktu yang cukup lama, mungkin sekali kita akan mampu menanamkan pengaruh dan mengubah pendapat sikap dan tingkah laku.


(48)

A. Komunikasi kelompok kecil

Komunikasi kelompok kecil (small/micro group communication) adalah komunikasi yang:

- Ditujukan kepada kognisi komunikan - Prosesnya berlangsung secara dialogis

Dalam komunikasi kelompok kecil pesan yang ditujukan adalah kepada pikiran komunikan. Contoh dari komunikasi kelompok kecil adalah kuliah, ceramah, diskusi, rapat dan lain-lain. Dalam situasi komunikasi seperti itu logika berperan penting. Komunikan akan dapat melihat logis tidaknya uraian komunikator. Selain itu dalam komunikasi kelompok kecil prosesnya berlangsung secara dialogis tidak linear melainkan sirkuler. Komunikan dapat menanggapi uraian komunikator dengan cara bertanya jika tidak mengerti, dapat menyanggah bila tidak setuju dan lain sebagainya.

Robert F bales dalam bukunya “Interaction Process Analysis” mendefinisikan kelompok kecil sebagai:

Sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain daalam suatu pertemuan yang bersifat tatap muka (face to face), dimana setiap anggota mendapat kesan atau penglihatan antara satu sama lainya yang cukup kentara, sehingga dia baik pada saat timbul pertanyaan maupun sesudahnya dapat memberikan tanggapan kepada masing-masing sebagai perorangaan.(Effendy,1992;72)

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komunikasi kecil adalah jenis atau bentuk komunikasi yang sifatnya dua arah timbal balik. Dengan sifat dua arah timbal balik tersebut komunikator dapat mengetahui umpan balik secara langsung.


(49)

B. Komunikasi kelompok besar

Selain komunikasi kelompok kecil ada komunikasi kelompok besar (large/makro group communication) yaitu komunikasi yang :

- Ditujukan pada afeksi komunikan - Prosesnya berlangsung secara linear

Pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam situasi kelompok besar ditujukan kepada afeksi komunikan, yaitu kepada hatinya atau kepada perasaanya. Penyampaian komunikasi pada kelompok besar dalam hal ini bersifat heterogen identitasnya, dimana individu-individunya beraneka ragam, seperti dapat dilihat dari jenis kelamin, usia, pendidikan dan agama tetapi masih ada kesamaan sebagai ciri kelompok yaitu misalnya kesamaan ideologi, kesamaan institusi. Sedangkan pada komunikasi kelompok kecil komunikanya bersifat homogen.

2.3 Tinjauan Tentang Public Relations

Sejak bidang public relations diminati oleh banyak pihak dan munculnya berbagai permasalahan ditanah air, perlunya sedikit disepakati suatu pengertian mengenai apa itu public relations. Buku-buku mengenai public relations selalu dinilai dengan penjelasan apa itu public relations beserta definisi-definisi yang sudah ada hingga saat ini.

Definisi Public Relations menurut The Internasional Public Relations Associations oleh Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Dinamika Komunikasi adalah sebagai berikut :


(50)

“Public Relations adalah fungsi manajemen yang di jalankan secara berkembang dan berencana dengan organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berusaha memperoleh dan membina pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada sangkut pautnya atau yang mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan mereka guna mencapai kerja sama yang lebih produktif an untuk melaksanakan kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan melancarnakan informasi yang berencana dan tersebar luas.” (2002;212)

Berbagai definisi kehumasan memiliki redaksi yang saling berbeda akan tetapi prinsip dan pengertiannya sama. Sebagai acuan, salah satu definisi Humas/PR, yang diambil dari The British Institute of Public Relations, kutipan dari Buku Manajemen Public Relation & Media Komunikasi oleh Ruslan berbunyi:

1. “Public Relations activity is management of communications

between an organization and its publics”.

(Aktivitas Public Relations adalah mengelola komunikasi antara organisasi dan publiknya)

2. “Public Relations practice is deliberate, planned and sustain

effort to establish and maintain mutual understanding

between an organization and its public”.

(Praktik Public Relations adalah memikirkan, merencanakan dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya (2002:20)

Definisi Humas menurut Harlow dalam bukunya yang berjudul A Model For Public Relations, Educations for Profesional Practices yang diterbitkan oleh Internasional Publics Relations Association (IPRA) 1978 yang dikutip dari Buku Manajemen Public Relation & Media Komunikasi oleh Ruslan menyatakan bahwa definisi dari Public Relations:

“Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama, melibatkan manajemen


(51)

dalam menghadapi permasalahan atau persoalan, membantu manajemen untuk mampu menghadapi opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secra efektif, bertindak sebagai system peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama” (2003;16).

Definisi public relations menurut pakar yang mengadakan pertemuan di mexico pada bulan agustus 1987 dinamakan statement of Mexico pada tahun `1987 yang dikutip Ruslan dalam bukunya Manajemen Humas dan Media Komunikasi berbunyi:

“Praktik public relations adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial untuk menganalisa kecenderungan, memprediksi, konsekuensinya menasehati para pemimpin organisasi dan melakukan program yang terencana mengenai kegiatan yang melayani baik kepentingan organisasi maupun public atau umum”(2002;17).

Menurut Canfield dalam buku Public Relations „principles and problem yaitu:

1. Mengabdi kepada keputusan umum (it should serve the public service)

2. Menjamin komunikasi yang baik (mantain good communication)

3. Menitik beratkan pada moral dan perilaku yang baik (strees and good moral and manners(1999;42)

Menurut Bernay, dalam bukunya public relations yang dikutip Ruslan dalam bukunya Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, terdapat 3 fungsi utama Humas, yaitu:

1. Memberikan penerangan kepada masyarakat

2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung


(52)

3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan hukum atau lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya (2003;18)

Public Relations merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik organisasi yang bersifat komersil (perusahaan) atau organisasi yang non komersil. Karena humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif.

Definisi Public Relations yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan komunikasi yang diadakan oleh suatau organisasi atau perusahaan tertentu kepada khalayak internal dan eksternal perusahaan dengan maksud terjalinnya hubungan yang harmonis serta adanya saling pengertian dan kerjasama antara keduanya yang saling menguntungkan.

Tugas humas di PT Dirgantara Indonesia (Persero) yaitu merumuskan dan menyusun program pembentukan citra perusahaan, hubungan kepada masyarakat dan melaksanakan penyuluhan baik internal maupun eksternal. Humas atau Public relations merupakan suatu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, goodwill, kepercayaan, penghargaan dari public suatu badan khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Hubungan masyarakat yang disingkat humas itu, sebagai terjemahan dari Public Relations, baru dikenal di Indonesia pada dekade 1950-an, setelah kedaulatan Indonesia diakui oleh Kerajaan Belanda pada tanggal 27 Desember 1949. Pada waktu itu didasari bahwa rakyat perlu segera tahu mengenai fungsi setiap kementrian/departemen, jawatan, lembaga, badan, dan lain lain, sehingga segala sesuatunya berjalan sesuai yang diharapkan. Perlunya hal tersebut


(53)

digalakan ialah untuk menunjang kegiatan kementrian/departemen penerangan yang sudah diadakan sejak Kabinet Republik Indonesia yang pertama di bentuk, tetapi terlalu menyeluruh dan terlalu berbobot pada penerangan politik dan kebijaksanaan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Tidak mengherankan kalau kegiatan ynang dilembagakan menjadi biro, bagian, atau seksi, menyandang nama hubungan masyarakat, karena kegiatannya banyak dilakukan ke luar organisasi, yakni masyarakat. Padahal, tidak demikian dengan pengertian Public Relations yang dipraktekan di negara-negara yang sudah maju. Seorang veteran professional Hubungan Masyarakat, Dr. Rex F. Harlow mendefinisikan Hubungan Masyarakat sebagai beikut :

“Hubungan Masyarakat adalah fungsi manajemen yang khas yang

mendukung dan memelihara jalur bersama bagi komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerjasama antara organisasi dengan khalayaknya; melibatkan manajemen dalam permasalahan atau persoalan; membantu manajemen memperoleh penerangan mengenai dan tanggap terhadap opini publik; menetapkan dan menegaskan tanggungjawab manajemen dalam melayani kepentingan umum; menopang manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif dalam penerapannya sebagai sistem peringatan secara dini guna membantu mengantisipasi kecenderungan; dan menggunakan penelitian serta teknik-teknik komunikasi yang sehat

dan etis sebagai kegiatan utama” (Onong Effendy, 2002 :21)

Dari definisi diatas, dapat dijelaskan bahwa seorang humas itu :

 hubungan masyarakat itu merupakan suatu paduan khas dari pengetahuan keterampilan, dan metode


(54)

 hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen mengenai hubungan-hubungan antara dua atau lebih organisasi dan publik, baik nasional maupun internasional, yang menghasilkan jenis hubungan yang diinginkan atau dipergunakan oleh organisasi-organisasi dari khalayak tersebut

 kegiatan-kegiatan hubungan masyarakat dilaksanakan oleh para praktisi yang melayani berbagai jenis organisasi beserta publiknya, seperti perusahaan, pemerintahaan, keuangan, perburuhan, pendidikan, organisasi-organisasi ilmu pengetahuan, perdagangan dan profesi, kelompok-kelompok minat khusus, para pelanggan, para pemegang saham, para pemuka opini, kelompok-kelompok budaya, dan lain-lain

 para paktisi hubungan masyarakat, yang berupaya untuk melayani kepentingan umum, sadar akan pengaruh opini publik terhadap pengambilan keputusan, menyampaikan anjuran dan melakukan komunikasi

Menurut Edwin Emery, Philip H. Ault, dan Warren K. Agee dalam bukunya Introduction to Mass Communication yang mendefinisikan humas perusahaan sebagai berikut:

“…upaya yang berencana untuk mempengaruhi dan membina opini

yang menyenangkan melalui penampilan yang dapat diterima, dilakukan secara jujur, dan dengan kepercayaan melalui dua jalur

komunikasi. Ia seharusnya merupakan fungsi “manajemen” ; yakni upaya yang berencana itu harus didasarkan pada pernyataan kebijaksanaan yang mapan dan yang disetujui, yang mencerminkan prinsip-prinsip dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, organisasi, atau kelompok. Dalam aspek ini, humas adalah operasionalisasi, konsep atau filsafat bisnis dari manajemen” (Onong Effendy, 2002 : 41)


(55)

Dari rumusan definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa fungsi humas adalah upaya mempengaruhi opini publik dengan komunikasi dua arah timbal balik. Yang dioperasikannya adalah konsep atau filsafat bisnis dari manajemen.

Public Relations (PR) pada hakekatnya adalah kegiatan komunikasi, kendati agak lain dengan kegiatan komunikasi lainnya, karena ciri hakiki dari PR adalah two way communications (komunikasi dua arah/timbal balik). (Rachmadi,1994 : 7)

Rachmadi menyebutkan PR adalah salah satu bidang ilmu komunikasi praktis, yaitu penerapan ilmu komunikasi pada suatu organisasi/perusahaan dalam melaksanakan fungsi manajemen.

Public Relations (PR) menurut Jefkins (2003) adalah suatu bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. PR menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan (management by objectives). Dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil atau tingkat kemajuan yang telah dicapai harus bisa diukur secara jelas, mengingat PR merupakan kegiatan yang nyata. Kenyataan ini dengan jelas menyangkal anggapan keliru yang mengatakan bahwa PR merupakan kegiatan yang astrak. Sedangkan British Institite Public Relations mendefinisikan PR adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik


(56)

(good-will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.

Pertemuan asosiasi-asosiasi PR seluruh dunia di Mexico City pada bulan

agustus 1978, menghasilkan pernyataan mengenai PR sebagai berikut: “Praktik

PR adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensinya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan kepentingan khalayaknya.

Definisi tersebut mencakup aspek-aspek PR dengan aspek-aspek ilmu sosial dari suatu organisasi, yakni tanggungjawab organisasi atas kepentingan publik atau kepentingan masyarakat luas. Setiap organisasi dinilai berdasarkan sepak terjangnya. Jelas bahwa PR berkaitan dengan niat baik (goodwill) dan nama baik atau reputasi (Jefkins, 2003).

Soemirat dan Ardianto (2004) mengklasifikasikan publik dalam PR menjadi beberapa kategori yaitu:

A. Publik internal dan publik eksternal.

Internal publik yaitu publik yang berada di dalam organisasi/ perusahaan seperti supervisor, karyawan pelaksana, manajer, pemegang saham dan direksi perusahaan. Eksternal publik secara organik tidak berkaitan langsung dengan perusahaan seperti pers, pemerintah, pendidik/dosen, pelanggan, komunitas dan pemasok.


(57)

B. Publik primer, sekunder, dan marginal.

Publik primer bisa sangat membantu atau merintangi upaya suatu perusahaan. Publik sekunder adalah publik yang kurang begitu penting dan publik marginal adalah publik yang tidak begitu penting. Contoh, anggota Federal Reserve Board of Governor (dewan gubernur cadangan federal) yang ikut mengatur masalah perbankan, menjadi publik primer untuk sebuah bank yang menunggu rotasi secara teratur, di mana anggita legislatif dan masyarakat menjadi publik sekundernya.

C. Publik tradisional dan publik masa depan.

Karyawan dan pelanggan adalah publik tradisional, mahasiswa/pelajar, peneliti, konsumen potensial, dosen, dan pejabat pemerintah (madya) adalah publik masa depan.

D. Proponent, opponent, dan uncommitted.

Di antara publik terdapat kelompok yang menentang perusahaan (opponents), yang memihak (proponents) dan ada yang tidak peduli (uncommitted). Perusahaan perlu mengenal publik yang berbeda-beda ini agar dapat dengan jernih melihat permasalahan. (Seitel, 1994:13-14)

E. Silent majority dan vocal minority.

Dilihat dari aktivitas publik dalam mengajukan complaint (keluhan) atau mendukung perusahaan, dapat dibedakan antara yang vokal (aktif) dan yang silent (pasif). Publik penulis di surat kabar umumnya adalah the vocal minority, yaitu aktif menyuarakan pendapatnya, namun jumlahnya tak banyak. Sedangkan


(1)

137

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung : Rosdakarya

Soleh Soemirat, dan Ardianto. 2002. Dasar-dasar Public Relations. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Umar. Husein.2002. Metode riset komunikasi organisasi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Silalahi, Ulber. 2006. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press

Vardiansyah, Dani. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor. Ghalia Indonesia

Sumber Lain :

Arsip PT. Dirgantara Indonesia (persero) Tahun 2010 & 2011

Febriyani, Erina. 2007. Strategi Public Relations PT. Surya Putra Sarana Dalam Memberikan Kepuasan Pelanggan Pada Program Follow Of Letter. UNIKOM,Bandung.

Gozali,Rahmat.2010.DAYA TARIK PROGRAM PENGENALAN KERETA API OLEH HUMAS PT. KERETA API (PERSERO) DAOP 2 BANDUNG TERHADAP CITRA PERUSAHAAN DIKALANGAN PESERTA KEGIATAN. Universitas Komputer Indonesia,Bandung.

Inayah, Rina. 2007. Efektivitas Penerimaan Kunjungan Industri Oleh Humas PT.PINDAD (Persero) Terhadap Pembentukan Citra Perusahaan. UNIKOM,Bandung.


(2)

138

Nursanty,Fanti.2008.PENGARUH KEGIATAN SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP CITRA PERUSAHAAN PT. ERA VISUAL DI KALANGAN MASYARAKAT BANDUNG. Universitas Komputer Indonesia.Bandung.

Internet Searching :

http://dadangsmukti.multiply.com/journal/item/3 Selasa, 4 April 2011, 20.05 WIB http://id.wikipedia.org/wiki/Citra_perusahaan Jumat, 2 April 2011 : 20.55 WIB

http://id.shvoong.com/business-management/marketing/1947935-mengungkap-pentingnya-citra-perusahaan-corporate/ Sabtu, 3 April 2011 : 12.00 WIB

http://ruangdosen.wordpress.com/2009/01/15/peran-pr-dalam-membangun-citra-perusahaan-melalui-program-csr/ Jumat, 2 April 2011 : 20.55 WIB

http://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/04/pengertian-protokol.html Selasa, 1 April 2011, 20.05 WIB

http://www.prowebpro.com/articles/website_dan_citra_perusahaan.php Selasa, 6 April 2011, 20.05 WIB


(3)

172

CURICULLUM VITAE

I. Identitas Diri

Nama Lengkap : Yudi Satria Purana

Nama Kecil : Yudi

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung,19 Oktober 1989

Umur : 21 Tahun

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Single

Hobbi : Membaca,menulis,dan menonton film.

Alamat : Jalan Palem F Nomor 2,Komplek Perumahan Taman Bukit Lagadar,Kecamatan Marga Asih.

Nomor Telepon : 022-6670762 (Rumah) / 085720037787 (HP)

e-mail : yudi.satriap@yahoo.com

facebook : www.facebook.com/satriapurana


(4)

II. Riwayat Pendidikan Formal

Nomor Tahun Uraian Keterangan

1 2007-Sekarang Program Studi Ilmu

Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer.

Lulus

2 2004-2007 Sekolah Menengah Atas Negeri

13 Bandung

Lulus

3 2001-2004 Sekolah Menengah Pertama

Negeri 6 Bandung

Lulus

4 1995-2001 Sekolah Dasar Angkasa 2

Bandung

Lulus

5 1994-1995 Taman Kanak-Kanak

Al-Muawanah


(5)

174

III. Riwayat Pelatihan/Seminar/Workshop yang Pernah Di Ikuti Nomor Tahun

Pelaksanaan

Uraian Jabatan

1 2011 Technology Information National Seminar “Trend Cyberpreneurship 2011”

Peserta bersertifikat

2 2010 Seminar Budaya Preneurship

“Mengangkat Budaya Bangsa Melalui

Jiwa Entrepreneurship”

Peserta bersertifikat

3 2010 Seminar Fotografi, Lomba Foto, dan Apresiasi Seni

Panitia bersertifikat 4 2010 Networking Your Future with Perhumas

Muda & Billy Boen

Peserta bersertifikat 5 2009 Kuliah Umum Kebudayaan Film & Sensor

Film

Panitia bersertifikat 6 2009 Pelatihan Kepemimpinan “Who’s the next

leader”

Peserta bersertifikat 7 2008 A Workshop on Modern Strategic Public

Relations

Peserta bersertifikat

8 2008 Mentoring Agama Islam Peserta

bersertifikat 9 2008 Pelatihan Personal Development & Brain

Management

Peserta bersertifikat 10 2008 Pelatihan Master of Ceremony Peserta

bersertifikat 11 2008 Table Manner Course di Jayakarta Hotel Peserta


(6)

IV. Pengalaman Organisasi

1. Anggota Divisi V tentang Bidang Kepemimpinan dan Keorganisasian OSIS Angkatan XXVII SMAN 13 BANDUNG

2. Bendahara 1 OSIS Angkatan XXVIII SMAN 13 BANDUNG 3. Wakil Bendahara HIMA IK & PR Angkatan 08-09 UNIKOM

4. Ketua Divisi Pengabdian Masyarakat HIMA Angkatan 09-10 UNIKOM 5. Pendiri dan Koordinator Utama KBK3 HIMA IK & PR UNIKOM

6. Koordinator Fashion Show dan Model dalam Acara SEMINAR FOTOGRAFI, LOMBA FOTO, DAN APRESIASI SENI “SEMIOTIKA LENSA” di UNIKOM

7. Koordinator Mahasiswa dalam Acara Bakti Sosial FISIP UNIKOM Tahun 2010

8. Protokoler UNIKOM dalam Acara Penjemputan Mahasiswa UNIKOM Peraih Juara Robot Internasional Tahun 2010

9. Praktek Kerja Lapangan di PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Bandung Tahun 2010

V. Prestasi

1. Meraih IPK 3,7 selama kuliah di UNIKOM dari semester 1 sampai 7.

2. Meraih NEM tertinggi se kelas IPS di SMAN 13 BANDUNG saat Ujian Akhir Negara yang diselenggarakan tahun 2007.

3. Masuk 150 besar perwakilan SMAN 13 BANDUNG ajang pemilihan pelajar paling bersinar yang diadakan majalah GREY.

4. Juara Harapan dua dalam ajang Mojang Jajaka yang diselenggarakan oleh SMPN 6 BANDUNG.